Anda di halaman 1dari 41

PORTOFOLIO THEORY

MAKALAH

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan


tugas mata kuliah Investment And Portofolio Management pada
Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Hasanuddin

Oleh:

Andini Hayrunnisyah A012211082

Muhammad Noor Ilham A012211086

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua khususnya kepada

kelompok kami, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan Tugas Investment

And Portofolio Management Topik Khusus yang berjudul “PORTOFOLIO THEORY”.

Kami menyadari tentunya dalam penyusunan atau pembuatan makalah ini

masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun segi bentuk. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk

menyempurnakan makalah ini dimasa yang akan datang. Kami ucapkan banyak

terima kasih bagi semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan meningkatkan motivasi

dan semangat yang tinggi.

Makassar, 01 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang......................................................................1
1.2  Rumusan Masalah................................................................2
1.3  Maksud danTujuan................................................................2
1.3.1 Maksud.........................................................................2
1.3.2 Tujuan...........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Portofolio..............................................................4
2.1.1 Pengertian Teori Portofolio...........................................5
2.1.2 Pemilihan Portofolio.....................................................10
2.1.3 Pembentukan Portofolio..............................................11
2.1.4 Penilaian Kinerja Portofolio.........................................11
2.2 Investasi................................................................................14
2.2.1 Pengertian Investasi....................................................16
2.2.2 Tujuan Investasi...........................................................17
2.2.3 Proses Manajemen Investasi......................................17
2.3 Surat Berharga .....................................................................19
2.3.1 Pengertian Saham.......................................................22
2.3.2 Jenis- jenis Saham......................................................23
2.3.3 Indeks Harga Saham...................................................26
2.3.4 Berinvestasi di Pasar Saham......................................28
2.3.5 Manfaat Investasi Saham............................................30
2.3.6 Resiko Investasi Saham..............................................32

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...........................................................................35
3. 2 Saran....................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Portofolio adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai instrumen dan aset

investasi yang disusun untuk mencapai tujuan investasi investor. Portofolio juga

dapat diartikan sebagai bagaimana cara seorang investor menghasilkan keuntungan

yang optimal dengan mengalokasikan sejumlah dana tertentu pada berbagai jenis

investasi yang berada di pasar modal.

Properti, saham, instrumen pendapatan tetap seperti obligasi, sampai uang tunai

atau setara kas merupakan isi dari portofolio. Namun saat ini, portofolio lebih

diutamakan pada aset investasi yang likuid seperti: saham, instrumen pendapatan

tetap dan kas atau setara kas.

Dalam dunia pasar modal, para investor memiliki preferensi dan karakter yang

berbeda-beda dalam menghadapi risiko. Ada Investor yang menyukai risiko (risk

seeker) yaitu Investor tipe ini berani mengambil risiko tinggi dengan harapan

mendapat imbal hasil yang tinggi pula. Investor dengan karakter tersebut cenderung

agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi. Ada juga Investor yang

netral terhadap risiko (risk neutrality) yaitu Investor tipe ini meminta kenaikan imbal

hasil yang sama untuk setiap kenaikan tingkat risiko. Investor dengan karakter ini

cenderung hati-hati dan fleksibel dalam mengambil keputusan investasi. Tetapi

ttidak menutup kemungkinan ada pula Investor yang tidak menyukai risiko (risk

averter) yaitu Investor tipe ini hanya berani mengambil risiko tingkat rendah dengan

imbal hasil yang rendal pula. Tipikal investor tidak suka mencari risiko dan

cenderung memikirkan secara matang sebelum mengambil keputusan investasi.

1
2

Meskipun investasi dipasar modal menjanjikan tingkat pengembalian yang lebih

tinggi, namun jika semakin besar pengembalian maka semakin besar pula resiko

yang dihadapi. Oleh karena itu maka investor dituntut untuk berfikir secara rasional

dan juga memperhatikan bagaimana cara pengembalian yang optimal pada tingkat

resiko yang minimal. Agar tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari penyertaan

modalnya bisa membuat investor mendapatkan hasil yang optimal. Pihak investor

harus melakukan analisis terhadap saham-saham yang dibelinya. Kegagalan bisa

saja terjadi jika investor mendapatkan informasi yang terlalu banyak (overload

information) yang menyebbkan investor tidak bisa mengambil informasi yang relevan

dan paling dibutuhkan dalam menganalisis portofolio.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, untuk memperoleh

kejelasan masalah yang akan dibahas, maka penulis membuat rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan portofolio dan teori portofolio?

2. Apa yang dimaksud dengan portofolio investasi?

3. Apa yang dimaksud dengan saham ?

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata

kuliah Akuntansi Topik Khusus dan memahami dan memperjelas materi tentang

Teori portofolio.

1.3.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tentang portofolio dan teori portofolionya,


3

2. Untuk mengetahui tentang portofolio investasi.

3. Untuk mengetahui lebih banyak tentang saham.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Portofolio

Arti harfiah dari portofolio adalah sekumpulan investasi (Suad Husnan,2005;49).

Sedangkan secara umum, portofolio adalah suatu kombinasi dari investasi sejumlah

asset dengan tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda-beda dalam jangka waktu

tertentu. Pembentukan portofolio merupakan salah satu alternatif yang umum dipilih

dalam rangka menerapkan gagasan utility maximization.

Sedangkan menurut Sentanoe Kertonegoro (1995;215), portofolio adalah suatu

kumpulan investasi yang digabungkan untuk memenuhi tujuan investasi. Hampir

serupa dengan pendapat Agus Sartono (2001;143), bahwa portofolio adalah

sekumpulan investasi baik berupa asset riil (real assets) maupun asset keuangan

(financial assets). Kesempatan investasi pada financial assets dapat berupa saham

biasa, saham preferen, obligasi perusahaan, dan surat berharga yang dikeluarkan

oleh pemerintah. Sedangkan kesempatan investasi pada real assets dapat berupa

gedung, tanah, kendaraan, dan aktiva berwujud lainnya.

Portofolio juga merupakan kombinasi atau sekumpulan aset yang dimiliki

oleh investor. Abdul Halim menjelaskan bahwa portofolio adalah gabungan

atas sekumpulan aset, baik berupa aset riil maupun aset finansial yang

dimiliki oleh investor.

Menurut Harold dalam jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, portofolio

diartikan sebagai bagaimana cara seorang investor menghasilkan

keuntungan yang optimal dengan mengalokasikan sejumlah dana tertentu

pada berbagai jenis investasi.

4
5

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa portofolio

adalah kombinasi dari sekumpulan aset baik aset riil maupun aset finansial

yang dimiliki oleh investor dan dapat menghasilkan keuntungan dimasa yang

akan mendatang untuk pemiliknya.

2.1.1 Pengertian Teori Portofolio

Teori portofolio merupakan teori yang berhubungan mengenai

pengembalian portofolio yang diharapkan dan tingkat risiko portofolio yang dapat

diterima, serta menunjukkan cara pembentukan portofolio yang optimal. Teori

portofolio ini saling berkaitan dengan teori pasar modal yang berdasar pada

pengaruh keputusan investor terhadap harga sekuritas serta menunjukkan

hubungan yang seharusnya terjadi antara pengembalian dan risiko sekuritas jika

investor membentuk portofolio yang sesuai dengan teori portofolio. Teori

portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian

keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal

untuk mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk

dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian

atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko

dengan variasi distribusi pengembalian. Makin besar risiko atas investasi atau

pinjaman, makin besar tingkat pengembalian yang diinginkan untuk menutup

risiko tersebut.

Tujuan dibentuknya portofolio adalah untuk memperkecil risiko tanpa

mengorbankan pengembalian yang dihasilkan melalui cara diversifikasi.

Diversifikasi portofolio adalah menyebar risiko ke beberapa sekuritas yang

dipilih. Diversifikasi atau penyebaran portofolio dilakukan dengan memasukkan

berbagai aktiva dari seluruh kelompok aktiva yang ada. Seperti saham, obligasi,
6

deposito, aset riil dan sebagainya. Diversifikasi portofolio juga bisa dilakukan

dengan mengkhususkan diri dalam satu kelompok aktiva saja, misalnya saham.

Akan tetapi, investor akan menemukan masalah dalam membentuk suatu

portofolio karena banyaknya sekuritas yang ada. Banyaknya kombinasi sekuritas

meyebabkan banyaknya portofolio.

Untuk mengatasi masalah itu, investor yang rasional akan membentuk

portofolio yang optimal. Investor rasional diasumsikan sebagai orang yang

memilih lebih banyak daripada memilih yang sedikit. Misalnya, dalam kondisi

kerja yang sama, orang yang rasional akan memilih mendapat gaji Rp. 5 juta

daripada gaji Rp. 3 juta.

Portofolio efisien adalah portofolio yang memberikan imbal hasil harapan

maksimal dengan tingkat risiko yang sama atau portofolio yang mengandung

tingkat risiko minimal dengan imbal hasil harapan yang sama.

Portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih investor dari sejumlah

portofolio efisien sesuai dengan karakter investor. Portofolio optimal didasarkan

pada asumsi semua investor adalah risk averse. Yaitu mengusahakan tambahan

tingkat return yang semakin besar untuk tambahan satu unit risiko yang sama.

Portofolio efisien merupakan portofolio yang baik, tetapi bukan yang terbaik.

Hanya ada satu portofolio terbaik, yaitu portofolio optimal. Portofolio optimal

adalah portofolio efisien. Sedangkan portofolio efisien belum tentu portofolio

optimal. Portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan aktiva bebas

risiko. Aktiva bebas risiko adalah aktiva yang mempunyai return ekspektasi

tertentu tanpa adanya risiko. Aktiva bebas risiko atau risk free rate dalam

penghitungan indeks tunggal biasanya menggunakan BI rate atau suku bunga

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk saham konvensional.


7

Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) adalah return

yang yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang dan

sifatnya belum terjadi. Dengan adanya ketidakpastian (uncertainty) tersebut,

berarti investor akan memperoleh return di masa mendatang yang belum

diketahui persis nilainya. Return ekspektasi dan tingkat risiko mempunyai

hubungan yang positif. Semakin besar risiko suatu sekuritas, semakin besar

return yang diharapkan, begitu pula sebaliknya.

Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar atau varian yang

merupakan kuadrat dari deviasi standar. Risiko yang diukur dengan ukuran ini

mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-

ratanya. Risiko portofolio juga dapat diukur dengan besarnya deviasi standar

atau varian dari nilai return-return sekuritas tunggal di dalamnya. Dengan

demikian, varian return portofolio yang merupakan risiko portofolio dapat

dituliskan sebagai berikut :

Jika return portofolio (Rp) yang ada di atas dan return porotfolio ekspektasi

disubstitusikan, maka menjadi persamaan :

Var(Rp) = E[(a. Ra + b. Rb) – E(a. Ra + b. Rb)]2

= E[a. Ra + b. Rb – E(a. Ra) – E(b. Rb)]2

= E[a. Ra – a. E(Ra)) + (b. Rb – b. E(Rb))]2

= E[(a. (Ra – E(Ra)) + (b. (Rb – E(Rb))]2

= E[(a2. (Ra – E(Ra))2 + (b2. (Rb - E(Rb))2 + 2.a.b. (Ra – E(Ra)). (Rb -

E(Rb))]

= a2. E[Ra – E(Ra))]2 + b2. E[Rb – E(Rb)2 + 2.a.b. E(Ra – E(Ra)). (Rb

– E(Rb))]

maka,
8

Var(Rp) = σp2 = a2. Var(Ra) + b2. Var(Rb) + 2.a.b. (Cov(Ra,Rb)

Kovarian antara return saham A dan B yang ditulis sebagai Cov(Ra, Rb)

atau σRa,Rb, menunjukkan hubungan arah pergerakan dari nilai-nilai return

sekuritas A dan B. Nilai kovarian positif menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel

bergerak kearah yang sama, yaitu jika satu meningkat, yang lainnya juga

meningkat atau jika satu menurun, yang lainnya juga menurun. Nilai kovarian

yang negatif menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak kearah yang

berlawanan, yaitu jika satu meningkat, maka yang lainnya menurun, dan

sebaliknya. Kovarian yang didasarkan pada return-return ekspektasi dari

sekuritas A dan B dapat dihitung dengan rumus :

Cov(Ra,Rb) = σRa,Rb =

dimana :

Cov(Ra,Rb) = kovarian return saham antara saham A dan saham B

Rai = return masa depan antara saham A kondisi ke-i

Rbi = return masa depan saham B kondisi

E(Ra) = return ekspektasi saham A

E(Rb) = return ekspektasi saham B

ρi = probabilitas terjadinya masa depan untuk kondisi ke-i

n = jumlah dari kondisi masa depan (i = 1,2,…n)

Konsep dari kovarian dapat dinyatakan dalam bentuk korelasi. Koefisien

korelasi menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara dua variabel

relative terhadap masing-masing deviasinya. Dengan demikian, nilai koefisien

korelasi antara variabel A dan variabel B (rab = ρab) dapat dihitung dengan

membagi nilai kovarian dengan deviasi variabel-variabelnya.


9

Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di dalam portofolio

adalah return untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan

sempurna. Nilai dari koefisien korelasi berkisar dari +1 sampai dengan -1. Nilai

koefisien korelasi +1 menunjukkan korelasi positif sempurna, nilai koefisien

korelasi 0 menunjukkan tidak ada korelasi dan nilai koefisien korelasi -1

menunjukkan korelasi negatif sempurna.

Jika dua buah aktiva memiliki return dengan koefisien korelasi +1 (positif

sempurna), maka semua risikonya tidak dapat didiversifikasi atau risiko

portofolio tidak akan berubah sama dengan risiko aktiva individualnya. Jika dua

buah aktiva memiliki return dengan koefisien korelasi -1 (negative sempurna),

maka semua risikonya dapat didiversifikasi atau risiko portofolio akan sama

dengan nol. Jika koefisiennya di antara +1 dan -1, maka akan terjadi penurunan

risiko di portofolio, tetapi tidak menghilangkan semua risikonya.

Bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk

portofolio yang well-diversified disebut dengan risiko yang dapat

didiversifikasikan (diversifiable risk) atau risiko perusahaan (company risk) atau

risiko spesifik (specific risk) atau risiko unik (unique risk) atau risiko yang tidak

sistematik (unsystematic risk). Karena risiko ini unik untuk suatu perusahaan,

yaitu hal buruk terjadi di suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal baik

yang terjadi di perusahaan lain, maka risiko ini dapat didiversifikasi di dalam

portofolio. Contoh dari risiko ini adalah pemogokan bruh, tuntutan pihak lain, dan

sebagainya.

Sebaliknya, risiko yang tidak dapat didiversifikasikan oleh portofolio disebut

dengan non-diversifiable risk atau risiko pasar (marke risk) atu risiko umum

(general risk) atau risiko sistematik (systematic risk). Risiko ini terjadi karena
10

kejadian-kejadian di luar kegiatn perusahaan, seperti inflasi, resesi, dan lain

sebagainya.

2.1.2 Pemilihan Portofolio

Di dalam membentuk suatu portofolio, terdapat permasalahan yakni

terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari

kombinasi aktiva berisiko yang tersedia di pasar. Kombinasi ini dapat mencapai

jumlah yang tidak terbatas. Belum lagi kombinasi ini juga memasukkan aktiva

bebas risiko di dalm pembentukan portofolio. Jika terdapat kemungkinan

portofolio yang jumlahnya tidak terbatas, maka akan timbul pertanyaan mana

yang akan dipilih oleh investor. Jika investor adalah rasional, maka mereka akan

memilih portofolio yang optimal. Portofolio optimal dapat ditentukan dengan

menggunakan model Markowitz atau model indeks tunggal. Untuk menentukan

portofolio yang optimal dengan model-model ini, yang pertama kali dibutuhkan

adalah menentukan portofolio yang efisien. Untuk model-model ini, semua

portofolio yang optimal adalah portofolio yang efisien. Karena tiap-tiap investor

memiliki kurva berbeda, portofolio akan berbeda untuk masing-masing investor.

Investor yang lebih menyukai risiko akan memilih portofolio dengan return yang

tinggi dengan membayar risiko yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan

investor yang kurang menyukai risiko. Jika aktiva tidak berisiko, seperti SBI,

dipertimbangkan, maka aktiva ini dapat merubah portofolio optimal yang

mungkin sudah dipilih oleh investor.

Portofolio yang efisien didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan

return ekspektasi terbesar dengan risiko yang sudah tertentu atau memberikan

risiko terkecil dengan return ekspektasi yang sudah tertentu. Portofolio yang

efisien ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu
11

dan kemudian meminimumkan risikonya atau menentukan tingkat risiko yang

tertentu kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang

rasional akan memilih portofolio yang efisien ini karena merupakan portofolio

yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return

ekspektasi atau risiko portofolio.

2.1.3 Pembentukan Portofolio

Portofolio adalah kombinasi atas sekuritas yang dimiliki oleh investor.

Tujuan dibentuknya portofolio untuk memperkecil risiko yang ditanggung melalui

diversifikasi, yaitu menyebar risiko ke beberapa sekuritas yang dipilih.

Untuk membentuk portofolio sebaiknya pemodal mempunyai dana yang

cukup dalam melakukan diversifikasi, pengetahuan tentang analisis atas

sekuritas yang dipilih dan waktu yang akan digunakan untuk mengamati

kegiatan investasinya tersebut. Dalam kenyataannya tidak banyak pemodal

yang mempunyai kemampuan seperti diatas sehingga pemodal tersebut

menyerahkan pengelolaan dananya pada manajer investasi atau dengan

membeli instrumen investasi reksadana berupa unit penyertaan dana (Wibowo,

2005:14)

2.1.4 Penilaian kinerja portofolio

Penilaian terhadap kinerja portofolio diperlukan untuk mengetahui aspek

tingkat return yang diperoleh dan risiko yang ditanggung. Portofolio yang

memiliki tingkat keuntungan yang lebih tinggi belum tentu lebih baik dari

portofolio yang lain jika faktor risiko tidak diperhatikan. Standar metodean

diperlukan dalam melakukan penilaian kinerja portofolio.

Menurut Suad Husnan (2005;449-451), evaluasi kinerja portofolio dapat

dilakukan melalui dua cara, yaitu:


12

1. Melakukan perbandingan langsung. Salah satu cara membandingkan

kinerja suatu portofolio adalah dengan membandingkannya dengan

portofolio lain yang mempunyai risiko kurang lebih sama. Suatu portofolio

yang memberikan tingkat keuntungan lebih tinggi belum tentu lebih baik

kalau ternyata juga mempunyai risiko yang lebih tinggi.

2. Menggunakan ukuran kinerja tertentu,Ukuran kinerja tertentu (one-

parameter performance measures) perlu dikaitkan dengan risiko.

Penggunaan ukuran tertentu dilakukan dengan menggunakan parameter-

parameter seperti (1) excess return to standard deviation, (2) differential

return apabila risiko diukur dengan deviasi standar, (3) excess return to

beta, dan (4) differential return apabila risiko diukur dengan beta.

Jika menggunakan parameter tertentu maka terdapat tiga indeks yang

biasanya digunakan yaitu

a) Indeks Sharpe

Halim (2005 : 68) mengatakan bahwa pengukuran dengan metode sharpe

berdasarkan atas risiko antara excess return terhadap standar deviasi.

Rasio yang dihitung adalah merupakan kemiringan garsi yang

menghubungkan portofolio yang beresiko dengan kesempatan investasi

bebas risiko (Rf). Kemiringan garis inilah yang digunakan sebagai Sharpe

Measure, dirumuskan sebgai berikut:


13

b) Indeks Treynor

Wiksuaksana dan Purnawati (2008 : 174) mengatakan bahwa Indeks

Treynor mengukur kinerja potofio dengan cara menghubungkan tingkat

return portofolio dengan besarnya resiko pada portofolio tersebut. Asumsi

yang digunakan adalah portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik

sehingga, resiko yang diangap relevan adalah resiko sitematis.

c) Indeks Jensen
14

Husnan (2001) mengatakan ahwa Indeks Jensen merupakan

pengembangan dari metode CAPM. Indeks ini mengukur perbedaan antara

tingkat return aktual dengan tingkat return yang diharapakn dari suatu

portofolio dengan patokan garis security market line. Dalam keadaan

ekulibrium, semua portofolio akan berada pada garis Security Market Line

sehingga, jika suatu portofolio memiliki tingkat return yang berbeda maka,

akan terdapat differential return. Nilai inilah yang kemudian diukur

menggunakan persamaan :

2.2 Investasi

Proses portofolio mempunyai empat tahap yaitu tahap tujuan investasi, tahap

ekspektasi pasar, tahap membangun portofolio, dan tahap evaluasi kinerja. Tahap

penentuan tujuan investasi merupakan tahapan awal yang harus dikerjakan oleh

semua pihak bila ingin melakukan pengelolaan portofolio investasi. Pada tahap ini,

investor harus memahami besarnya risiko yang ditolerir oleh investor atas portofolio

investasi yang dimilikinya.

Biasanya, risiko yang ditolerir berkaitan erat dengan tingkat pengembalian yang

diinginkan. Jika terjadi risiko yang tinggi maka tingkat pengembalian pun akan tinggi
15

pula. Oleh karena itu, perlu dipahami karakteristik investor yang bersangkutan. Bila

investor menginginkan risiko rendah dan tingkat pengembalian yang rendah

umumnya investor adalah penghindar risiko (risk averse). Investor yang

menginginkan tingkat pengembalian tinggi dan risiko yang ditolerir juga tinggi dimiliki

investor yang berkarakteristik risiko tinggi dikenal juga dengan istilah spekulan.

Investasi bertujuan untuk memberikan kesempatan agar dana yang

diinvestasikan berkembang ketika digunakan sebagai dana investasi pada waktu

yang akan datang. Variabel lain yang juga harus diperhatikan investor dalam tahap

ini yaitu periode investasi (time horizon). Periode investasi yang ditetapkan investor

menjadi patokan untuk menentukan instrumen investasi yang akan diinvestasikan.

Bila investor mempunyai periode investasi selama 5 tahun maka investor bisa

melakukan investasi ke instrumen investasi yang mempunyai periode 5 tahun seperti

obligasi 5 tahun dan saham. Tahap kedua yang dilakukan oleh investor adalah

mengumpulkan informasi mengenai seluruh instrumen investasi yang ada, dan

bagaimana keinginan berbagai pihak terhadap seluruh pasar investasi. Informasi

yang dibutuhkan yaitu ekspektasi pasar atas instrumen investasi. Bila ekspektasi

pasar tersebut terlalu rendah atau terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan tujuan

investor maka investor harus merevisi ulang tujuanya agar sesuai dengan keadaan

pasar. Bila ekspektasi pasar tidak sesuai maka investor akan menemukan siklus

investasi yang tidak sesuai.Tahap ketiga, merupakan tahap implementasi keahlian

manajer investasi atas keinginan investor dan situasi pasar yang ada. Pada tahapan

ini, manajer investasi membeli dan menjual instrumen investasi yang sesuai dengan

keinginan investor. Ketika manajer investasi melakukan riset mengenai keadaan

pasar maka manajer investasi sudah tahu aset finansial yang menjadi portofolio

manajer investasi.Tahap keempat merupakan tahap akhir dari proses portofolio yaitu
16

melakukan perhitungan atas portofolio yang dikelolanya. Selanjutnya, hasil

pengelolaan portofolio dalam bentuk tingkat pengembalian (return) dibandingkan

dengan tingkat pengembalian patokan (benchmark). Kepuasan manajer investasi

akan terjadi bila tingkat pengembalian portofolio lebih tinggi dari tingkat

pengembalian patokan. Ini juga menunjukkan keahlian manajer investasi terlihat baik

dari segi alokasi aset, pemilihan instrumen, dan kemampuan market timing.

Keempat proses tahapan portofolio tersebut di atas saling berkaitan, karena hasil

yang dicapai merupakan output dari tahapan sebelumnya.

Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument

keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang

ataupun modal sendiri. Pasar Modal merupakan wahana pengalokasian dana secara

efisien. Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui

pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan di pasar

modal. Bursa di Indonesia berdiri tahun 1912 namun perkembangan Bursa Efek di

Indonesia tidak terlepas dari pasang surutnya iklim politik, ekonomi dan keuangan

Negara.

Struktur pasar modal di Indonsia tertinggi berada pada Menteri Keuangan

menunjuk BAPEPAM merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk

melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan.

2.2.1 Pengertian Investasi

Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk

memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut

(Ahmad Kamaruddin, 2003;1-3).


17

Sedangkan menurut Sundjaja dan Barlian, investasi adalah salah satu

keputusan yang diambil oleh seorang manajer keuangan yaitu keputusan

tentang bagaimana sebaiknya komposisi dari masing-masing asset tersebut

Ada juga beberapa pengertian investasi yang dikutip oleh Ahmad Kamaruddin

yaitu: “An investment is a commitment of funds made in the expectation of some

positive rate of return”, (Donald E. Fischer dan Ronald J. Jordan: Security

Analysis and Portfolio Management). “An investment is a commitment of money

that is expected to generate of additional money”, (Jack Clark Francis:

Investment Analysis and Management).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan pengorbanan

sejumlah dana tertentu untuk mendapatkan pengembalian dimasa yang akan

mendatang dengan hasil yang tentunya lebih besar dari jumlah yang

dikorbankan.

2.2.2 Tujuan Investasi

Menurut Ahmad Kamaruddin (2003;2), investasi memiliki tujuan yaitu

sebagai berikut:

1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang,

2)   Mengurangi tekanan inflasi,

3)   Dorongan untuk menghemat pajak.

2.2.3 Proses Manajemen Investasi

Proses Manajemen Investasi adalah proses pengelolaan uang. Menurut

Frank J. Fabozzi (1999;1-5), proses manajemen investasi meliputi lima langkah

sebagai berikut:

1. Menetapkan sasaran investasi


18

Langkah ini tergantung dari institusi itu sendiri. Sebagai contoh, Dana

Pensiun yang berkewajiban untuk membayar sejumlah dana kepada

pesertanya dimasa yang akan datang, akan memilih sasaran untuk

memperoleh dana yang cukup dari portofolio investasi sehingga dapat

memenuhi kewajiban dana pensiunnya.

2. Membuat kebijakan investasi

Langkah ini dibuat untuk memenuhi sasaran investasi yang telah ditetapkan.

Penetapan kebijakan dimulai dengan keputusan alokasi aktiva/aset. Yaitu,

investor harus memutuskan bagaimana dana institusi sebaiknya

didistribusikan terhadap kelompok-kelompok aktiva utama yang ada.

Kelompok aktiva umumnya meliputi saham, obligasi, real estate, dan

sekuritas-sekuritas luar negeri.

3. Memilih strategi portofolio

Langkah ini harus konsisten terhadap sasaran dan kebijakan investasi dari

klien maupun institusi. Strategi-strategi portofolio dapat dibedakan menjadi

strategi aktif dan pasif. Strategi portofolio aktif menggunakan informasi-

informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan untuk memperoleh

kinerja portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas

investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar, dengan

asumsi bahwa semua informasi yang tersedia akan diserap pasar dan

direfleksikan pada harga saham. Pemilihan strategi tergantung pada:

a)    Pandangan klien atau manajer keuangan mengenai harga pasar yang

efisien,

b)   Karakteristik dari kewajiban klien.


19

c)    Memilih aktiva/asset Setelah strategi portofolio dipilih, langkah

selanjutnya adalah memilih aktiva tertentu untuk dimasukkan dalam

portofolio.

2.3 Surat Berharga

Surat berharga adalah surat bernilai uang yang dapat diperjualbelikan

atau digunakan sebagai agunan saham dan/atau bukti penyertaan modal.

Menurut Uu no.7 th 1992 dan uu no.10 th 1998 surat berharga ialah surat

pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau setiap

derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain dan atau kewajiban dari

penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan

pasar uang. Surat yang diterbitkan bukan sebagai pemenuhan prestasi,

bukan berupa pembayaran sejumlah uang, dan sukar diperjualbelikan, surat

ini sebagai bukti diri bagi pemegangnya atau sebagai orang yang berhak atas

apa yg disebut didalamnya, seperti ktp, sim, kartu credit, atm, dan lainya.

Jenis-jenis surat berharga diantaranya:

1. Wesel

Wesel merupakan suatu perintah pembayaran yang diberikan oleh

penarik kepada yang kena tarik yang harus melakukan pembayaran itu

kepada pemegangnya.

2. Cek

Menurut ketentuan undang-undang, cek adalah surat berharga yang

mempunyai sifat sebagai alat pembayar.

3. Bilyet Giro
20

Surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro

nasabah tersebut untuk memindah bukukan sejumlah uang dari rekening

yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebut namanya.

4. Surat Sanggup

Suatu kontrak yang berisikan janji secara terinci dari suatu pihak untuk

membayar sejumlah uang kepada pihak lainya.

5. Promes

Berbeda dengan surat wesel yang mengandung perintah, promes atau

aksep menyebutkan janji atau kesanggupan untuk membayar.

6. Commercial Paper

Sekuritas dalam pasar uang yang diterbitkan oleh bank berkapitalisasi besar

serta perusahaan.

7. Konosemen

Sesuai dengan bunyi undang-undang Pasal 504 KUHD maka konosemen

adalah surat dimana pengangkut (kapten kapal) menerangkan bahwa ia telah

menerima sejumlah barang untuk mengangkutnya ke suatu tempat dan

menyerahkannya di sana kepada seseorang atau kepada wakil (kuasa order)

nya, segala sesuatu dengan syarat-syarat serta ongkos-ongkos terterntu. Dari

definisi dapat dikatakan bahwa konosemen mempunyai fungsi sebagai tanda

penerimaan (sejumlah barang tertentu) dan sebagai surat perjanjian

pengangkutan.

Konosemen memberi hak kepada yang memilikinya atas sejumlah barang

tertentu. Jadi selama barang-barang dalam kapal sedang berada di tengah

lautan, tanpa sepengetahuan kekuasaan atas dirinya telah berpindah tangan

yang satu ke tangan yang lain.


21

8. Saham

9. Obligasi

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara

pemberipinjaman (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi pinjaman

(emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas kertas yang menyatakan

bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan

yang menerbitkan surat obligasi. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan

adalah Corporate Bond, sementara obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah

disebut Government Bond. Adapula Municipal Bond, yang merupakan

obligasi yang diterbitkan pemerintah daerah untuk membiayai proyek tertentu

di daerah.

10. Reksadana

Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa

pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksadan (disebut manajer

investasi ) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar uang atau

pasar modal.

11. Waran

Waran merupakan suatu pilihan (option), dimana pemilik waran mepunyai

pilihan untuk menukarkan atau tidak warannya pada saat jatuh tempo. Pemilik

waran dapat menukarkan waran yang dimilikinya 6 bulan setelah waran

tersebut diterbitkan oleh emiten. Harga waran itu sendiri berfluktuasi selama

periode perdagangan.

12. Sertifikat Bank Indonesia

Surat berharga ini disebut juga sertifikat deposito, pada hakekatnya sama

dengan surat tanda bukti menyimpan uang di bank dalam jangka waktu
22

tertentu. Bunganya dibayar di muka dalam arti dipotong dari harga

nominalnya.

Tiap kali sertifikat itu dijual, dapat diserahkan dari tangan ke tangan dan

tentunya dipotong bunga. Makin lama jumlah potongan ini makin kecil. Kalau

pemiliknya memerlukan uang, tetapi tidak ingin menjual sertifikatnya  dengan

mudah dapat menggadaikan itu kepada bank.

13. Kuitansi pada Pembawa

Surat ini mengandung perintah kepada pihak ketiga untuk membayarkan

sejumlah uang tertentu yang tertulis pada kuitansi tersebut.

14. Celen

Celen adalah surat-surat yang dikeluarkan oleh tempat tempat penyimpanan

barang sebagai bukti adanya penyimpanan.

15. Traveller’s cheque (cek perjalanan)

Orang bepergian jauh tidak perlu membawa uang tunai karena bisa

membeli cek perjalanan dari bank devisa. Cek ini bisa diuangkan pada bank-

bank tempat yang didatangi. Oleh bank yang menjualnya tentu diberi

keterangan, pada bank-bank mana cek perjalanan itu bisa diuangkan.

Sekembali dari perjalanan, cek perjalanan yang tidak dipergunakan lagi dapat

dikembalikan kepada bank penjualnya dengan penerimaan kembali uangnya.

16. Surat Andil

Surat andil adalah surat tanda bukti turut serta memasukkan modal dalam

perseroan terbatas.

2.3.1 Pengertian Saham


23

Saham adalah surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang

melakukan penawaran umum dalam nominal dan persentase tertentu. (Indah

yuliana:2010)

Menurut darmaji dan fakhrudin, saham adalah tanda penyertaan atau

kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan

terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa

kepemilikan atas perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.

Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan

dibursa efek. Dan dapat pula diartikan sebagai bukti penyertaan modal disuatu

perseroan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. (Richard

burton:2007)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda penyertaan atau

kepemilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan

terbatas atas saham suatu perusahaan yang didaftarkan dibursa efek dengan

berbagi alasan diantaranya adalah untuk ekspansi usaha, membayar utang atau

membiayai kegiatan operasional perusahaan yang tidak dapat tertutupi dari

pendapatan perusahaan.

2.3.2 Jenis-jenis Saham

Saham yang dikenal sehari-hari adalah saham biasa (common stock) tetapi

ada juga jenis saham yang lainnya. Ada beberapa sudut pandang untuk

membedakan saham:

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim:

a. Saham Biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan

pemiliknya berada diurutan paling akhir terhadap pembagian dividen dan

hak atas harga kekayaan perusahaan apabila perusahaan dilikuidasi.


24

b. Saham Preferen (prefered stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik

gabungan obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan

pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi bis juga tidak

mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

Saham preferen serupa dengan saham biasa karena dua hal, yaitu

mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo

yang tertulis diatas lembaran saham tersebut dan mendapat dividen.

Sedangkan persamaannya antara saham preferen dengan obligasi

terletak pada tiga hal: ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya;

dividennya tetap selama masa berlaku dari saham; memilki hak tebus dan

dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa. Oleh karena

saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan

kepada investor, maka secara praktis saham preferen dipandang sebagai

surat berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing

dengan obligasi di pasar.

2. Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas:

a. Saham Atas Unjuk (bearer stocks), artinya saham tersebut tidak tertulis

nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke

investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut,

maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir

dalam RUPS.

b. Saham Atas Nama (registered stocks), yaitu saham yang ditulis dengan

jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui

prosedur tertentu.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangan maka saham dapat dibedakan atas:


25

a. Blue Chip Stocks, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki

reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memilki pendapatan

yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Income Stocks, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan

membayar dividen yang lebih tinggi dari rata-rata yang mampu

dibayarkan oleh perusahaan lain sejenis. Emiten seperti ini biasanya

menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur mampu

membayarkan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak

mementingkan potensi pertumbuhan harga saham.

c. Growth Stocks (well-known), yaitu saham-saham dari emiten yang

memiliki pertumbuhan pendapatan yamg tinggi sebagai leader di industri

sejenis yang memiliki reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock

(lesser-known), yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam

industri namun memiliki cirri growth stocks.

d. Speculative Stocks, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa

secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan

tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan tinggi dimasa mendatang.

e. Counter Cyclical Stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi

ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi

ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu

memberikan dividen yang tinggi sebagaimana akibat dari kemampuan

emiten memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten

seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat atau selalu

dibutuhkan masyarakat seperti rokok, consumer goods. Ada juga literatur

yang menyebutkan saham jenis ini dengan nama defensive stocks.


26

f. Cyclical Stocks, yaitu saham emitien yang mempunyai masa kemakmuran

pada masa-masa tertentu saja. Misalnya, perusahaan yang memproduksi

perlengkapan sekolah akan menghasilkan penjualan penjualan pesat

menjelang tahun ajaran baru dimulai perusahaan yang memproduksi

perlengkapan sekolah akan kebanjiran order. Begitu juga dengan

perusahaan yang memproduksi seragam sekolah.

g. Junk Stocks, yaitu saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang tidak

memiliki manajemen yang baik dan seringkali mengalami kerugian.

Perusahaan seperti ini memiliki uang yang banyak dan tidak memiliki

produk yang berprospek cerah. Kalaupun pernah membagikan dividen

jumlahnya kecil dan seringkali dilakukan karena dipaksa akibat adanya

peraturan.

2.3.3 Indeks Harga Saham

Jenis-jenis Indeks Harga Saham di Bursa Efek Indonesia:

a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Perhitungannya menggunakan semua saham yang tercatat sebagai

komponen perhitungan indeks dimana satuan perubahan indeks dinyatakan

dengan satuan poin.

b. Indeks Individual

Indeks individual menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap

harga dasarnya. Perhitungan indeks ini menggunakan prinsip yang sama

dengan IHSG yaitu: Harga pasar / Harga dasar x 100%

Dimana:

IHST = Indeks saham periode t

NPt = Nilai pasar pada hari ke-t


27

ND = Nilai Dasar

c. Indeks Harga Saham Sektoral

Indeks ini mulai diberlakukan tanggal 2 januari 1996 dari BEJ, indeks sektoral

terdapat 9 sektor. Menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-

masing sektor:

A) Sektor-sektor primer (ekslaratif)

1. Pertanian

2. Pertambangan

B) Sektor-sektor sekunder (industri manufaktur)

3. Industri dasar dan kimia

4. Aneka Industri

5. Industri barang konsumen

c) Sektor-sektor tertier (jasa)

6. Properti dan real estate

7. Transportasi dan infrastruktur

8. Keuangan

9. Perdagangan, jasa dan investasi

d. Indeks LQ 45

Indeks LQ 45 yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu

kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. Indeks

ini terdiri dari 45 saham / emiten dengan likuiditas yang tinggi, yang dipilih

setelah melalui beberapa kriteria pemilihan saham. Selain penilaian atas

likuiditas, seleksi atas saham tersebut juga mempertimbangkan kapitalisasi

pasar.
28

Berikut adalah kriteria tertentu dan seleksi utama sebuah saham untuk masuk

dalam LQ45:

1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar regular

(rata–rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

2. Ranking berdasar kapitalis pasar (rata – rata kapitalisasi pasar selama 12

bulan terakhir).

3. Telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan.

4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi

dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.

BEJ secara rutin memantau perkembangan komponen saham yang masuk

dalam perhitungan indeks LQ45. Pergantian saham akan dilakukan setiap 6

(enam) bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan awal bulan

Agustus.

Indeks LQ45 dihitung mundur hingga tanggal 13 Juli 1994 sebagai Hari

Dasar, dengan Nilai Dasar 100. Untuk seleksi awal digunakan data pasar

Juli 1993 – Juli 1994. Hasilnya, ke 45 saham tersebut meliputi 72% total

market kapitalisasi pasar dan 72,5 % dari nilai transaksi di pasar reguler.

e. Indeks Jakarta Islamic (JII)

Merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEI, indeks ini

merupakan indeks yang mengakomodasikan syariat-syariat investasi dalam

islam atau indeks yang berdasarkan Syariah Islam. Dalam indeks ini terdapat

30 saham pilihan yang telah memenuhi syarat menurut Syariah Islam,

sebagai tolak ukur saham-saham yang dihalalkan dalam melakukan jual beli

saham.

2.3.4 Berinvestasi di Pasar Saham


29

Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam berinvestasi di pasar

saham (Tambunan, 2007), yaitu:

1. Memilih saham yang undervalued

Bijaksana jika memilih saham yang mempunyai pengalaman memberikan

earnings yang konsisten dan growing earning yang cepat. Nilai saham yang

lebih tinggi dari harganya maka harga disebut undervalued dan saham ini

adalah kandidat yang dipilih. Saham yang undervalued akan memberikan

kesempatan sebagai winner dan menghindari dari risiko bila dibandingkan

dengan harga saham yang overvalued.

Bila harga pasar saham > harga pasar, maka harga saham undervalued

strategi beli (buying).

Bila harga pasar saham < harga pasar, maka harga saham overvalued

strategi jual (selling) dan strategi mempertahankan (holding).

2. Berinvestasi dalam jangka panjang

Time horizon panjang akan menyebabkan compounding effect dapat bekerja

secara optimum. Sentimen dan tekanan jangka pendek yang mengaburkan

dapat dinetralisir dengan investasi jangka panjang. Investasi dalam satu tahun

merupakan pilihan yang cukup baik bagi para investor dan lebih pendek untuk

para spekulator.

3. Gunakan pialang yang bonafit

Ada empat jenis pialang dalam pasar modal, yaitu : (1) perantara, (2)

penasihat investasi, (3) manajemen investasi, dan (4) underwriter (penjamin

emisi). Memilih salah satu di antara pialang-pialang di Indonesia perlu diingat

bahwa pialang yang berpengalaman dan dapat dipercaya sesuai dengan

kebutuhan, didukung oleh permodalan yang cukup dengan sistem operasional


30

yang baik serta fasilitas kemudahan akan amat membantu investor

melakukan investasinya.

4. Memilih saham yang aman

Harga beberapa saham bagaikan sebuah yoyo yang naik turun contohnya

saham perbankan yang selalu berfluktuasi (tidak stabil), tetapi ada pula

saham yang selalu stabil tenang dan tidak terlalu berfluktuasi, contohnya

saham-saham yang berada di Indeks LQ45. Kelompok saham pertama

mempunyai volatilitas tinggi sebagai pencerminan kekhawatiran dan

ketidakpastian di masa depan, sedangkan kelompok lainnya mempunyai track

records earnings performance yang stabil. Volatilitas harga dan peningkatan

risiko yang disebabkan oleh berbagai macam hal seperti rumor, politik,

bencana alam, kondisi keamanan, dan lain sebagainya yang menimbulkan

kekalutan dan ketidakpastian.

5. Membeli saham yang menawarkan buyback

Buyback artinya ada opsi yang dibeli kembali oleh emiten yang mengeluarkan

saham tersebut. Opsi ini menjadi suatu tawaran yang menarik dan

menjanjikan di masa depan. Strategi buyback ini sering digunakan oleh

emiten untuk meningkatkan harga.

2.3.5 Manfaat Investasi Saham

Manfaat yang akan dirasakan oleh investor yang berinvestasi di saham

yaitu investor akan mendapatkan:

1) Dividen

Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada

pemegang saham. Dividen adalah pembagian yang diberikan perusahaan

penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut


31

(Darmadji, 2001). Besar dividen yang dibayarkan perlembar saham

ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Investor yang ingin

mendapatkan dividen harus setidaknya memegang saham perusahaan

sampai periode dimana pembayaran dividen dilakukan. Umumnya dividen

adalah daya tarik perusahaan sehingga investor berniat menahan

kepemilikan saham (investor dengan orientasi jangka panjang). Dividen yang

dibayarkan dapat berupa tunai atau berupa saham. Dividen tunai artinya

pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah

tertentu untuk stiap lembar saham yang dimiliki. Dividen saham berarti setiap

pemegang saham diberikan sejumlah saham sehingga jumlah saham yang

dimiliki seorang investor akan bertambah dengan adanya pembagian dividen

saham.

Jenis Dividen:

a) Dividen Tunai, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang

saham dalam bentuk sejumlah uang untuk setiap saham yang dimiliki.

b) Dividen Saham, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang

saham dalam bentuk saham baru perusahan tersebut, yang pada akhirnya

akan meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham.

2) Capital Gain

Investor dapat menikmati capital gain, jika harga jual melebihi harga beli

saham tersebut. Capital gain merupakan selisih antara harga beli investor

atas suatu saham perusahaan dengan harga jual saham dilantai bursa.

Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham dipasar

sekunder. Umunya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar

keuntungan dari kepemilikan saham sebagai capital gain. Misalnya investor


32

membeli saham dipagi hari dan kemudian menjualnya lagi di siang hari jika

saham mengalami kenaikan harga.

3) Saham Bonus

Selain keuntungan keuntungan berupa capital gain tersebut, pemegang

saham juga dimungkinkan untuk mendapatkan saham bonus. Saham bonus

merupakan saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang

saham yang diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih harga jual

terhadap harga nominal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan

penawaran umum di pasar perdana.

2.3.6 Resiko Investasi Saham

Selain mendapatkan manfaat, berinvestasi saham juga menimbulkan

beberapa risiko, diantaranya :

1. Tidak ada pembagian dividen

Saat investor ingin mendapatkan deviden maka setidaknya investor

memegang saham perusahaan sampai periode dimana pembayaran dividen

dilakukan. Umumnya dividen adalah daya tarik perusahaan sehingga

investor berniat menahan kepemilikan saham (investor dengan orientasi

jangka panjang). Tetapi tidak adanya pembagian deviden pun merupakan

suatu kerugian apabila perusahaan yang ditanami modal tidak menghasilkan

laba / mengalami kerugian dalam kegiatan operasinya.

2. Capital Loss

Saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan

tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Risiko yang dapat dihadapi

pemodal dengan kepemilikan sahamnya, adalah seperti capital loss. Dalam

aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan


33

keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya pemodal harus

menjual saham dengan harga jual yang lebih rendah dari harga beli. Dengan

demikian, investor mengalami capital loss. Dalam jual beli saham, terkadang

untuk mengahindari potensi kerugian yang makin besar seiring dengan terus

menurunnya harga saham, maka seorang investor rela menjual saham

dengan harga rendah, yang disebut dengan cut loss.

3. Risiko Likuidasi

Di samping risiko capital loss, seorang pemegang saham juga masih

dihadapkan dengan potensi risiko seperti perusahaan bangkrut atau

dilikuidasi. Bila perusahaan tersebut bangkrut, maka otomatis berdampak

langsung kepada saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan

pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia, maka jika suatu perusahaan

bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut

akan dikeluarkan dari bursa atau di delist.

4. Saham delisting dari Bursa

Suatu saham yang didelist dari Bursa umunya memiliki kinerja yang buruk,

misalnya dalam waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami

kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut

selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan

Peraturan Pencatatan Efek di Bursa Efek Indonesia.

5. Diberhentikan penjualan saham suspend

Adanya risiko berupa di suspend alias dihentikannya perdagangan saham

tertentu oleh otoritas Bursa juga merupakan ancaman lain bagi para

investor. Bila saham tersebut telah di suspend, maka para investor tidak

dapat menjual sahamnya hingga suspend dicabut. Suspend biasanya


34

berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi

perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa

hari perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika misalnya suatu

saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan

dipailitkan oleh krediturnya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan.

Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas dari perusahaan tersebut,

maka suspend atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa atau saham

tersebut dapat diperdagangkan lagi seperti semula.


35
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Portofolio adalah kombinasi dari sekumpulan aset baik aset riil maupun aset

finansial yang dimiliki oleh investor dan dapat menghasilkan keuntungan dimasa

yang akan mendatang untuk pemiliknya. Sedangkan Teori portofolio merupakan

teori yang berhubungan mengenai pengembalian portofolio yang diharapkan dan

tingkat risiko portofolio yang dapat diterima, serta menunjukkan cara pembentukan

portofolio yang optimal. Teori portofolio ini saling berkaitan dengan teori pasar modal

yang berdasar pada pengaruh keputusan investor terhadap harga sekuritas serta

menunjukkan hubungan yang seharusnya terjadi antara pengembalian dan risiko

sekuritas jika investor membentuk portofolio yang sesuai dengan teori portofolio.

Proses portofolio mempunyai empat tahap yaitu tahap tujuan investasi, tahap

ekspektasi pasar, tahap membangun portofolio, dan tahap evaluasi kinerja. Dengan

menginvestasikan dananya pada surat berharga (surat berharga ialah surat

pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau setiap derivatif dari

surat berharga atau kepentingan lain dan atau kewajiban dari penerbit dalam bentuk

yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang) khususnya

investasi dalam saham investor akan mendapatkan banyak keuntungan diantaranya

deviden, capital gain dan saham bonus. Akan tetapi dalam berinvestasi pun pasti

akan ada resiko yang dihadapi, oleh sebab itu investor harus lebih cermat dalam

memilih saham yang akan dibeli dan melakukan stategi-stategi yang baik digunakan

dalam berinvestasi.

35
36

3.2 Saran

Penyusun mencoba memberi saran kepada para investor baru agar lebih

berani dalam mencoba berbisnis didalam pasar modal tetapi juga investor

diharuskan untuk lebih teliti, cermat dalam memilih perusahaan yang akan ditanami

modalnya dengan memilih saham yang aman, bisa memberikan keuntungan dan

manfaat yang diharapkan investor dimasa yang akan datang.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok

bahasan dalam makalah in. Kami menyadari tentunya masih banyak kekurangan

dan kelemahan yang terdapat dalam makalah ini baik itu dikerenakan terbatasnya

pengetahuan yang kami miliki maupun yang lainya sehingga saran sangat kami

perlukan guna mendapatkan pemahaman dan pembuatan makalah lain yang lebih

baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Jakarta:Salemba Empat.

Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF-
YOGYAKARTA.

Ahmad, Kamarudin. 2003. Dasar-dasar Manajemen Investasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Donald E. Fischer, Ronald J. Jordan. Security analysis and portfolio management.

Husnan, Suad. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi
keempat. Yogyakarta:UPP STIM YKPN.

Kertonegoro, Sentanoe. 1995. Analisa dan Manajemen Investasi. Jakarta: Widya


Press.

Frank J. Fabozzi.1999. Manajemen Investasi, Edisi Indonesia. Jakarta: Salemba


Empat.

Darmaji dan Fakhrudin. 2011. Pasar Modal Indonesia, Edisi tiga. Jakarta: Salemba
Empat.

Richard Burton, Simatupang. 2007. Aspek Hukum dalam Bisnis. Jakarta: Rineka
Cipta.

Andy P. Tambunan. 2007. Menilai Harga Wajar Saham (Stock Valuation). Jakarta:
PT Elex Media.

Harorld , Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi

Uu No.7 tahun 1992

Uu No.10 tahun 1998

http://www.wikipedia.com

http://www.google.com

Anda mungkin juga menyukai