Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN INVESTASI DAN RESIKO

MENYUSUN MATERI: HASIL DAN RESIKO INVESTASI DI PASAR


MODAL

Dosen Pengampu: Dr. Syarifuddin Yusuf, M.Si

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 6

ANANDA PUTRI (221350026)

NURHIKMAH (221350075)

MUHAMMAD ABUDZAR KHAIRUL (221350050)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Menyusun Materi tentang:
HASIL DAN RESIKO INVESTASI DI PASAR MODAL. Makalah ini merupakan
laporan yang dibuat sebagai bagian dalam memenuhi kriteria mata kuliah. Salam dan
salawat kami kirimkan kepada junjungan kita tercinta Rasulullah Muhammad SAW,
keluarga, para sahabatnya serta seluruh kaum muslimin yang tetap teguh dalam ajaran
beliau.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan oleh
kedangkalan dalam memahami teori, keterbatasan keahlian, dana, dan tenaga penulis.
Semoga segala bantuan, dorongan, dan petunjuk serta bimbingan yang telah diberikan
kepada kami dapat bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfat bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri.

Sidrap, 16 Maret 2024

Penyusun

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB 1............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
LATAR BELAKANG...............................................................................................1
RUMUSAN MASALAH...........................................................................................2
TUJUAN....................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Konsep Hasil dan Resiko Investasi....................................................................3
B. Nilai Historis dan Nilai Hasil yang Diharapkan.................................................6
C. Tingkat Hasil dan Resiko...................................................................................8
D. Pengukuran Hasil dan Resiko...........................................................................10
BAB III........................................................................................................................15
PENUTUPAN.............................................................................................................15
Kesimpulan..............................................................................................................15
Saran........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pasar modal adalah salah satu instrumen keuangan yang penting dalam
perekonomian suatu negara. Di dalamnya, investor dapat melakukan investasi dalam
berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Investasi di
pasar modal memiliki dua aspek utama yang harus dipertimbangkan oleh investor,
yaitu hasil (return) dan risiko.

Hasil investasi adalah keuntungan atau kerugian yang diperoleh oleh investor
dari investasi yang dilakukannya. Sementara itu, risiko investasi adalah kemungkinan
terjadinya kerugian sebagai akibat dari fluktuasi nilai aset investasi. Kedua aspek ini
saling terkait dalam investasi di pasar modal; semakin besar potensi hasil, semakin
besar pula risiko yang harus dihadapi oleh investor.

Dalam konteks pasar modal, hasil investasi dapat dilihat dari berbagai
perspektif, seperti return saham, yield obligasi, atau kinerja reksa dana. Di sisi lain,
risiko investasi juga bervariasi tergantung pada jenis instrumen keuangan yang dipilih
oleh investor. Risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko operasional
merupakan beberapa jenis risiko yang sering dihadapi oleh investor di pasar modal.

Makalah ini akan mengulas secara mendalam tentang hasil dan risiko
investasi di pasar modal, meliputi konsep hasil dan resiko investasi, nilai historis dan
nilai hasil yang diharapkan, tingkat hasil dan resiko, serta pengukuran hasil dan
resiko. Dengan demikian, makalah ini akan memberikan kontribusi penting dalam
memperluas pemahaman tentang investasi di pasar modal serta meningkatkan
kesadaran akan pentingnya manajemen risiko dalam mencapai tujuan keuangan
jangka panjang.

1
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep hasil dan resiko investasi di pasar modal?


2. Apa saja nilai historis dan nilai hasil yang diharapkan?
3. Bagaimana tingkat hasil dan resiko investasi dapat diukur dan dinilai?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan metode pengukuran hasil dan resiko?

TUJUAN

1. Memahami konsep hasil dan resiko investasi di pasar modal.


2. Memahami pengertian nilai historis dan faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai hasil yang diharapkan.
3. Memahami definisi dan metode pengukuran tingkat hasil dan resiko investasi.
4. Memahami kelebihan dan kekurangan metode pengukuran hasil dan resiko.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Hasil dan Resiko Investasi

1. Pengertian Hasil Investasi


hasil investasi merujuk pada keuntungan atau return yang diperoleh dari suatu
investasi. Hasil investasi ini bisa berasal dari berbagai sumber, tergantung pada jenis
investasi yang dilakukan. Berikut adalah beberapa poin penjelasan mengenai
pengertian hasil investasi:

 Keuntungan Finansial: Secara umum, hasil investasi mengacu pada


keuntungan finansial yang diperoleh dari investasi tersebut. Keuntungan ini
dapat berupa pendapatan rutin seperti dividen dari saham atau bunga dari
obligasi, serta keuntungan modal seperti capital gain dari penjualan aset
dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli.
 Pendapatan Periodik: Beberapa jenis investasi, seperti obligasi atau saham
yang membayar dividen, menghasilkan pendapatan periodik yang dapat
dinikmati oleh investor selama kepemilikan investasi tersebut.
 Peningkatan Nilai Investasi: Selain pendapatan periodik, hasil investasi juga
mencakup peningkatan nilai investasi dari waktu ke waktu. Misalnya, jika
nilai pasar saham suatu perusahaan meningkat dari saat investor membelinya,
maka investor tersebut akan memperoleh keuntungan dari peningkatan nilai
investasi tersebut ketika menjualnya di masa depan.
 Hasil Bersih Setelah Biaya: Penting untuk diingat bahwa hasil investasi
biasanya dihitung setelah mempertimbangkan biaya-biaya yang terkait dengan
investasi tersebut, seperti biaya transaksi, biaya manajemen, atau biaya
lainnya. Hasil bersih setelah biaya memberikan gambaran yang lebih akurat
tentang kinerja investasi.

3
 Penyesuaian Inflasi: Selain itu, hasil investasi juga dapat dinilai berdasarkan
penyesuaian inflasi untuk memperhitungkan daya beli uang dari hasil
investasi tersebut. Ini membantu memastikan bahwa investor memahami nilai
sebenarnya dari keuntungan yang diperoleh dari investasi.

2. Jenis-jenis hasil investasi meliputi:


 Pendapatan Periodik: Ini mencakup semua pendapatan yang diterima
secara rutin dari investasi selama jangka waktu tertentu. Contohnya adalah
dividen dari saham, bunga dari obligasi, sewa dari properti, atau royalti
dari investasi dalam hak cipta atau paten.
 Capital Gain: Ini terjadi ketika nilai aset investasi meningkat dari harga
beli awalnya. Ketika investor menjual aset tersebut dengan harga lebih
tinggi daripada harga beli, mereka akan memperoleh capital gain. Capital
gain dapat bersifat jangka pendek (diperoleh dari penjualan aset dalam
waktu kurang dari satu tahun) atau jangka panjang (diperoleh dari
penjualan aset setelah satu tahun atau lebih). Capital gain juga dapat
bersifat unrealized jika nilai aset meningkat, tetapi belum direalisasikan
karena aset tersebut belum dijual.
 Dividenden Reinvestasi: Dividen yang diterima dari investasi, seperti
saham, dapat diinvestasikan kembali untuk membeli lebih banyak saham.
Dengan melakukan reinvestasi dividen, investor dapat meningkatkan
jumlah saham yang mereka miliki, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan potensi pendapatan dividen di masa depan.
 Royalti: Royalti adalah pembayaran yang diterima oleh pemegang hak
atas properti intelektual, seperti hak cipta, paten, atau merek dagang.
Investasi dalam hak-hak ini dapat menghasilkan pendapatan reguler dalam
bentuk royalti dari pihak yang menggunakan hak tersebut.

4
 Sewa: Investasi dalam properti, seperti apartemen, kantor, atau toko, dapat
menghasilkan pendapatan dalam bentuk sewa. Pendapatan sewa ini
merupakan hasil investasi yang dapat diperoleh secara periodik dari
penyewa properti.

3. Pengertian Resiko Investasi


Resiko investasi adalah kemungkinan terjadinya kerugian atau variabilitas
hasil yang diharapkan dari suatu investasi. Dalam investasi, tidak ada jaminan
bahwa investor akan memperoleh hasil yang diharapkan atau bahkan
mempertahankan modal awalnya. Oleh karena itu, resiko investasi adalah evaluasi
tentang seberapa besar kemungkinan kerugian atau variabilitas hasil yang
mungkin terjadi dari suatu investasi.
Jenis-jenis resiko investasi meliputi:
 Resiko Pasar: Resiko yang timbul akibat perubahan kondisi pasar,
seperti fluktuasi harga saham, obligasi, komoditas, atau mata uang.
Perubahan kondisi ekonomi, politik, atau sosial juga dapat
mempengaruhi nilai investasi.
 Resiko Perusahaan: Resiko yang terkait dengan kondisi internal
perusahaan, seperti kinerja keuangan, manajemen yang tidak efektif, atau
masalah hukum yang dapat mempengaruhi nilai investasi. Contoh resiko
perusahaan termasuk kebangkrutan, perubahan manajemen, atau skandal
korporasi.
 Resiko Likuiditas: Resiko yang terkait dengan kemampuan untuk
menjual aset investasi dengan cepat tanpa mengalami kerugian
signifikan. Investasi yang kurang likuid, seperti properti atau investasi
swasta, dapat menghadirkan resiko likuiditas yang lebih tinggi.
 Resiko Kredit: Resiko bahwa pihak yang berhutang tidak akan dapat
memenuhi kewajibannya secara penuh atau tepat waktu. Ini terutama

5
relevan dalam investasi obligasi atau produk keuangan lainnya yang
melibatkan pemberian pinjaman.
 Resiko Inflasi: Resiko bahwa inflasi akan mengurangi daya beli hasil
investasi dari waktu ke waktu. Jika hasil investasi tidak mencapai tingkat
yang lebih tinggi dari tingkat inflasi, investor akan mengalami kerugian
daya beli.

B. Nilai Historis dan Nilai Hasil yang Diharapkan

1. Nilai Historis
Nilai historis merujuk pada nilai atau harga suatu aset pada waktu tertentu
di masa lampau. Dalam konteks investasi, nilai historis adalah nilai atau harga
suatu investasi pada waktu tertentu di masa lampau, yang merupakan titik awal
atau referensi untuk mengevaluasi kinerja investasi di masa mendatang.
Pengetahuan tentang nilai historis penting karena memberikan gambaran
tentang bagaimana kinerja investasi telah berkembang sejak waktu tertentu di
masa lalu. Investor menggunakan nilai historis untuk menganalisis dan
memahami sejarah kinerja investasi, mengidentifikasi tren, dan membuat prediksi
tentang kinerja investasi di masa mendatang.
Penting untuk diingat bahwa nilai historis hanya merupakan satu faktor
yang harus dipertimbangkan oleh investor dalam membuat keputusan investasi.
Perubahan kondisi pasar, berbagai faktor ekonomi, serta kebijakan perusahaan
atau faktor internal lainnya dapat memengaruhi kinerja investasi di masa
mendatang.
Dalam praktiknya, investor sering membandingkan nilai historis suatu
investasi dengan nilai saat ini atau nilai pasar. Perbandingan ini membantu
investor untuk mengevaluasi apakah investasi tersebut telah memberikan hasil
yang memuaskan atau sebaliknya.

6
Selain itu, nilai historis juga digunakan sebagai dasar untuk menghitung
beberapa metrik kinerja investasi, seperti tingkat pengembalian, laba bersih, atau
pertumbuhan nilai investasi dari waktu ke waktu.

2. Nilai Hasil yang Diharapkan


Nilai hasil yang diharapkan merujuk pada estimasi atau prediksi tentang
seberapa besar keuntungan atau return yang diharapkan diperoleh dari suatu
investasi di masa mendatang. Ini merupakan proyeksi yang didasarkan pada
informasi dan analisis yang tersedia pada saat pengambilan keputusan investasi.
Dalam konteks investasi, nilai hasil yang diharapkan sangat penting
karena membantu investor untuk mengevaluasi potensi keuntungan dari suatu
investasi dan membandingkannya dengan risiko yang mungkin dihadapi. Investor
menggunakan berbagai metode dan alat analisis, termasuk analisis fundamental
dan teknikal, untuk membuat perkiraan tentang nilai hasil yang diharapkan.
Beberapa faktor yang memengaruhi nilai hasil yang diharapkan meliputi:
 Kondisi Pasar: Kondisi pasar secara umum, seperti volatilitas pasar,
likuiditas, dan sentimen investor, dapat mempengaruhi nilai hasil yang
diharapkan. Pasar yang bullish (naik) biasanya diharapkan
menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi, sementara pasar bearish
(turun) dapat mengurangi nilai hasil yang diharapkan.
 Kinerja Historis: Kinerja historis suatu investasi dapat memberikan
petunjuk tentang nilai hasil yang diharapkan di masa mendatang. Jika
suatu investasi telah menghasilkan kinerja yang kuat dalam jangka
waktu tertentu, investor mungkin cenderung memperkirakan hasil
yang lebih tinggi di masa depan.
 Tren Ekonomi: Faktor-faktor ekonomi, seperti pertumbuhan
ekonomi, inflasi, suku bunga, dan kebijakan moneter, dapat
mempengaruhi nilai hasil yang diharapkan. Misalnya, lingkungan

7
ekonomi yang kuat sering kali dianggap mendukung hasil investasi
yang lebih baik.
 Kebijakan Perusahaan: Keputusan dan tindakan yang diambil oleh
perusahaan yang menerbitkan saham atau obligasi juga dapat
memengaruhi nilai hasil yang diharapkan. Misalnya, kebijakan
dividen, rencana ekspansi, atau perubahan manajemen dapat
mempengaruhi pandangan investor tentang prospek investasi tersebut.

C. Tingkat Hasil dan Resiko

1. Definisi tingkat hasil investasi


Definisi tingkat hasil investasi mengacu pada pengukuran persentase
keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari suatu investasi dibandingkan
dengan jumlah modal yang diinvestasikan. Tingkat hasil investasi memberikan
gambaran tentang kinerja relatif suatu investasi dalam menghasilkan keuntungan
bagi investor.
Tingkat hasil investasi biasanya diungkapkan dalam bentuk persentase dan
dapat dihitung dengan berbagai metode, seperti Return on Investment (ROI),
Compound Annual Growth Rate (CAGR), atau tingkat pengembalian tahunan.
Tingkat hasil investasi penting bagi investor karena membantu mereka
mengevaluasi kinerja portofolio mereka, membandingkan hasil dari berbagai
investasi, dan membuat keputusan investasi yang lebih baik di masa depan.
Dalam praktiknya, tingkat hasil investasi juga dapat disesuaikan dengan
memperhitungkan inflasi atau biaya lainnya untuk memberikan gambaran yang
lebih akurat tentang hasil yang sebenarnya diperoleh oleh investor.

2. Definisi Tingkat Resiko Investasi


Definisi tingkat risiko investasi adalah ukuran seberapa besar
kemungkinan atau tingkat ketidakpastian bahwa hasil investasi akan berbeda dari

8
yang diharapkan. Dalam konteks investasi, risiko merujuk pada kemungkinan
terjadinya kerugian atau penurunan nilai investasi sebagai akibat dari berbagai
faktor yang tidak dapat diprediksi dengan pasti.
Tingkat risiko investasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk
volatilitas pasar, perubahan kondisi ekonomi, kebijakan perusahaan, dan faktor-
faktor lain yang dapat memengaruhi kinerja investasi. Semakin tinggi tingkat
risiko, semakin besar kemungkinan terjadinya kerugian atau fluktuasi nilai
investasi.
Penting untuk dicatat bahwa tingkat risiko investasi sering kali berkorelasi
dengan potensi pengembalian. Investasi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi
cenderung memiliki potensi pengembalian yang lebih tinggi, sementara investasi
dengan tingkat risiko yang lebih rendah cenderung memiliki potensi
pengembalian yang lebih rendah.

3. Pengukuran Tingkat Resiko


Pengukuran tingkat risiko adalah proses untuk mengukur seberapa besar
fluktuasi atau ketidakpastian yang terkait dengan hasil investasi. Beberapa metode
umum yang digunakan untuk mengukur tingkat risiko investasi termasuk:
 Beta: Beta adalah ukuran statistik yang mengukur sensitivitas suatu
investasi terhadap perubahan dalam kinerja pasar secara keseluruhan.
Jika beta suatu investasi adalah 1, maka investasi tersebut seharusnya
bergerak sejalan dengan pasar. Beta lebih dari 1 menunjukkan tingkat
sensitivitas yang lebih tinggi terhadap perubahan pasar, sementara beta
kurang dari 1 menunjukkan sensitivitas yang lebih rendah. Beta
negatif menunjukkan hubungan berlawanan dengan pasar.
 Volatilitas: Volatilitas mengukur seberapa besar fluktuasi harga atau
nilai investasi dari waktu ke waktu. Ini dapat diukur menggunakan
berbagai metrik, termasuk deviasi standar atau rentang harga historis.

9
Semakin tinggi volatilitas suatu investasi, semakin besar risiko yang
terkait dengan investasi tersebut.
 Value at Risk (VaR): VaR adalah metode statistik yang mengukur
risiko potensial kerugian dalam nilai investasi pada tingkat
kepercayaan tertentu selama periode waktu tertentu. Ini memberikan
perkiraan tentang kerugian maksimum yang mungkin dialami investor
dengan tingkat kepercayaan tertentu.
 Sharpe Ratio: Sharpe Ratio adalah ukuran yang membandingkan
pengembalian investasi dengan risiko yang terlibat. Ini mengukur
pengembalian yang dihasilkan per unit risiko. Semakin tinggi Sharpe
Ratio, semakin baik kinerja investasi dalam menghasilkan
pengembalian relatif terhadap risiko yang diambil.
 Sortino Ratio: Sortino Ratio mirip dengan Sharpe Ratio, tetapi hanya
mempertimbangkan risiko negatif. Ini mengukur pengembalian
investasi per unit risiko yang dapat dianggap tidak diinginkan oleh
investor. Sortino Ratio memberikan gambaran yang lebih baik tentang
kinerja investasi dalam mengelola risiko downside.

D. Pengukuran Hasil dan Resiko

1. Metode Pengukuran Hasil Investasi


Metode pengukuran hasil investasi adalah alat atau pendekatan yang
digunakan untuk mengevaluasi kinerja atau hasil suatu investasi dalam mencapai
tujuan keuangan tertentu. Beberapa metode umum yang digunakan untuk
mengukur hasil investasi meliputi:
 Return on Investment (ROI): ROI adalah metode yang paling umum
digunakan untuk mengukur kinerja investasi. Ini mengukur persentase
keuntungan bersih yang diperoleh dari investasi dibandingkan dengan
jumlah modal yang diinvestasikan. Rumus ROI adalah:

10
ROI=(Laba bersih / Modal awal)×100%
ROI biasanya dinyatakan sebagai persentase dan dapat memberikan
gambaran tentang seberapa baik investasi menghasilkan pengembalian
relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan.
 Compound Annual Growth Rate (CAGR): CAGR adalah metode yang
digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan dari
suatu investasi selama periode waktu tertentu. Rumus CAGR adalah:

Di mana:
 EV : Nilai Akhir
 BV : Nilai Awal
 N : Banyaknya Periode Peracikan
CAGR sering kali digunakan untuk mengukur kinerja jangka panjang
investasi dan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang tingkat
pertumbuhan dari waktu ke waktu.

2. Kelebihan dan kelemahan masing-masing metode


a) Return on Investment (ROI):
Kelebihan:
 Sederhana dan Mudah Dipahami: ROI memiliki rumus yang sederhana
dan mudah dimengerti, membuatnya dapat diterapkan secara luas oleh
berbagai kalangan.
 Mudah Diterapkan: Karena sederhana, ROI dapat diterapkan pada
berbagai jenis investasi tanpa memerlukan keterampilan analisis
keuangan yang mendalam.
Kelemahan:

11
 Tidak Memperhitungkan Faktor Waktu: ROI tidak
memperhitungkan kapan keuntungan atau kerugian diperoleh,
sehingga tidak memberikan informasi tentang kinerja investasi dari
waktu ke waktu.
 Tidak Memperhitungkan Risiko: ROI tidak mempertimbangkan
tingkat risiko yang terlibat dalam investasi, sehingga hasilnya bisa
tidak akurat jika ada risiko tinggi terlibat.
b) Compound Annual Growth Rate (CAGR):
Kelebihan:
 Memberikan Gambaran Jangka Panjang: CAGR memberikan
gambaran tentang pertumbuhan investasi dari waktu ke waktu,
membantu dalam memahami kinerja jangka panjang.
 Menghilangkan Efek Periode Waktu: CAGR memperhitungkan
perubahan nilai investasi dari tahun ke tahun, sehingga lebih akurat
dalam menilai kinerja investasi dalam jangka waktu yang lebih
lama.
Kelemahan:
 Sensitif terhadap Poin Awal dan Akhir: CAGR sangat dipengaruhi
oleh poin awal dan akhir periode pengukuran, sehingga hasilnya
bisa berbeda-beda tergantung pada titik waktu yang dipilih.
 Tidak Memperhitungkan Risiko: Seperti ROI, CAGR juga tidak
mempertimbangkan risiko yang terlibat dalam investasi.

3. Metode Pengukuran Resiko Investasi


Metode pengukuran risiko investasi adalah alat atau pendekatan yang
digunakan untuk mengukur seberapa besar fluktuasi atau ketidakpastian yang
terkait dengan hasil investasi. Berikut adalah penjelasan tentang dua metode
umum yang digunakan untuk mengukur risiko investasi:

12
a) Value at Risk (VaR):
Kelebihan:
 Menggambarkan Risiko dalam Angka: VaR menyajikan risiko
dalam bentuk nilai uang pada tingkat kepercayaan tertentu. Ini
memberikan gambaran jelas tentang kerugian maksimum yang
mungkin terjadi dalam jangka waktu tertentu.
 Memperhitungkan Probabilitas: VaR memperhitungkan
probabilitas dari hasil yang mungkin terjadi, sehingga investor
dapat memilih tingkat kepercayaan yang sesuai dengan toleransi
risiko mereka.
Kelemahan:
 Asumsi Distribusi Normal: Metode VaR sering menggunakan
asumsi distribusi normal, yang mungkin tidak selalu
merepresentasikan perilaku sebenarnya dari aset atau pasar.
 Keterbatasan dalam Mengukur Risiko Ekstrem: VaR cenderung
kurang efektif dalam mengukur risiko ekstrem yang jarang terjadi
tetapi dapat memiliki dampak yang signifikan.
b) Standar Deviasi:
Kelebihan:
 Mengukur Volatilitas yang Mudah Dipahami: Standar deviasi
memberikan ukuran volatilitas investasi dari waktu ke waktu. Ini
memberikan gambaran yang jelas tentang seberapa stabil atau
bergejolaknya kinerja investasi.
 Penggunaan yang Luas: Standar deviasi adalah metode yang
umum digunakan dan mudah dipahami oleh banyak investor.
Kelemahan:

13
 Tidak Memperhitungkan Distribusi Rendah: Standar deviasi tidak
membedakan antara perubahan harga positif dan negatif. Ini
membuatnya kurang sensitif terhadap risiko asimetris.
 Asumsi Distribusi Normal: Seperti VaR, standar deviasi juga
bergantung pada asumsi distribusi normal, yang mungkin tidak
selalu akurat dalam kondisi pasar yang tidak normal.

14
BAB III

PENUTUPAN

Kesimpulan

Secara keseluruhan, materi ini membahas konsep hasil dan risiko investasi di pasar
modal, serta metode-metode untuk mengukur kedua aspek tersebut.

 Hasil Investasi adalah keuntungan atau pengembalian yang diperoleh dari


suatu investasi, sementara risiko investasi adalah ketidakpastian terkait
dengan hasil investasi, termasuk potensi kerugian.

 Metode pengukuran hasil investasi, seperti Return on Investment (ROI) dan


Compound Annual Growth Rate (CAGR), membantu dalam mengevaluasi
kinerja investasi dari berbagai sudut pandang. Sementara itu, metode
pengukuran risiko investasi, seperti Value at Risk (VaR) dan Standar Deviasi,
membantu dalam mengidentifikasi dan memahami tingkat ketidakpastian atau
fluktuasi yang terkait dengan investasi.

Kesimpulannya, pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara hasil dan


risiko investasi serta penerapan metode pengukuran yang tepat sangat penting bagi
investor untuk membuat keputusan investasi yang terinformasi dan membangun
portofolio yang seimbang antara risiko dan hasil yang diharapkan.

Saran

1. Pengembangan Pemahaman yang Mendalam: Dalam memahami hasil dan


risiko investasi, penting untuk terus meningkatkan pemahaman tentang
konsep-konsep tersebut. Sumber daya seperti buku, seminar, dan sumber

15
informasi online dapat menjadi sarana yang berguna untuk memperdalam
pemahaman.

2. Praktik dan Simulasi: Praktik investasi dan simulasi pasar dapat membantu
menerapkan konsep-konsep yang dipelajari dalam situasi nyata tanpa risiko
finansial yang sebenarnya.

3. Kolaborasi dan Diskusi: Diskusikan materi dengan orang lain yang memiliki
minat yang sama atau memiliki pengalaman yang relevan dalam investasi.
Bergabung dengan kelompok diskusi atau komunitas online tentang investasi
dapat memberikan wawasan baru dan perspektif yang berharga.

4. Pantau Perkembangan Terbaru: Pasar modal selalu berubah dan berkembang.


Pantau perkembangan terbaru dalam industri investasi, termasuk tren pasar,
regulasi baru, dan inovasi produk keuangan. Berlangganan berita dan
publikasi keuangan dapat membantu Anda tetap up-to-date dengan informasi
terkini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Afra, F. (2023, November 11). Return Adalah Hasil dari Suatu Investasi, Berikut
Cara Menghitungnya. Retrieved from detikFinance:
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7031121/return-adalah-
hasil-dari-suatu-investasi-berikut-cara-menghitungnya#:~:text=Pengertian
%20Return,-Dikutip%20dari%20buku&text=Return%20dapat%20berupa
%20gain%20(keuntungan,telah%20dikeluarkan%20(inves

Izetti, A. (2023, november 22). Beginilah Cara Mudah Menghitung Return on


Investement. Retrieved from bisnis marketing:
https://kelas.work/blogs/beginilah-cara-mudah-menghitung-return-on-
investement#:~:text=Cara%20Menghitung%20Return%20on
%20Investment&text=Dikutip%20dari%20Mailchimp%2C%20ROI
%20dihitung,untuk%20menyatakan%20rasionya%20dalam%20persentase.

Keuangan, T. (2022). CAGR Ukuran tingkat pertumbuhan tahunan investasi dari


waktu ke waktu. Retrieved from CFI:
https://corporatefinanceinstitute.com/resources/valuation/what-is-cagr/

Damodaran, Aswath. "Investment Valuation: Tools and Techniques for Determining


the Value of Any Asset." John Wiley & Sons, 3rd Edition, 2012.

Sharpe, William F., Gordon J. Alexander, dan Jeffrey W. Bailey. "Investments."


Prentice Hall, 11th Edition, 2017.

17

Anda mungkin juga menyukai