Anda di halaman 1dari 13

INFORMASI PASAR DALAM ANALISIS KEUANGAN

MAKALAH

Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ”Analisa Laporan Keuangan”

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Nurlia Subadra
Indah Puspita Sari
Tika Permanita
Irma Novita Sari
Diza Rayanda

Dosen Pembimbing :
MIKE MAYASARI SE.,M.AK.

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktu
nya. Tak lupa sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat, semoga selalu senantiasa menjadi tuntunan kami semua.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisa
Laporan Keuangan yang diampu oleh ibu MIKE MAYASARI SE.,M.AK. dengan judul
“Informasi Pasar dalam Analisis Keuangan”.

Kami menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami menerima kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan para pembacanya
yang senantiasa tidak pernah putus dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menambah
wawasan.

Kerinci, 14 Mei 2023

Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Informasi Pasar


2.2 Risk (Risiko) dan Return (Pengembalian)
2.3 Risk dan Return dalam Konteks Portofolio
2.4 Model Indeks Tunggal dan CAPM
2.5 Efisiensi Pasar

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu Informasi Pasar?
b. Apa itu Risk (Risiko) dan Return (Pengembalian)?
c. Bagaimana Risk dan Return dalam Konteks Portofolio?
d. Bagaimana Model Indeks Tunggal dan CAPM?
e. Apa Itu Efisiensi Pasar?

1.3 Tujuan

Untuk Mengetahui Apa Saja Materi Yang Ada Didalam Informasi Pasar Dalam Analisis
Keuangan
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Informasi Pasar
Informasi adalah data hal-hal, kejadian, transaksi di perekonomian pasar yang
sudah di kelompokan dan memiliki nilai dan makna bagi perusahan untuk dapat
melakukan bisnis. Informasi juga adalah salah satu dari faktor produksi dalam suatu
perusahaan. Untuk sebuah bisnis, pasar adalah seluruh masyarakat yang ada di sebuah
wilayah geografis tertentu yang membutuhkan barang atau jasa serta bersedia dan mampu
membelinya. Setiap bisnis menjual beberapa jenis barang atau jasa untuk masyarakat.
Informasi pasar (dalam hal ini pasar keuangan) adalah informasi yang berasal dari
pasar yang bisa digunakan untuk analisis keuangan. Dalam pasar keuangan yang efisien
(informasi tersebar cepat), pasar mencerminkan informasi yang relevan. Dengan
demikian informasi dari pasar bisa dimanfaatkan oleh seorang analis keuangan. Sebagai
contoh apabila prospek ekonomi membaik, harga-harga saham mempunyai
kecenderungan untuk naik. Dengan demikian tanpa melakukan analisis prospek ekonomi
secara langsung, seorang analis keuangan bisa memperkirakan prospek ekonomi hanya
dengan menganalisis harga-harga saham.
2.2 Risk (Risiko) dan Return (Pengembalian)
a. Risk (Risiko)
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau
kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil
yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri
keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”,
artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko
yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau pergerakan
naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil
yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan,
maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald Ebert, risiko adalah uncertainty about
future event, adapun Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal:
1. Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya
dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan
keputusan
2. Variasi dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan lainnya
3. Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja
operasi perusahaan atau posisi keuangan.
Secara umum risiko dapat ditangkap sebagai bentuk keadaan ketidakpastian
tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil
berdasarkan suatu pertimbangan. Menurut salah satu definisi, risiko (risk) adalah
sama dengan ketidakpastian (uncertainty). Secara umum risiko dapat diartikan
sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat
kemungkinan yang merugikan.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara
actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil
keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang
timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi
ekonomi baik mikro ataupun makro akan mendorong investor untuk melakukan
strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return.
b. Return (Pengembalian)
Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan,
individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Menurut R. J.
Shook, return merupakan laba investasi, baik melalui bunga atau deviden.
Beberapa pengertian return yang lain :
 Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan bersih
dibagi ekuitas pemegang saham.
 Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas yang
tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil modal yang
diinvestasikan dan bukan distribusi deviden. Investor mengurangi biaya investasi
dengan jumlah pembayaran.
 Return on investment atau imbal hasil atas investasi merupakan membagi
pendapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka yang
mencerminkan hubungan antara investasi dan laba.
 Return on invested capital atau imbal hasil atas modal investasi merupakan
pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan dibagi total kapitalisasi
perusahaan.
 Return realisasi merupakan return yang telah terjadi.
 Return on network atau imbal hasil atas kekayaan bersih merupakan pemegang
saham yang dapat menentukan imbal hasilnya dengan membandingkan laba bersih
setelah pajak dengan kekayaan bersihnya.
 Return on sales atau imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk menentukan
efisiensi operasi perusahaan, seseorang dapat membandingkan presentase
penjualan bersihnya yang mencerminkan laba sebelun pajak terhadap variable
yang sama dari periode sebelumnya.
 Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor
di masa mendatang.
 Total return merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu
periode tertentu.
 Return realisasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return
realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut.
 Return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return
ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio.
2.3 Risk dan Return dalam Konteks Portofolio
a. Pengertian Portofolio
Masalah utama yang dihadapi setiap investor adalah menentukan sekuritas
beresiko mana yang harus dibeli. Karena satu portofolio merupakan kumpulan
sekuriatas, masalah ini bagi investor sama dengan memilih portfolio yang optimal
dari suatu portfolio yang ada. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka dilakukan
upaya meminimalisasi kerugian dengan portfolio investasi. Investor yang dilakukan
biasanya bukan pada satu instrumen pasar modal, tetapi dikombinasi dengan
instrumen pasar modal lain. Atau dapat dikatakan, portfolio adalah sekumpulan
investasi atau gabungan dari 2 atau lebih surat berharga. Tujuan utama dari kombinasi
ini adalah rencana investasi yang paling aman dengan keuntungan yang maksimal dan
resiko yang minimal.
Langkah-langkah yang disarankan oleh John Dickinson (1974:6) dalam melakukan
portofolio, yaitu:
 Placement analysis
Dalam langkah ini investor melakukan pengumpulan data, baik kuantitatif
maupun kualitatif dari berbagai alat investasi yang akan dijadikan portfolio.
 Portofolio contruction
Pada langkah ini, investor mulai melakukan berbagai alat investasi yang dapat
memenuhi tujuan investasinya.

b. Teori Portofolio
Teori Portofolio (portfolio) lahir dari seseorang yang bernama Henry Markowitz.
Dasar pemikiran dibentuknya portofolio seperti yang dikatakan Markowitz yaitu: “do
not put all eggs in one basket” (janganlah menaruh semua telur ke dalam satu
keranjang), karena jika keranjang tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam
keranjang tersebut akan pecah. Begitu pula dengan investasi yang dilakukan, jangan
menanamkan seluruh dana dalam satu bentuk investasi, karena ketika investasi
tersebut gagal, maka seluruh dana yang tertanam kemungkinan tidak akan kembali.
Teori portofolio yang diperkenalkan oleh Markowitz (yang di kalangan ahli
manajemen keuangan disebut sebagai the father of modern portfolio theory) ini telah
mengajarkan konsep diversifikasi portofolio secara kuantitatif.
Portofolio diartikan sebagai serangkaian investasi sekuritas yang diinvestasikan dan
dipegang oleh investor, baik individu maupun entitas. Kombinasi aktiva/asset tersebut
bisa berupa aktiva riil, aktiva finansial ataupun keduanya. Biasanya seorang investor
dalam melakukan investasi tidak hanya memilih satu saham saja, tetapi melakukan
kombinasi. Alasannya dengan melakukan kombinasi saham, investor bisa meraih
return yang optimal dan sekaligus bisa memperkecil risiko melalui
diversifikasi.Dengan kata lain, jika seorang investor mengumpulkan beberapa
sekuritas yang akan digunakan untuk investasi, artinya investor telah membentuk
suatu portofolio saham, tujuannya adalah untuk melakukan diversifikasi dalam
investasi, yang dapat memperkecil risiko yang dihadapi investor bila dibandingkan
dengan melakukan investasi pada saham individu. Meskipun demikian memilih
portofolio yang optimal bukanlah hal yang mudah.
 Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio, yaitu dengan cara
mengkombinasi atau dengan menambah investasi (asset/aktiva/sekuritas) yang
memiliki korelasi negatif atau positif rendah sehingga variabilitas dari
pengembalian atau risiko dapat dikurangi.
 Korelasi merupakan alat ukur statistik mengenai hubungan dari serial data yang
menunjukkan pergerakan bersamaan relatif (relative comovements) antara serial
data tersebut. Jika serial data bergerak dengan arah yang sama disebut dengan
korelasi positif, sebaliknya jika bergerak dengan arah berlawanan disebut korelasi
negatif.
 Sedangkan koefisien korelasi merupakan ukuran dari tingkat korelasi, yaitu:
1. Korelasi positif sempurna (koefisien korelasi +1)
2. Tidak ada korelasi (koefisien korelasi 0)
3. Korelasi negatif sempurna (koefisien korelasi -1)
 Investasi / aktiva yang tidak berkorelasi artinya tidak ada interaksi di antara
pengembaliannya (returnnya). Mengkombinasikan aktiva yang tidak berkorelasi
dapat mengurangi risiko meskipun tidak seefektif seperti aktiva yang memiliki
korelasi negatif. Kombinasi aktiva yang tidak berkorelasi dapat mengurangi risiko
daripada mengkombinasikan aktiva yang berkorelasi positif.

c. Menghitung Risk dan Return Portofolio


Formula untuk menghitung ekspektasi return suatu portfolio, E(Rp) adalah sebagai
berikut:
Rumus : N E(Rp) = Σ E(Ri) Xi i=1
Keterangan:
E(Rp) = tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu porfolio
E(Ri) = ekspektasi return dari sekuritas
Ri = satu outcome dari sekuritas
Xi = proporsi asset / dana yang diinvestasikan pada saham
2.4 Model Indeks Tunggal dan CAPM
a. Model Indeks Tunggal
Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas
berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa
kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham
naik. Kebalikannya juga benar, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan
saham mengalami penurunan harga. Hal ini menyarankan bahwa return-return dari
sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum (common response)
terhadap perubahan- perubahan nilai pasar. Dengan dasar ini, return dari suatu
sekuritas dan return dari indeks pasar yang umum dapat dituliskan sebagai hubungan:
Ri = ai + βi . RM
Keterangan :
Ri = Return sekuritas ke-i
Ai = Suatu variabel acak yang menunjukkan komponen dari return sekuritas ke-i
yang independen terhadap kinerja pasar
βi = Beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat dari
perubahanRM
RM = Tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu variabel acak

b. CAPM (Capital Asset Pricing Model)


Sebuah model yang menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang
diharapkann, model ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas. Model CAPM
diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM merupakan
pengembangan teori portofolio yang dikemukan oleh Markowitz dengan
memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan risiko
spesifik/risiko tidak sistematik (spesific risk /unsystematic risk). Pada tahun 1990,
William Sharpe memperoleh nobel ekonomi atas teori pembentukan harga aset
keuangan yang kemudian disebut Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Bodie et al. (2005) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM)
merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern. Capital Asset Pricing Model
(CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah aset dan
tingkat harapan pengembalian (expected return). Walaupun Capital Asset Pricing
Model belum dapat dibuktikan secara empiris, Capital Asset Pricing Model sudah
luas digunakan karena Capital Asset Pricing Model akurasi yang cukup pada aplikasi
penting.
Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah
perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai
keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal. Capital Asset
Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar saham yang ideal adalah pasar
saham yang besar, dan para investor adalah para price-takers, tidak ada pajak maupun
biaya transaksi, semua aset dapat diperdagangkan secara umum, dan para investor
dapat meminjam maupun meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkat
suku bunga tetap yang tidak berisiko (fixed risk free rate). Dengan asumsi ini, semua
investor memiliki portofolio yang risikonya identik.
Capital Asset Pricing Model menyatakan bahwa dalam keadaan ekuilibrium,
portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians portofolio. Sehingga strategi
yang efisien adalah passive strategy. Capital Asset Pricing Model berimplikasi bahwa
premium risiko dari sembarang aset individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk
premium pada portofolio pasar dan koefisien beta.

2.5 Efisiensi Pasar


Apabila kita membicarakan efisiensi pasar, istilah efisiensi di sini mempunyai arti yang
sangat spesifik. Biasanya efisiensi sering dikaitkan dengan perbandingan output input, di
mana semakin besar perbandingan O/I akan semakin efisien suatu usaha. Efisiensi pasar
bermula dari usaha seorang ahli statistik Mauruce Kendall yang berusaha melihat pola
pergerakan harga saham dan komoditas. Informasi baru selalu mengalir ke pasar modal
karena ada dua hal:
a. Analis keuangan yang banyak (dan pintar)
b. Kompetisi antar para analis
Analis yang banyak dan pintar selalu berusaha mencari informasi yang relevan di pasar
modal, yang pada dasarnya selalu berusaha mencari jalan untuk memperoleh keuntungan
di pasar modal. Kompetisi antar para analis menjamin kualitas analisis keuangan. Kedua
hal tersebut membuat informasi selalu mengalir ke pasar modal.
Ada dua tipe analis yaitu:
a. Analis teknikan (chartist).
Analis teknikal berusaha mencari pola pergerakan harga saham masa lalu. Analis
semacam ini sering juga disebut sebagai chartist karena mereka berusaha membuat
plot (chart) pergerakan harga saham.
b. Analis fundamental.
Analis fundamental berusaha mencari informasi yang relevan untuk menentukan
saham mana yang undervalued (untuk dibeli) serta saham mana yang overvalued
(untuk dijual).
Untuk memudahkan analisis, efisiensi pasar modal dibagi menjadi tiga bagian:
a. Efisiensi bentuk lemah: harga saham mencerminkan informasi masa lampau.
b. Efisiensi bentuk setengah kuat: harga saham mencerminkan semua informasi yang
dipublikasikan.
c. Efisiensi bentuk kuat: harga saham mencerminkan semua informasi yang
dipublikasikan dan informasi yang private (tidak dipublikasikan).

Implikasi yang bisa ditarik dari efisiensi pasar modal adalah pelaku pasar tidak mungkin
memperoleh return abnormal (excess return) secara konsisten. Pengujian empiris
terhadap validitas efisiensi pasar modal dilakukan untuk menguji implikasi efisiensi pasar
tersebut. Dengan kata lain pasar dikatakan efisien dalam:
1. Bentuk lemah apabila strategi investasi dengan menggunakan informasi harga masa
lalu seperti analisis teknikal tidak akan menghasilkan keuntungan abnormal secara
konsisten,
2. Bentuk setengah kuat apabila strategi investasi dengan menggunakan informasi yang
dipublikasikan seperti analisis fundamental tidak akan menghasilkan keuntungan
abnormal secara konsisten,
3. Bentuk kuat apabila strategi investasi dengan menggunakan informasi yang sifatnya
publik dan private tidak akan menghasilkan keuntungan abnormal secara konsisten.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Informasi pasar (dalam hal ini pasar keuangan) adalah informasi yang berasal dari pasar
yang bisa digunakan untuk analisis keuangan. Dalam pasar keuangan yang efisien
(informasi tersebar cepat), pasar mencerminkan informasi yang relevan. Dengan
demikian informasi dari pasar bisa dimanfaatkan oleh seorang analis keuangan. Sebagai
contoh apabila prospek ekonomi membaik, harga-harga saham mempunyai
kecenderungan untuk naik.

3.2 Saran
Kami menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami menerima kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki
makalah ini

Anda mungkin juga menyukai