Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMBENTUKAN PROGRAM INVESTASI

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Lestari 2020.04.020

Dosen Pengampu : Itsnaini Husnul Khatimah,M.M

INSTITUT AGAMA ISLAM

AL-QUR'AN AL-ITTIFAQIAH INDRALAYA OGAN ILIR

TAHUN AJARAN 2022

Kata Pengantar
Puji syukur kehadiran Allah SWT atas terselesaikannya makalah ini.Tanpa berkah nikmat daan
karunia-Nya kami tidak mungkin menyelesaikan makalah ini. Kedua kalinya sholawat serta
salam tetap tercurahkah pada nabi Muhammmad SAW yang telah membawa kita dari jalan
kebodohan menuju jalan yang terang benderang. Di dalam makalah ini kami selaku penyusun
hanya sebatas ilmu yang bisa kami sajikan, memenuhi tugas dari dosen pembimbing. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini membawa manfaat bagi
kita.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................. i

Daftar Isi ........................................................................................................................ ii

Bab I Pendahuluan ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1

1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 1

Bab II Pembahasan ....................................................................................................... 2

Bab III Penutup .............................................................................................................. 9

3.1 Kesimpula ............................................................................................................... 9

3.2 Saran ........................................................................................................................ 9

Daftar Pustaka ............................................................................................................... 10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), investasi adalah penanaman uang atau modal
dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Orang yang
melakukan investasi adalah disebut investor atau penanam modal.Pasar dalam investasi
terdapat Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang dengan jangka waktu lebih dari satu tahun, seperti saham, surat utang (obligasi), reksa
dana, dan berbagai instrumen derivatif dari efek atau surat berharga. Risiko investasi adalah
tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi tidak sesuai dengan
harapan atau target profit. Sebagai seorang investor, Anda harus menyadari betul bahwa
investasi selain menjanjikan potensi keuntungan, juga bisa menyebabkan kerugian.
Sederhananya, dalam investasi terdapat hubungan yang kuat antara return dan risiko investasi.
Semakin tinggi potensi keuntungan, semakin tinggi pula tingkat risikonya, dan begitu juga
sebaliknya.

Permasalahannya adalah bahwa masyarakat atau investor seringkali hanya memperhatikan


tingkat imbal hasil yang ditawarkan (return) namun lupa atau kurang memperhatikan tingkat
risiko yang mungkin dihadapi jika memilih investasi dimaksud.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan Tentang Pengertian Investasi


2. Jelaskan Bagaimana Proses Pasar Dan Transaksi Investasi
3. Jelaskan Bagaimana Hasil Dan Resiko Investasi

1.3 Tujuan

1. Mengetahui tentang pengertian investasi


2. Memahami bagaimana proses pasar dan transaksi investasi
3. Mengetahui bagaimana hasil dan resiko investasi

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Investasi
Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva
lengkap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), investasi adalah penanaman uang atau modal
dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Orang yang
melakukan investasi adalah disebut investor atau penanam modal.

Adapun Pengertian investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk
pengadaan aktiva lengkap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk
memperoleh keuntungan.Ketika seorang individu membeli barang sebagai investasi, tujuannya
bukan untuk mengkonsumsi barang tersebut, melainkan untuk menggunakannya di masa
depan.Suatu investasi adalah selalu menyangkut pengeluaran sejumlah modal hari ini mulai
dari waktu, tenaga, uang, atau aset dengan harapan hasil yang lebih besar di masa depan.

Jadi secara sederhana, pengertian investasi adalah mengembangkan uang atau aset lain agar
memberikan keuntungan di masa mendatang untuk mencapai tujuan tertentu.Tujuan-tujuan
tertentu yang dimaksud seperti keinginan membuka usaha, menikah, menyekolahkan anak,
membangun rumah, kebutuhan pension dan sebagainya. Meski demikian, tujuan dari investasi
adalah bukan untuk menjadikan seorang investor cepat kaya. Karena menjalani investasi adalah
harus disertai dengan kesabaran serta komitmen kuat serta tetap tenang ketika pasar
berfluktuasi.

2.2 Proses Pasar Dan Transaksi Investasi

Pasar dalam investasi terdapat Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang dengan jangka waktu lebih dari satu tahun, seperti saham, surat
utang (obligasi), reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif dari efek atau surat berharga.
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan dan pemerintah, dan sebagai
sarana kegiatan berinvestasi bagi pemilik dana (investor).

Pasar modal bukan hanya sekedar pasar yang terdapat transaksi jual beli. Pasar modal memiliki
peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi
sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

1. Fungsi ekonomi
Pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu
pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer).

2. Fungsi keuangan

Pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi
pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Pasar modal sendiri terdapat beberapa jenis. Berdasarkan waktu transaksinya pasar modal
dibedakan menjadi pasar perdana dan pasar sekunder.

Pasar perdana adalah pasar di mana efek-efek atau surat berharga diperdagangkan untuk
pertama kalinya ke masyarakat sebelum dicatatkan di Bursa Efek. Periode pasar perdana yaitu
ketika saham atau efek lainnya untuk pertama kali ditawarkan kepada investor (pemodal) oleh
pihak Penjamin Emisi (Underwriter) melalui Perantara Pedagang Efek (Broker-Dealer) yang
bertindak sebagai Agen Penjual saham. Proses ini biasa disebut dengan Penawaran Umum
Perdana (Initial Public Offering/ IPO).

Pada pasar perdana harga saham tetap karena perusahaan sudah menentukan harga dan
jumlah saham yang akan ditawarkan sebelum menawarkannya di pasar perdana. Sebab jumlah
saham yang ditawarkan perusahaan terbatas, belum tentu tiap investor mendapatkan sesuai
dengan jumlah yang diinginkan. Perlu diingat bahwa seluruh keinginan investor atas calon
saham perusahaan tercatat di pasar perdana ini tidak dapat dipenuhi seluruhnya dalam hal
terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed). Sebagai contoh, saham yang ditawarkan ke
masyarakat melalui pasar perdana sebanyak 100 juta saham, sementara permintaan pembelian
saham dari seluruh investor sebesar 150 juta saham. Karena kelebihan permintaan
(oversubscribed) investor dapat membeli saham tersebut di pasar sekunder. Jika investor
mendapatkan jumlah saham yang lebih sedikit daripada jumlah yang dipesan (oversubscribed),
maka perusahaan akan melakukan refund atau pengembalian kelebihan dana tersebut.
Membeli saham di pasar perdana menjadi daya tarik tersendiri karena ada kemungkinan capital
gain didapat setelah saham tersebut melantai di bursa.

Pasar sekunder adalah kelanjutan dari pasar perdana, pasar di mana efek-efek yang telah
dicatatkan di Bursa Efek diperjual-belikan. Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada
para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat di Bursa setelah
terlaksananya penawaran pada pasar perdana. Di pasar ini, transaksi pembelian dan penjualan
efek sudah tidak terjadi di antara investor dengan perusahaan, tapi antara investor yang satu
dengan investor yang lain.

Setelah tercatat di bursa saham, artinya saham perusahaan tersebut bisa bebas ditransaksikan
oleh publik. Misalnya saja investor yang sudah memiliki saham hasil transaksi di pasar perdana,
biasanya akan menjual saham tersebut di pasar sekunder untuk memperoleh capital gain.
Contoh transaksi di pasar sekunder adalah transaksi saham yang sering kita lakukan
menggunakan software online trading saham ini merupakan transaksi pasar sekunder atau
aktivitas perdagangan saham sehari-hari.

Berbeda dengan pasar perdana yang harga sahamnya tetap, pada pasar sekunder harga saham
mengalami fluktuasi berupa kenaikan maupun penurunan, hal ini terjadi karena adanya
permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Penawaran dan permintaan tersebut terjadi
karena banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan
industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti
tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan
politik, dan faktor lainnya. Dalam dunia keuangan, kenaikan dan penuruan harga saham
berbanding lurus dengan kinerja fundamental perusahaan.

Pada pasar sekunder, dana jual beli investor sudah tidak masuk ke perusahaan yang
mengeluarkan efek tersebut melainkan berpindah tangan dari investor yang satu ke investor
yang lain.

Dalam melakukan transaksi di pasar sekunder, investor dikenakan biaya transaksi berupa komisi
kepada pialang. Biaya komisi dari transaksi akan dikenakan PPN sebesar 10% dari nilai transaksi
yang dibebankan kepada investor. Khusus untuk transaksi penjualan saham, investor dikenakan
pajak transaksi sebesar 0,1%.

3.3 Hasil Dan Resiko Investasi

Risiko investasi adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi
tidak sesuai dengan harapan atau target profit. Sebagai seorang investor, Anda harus
menyadari betul bahwa investasi selain menjanjikan potensi keuntungan, juga bisa
menyebabkan kerugian. Sederhananya, dalam investasi terdapat hubungan yang kuat antara
return dan risiko investasi. Semakin tinggi potensi keuntungan, semakin tinggi pula tingkat
risikonya, dan begitu juga sebaliknya.

Semua jenis investasi, baik investasi emas, investasi properti, maupun investasi di pasar modal
pasti memiliki risiko. Khusus terkait dengan risiko, setiap investor memiliki sikap toleransi
terhadap risiko investasi yang berbeda-beda. Mengukur risiko investasi penting bagi seorang
investor. Sebagian merasa nyaman untuk mengambil risiko (risk-takers), sebagian kurang berani
atau ragu-ragu (risk-moderate), dan ada juga yang benar-benar tidak berani untuk mengambil
risiko (risk-averse).
Tidak ada satupun instrumen investasi yang cocok untuk semua orang. Setiap
orang (investor) perlu mengenali profil risiko investasi masing-masing sebelum
melakukan investasi sehingga nantinya akan dapat memilih instrumen investasi
yang paling sesuai dengan kebutuhannya.

Permasalahannya adalah bahwa masyarakat atau investor seringkali hanya


memperhatikan tingkat imbal hasil yang ditawarkan (return) namun lupa atau
kurang memperhatikan tingkat risiko yang mungkin dihadapi jika memilih
investasi dimaksud.

Ciri risiko ini adalah tidak dapat dikontrol dan mempengaruhi semua efek dan
tidak dapat dikurangi dengan diversifikasi. Risiko ini sering disebut risiko pasar
(market risk). Beberapa jenis risiko sistematis adalah risiko suku bunga (interest
rate risk), risiko daya beli (purchasing power risk) atau inflasi, risiko komoditas
dan risiko mata uang (currency risk).

Kenyataan inilah yang menjadi salah satu penyebab makin maraknya kasus
penipuan dan korban penawaran investasi yang diduga ilegal kepada masyarakat.
Masyarakat tergiur oleh janji hasil investasi, tapi kurang memperhatikan dan
memahami tingkat risikonya.

Jenis risiko investasi yang kedua adalah risiko tidak sistematis atau unsystematic
risk. Risiko ini adalah risiko yang dapat dikendalikan atau dapat dihindari. Risiko
ini dapat diminimalisir, bahkan dihilangkan dengan melakukan diversifikasi atau
membentuk portofolio. Risiko ini juga disebut risiko spesifik atau risiko
perusahaan. Beberapa contohnya adalah risiko bisnis, risiko finansial, dan risiko
likuiditas. Risiko-risiko apa saja yang dihadapi investor ketika melakukan
investasi? Berikut penjelasannya detailnya.

1. Risiko sistematis atau systematic risk

 Risiko suku bunga

Suku bunga adalah harga dari meminjam uang atau biaya meminjam uang,
biasanya dinyatakan dalam persentase. Suku bunga ini berfluktuasi dari waktu ke
waktu. Nah, Risiko suku bunga adalah risiko yang muncul karena fluktuasi suku
bunga, contoh kasus risiko investasi adalah investasi pembiayaan seperti
pinjaman atau investasi obligasi. Investasi jenis ini biasanya akan memburuk
karena peningkatan suku bunga. Risiko ini diakibatkan oleh adanya perubahan
suku bunga sehingga akan mempengaruhi pendapatan investasi.

Misalnya, jika suku bunga meningkat, harga obligasi berbunga tetap akan turun,
demikian juga sebaliknya. Risiko suku bunga umumnya diukur dengan jangka
waktu obligasi. Contohnya, suku bunga obligasi adalah 8-10%, namun kemudian
pemerintah mengeluarkan Sukuk Ritel yang memiliki suku bunga hingga 12%.
Dengan begitu, investor akan lebih menyukai Sukuk Ritel ini.

Salah satu pertimbangan penting adalah suku bunga saat ini, yang dipengaruhi
oleh suku bunga Federal Reserve, bank sentral negara A.S yang membebankan
biaya kepada bank lain untuk meminjam uang. Federal Reserve biasanya reaktif
terhadap ekonomi dan lingkungan suku bunga.

 Risiko inflasi

Risiko inflasi, atau yang biasa disebut risiko daya beli adalah peluang bahwa arus
kas dari investasi tidak akan bernilai sebanyak saat ini di masa depan karena
perubahan daya beli karena inflasi.

Risiko ini memiliki potensi yang merugikan daya beli masyarakat terhadap
investasi dikarenakan adanya kenaikan rata-rata dari harga konsumsi. Risiko
inflasi adalah risiko yang diambil oleh investor saat memegang uang tunai atau
berinvestasi dalam aset yang tidak terkait dengan inflasi.

Risikonya adalah bahwa nilai tunai akan berkurang oleh inflasi. Sebagai contoh,
jika seorang investor memegang 40% dari portofolio tunai Rp10.000.000 dan
inflasi berjalan pada 5%, nilai tunai portofolio akan kehilangan Rp2.000.000 per
tahun (Rp10 juta x 0,4 x 0,05) karena inflasi.

 Risiko nilai tukar mata uang (valas)


Risiko valuta asing (valas) adalah risiko yang disebabkan oleh perubahan kurs
valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan, terutama
pada saat dikonversikan dengan dengan mata uang domestik.

Risiko jenis ini berkaitan dengan sebuah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata
uang negara lain. Pada umumnya, risiko jenis ini juga disebut sebagai currency risk
atau dengan exchange rate risk.

Sebagai contoh, investor ingin menanamkan investasi yang mengharuskannya


menggunakan mata uang dolar AS. Di saat yang sama, kurs rupiah terhadap dolar
AS lemah, sehingga investor harus mengeluarkan rupiah dengan jumlah yang
lebih banyak dibandingkan ketika nilai rupiah menguat. Nah, menguatnya dolar
terhadap rupiah bisa memberikan kerugian. Investasi yang erat kaitannya
menggunakan mata uang sebagai aset adalah investasi forex. Bagimana risiko
investasi forex saat pandemi? Faktanya, tidak seperti aset investasi lainnya, forex
tidak mengalami guncangan dalam dan tetap menguntungkan para trader dan
investor.

 Risiko komoditas

Risiko komoditas adalah risiko yang disebabkan oleh perubahan harga komoditas
tertentu karena berbagai faktor. Risiko jenis ini berkaitan dengan fluktuasi harga
komoditas serta dipengaruhi oleh permintaan dan penawaraan. Investasi
komoditas biasanya dilakukan melalui perusahaan pialang berjangka atau broker.

2. Risiko tidak sistematis atau unsystematic risk

 Risiko likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul akibat kesulitan menyediakan uang
tunai dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, suatu pihak tidak dapat membayar
kewajibannya yang jatuh tempo secara tunai. Risiko investasi ini sering dialami
oleh industri perbankan.

Meskipun pihak tersebut memiliki aset yang cukup bernilai untuk melunasi
kewajibannya, tetapi ketika aset tersebut tidak bisa dikonversikan segera menjadi
uang tunai, maka aset tersebut dikatakan tidak likuid. Hal ini bisa terjadi jika pihak
debitur tidak dapat menjual hartanya karena tidak adanya pihak lain di pasar yang
berminat membelinya.

Hal ini berbeda dengan penurunan drastis harga aktiva, karena pada kasus
penurunan harga, pasar berpendapat bahwa aktiva tersebut tak bernilai. Tidak
adanya pihak yang berminat menukar (membeli) aktiva kemungkinan hanya
disebabkan karena kesulitan mempertemukan kedua belah pihak.

Karenanya, risiko likuiditas biasanya lebih besar kemungkinan terjadi pada pasar
yang baru tumbuh atau bervolume kecil. Risiko jenis ini memiliki kaitan dengan
percepatan dari sekuritas yang diterbitkan oleh pihak perusahaan yang bisa
diperdagangkan di ranah pasar sekunder.

 Risiko reinvestment

Risiko ini merupakan risiko yang terjadi pada penghasilan dari suatu aset
keuangan yang mengharuskan perusahaan untuk melakukan aktivitas reinvest.
Jadi, ketika hendak melakukan reinvest, perusahaan harus benar-benar
memahami apa itu reinvest serta bagaimana caranya agar bisa mengatur atau
mengelola risiko investasi ini.

 Risiko finansial

Risiko ini terkait dengan struktur pendanaan yang dilakukan sebuah perusahaan.
Sumber pendanaan perusahaan bisa dari pemegang saham dalam bentuk saham
biasa atau saham preferen, atau melalui pinjaman jangka pendek atau jangka
panjang.Ketika perusahaan banyak menggunakan pendanaan dengan utang atau
saham preferen yang cenderung punya kewajiban tetap, maka perusahaan
dianggap lebih berisiko.

Pinjaman dianggap sebagai leverage yang memiliki dua sisi. Di satu sisi, bisa
menaikkan keuntungan perusahaan ketika kondisi ekonomi baik. Sedangkan di sisi
lain dapat menjadi risiko ketika ekonomi memburuk atau jelek.
Mengantisipasi risiko itu, investor sebaiknya mempelajari rasio likuiditas sebuah
perusahaan, yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
dalam periode jangka pendek. Masalah likuiditas bisa menyebabkan perusahaan
gagal bayar yang berpotensi menyebabkan kebangkrutan.Selain itu, investor perlu
mempelajari rasio solvabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka panjang dan semua kewajibannya. Investor yang
tidak menyukai risiko investasi saham, bisa memilih saham dengan leverage
rendah.`

 Risiko bisnis

Risiko ini biasanya berkaitan dengan bisnis perusahaan tersebut. Biasanya,


perusahaan dalam satu sektor dengan bisnis yang sama dianggap punya risiko
yang sama. Karena itu, pelaku pasar dalam membentuk portofolio jangan
membeli beberapa saham dari satu sektor yang sama, terutama kalau bisnis
perusahaan itu sama. Anda harus selalu ingat, bahwa ada pengaruh risiko
investasi terhadap return saham, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
keuntungan.Sektor yang terpengaruh siklus seperti komoditas dan properti
dianggap lebih memiliki risiko dibandingkan sektor konsumsi atau farmasi yang
berpengaruh terhadap return saham. Risiko bisnis dapat dikurangi dengan
memilih sektor yang lebih defensif
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva
lengkap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan.
Pasar dalam investasi terdapat Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang dengan jangka waktu lebih dari satu tahun, seperti saham, surat
utang (obligasi), reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif dari efek atau surat berharga.
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan dan pemerintah, dan sebagai
sarana kegiatan berinvestasi bagi pemilik dana (investor). Risiko investasi adalah tingkat potensi
kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi tidak sesuai dengan harapan atau target
profit.
3.2 Saran

Jika kalian pemula bagi yang ingin berinvestasi kalian bisa memulai dari yang terkecil dulu
karena di saat itu kita dapat mengalami penyusutan bahkan kerugian yang sangat besar jika kita
belum memahami hal tersebut,jangan sesekali kalian mencoba untuk melakukan investasi yang
besar jika kalian baru memahami apa itu investasi.

DAFTAR PUSTAKA

https://amp.kompas.com/money/read/2022/01/06/120500926/mengenal-apa-itu-investasi-
definisi-jenis-dan-contohnya

https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/10526

https://www.gicindonesia.com/jurnal/trivia/risiko-investasi-adalah/

Anda mungkin juga menyukai