Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

RETURN DAN RISIKO PORTOFOLIO

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi


Tugas Pada Mata Kuliah Teori Investasi Dan Pasar Modal
DosenPengampu:
Selamet Fuadi, S.E., M.M.

Disusun Oleh :

Ines Nova Sari NPM 18610143

Nurbaiti Oktavia NPM 18610146

Lutfi Al Mutsiroh NPM 18610175

Rian Muhammad Sobri NPM 18610

UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua dan hanya dengan qudrat dan iradat-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang Return dan Resiko Portofolio.

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori
Investasi Dan Pasar Modal. Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman diri. Demi kesempurnaannya, penulis
selalu mengharapkan adanya saran dan masukan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Selamet Fuadi, S.E., M.M selaku dosen pengampu mata


kuliah Teori Investasi Dan Pasar Modal

2. Orang tua yang telah memberikan dorongan serta doa dan bantuan
moril.

3. Serta pihak yang telah bekerja sama membantu proses pembuatan


makalah.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat


khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi semua pihak yang
membacanya.

Metro, 03 Desember 2021

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

KATA PENGANTAR................................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3 Tujuan Masalah................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3

2.1 Definisi Return................................................................................. 3


2.2 Definisi Resiko................................................................................. 5
A. Analisis Resiko.................................................................... 6
B. Diversifikasi......................................................................... 6
2.3 Estimasi Return Dan Risiko Portofolio............................................ 7
A. Model Indeks Tunggal......................................................... 8
B. Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Atas Investasi..... 9
2.4 Teori Portofolio................................................................................ 13
A. portofolio dan diversifikasi ................................................. 15
B. macam perilaku investor ..................................................... 15
2.5 Mengukur Expected Return Dan Risiko Sekuritas.......................... 16

BAB III PENUTUP.................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 17


3.2 Saran ................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen
perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat
pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan keuangan tersebut.
Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa
mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan
yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan
dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat
diukur dari standar deviasi dengan menggunakan statistika.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan
memberikan imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal
dengan istilah “High Risk High Return”. Ada trade off antara risk dan
return, sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan
yang mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda,
pengambilan keputusan keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif
keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif digunakan koefisien variasi,
yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang diharapkan yang
ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat pengenbalian
yang diharapkan.
Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang
berasal dari hutang untuk memperoleh laba operasi yang lebih besar dari
beban bunga, maka penggunaan hutang dapat memberikan keuntungan
bagi perusahaan dan akan meningkatkan return bagi pemegang saham.
Sebaliknya, jika manajemen tidak dapat memanfaatkan dana secara baik,
perusahaan mengalami kerugian.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud   Return dan risiko ?
2. Apa saja bentuk return dan risiko ?
3. Bagaimana macam perilaku – perilaku investor ?

1
4. Bagaimana mengukur expected return dan risiko sekuritas ?
Bagaimana contoh menganalis sebuah permasalahan yang
berkaitan dengan return dan risiko ?
1.3 Tujuan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai,
yaitu:
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen
Investasi
2. Untuk menambah bacaan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Selamat Sri Kendal.
3. Untuk mengetahui pengertian Return dan risiko.
4. Untuk mengetahui apa saja bentuk return dan risiko.
5. Untuk mengetahui macam perilaku – perilaku investor.
6. Untuk mengetahui cara mengukur expected return dan risiko
sekuritas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Return


Return adalah imbalan atas keberanian investor menanggung
risiko, serta komitmen waktu dan dana yang telah dikeluarkan oleh
investor.
Return merupakan salah satu factor yang memotivasi investor
berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor
menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.Return menurut
Jogiyanto (2003; 109) dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Return Realisasi (Realized Return)
Merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari
perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa mendatang.
2. Return Ekspektasi (Expected Return)
Merupakan return yang digunakan untuk pengambilan
keputusan investasi. Return ini penting dibandingkan dengan return
historis karena return ekspektasi merupakan return yang
diharapkan dari investasi yang dilakukan.

Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama,


yaitu yield dan capital gain/loss (Tandellin, 2010:102). Yield merupakan
return yang mencerminkan aliran kas yang diperoleh secara periodic dari
suatu investasi.Jika kita berinvestasi pada sebuah obligasi misalnya, maka
besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi. Demikian pula halnya jika
kita membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang kita
peroleh. Sedangkan capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan)
harga suatu surat berharga, yang bisa memberikan keuntungan
(kerugian)bagi investor.

3
Dari kedua sumber return diatas, maka kita bisa menghitung return
total. Perlu diketahui bahwa yield hanya akan berupa angka nol (0) dan
postif (+), sedangkan capital gain (loss) bisa berupa angka minus (-), nol
(0) dan positif (+) secara matematis return total suatu investasi bisa
dituliskan:
a. Return total = yield + capital gain (loss)
1. Contoh perhitungan Return
Informasi mengenai return lebih sering dinyatakan dalam
persentase daripada dalam unit mata uang rupiah.
Contoh:
Penjelasan Kasus 2
(Rp)
Harga penutupan per lembar saham, 1 Januari 1.000
2005
Dividen selama 2005 50
Harga penutupan per lembar saham, 31 Desember 900
2005

2. Perhitungan
1) Menghitung dividend yield

Dividend yield = D1
PX-1
= Rp50 / Rp1.000 = 0,05 = 5%

2) Menghitung capital gain (loss):


Capital gains (loss) = (Px – Px-1)/ Px-1
= (Rp 900 – Rp1.000)/ Rp
1.000
= - 10%

3) Menghitung total return

Total Return = total yield + capital gain (loss)


= 5% - 10% = -5%
2.2 Definisi Risiko

4
Risiko adalah kemungkinan adanya sesuatu yang tidak
menguntungkan akan terjadi di masa mendatang.Risiko juga merupakan
kemungkinan perbedaan antara return yang diterima dengan return yang
diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin
besar risiko investasi tersebut.
Untuk menggambarkan lebih lanjut mengenai keadaan resiko yang
timbul dalam financial assets, berikut akan diberikan suatu ilustrasi seperti
dibawah ini:
1. Umpamakan seorang investor membeli short-term government
bond (surat berharga pemerintah jangka pendek) seharga Rp.
100.000.000,- dengan tingkat bunga/coupon rate sebesar 15,5%
setahun dan jangka waktunya 5 tahun. Dalam contoh kasus ini,
pendapatan yang akan diperoleh oleh investor darishort-term bond
tersebut dapat diperkirakan dengan pasti, dan investor semacam ini
bisa digolongkan dalam apa yang disebut risk-free.
2. Andaikata uang sebesar Rp. 100.000.000,- tersebut diinvestasikan
dalam bentuksaham dari suatu perusahaan, maka hasil dari
investasi ini tidak bisa diramalkan dengan pasti. Karena rate of
returnakan bervariasi dan sangat besar kemungkinannyauntuk
memperoleh kerugian. Maka saham bisa dikatakan secara relatif
mengandung risiko yang lebih tinggi atau bisa dikatakan risky.
Dengan demikian pengertian risk dari kedua ilustrasi tersebut
diatas, akan mempunyai dampak yang berbeda bagi investor apabila
mereka dihadapkan pada situasi pengambilan keputusan di bidang
investasi. Maka didalam rangka proses pengambilan keputusan, sebaiknya
kita buat banyak kemungkinan-kemungkinan alternatif yang akan kita
pilih. Hal ini dimaksudkan agar kita dapat memilih alternatif yang paling
menguntungkan.

A. Analisis Risiko
Dalam manajemen portofolio dikenal adanya konsep
pengurangan risiko sebagai akibat penambahan sekuritas kedalam

5
portofolio. Rumus untuk menghitung varians portofolio bisa
dituliskan sebagai berikut:
Contoh: Misal risiko setiap sekuritas sebesar 0,20. Jika kita
memasukkan 100 saham dalam portofolio tersebut maka risiko
portofolio akan berkurang dari 0,20 menjadi 0,02.
Perhitungan statistik di atas membuktikan bahwa semakin
banyak jenis saham yang dimasukkan dalam portofolio akan
menyebabkan semakin berkurangnya risiko portofolio.
Dalam konteks portofolio, semakin banyak jumlah saham
yang dimasukkan dalam portofolio, semakin besar manfaat
pengurangan risiko.Meskipun demikian, manfaat pengurangan
risiko portofolio akan semakin menurun sampai pada jumlah
tertentu, dan setelah itu tambahan sekuritas tidak akan mengurangi
risiko portofolio.
Beberapa hasil studi empiris tentang jumlah saham dalam
portofolio yang bisa mengurangi risiko, menghasilkan rekomendasi
bahwa untuk mengurangi risiko portofolio diperlukan sedikitnya
antara 10-20 jenis saham. Penilitian yang sama juga pernah
dilakukan Tandelilin (1998) di pasar modal Indonesia dan Filipina.
Penelitian tersebut menghasilkan rekomendasi bahwa untuk
meminimalkan risiko sedikitnya diperlukan 14 saham untuk pasar
modal Filipina dan 15 saham untuk pasar modal Indonesia.
B. Diversifikasi
Diversifikasi adalah pembentukan portofolio melalui
pemilihan kombinasi sejumlah asset tertentu sedemikian rupa
hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi besaran return
yang diharapkan.Permasalahan diversifikasi adalah penentuan atau
pemilihan sejumlah aset-aset spesifik tertentu dan penentuan
proporsi dana yangakan diinvestasikan untuk masing-masing asset
tersebut dalam portofolio.
Ada dua prinsip diversifikasi yang umum digunakan:
1) Diversifikasi Random

6
Diversifikasi random terjadi ketika investor
menginvestasikan dananya secara acak pada berbagai jenis
saham atau asset yang berbeda atau.Investor memilih asset-
asset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio tanpa
terlalu memperhatikan karakterisitiknya (misal, tingkat
risiko dan return yang diharapkan serta industri).
2) Diversifikasi Markowitz
Diversifikasi Markowitz mempertimbangkan
berbagai informasi mengenai karakteristik setiap sekuritas
yang akan dimasukkan dalam portofolio. Diversifikasi ini
menjadikan pembentukan portofolio menjadi lebih selektif
terutama dalam memilih aset-aset sehingga diharapkan
memberikan manfaat diversifikasi yang paling optimal.
Filosofi Diversifikasi Markowitz :
“janganlah menaruh semua telur ke dalam satu
keranjang“.
Kontribusi penting dari ajaran Markowitz adalah
bahwa risiko portofolio tidak boleh dihitung dari
penjumlahan semua risiko aset-aset yang ada dalam
portofolio, tetapi harus dihitung dari kontribusi risiko asset
tersebut terhadap risiko portofolio, atau diistilahkan dengan
kovarians.
2.3 Estimasi Return dan Risiko Portofolio
Mengestimasi return dan risiko portofolio berarti menghitung
return yang diharapkan dan risiko suatu kumpulan aset yang
dikombinasikan dalam suatu portofolio. Rumus untuk menghitung return
yang diharapkan dari portofolio adalah sebagai berikut: Dalam hal ini:
= return yang diharapkan dari portofolio
= bobot portofolio sekuritas ke-i
= jumlah total bobot portofolio = 1,0
= return yang diharapkan dari sekuritas ke-i
= jumlah sekuritas-sekuritas yang ada dalam portofolio

7
Contoh: sebuah portofolio yang terdiri dari 3 jenis saham A, B dan
C menawarkan return yang diharapkan masing-masing sebesar 15%, 20%
dan 25%. Misalnya, presentase dana yang diinvestasikan pada saham A
sebesar 40%, saham B 30% dan saham C 30%, maka return yang
diharapkan dari portofolio tersebut adalah: = 0,4 (0,15) + 0,3 (0,2) + 0,3
(0,25) = 0,195 atau 19,5%
Untuk mengukur risiko portofolio yang terdiri dari dua sekuritas,
dapat dihitung dengan: = [½
Dalam hal ini:
= deviasi standar portofolio
= bobot portofolio pada aset A
= bobot portofolio pada aset B\
= koefisien korelasi asset A dan B
Contoh: perhitungan risiko portofolio dua asset yang terdiri dari
saham A dan B masing-masing menawarkan return sebesar 10% dan 25%;
serta deviasi standar masing-masing sebesar 30% dan 60%. Alokasi dana
investor pada kedua aset tersebut masing-masing sebesar 50% untuk setiap
asset; serta kedua asset berkorelasi 0.
Deviasi standar portofolio tersebut dihitung dengan:
= [ (0,5)2(0,3)2 + (0,5)2(0,6)2 + 2 (0,5)(0,5)()(0,3)(0,6)] 1/2
= [0,0225 + 0,09 + (0,09) ()] 1/2
= [0,1125 + 0,09 (0,0)] ½ = 0,335 atau 33,5%
A. Model Indeks Tunggal
Model portofolio Markowitz dengan perhitungan kovarians yang
kompleks seperti telah dijelaskan diatas, selanjutnya dikembangkan
oleh William Sharpe denganmenciptakan model indeks tunggal. Model
ini mengkaitkan perhitungan return setiap asset pada return indeks
pasar.
Asumsi yang dipakai dalam model indeks tunggal adalah bahwa
sekuritas akan berkorelasi hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut
mempunyai respon yang sama terhadap return pasar.Penyederhaan
dalam model indeks tunggal tersebut ternyata bisa menyederhanakan

8
penghitungan risiko portofolio Markowitz yang sangat kompleks
menjadi perhitungan sederhana.
B. Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Atas Investasi
Secara Berdiri Sendiri atau Portofolio, Risiko arus kas aktiva dapat
dipertimbangkan atas dasar berdiri sendiri (stand-alone basis) oleh
setiap aktiva itu sendiri atau dalam konteks portofolio di mana
investasi digabungkan dengan aktiva lain dan risikonya dikurangi
melalui diversifikasi.
Kebanyakan investor yang rasional memiliki portofolio aktiva, dan
mereka lebih memperhatikan risiko portofolionya daripada risiko
aktiva individual.
Pengembalian yang diharapkan atas investasi adalah nilai rata-rata
dari distribusi probabilitas pengembalian.Semakin besar probabilitas
bahwa pengembalian aktual akan jauh di bawah pengembalian yang
diharapkan, semakin besar risiko yang berdiri sendiri (stand-alone)
yang berkaitan dengan aktiva. Tingkat pengembalian yang diharapkan
atas saham umumnya sama dengan pengembalian yang diperlukan.
Namun, sesuatu dapat terjadi yang menyebabkan tingkat
pengembalian yang diperlukan berubah:Suku bunga bebas risiko dapat
berubah karena perubahan inflasi yang diantisipasi, Beta saham dapat
berubah, Penolakan investor terhadap risiko dapat berubah.
Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dan investasi, maka
didirikanlah oleh Pemerintah.Investasi dapat diartikan sebagai
komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan
tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Dengan kata lain,
investasi merupakan komitmen untuk mengorbankan konsumsi
sekarang dengan tujuan memperbesar konsumsi di masa datang.
Pengertian lain investasi adalah suatu bentuk penanaman dana atau
modal untuk menghasilkan kekayaan, yang akan dapat memberikan
keuntungan tingkat pengembalian (return) baik pada masa sekarang
atau dan di masa depan.

9
Sharpe et all (1993), merumuskan investasi dengan pengertian
berikut: “Mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna
menda¬patkan aset pada masa mendatang yang tentu saja dengan
jumlah yang lebih besar.”
Sedangkan Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai:
“Komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset
selama beberapa periode pada masa mendatang.”
Investasi dapat berkaitan dengan penanaman sejumlah dana pada
aset riil (real assets) seperti: tanah, emas, rumah, barang-barang seni,
real estate dan aset riil lainnya atau pada aset finansial (financial
assets), berupa surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan
klaim atas aktiva riil yang dikuasai oleh entitas seperti: deposito,
saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.
Harapan keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas
waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan.Dalam
konteks investasi, harapan keuntungan tersebut sering disebut sebagai
return.
Eduardus Tandelilin (2001:47) mengemukakan bahwa: “Return
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinteraksi dan
juga merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung
risiko atas investasi yang dilakukannya.” Singkatnya return adalah
keuntungan yang diperoleh investor dari dana yang ditanamkan pada
suatu investasi.
Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama,
yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return
yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara
periodik dari suatu investasi. Jika berinvestasi pada sebuah obligasi
atau mendepositokan uang di bank, maka besarnya yield ditunjukkan
dari bunga obligasi atau bunga deposito yang diterima.Jika kita
berinvestasi dalam saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen
yang kita peroleh. Sedangkan, capital gain (loss) sebagai komponen
kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat

10
berharga (saham atau obligasi), yang bisa memberikan keuntungan
(kerugian) bagi investor.
Pada dasarnya tujuan investor dalam berinvestasi adalah
memaksimalkan return. Return dapat berupa return realisasi ataupun
return ekspektasi.Return realisasi (realized return) merupakan return
yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return
realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi
(expected return) untuk mengukur risiko di masa yang akan datang.
Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan
akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Berbeda dengan
return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi ini
sifatnya belum terjadi.Suad Husnan (2005) menyebutkan bahwa
tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) adalah laba
yang akan diterima oleh pemodal atas investasinya pada perusahaan
emiten dalam waktu yang akan datang dan tingkat keuntungan ini
sangat dipengaruhi oleh prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Seorang investor akan mengharapkan return tertentu di masa yang
akan datang tetapi jika investasi yang dilakukannya telah selesai maka
investor akan mendapat return realisasi (realized return) yang telah
dilakukan.
Di samping memperhitungkan return, investor juga perlu
mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi sebagai dasar
pembuatan keputusan investasi. Definisi risiko menurut Reilly and
Brown (2003:10) adalah: “Risk is the uncertainly that an investment
will earn its expecied rate of return.” Sedangkan definisi risiko
menurut Elton and Gruber (2003:44) adalah: “The existence of risk
means that the investor can no longer associate a single number of pay-
off with investment in any assets.”
Beberapa pengertian risiko yang berkembang berdasarkan
definisi-definisi di atas dan dari literatur lainnya, bahwa risiko
dapat pula diartikan :

11
1. Bahaya (menurut kamus Webster
2. Kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan
3. Probabilitas tidak tercapainya tingkat keuntungan yang
diharapkan (expected return)
4. Kemungkinan return yang diterima (realized return)
menyimpang dari return yang diharapkan (expected return)
atau dengan kata lain kemungkinan perbedaan antara return
aktual yang diterima dengan return yang diharapkan.
Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi
besarnya risiko investasi antara lain:
1. Risiko suku bunga (yaitu variabilitas dalam return sekuritas
dari perubahan tingkat suku bunga. Interest rate risk
mempengaruhi obligasi secara langsung dibandingkan common
stock),
2. Risiko pasar (variabilitas return dari hasil fluktuasi dalam
keseluruhan pasar, yaitu pasar saham agregat),
3. Risiko inflasi (Faktor yang mempengaruhi semua sekuritas
adalah risiko daya beli atau berkurangnya kemampuan
membeli investasi),
4. Risiko bisnis (risiko yang ada ketika melakukan suatu
usaha/bisnis dalam industri khusus),
5. Risiko finansial (Risiko ini berhubungan dengan penggunaan
hutang oleh perusahaan. Besarnya proporsi asset oleh
pembiayaan hutang dan besarnya variabilitas return adalah
sama),
6. Risiko likuiditas (Risiko likuiditas ini berhubungan dengan
pasar sekunder dalam perdagangan sekuritas.
Suatu investasi yang dapat dibeli atau dijual secara cepat dan tanpa
harga yang signifikan biasanya bersifat likuid, semakin tidak
menentunya elemen waktu dan konsesi (kelonggaran) harga, semakin
besar liquidity risk-nya), risiko nilai tukar (variabilitas return yang
disebabkan oleh fluktuasi mata uang), dan risiko negara (disebut juga

12
politycal risk, yaitu risiko yang penting untuk para investor pada
zaman sekarang ini. Dengan banyaknya investor yang berinvestasi
secara internasional, baik secara langsung ataupun tidak langsung,
stabilitas dan kelangsungan hidup ekonomi suatu negara perlu
dipertimbangkan) serta masih banyak lagi sumber risiko.
Untuk menurunkan risiko, investor perlu melakukan diversifikasi.
Diversifikasi menunjukkan bahwa investor perlu membentuk
portofolio penanaman dana sedemikian rupa hingga risiko dapat
diminimalkan tanpa mengurangi return yang diharapkan. Mengurangi
risiko tanpa mengurangi return adalah tujuan investor dalam
berinvestasi.
2.4 Teori Portofolio
Teori Portofolio (portfolio) lahir dari seseorang yang bernama
Henry Markowitz. Dasar pemikiran dibentuknya portofolio seperti yang
dikatakan Markowitz yaitu: “do not put all eggs in one basket” (janganlah
menaruh semua telur ke dalam satu keranjang), karena jika keranjang
tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam keranjang tersebut akan
pecah. Begitu pula dengan investasi yang dilakukan, jangan menanamkan
seluruh dana dalam satu bentuk investasi, karena ketika investasi tersebut
gagal, maka seluruh dana yang tertanam kemungkinan tidak akan kembali.
Teori portofolio yang diperkenalkan oleh Markowitz (yang di kalangan
ahli manajemen keuangan disebut sebagai the father of modern portfolio
theory) ini telah mengajarkan konsep diversifikasi portofolio secara
kuantitatif.
Portofolio diartikan sebagai serangkaian investasi sekuritas yang
diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik individu maupun
entitas.Kombinasi aktiva/asset tersebut bisa berupa aktiva riil, aktiva
finansial ataupun keduanya.Biasanya seorang investor dalam melakukan
investasi tidak hanya memilih satu saham saja, tetapi melakukan
kombinasi. Alasannya dengan melakukan kombinasi saham, investor bisa
meraih return yang optimal dan sekaligus bisa memperkecil risiko melalui
diversifikasi.Dengan kata lain, jika seorang investor mengumpulkan

13
beberapa sekuritas yang akan digunakan untuk investasi, artinya investor
telah membentuk suatu portofolio saham, tujuannya adalah untuk
melakukan diversifikasi dalam investasi, yang dapat memperkecil risiko
yang dihadapi investor bila dibandingkan dengan melakukan investasi
pada saham individu. Meskipun demikian memilih portofolio yang
optimal bukanlah hal yang mudah.
a. Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio, yaitu
dengan cara mengkombinasi atau dengan menambah investasi
(asset/aktiva/sekuritas) yang memiliki korelasi negatif atau positif
rendah sehingga variabilitas dari pengembalian atau risiko dapat
dikurangi.
b. Korelasi merupakan alat ukur statistik mengenai hubungan dari
serial data yang menunjukkan pergerakan bersamaan relatif
(relative comovements) antara serial data tersebut. Jika serial data
bergerak dengan arah yang sama disebut dengan korelasi positif,
sebaliknya jika bergerak dengan arah berlawanan disebut korelasi
negatif.
c. Sedangkan koefisien korelasi merupakan ukuran dari tingkat
korelasi, yaitu:
a) Korelasi positif sempurna (koefisien korelasi +1)
b) Tidak ada korelasi (koefisien korelasi 0)
c) Korelasi negatif sempurna (koefisien korelasi -1)
d. Investasi / aktiva yang tidak berkorelasi artinya tidak ada interaksi
di antara pengembaliannya (returnnya). Mengkombinasikan aktiva
yang tidak berkorelasi dapat mengurangi risiko meskipun tidak
seefektif seperti aktiva yang memiliki korelasi negatif. Kombinasi
aktiva yang tidak berkorelasi dapat mengurangi risiko daripada
mengkombinasikan aktiva yang berkorelasi positif.

A. Portofolio dan diversifikasi


Untuk meminimalkan risiko dan mengharap return yang
diinginkan, seorang pengusaha akan mengambil langkah

14
portofolio.Portofolio dapat didefinisikan sebagai sekumpulan
investasi/gabungan dari 2 atau lebih surat berharga pada beberapa alat
investasi, bisa sejenis dan juga tidak sejenis yang tujuannya adalah
menghindari resiko dan menghasilkan pendapatan sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Lalu Bagaimana cara mengurangi risiko
portofolio? Yaitu dengan melakukan diversifikasi.
Diversifikasi adalah berinvestasi pada berbagai jenis saham,
dengan harapan jika terjadi penurunan pengembalian satu saham akan
ditutup oleh kenaikan pengembalian saham yang lain. Risiko yang
dapat di diversifikasi adalah risiko yang tidak sistematik atau risiko
spesifik dan unik untuk perusahaan. Diversifikasi risiko ini sangat
penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa
harus mengurangi return yang diterima.
B. Macam Perilaku Investor
Ditinjau dari segi perilaku, manusia sebagai investor
mempunyai 3 kecenderungan didalam rangka menghadapi risiko,
yaitu:
a. Ada manusia yang mencari risiko, dan tanpa adanya risiko ia
kurang senang. Type ini disebut dengan “Risk Seeker“.Risk
seeker akan lebih memilih investasi yang mempunyai risiko yang
lebih besar, tentunya dengan harapan return yang besar pula.
b. Manusia yang mencari keseimbangan antara risiko dan return.
Type ini disebut dengan “Risk Indifference“. Artinya, investor
mengharapkan adanya tambahan return jika ada tambahan
risikoyang ia hadapi.
c. Manusia yang menginginkan tambahan return yang lebih besar
dengan adanya kenaikan/tambahan risiko yang ia hadapi. Type ini
disebut dengan “Risk Averter“.Risk Averter akan memilih
investasi yang resikonya lebih kecil. Type ini lebih banyak
jumlahnya. 
2.5 Mengukur Expected Return dan Risiko Sekuritas

15
Untuk mengestimasi return, investor harus memperhitungkan
setiap kemungkinan terwujudnya tingkat return tertentu, atau yang lebih
dikenal dengan probabilitas kejadian. Probability suatu kejadian diartikan
sebagai harapan dimana kejadian tersebut bisa terjadi.
Demikian pula halnya apabila kita ingin menginvestasikan uang
kita dalam saham dari perusahaan “X“ dan perusahaan “Y“, dimana kita
akan berharap untuk memperoleh capital gain dan deviden atas keputusan
yang akan kita pilih tersebut.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

16
Return merupakan salah satu factor yang memotivasi investor
berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor
menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.
Risiko adalah kemungkinan adanya sesuatu yang tidak
menguntungkan akan terjadi di masa mendatang. Risiko juga merupakan
kemungkinan perbedaan antara return yang diterima dengan return yang
diharapkan.
Ditinjau dari segi perilaku, manusia sebagai investor mempunyai
3 kecenderungan didalam rangka menghadapi risiko, yaitu: (1) Ada
manusia yang mencari risiko, dan tanpa adanya risiko ia kurang senang.
(2) Manusia yang mencari keseimbangan antara risiko dan return. (3)
Manusia yang menginginkan tambahan return yang lebih besar dengan
adanya kenaikan/tambahan risiko yang ia hadapi.
1. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin
besar risiko (risk) yang ditanggung, semakin besar pengembalian
(return) yang harus dikompensasikan. Sebaliknya, semakin kecil
return yang diharapkan, semakin kecil risiko yang ditanggung.
2. Model perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan
khususnya dalam investasi, yaitu secara standar deviasi dan varian
3. Tingkat pengembalian faktor yang perlu diperhatikan adalah
seperti harga saham,dividend yang perlu.
4. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
a. Bersifat linear atau searah.
b. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi
pula risiko
c. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan
investasi maka semakin besar pula risiko yang timbul dari
investasi tersebut.
d. Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang
bersifat normal

17
Untuk meminimalkan risiko dan mengharap return yang
diinginkan, seorang pengusaha akan mengambil langkah
portofolio.
Portofolio dapat didefinisikan sebagai sekumpulan
investasi/gabungan dari 2 atau lebih surat berharga pada beberapa alat
investasi, bisa sejenis dan juga tidak sejenis yang tujuannya adalah
menghindari resiko dan menghasilkan pendapatan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Lalu Bagaimana cara mengurangi risiko portofolio?
Yaitu dengan melakukan diversifikasi.
Diversifikasi adalah berinvestasi pada berbagai jenis saham,
dengan harapan jika terjadi penurunan pengembalian satu saham akan
ditutup oleh kenaikan pengembalian saham yang lain.
3.2 Saran
Dengan disususnnya makalah ini, diharapkan pembaca mengetahui
pengertian, dan apa saja yang perlu diketahui dalam hal return dan risiko
portofolio sehingga calon investor dapat menentukan return dan risiko yang
akan terjadi ketika memutuskan untuk melalukan investasi. Dengan
perhitungan matang, yang akhirnya akan berimbas pada perolehan return yang
maksimal dan mengharap risiko yang minimal,

DARTAR PUSTAKA

18
Agus Sartono. Manajemen Keuangan .Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2000.
Jurnal Irma S. Irmaningsih, return dan risiko portofolio. 2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/ return dan risiko portofolio.k/minggu/19Maret2017.
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Tiga. Yogyakarta:
BPFE
Tandelilin, Eduardus, 2010. Portfolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, Edisi
Pertama, Yogyakarta: Kanisius
Van Horne, James. 2010. Fundamentals of Financial Management: Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan. Salemba Empat: Jakarta.
Jones, Charles P. 2000. Investment: Analysis and Management, 7th edition, New
York: John Willey and Sons. Inc.

19

Anda mungkin juga menyukai