Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN RESIKO DAN INVESTASI

TINGKAT PENGEMBALIAN RESIKO

Dosen Pengampu : Made Ayu Desy Geriadi, SMB., MM

Oleh VB1 Sore Kelompok 6:

1. I Made Yogi Darmawan (20212140011)


2. I Nyoman Yudiawan (20212140013)
3. Kadek Agus Yogananda (20212140024)
4. Ni Made Diah Mahayanti (20212140037)
5. Ni Putu Wina Dewi (20212140038)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NGURAH RAI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugerah dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tingkat Pengembalian
Resiko” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Komunikasi dan Negosiasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang prinsip keuangan berkelanjutan bagi pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Made Ayu Desy Geriadi, SMB., MM,
selaku dosen mata kuliah Manajemen Resiko dan Investasi yang telah memberikan tugas ini,
sehingga penulis dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Gianyar, 25 Oktober 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengembalian dan Risiko Portofolio................................................................................4


2.2 Perangkat Efisien untuk Dua Asset..................................................................................5
2.3 Kombinasi Dua Sekuritas yang Berisiko.........................................................................7
2.4 Analisis Pemilihan Portofolio dan Capital Asset Pricing Model ( CAPM )....................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketika melakukan investasi, investor pasti akan mengharapkan pengembalian
sebesar-besarnya. Namun tingkat pengembalian ini tidak lepas dari risiko yang melekat,
sehingga pertimbangan risiko sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Investasi yang
memiliki tingkat pengembalian tinggi biasanya juga memberikan risiko yang tinggi pula,
hal ini sesuai dengan “high risk high return”. Agar tingkat pengembalian yang diperoleh
adalah tingkat pengembalian yang maksimal, investor perlu memperhatikan dan
mengestimasi semua faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengembalian dari
investasinya (Homsud et al., 2009). Teori harga aset standar menunjukkan hubungan
langsung antara pengembalian dan risiko yang diharapkan. Tingkat pengembalian
investasi dibobot oleh risiko yang dirasakan dalam melakukan investasi semacam itu. Ini
menyiratkan hubungan langsung antara risiko pasar dan pengembalian dengan alasan
bahwa investor yang menghindari risiko membutuhkan kompensasi tambahan untuk
mengasumsikan risiko ekstra.
Dengan demikian, tidak ambigu bahwa hubungan risk-return adalah konsep
fundamental dalam pengambilan keputusan investasi dan diterima sebagai landasan
model harga aset ekspektasi rasional. Salah satu model yang menjelaskan hubungan
antara tingkat pengembalian dan risiko ini adalah Capital 2 Asset Pricing Model
(CAPM). Model ini merupakan model pertama mengenai teori penentuan harga aktiva.
Model ini menjelaskan hubungan antara risiko yang diharapkan dari portofolio investasi
dan pengembalian yang dapat diharapkan investor dari itu. Model ini didasarkan pada
teori bahwa investor akan menuntut premi untuk pengambilan risiko yang meningkat.
Oleh karena itu, pengembalian yang diharapkan dari aset sama dengan
pengembalian yang berasal dari sekutitas bebas risiko (seperti obligasi pemerintah)
ditambah premi untuk risiko tambahan. Meskipun model memiliki keterbatasan, terutama
dalam menilai kemungkinan volatilitas sekuritas individu, model ini masih banyak
digunakan sebagai alat dalam mengelola portofolio investasi (Gibson, 2003).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pengembalian dan risiko portofolio?
2. Apa itu perangkat efisien untuk dua asset?
3. Bagaimana kombinasi dua sekuritas yang berisiko?
4. Bagaimana analisis pemilihan portofolio dan Capital Asset Pricing Model ( CAPM )?
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengembalian dan risiko portofolio
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui efisien untuk dua asset
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui kombinasi dua sekuritas yang berisiko.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui analisis pemilihan portofolio dan Capital Asset
Pricing Model ( CAPM )

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengembalian dan Risiko Portofolio


A. Pengembalian ( Return )
Return merupakan salah satu factor yang memotivasi investor berinvestasi dan
juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi
yang dilakukannya.Return menurut Jogiyanto(2003; 109) dapat dibedakan menjadi 2
yaitu:
1. Return Realisasi (Realized Return)
Merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini
juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa
mendatang.
2. Return Ekspektasi (Expected Return)
Merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan
investasi. Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return
ekspektasi merupakan return yang diharapkan dari investasi yang dilakukan.

Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan
capital gain/loss (Tandellin, 2010:102). Yield merupakan return yang mencerminkan
aliran kas yang diperoleh secara periodic dari suatu investasi. Jika kita berinvestasi
pada sebuah obligasi misalnya, maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi.
Demikian pula halnya jika kita membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya
dividen yang kita peroleh. Sedangkan capital gain (loss) merupakan kenaikan
(penurunan) harga suatu surat berharga, yang bisa memberikan keuntungan
(kerugian) bagi investor.
Dari kedua sumber return diatas, maka kita bisa menghitung return total. Perlu
diketahui bahwa yield hanya akan berupa angka nol (0) dan postif (+), sedangkan
capital gain (loss) bisa berupa angka minus (-), nol (0) dan positif (+)

3
secara matematis return total suatu investasi bisa dituliskan:
Return total = yield + capital gain (loss)
Contoh perhitungan Return
 Informasi mengenai return lebih sering dinyatakan dalam persentase daripada dalam
unit mata uang rupiah.
Contoh:
Kasus 2
Penjelasan
(Rp)
Harga penutupan per lembar saham, 1 Januari 2022 1.000
Dividen selama 2022 50
Harga penutupan per lembar saham, 31 Desember 2022 900

Perhitungan
 Menghitung dividend yield

Dividend yield = D1
PX-1
= Rp50 / Rp1.000 = 0,05 = 5%

 Menghitung capital gain (loss):


Capital gains (loss) = (Px – Px-1)/ Px-1
= (Rp 900 – Rp1.000)/ Rp 1.000
=( - 10%)

 Menghitung total return

Total Return = total yield + capital gain (loss)


= 5% - 10% = -5%

B. Risiko
Risiko adalah kemungkinan adanya sesuatu yang tidak menguntungkan akan
terjadi di masa mendatang.Risiko juga merupakan kemungkinan perbedaan antara

4
return yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan
perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut.
Untuk menggambarkan lebih lanjut mengenai keadaan resiko yang timbul dalam
financial assets, berikut akan diberikan suatu ilustrasi seperti dibawah ini:
1. Umpamakan seorang investor membeli short-term government bond (surat
berharga pemerintah jangka pendek) seharga Rp. 100.000.000,- dengan tingkat
bunga/coupon rate sebesar 15,5% setahun dan jangka waktunya 5 tahun. Dalam
contoh kasus ini, pendapatan yang akan diperoleh oleh investor dari short-term
bond tersebut dapat diperkirakan dengan pasti, dan investor semacam ini bisa
digolongkan dalam apa yang disebut risk-free.
2. Andaikata uang sebesar Rp. 100.000.000,- tersebut diinvestasikan dalam bentuk
saham dari suatu perusahaan, maka hasil dari investasi ini tidak bisa diramalkan
dengan pasti. Karena rate of returnakan bervariasi dan sangat besar
kemungkinannyauntuk memperoleh kerugian. Maka saham bisa dikatakan secara
relatif mengandung risiko yang lebih tinggi.

Dengan demikian pengertian risk dari kedua ilustrasi tersebut diatas, akan
mempunyai dampak yang berbeda bagi investor apabila mereka dihadapkan pada
situasi pengambilan keputusan di bidang investasi. Maka didalam rangka proses
pengambilan keputusan, sebaiknya kita buat banyak kemungkinan-kemungkinan
alternatif yang akan kita pilih. Hal ini dimaksudkan agar kita dapat memilih alternatif
yang paling menguntungkan.

2.2 Perangkat Efisien untuk Dua Asset


Untuk mengelola dua aset atau lebih secara efisien dalam konteks ini, dapat
menggunakan berbagai perangkat, strategi, dan alat yang tersedia. Di bawah ini, beberapa
perangkat yang dapat membantu mengelola dua aset dalam manajemen investasi dan
risiko:
1. Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi adalah prinsip dasar dalam manajemen risiko. Ini melibatkan
investasi dalam dua atau lebih aset yang berbeda untuk mengurangi risiko portofolio.
Dengan memiliki aset yang berkorelasi rendah atau negatif, dapat mengurangi risiko

5
sistematis. Sebagai contoh, investor dapat mengkombinasikan saham dan obligasi
dalam portofolio.
2. Model Portofolio Modern
Teori Portofolio Modern yang dikembangkan oleh Harry Markowitz menyediakan
dasar untuk memahami hubungan antara imbal hasil dan risiko. Dapat menggunakan
model ini untuk membangun portofolio yang efisien dengan aset yang berbeda.
Model ini membantu menemukan alokasi optimal antara dua atau lebih aset untuk
mencapai tingkat risiko yang diinginkan.
3. Analisis Beta
Beta adalah ukuran sensitivitas suatu aset terhadap perubahan pasar secara
keseluruhan. Dengan mengukur beta aset-aset, dapat memahami bagaimana
pergerakan harga aset-aset tersebut berkorelasi dengan pasar secara keseluruhan. Ini
membantu untuk mengelola eksposur risiko sistematis dalam portofolio.
4. Manajemen Risiko Berdasarkan Nilai-at-Risk (VaR)
VaR adalah metode untuk mengukur risiko dalam portofolio. Ini membantu untuk
memahami berapa besar kerugian maksimum yang mungkin dalam tingkat
kepercayaan tertentu. Dengan mengintegrasikan VaR dalam pengelolaan portofolio,
Anda dapat mengontrol risiko secara lebih efisien.
5. Kombinasi Aset Korporat
Dalam investasi, Anda dapat memadukan aset-aset yang memiliki karakteristik
berbeda, seperti saham individu, reksa dana, obligasi, properti, dan lainnya.
Menggabungkan aset-aset ini dengan cermat dapat membantu untuk mencapai tujuan
investasi Anda sambil mengelola risiko.
6. Reksa Dana
Reksa dana adalah kendaraan investasi yang menggabungkan dana dari banyak
investor untuk menginvestasikan portofolio aset yang dikelola secara profesional.
7. Perangkat Lunak Manajemen Portofolio
Terdapat berbagai perangkat lunak manajemen portofolio yang dapat membantu
untuk melacak, menganalisis, dan mengoptimalkan portofolio. Beberapa di antaranya
menawarkan fitur analisis risiko yang kuat untuk membantu mengelola portofolio.

6
8. Pemahaman Fundamental
Untuk mengelola dua aset atau lebih, penting untuk memahami fundamental aset-
aset tersebut. Analisis fundamental dapat membantu unutk membuat keputusan
investasi yang lebih baik.

2.3 Kombinasi Dua Sekuritas yang Berisiko


A. Kombinasi 2 Sekuritas Berisiko, Tanpa Short Sales
Short sales berarti menjual saham yang tidak dimiliki. Dengan short sales orang
dapat melakukan investasi lebih besar dari modal yang mereka miliki dengan
melakukan peminjaman saham terlebih dahulu. Kalau short sales tidak
diperkenankan, berarti investor hanya dapat menginvestasikan dana maksimum
sebesar 100 % pada suatu sekuritas, dan minimum 0 %.
Kalalu short sales diijinkan, proporsi dana yang diinvestasikan pada suatu
sekuritas bisa lebih besar dari 100 % dan lebih kecil dari 0% (dalam artian negatif).
Apabila short sales tidak diperkenankan, pada portofolio dengan dua sekuritas, dana
yang diinvestasikan pada A dan B akan sebesar 100 %., dan proporsi dana yang
diinvestasikan pada masing-masing sekuritas tidak akan lebih kecil dari 0. Berbeda
dengan apabila short sales diperbolehkan, maka dana yang diinvestasikan pada A dan
B bisa lebih besar dari 100 %, dan proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-
masing sekuritas yang dipilih sebagai short sales akan negatif.
Contoh kombinasi dua sekuritas berisiko tanpa short sales mungkin melibatkan:
1. Portofolio Saham dan Obligas
Anda dapat membeli saham dari beberapa perusahaan yang Anda percayai
memiliki potensi pertumbuhan, serta obligasi dari pemerintah atau perusahaan
yang stabil. Kombinasi ini akan memberikan keseimbangan antara potensi
pengembalian yang lebih tinggi dari saham dan stabilitas yang lebih besar dari
obligasi.
2. Portofolio Saham Perusahaan Teknologi dan Energi
Anda dapat memilih saham perusahaan teknologi yang cenderung lebih
berisiko dan berpotensi memberikan pengembalian tinggi, dan

7
menggabungkannya dengan saham perusahaan energi yang mungkin lebih stabil.
Ini adalah contoh diversifikasi sektorial dalam portofolio Anda.
3. Portofolio Saham Nasional dan Internasional
Anda dapat memiliki saham dari perusahaan dalam negeri dan saham dari
perusahaan internasional. Ini dapat membantu melindungi portofolio Anda dari
risiko terkait dengan ekonomi domestik atau peristiwa geopolitik tertentu.

B. Kombinasi 2 sekuritas berisiko, diperbolehkan short sales


Ada beberapa bursa yang memperbolehkan investor melakukan short sales.
Apabila investor diperbolehkan melakukan short sales, maka dimungkinkan investor
dapat memiliki menginvestasikan proporsi dananya secara negatif pada saham yang
dilakukan short sales. Hal ini dapat terjadi karena investor dapat meminjam saham
kepada orang lain dengan pertimbangan bahwa harga saham pada suatu ketiga akan
turun sehingga akan memperoleh keuntungan dengan menjual sekarang.
Dengan demikian investor melakukan short sales apabila tingkat keuntungan yang
diharapkan dimasa datang adalah negatif. Investor masih mungkin melakukan short
sales untuk saham yang memberikan tingkat keuntungan positif dengan harapan
bahwa arus kas yang diterima dapat dipergunakan untuk membeli saham yang
diperkirakan akan memberikan return lebih besar daripada saham yang di short sales.
Berikut beberapa contoh kombinasi dua sekuritas berisiko dengan short sales:
1. Long-Short Equity Strategy
Dalam strategi ini, Anda memilih saham yang diyakini akan naik nilainya
(long) dan juga menjual saham yang diyakini akan turun nilainya (short).
Tujuannya adalah untuk memanfaatkan pergerakan harga saham, baik naik
maupun turun. Namun, strategi ini memerlukan analisis yang cermat dan
pengelolaan risiko yang baik.
2. Pairs Trading
Dalam strategi ini, Anda memilih dua sekuritas yang terkait erat, seperti
dua saham dari sektor yang sama. Anda akan membeli salah satu (long) dan
menjual yang lain (short). Tujuannya adalah mendapatkan keuntungan dari
perbedaan harga antara kedua sekuritas tersebut.

8
3. Hedging
Anda dapat menggunakan short sales untuk melindungi portofolio Anda
dari risiko penurunan harga. Misalnya, jika Anda memiliki saham dalam sektor
tertentu yang dianggap berisiko, Anda dapat menjual short saham dari sektor
tersebut untuk melindungi nilai portofolio Anda jika harga saham dalam sektor
tersebut turun.

2.4 Analisis Pemilihan Portofolio dan Capital Asset Pricing Model ( CAPM )
A. Analisis Pemilihan Portofolio
Analisis pemilihan portofolio adalah proses evaluasi dan pemilihan berbagai
investasi untuk menciptakan portofolio yang sesuai dengan tujuan investasi dan
toleransi risiko tertentu. Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk mencapai
keseimbangan antara pengembalian yang diharapkan dan risiko yang diambil.
Beberapa langkah umum dalam analisis pemilihan portofolio meliputi:
1. Penetapan Tujuan
Menetapkan tujuan investasi yang jelas dan spesifik, seperti pertumbuhan
modal, pendapatan pasif, atau tujuan keuangan jangka panjang lainnya.
2. Penilaian Toleransi Risiko
Menentukan sejauh mana Anda siap menerima risiko dalam portofolio
Anda berdasarkan preferensi pribadi, horizon waktu investasi, dan kondisi pasar.
3. Diversifikasi
Membangun portofolio yang terdiversifikasi dengan berbagai aset yang
memiliki korelasi yang rendah antara satu sama lain. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi risiko spesifik yang terkait dengan satu aset atau sektor tertentu.
4. Evaluasi Kinerja Historis
Melakukan analisis kinerja historis dari berbagai kelas aset dan menilai
bagaimana aset-aset tersebut dapat berkinerja di masa depan berdasarkan data
historis.
5. Manajemen Risiko

9
Mengembangkan strategi manajemen risiko yang sesuai, seperti
penggunaan opsi atau futures untuk melindungi portofolio dari fluktuasi harga
yang tidak diinginkan.
B. Capital Asset Pricing Model
Capital Asset Pricing Model (CAPM) diperkenalkan oleh Sharpe, Lintner, dan
Mossin pada pertengahan 1960an. CAPM merupakan model yang menghubungkan
tingkat return yang diharapkan dari suatu aset beresiko dengan risiko dari aset tersebut
pada kondisi pasar yang seimbang. Teori CAPM dikembangkan berdasarkan teori
portofolio yang dikemukanan oleh Markowitz. Model CAPM memiliki beberapa asumsi
yang digunakan untuk menyederhanakan realitas yang ada, yaitu:
1. Tidak ada biaya transaksi. Dengan asumsi ini pemodal tidak perlu mengeluarkan
biaya pada saat mereka melakukan transaksi baik menjual ataupun membeli
saham.
2. Investasi sepenuhnya bisa dipecah-pecah (fully divisible.). Dalam hal ini,
pemodal memiliki keleluasaan untuk menentukan besaran nilai investasi yang
akan dilakukan.
3. Tidak ada pajak penghasilan bagi pemodal. Dengan demikian, pemodal akan
merasa indifferent (sama saja) antara memperoleh dividen ataukah capital gains.
4. Pemodal tidak bisa memengaruhi harga saham dengan cara menjual/ membeli
saham. Semua adalah price taker, bukan price maker.
5. Pemodal semata-mata bertindak atas pertimbangan expected value dan risiko.
Pemodal dalam mengambil keputusan investasi perpedoman pada kerangka acuan
untuk mengoptimalkan hubungan antara return dan risiko dalam berinvestasi
6. Pemodal bisa melakukan short sales
7. Terdapat riskless lending dan borrowing rate sehingga pemodal bisa meminjam
dan menyimpan dengan tingkat bunga yang sama.
8. Pemodal memiliki pengharapan yang homogen. Dengan asumsi ini, semua
investor memilik pemahaman yang sama terhadap expected return, deviasi
standar, dan koefisien korelasi antar tingkat keuntungan.
9. Semua aktiva bisa diperjualbelikan.

10
Jika asumsi tersebut dipenuhi, maka kondisi pasar dalam keadaan ekuilibrium.
Dalam kondisi pasar yang seimbang, investor tidak akan dapat memperoleh return
abnormal (return ekstra) dari tingkat harga yang terbentuk, termasuk bagi investor
spekulatif. Kondisi ini akan mendorong semua investor untuk memilih portofolio pasar
yang terdiri dari semua aset berisiko yang ada.
Portofolio pasar tersebut akan berada pada garis permukaan yang efisien (efficient
frontier) dan sekaligus merupakan portofolio yang optimal. Berdasarkan model CAPM,
portofolio pasar seharusnya meliputi semua aset berisiko yang ada, baik itu aset finansial
(obligasi, opsi, future, dan sebagainya) maupun aset riil (tanah, emas).Tetapi dalam
kenyataannya, hal itu sulit untuk dilakukan karena jumlahnya banyak sekali dan tidak
mungkin diamati satu persatu. Untuk itu perlu adanya suatu proksi (perwakilan)
portofolio pasar yang dapat diwakili oleh portofolio yang terdiri dari semua sahma yang
ada di pasar. Proksi ini diwakili dengan indeks pasar (misal IHSG, LQ 45). Pada
kenyataannya, indeks pasar ini yang selanjutnya digunakan sebagai portofolio pasar.
Portofolio tersebut merupakan portofolio yang terdiri dari aset berisiko dan risiko
portofolio pasar diukur dengan menggunakan standar deviasi pasar.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Return merupakan salah satu factor yang memotivasi investor berinvestasi dan
juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi
yang dilakukannya.Return menurut Jogiyanto(2003; 109) dapat dibedakan menjadi 2
yaitu:

Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan
capital gain/loss (Tandellin, 2010:102). Yield merupakan return yang mencerminkan
aliran kas yang diperoleh secara periodic dari suatu investasi. Jika kita berinvestasi
pada sebuah obligasi misalnya, maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi.
Demikian pula halnya jika kita membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya
dividen yang kita peroleh. Sedangkan capital gain (loss) merupakan kenaikan
(penurunan) harga suatu surat berharga, yang bisa memberikan keuntungan
(kerugian) bagi investor. Risiko adalah kemungkinan adanya sesuatu yang tidak
menguntungkan akan terjadi di masa mendatang.Risiko juga merupakan
kemungkinan perbedaan antara return yang diterima dengan return yang diharapkan.
Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi
tersebut.
Untuk mengelola dua aset atau lebih secara efisien dalam konteks ini, dapat
menggunakan berbagai perangkat, strategi, dan alat yang tersedia. Di bawah ini,
beberapa perangkat yang dapat membantu mengelola dua aset dalam manajemen
investasi dan risiko:
1. Diversifikasi Portofolio
2. Model Portofolio Modern
3. Analisis Beta
4. Manajemen Risiko Berdasarkan Nilai-at-Risk (VaR)
5. Kombinasi Aset Korporat
6. Reksa Dana
7. Perangkat Lunak Manajemen Portofolio

12
8. Pemahaman Fundamental
Short sales berarti menjual saham yang tidak dimiliki. Dengan short sales orang dapat
melakukan investasi lebih besar dari modal yang mereka miliki dengan melakukan
peminjaman saham terlebih dahulu. Kalau short sales tidak diperkenankan, berarti
investor hanya dapat menginvestasikan dana maksimum sebesar 100 % pada suatu
sekuritas, dan minimum 0 %.
Contoh kombinasi dua sekuritas berisiko tanpa short sales mungkin melibatkan:
1. Portofolio Saham dan Obligas
2. Portofolio Saham Perusahaan Teknologi dan Energi
3. Portofolio Saham Nasional dan Internasional
Ada beberapa bursa yang memperbolehkan investor melakukan short sales. Apabila
investor diperbolehkan melakukan short sales, maka dimungkinkan investor dapat
memiliki menginvestasikan proporsi dananya secara negatif pada saham yang
dilakukan short sales
Berikut beberapa contoh kombinasi dua sekuritas berisiko dengan short sales:
1. Long-Short Equity Strategy
2. Pairs Trading
3. Hedging
Analisis pemilihan portofolio adalah proses evaluasi dan pemilihan berbagai
investasi untuk menciptakan portofolio yang sesuai dengan tujuan investasi dan
toleransi risiko tertentu. Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk mencapai
keseimbangan antara pengembalian yang diharapkan dan risiko yang diambil.
Beberapa langkah umum dalam analisis pemilihan portofolio meliputi:
1. Penetapan Tujuan
2. Penilaian Toleransi Risiko
3. Diversifikasi
4. Evaluasi Kinerja Historis
5. Manajemen Risiko
Capital Asset Pricing Model (CAPM) diperkenalkan oleh Sharpe, Lintner, dan
Mossin pada pertengahan 1960an. CAPM merupakan model yang menghubungkan

13
tingkat return yang diharapkan dari suatu aset beresiko dengan risiko dari aset tersebut
pada kondisi pasar yang seimbang.
DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, & Lukas Setia. (2003). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Hariyanto, Farid, & Siswanto Sudomo. (1998). Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar
Modal Indonesia. Jakarta: PT Bursa Efek Jakarta.
Hartono. (2005). Pasar Efisiensi Secara Keputusan . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama .
Husnan, S. (1998). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN Yogyakarta.
Husnan, S., & Enny, P. (2001). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN Yogyakarta.
Tandelilin, E. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai