PEMILIHAN PORTOFOLIO
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teori Portofolio dan
Analisis Investasi
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Siti Rohaeni 201802018
UNIVERSITAS CIPASUNG
TASIKMALAYA
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ Pemilihan
Portofolio”. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Meskipun dalam
penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan hambatan dan kesulitan,
tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua
pihak yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Harapan
penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
3.1 Kesimpulan................................................................................................20
3.2 Saran..........................................................................................................21
STUDI KASUS.....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................28
ii
DAFTAR TABEL
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini dengan adanya prinsip pasar bebas, investasi dalam bentuk
kepemilikan aset finansial mulai diminati oleh masyarakat di Indonesia.
Investasi pada saham menawarkan tingkat pertumbuhan keuntungan yang
cepat dengan risiko yang juga sebanding. Untuk memperoleh
tingkat return yang tinggi, maka investor harus berani menanggung risiko
yang tinggi juga. Oleh karena itu, pemodal harus berhati-hati dalam
menentukan saham mana yang akan dipilihnya untuk berinvestasi. Sebelum
memutuskan untuk berinvestasi, hendaknya seorang investor melakukan
analisis terhadap semua saham-saham yang ada dan kemudian memilih yang
dianggap aman serta mampu menghasilkan keuntungan yang diharapkan.
Salah satu cara untuk meminimumkan risiko adalah dengan melakukan
diversifikasi atau menyebar investasinya dengan membentuk portofolio yang
terdiri dari beberapa saham.
Teori dasar pemilihan portofolio pertama kali dicetuskan oleh Harry M.
Marko- witz (1952). Pemilihan portofolio membahas tentang permasalahan
bagaimana meng-alokasikan penanaman modal agar dapat membawa
keuntungan terbanyak namun dengan resiko yang terkecil. Pembentukan
portofolio menyangkut identikasi saham- saham mana yang akan dipilih dan
berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing saham
tersebut. Pemilihan portofolio dari banyak sekuritas dimaksudkan untuk
mengurangi resiko yang ditanggung. Teori optimisasi sangat aplikatif pada
permasalahan-permasalahan yang menyangkut pengoptimalan. Banyak
metode- metode optimasi yang berkembang digunakan untuk merumuskan
berbagai masalah misalnya dalam transportasi, manufaktur, penjadwalan kru
maskapai penerbangan dan investasi
1
2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Portofolio
Dasar pemilihan portofolio pertama kali dicetuskan oleh Harry M
Markowitz pada dekade 1952an yang disebut dengan teori portofolio
Markowitz. Teori Markowitz menggunakan beberapa pengukuran statistic
dasar untuk mengembangkan suatu rencana portofolio, diantaranya expected
return, standar deviasi baik sekuritas maupun portofolio dan korelasi antar
return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko dalam
suatu investasi, dimana unsur risiko dapat diminimalisir melalui diversifikasi
dan mengkombinasikan berbagai instrumen investasi kedalam portofolio.
Menurut Jogiyanto (2014), bahwa Teori portofolio Markowitz didasarkan
atas pendekatan mean (rata-rata) dan variance (varian), dimana mean
merupakan pengukuran tingkat return dan varian merupakan pengukuran
tingkat risiko. Teori portofolio Markowitz ini disebut juga sebagai mean-
varian model, yang menekankan pada usaha memaksimalkan ekspektasi retun
(mean) dan meminimumkan ketidakpastian atau resiko (varian) untuk
memilih dan menyusun portofolio optimal.
Menurut Tandelilin (2010:156-183), dalam pembentukan portofolio untuk
memaksimalkan return yang diharapkan pada tingkat risiko yang ditanggung
investor model indeks atau model faktor mengasumsikan bahwa tingkat
pengembalian suata efek sensitif terhadap perubahan berbagai macam faktor
atau indeks. Sebagai proses perhitungan tingkat pengembalian, suatu model
indeks berusaha untuk mencakup kekuatan ekonomi utama yang secara
sistematis dapat menggerakkan harga saham untuk semua efek. Secara
implisit, dalam kontruksi model indeks terdapat asumsi bahwa tingkat
pengembalian antara dua efek atau lebih akan berkorelasi (Halim, 2005:82).
Pemilihan portofolio membahas tentang permasalahan bagaimana
mengalokasikan penanaman modal agar dapat membawa keuntungan
terbanyak dengan resiko tertentu. Markowitz mengembangkan indeks model
3
4
Dimana:
σ p = deviasi standar portofolio
a = besarnya proporsi saham A
σ A = deviasi standar saham A
b = besarnya proporsi saham B
σ B = deviasi standar saham B
Deviasi standar portofolio dengan korelasi positif sempurna
σ p=a . σ A . ( 1−a ) . σ B atau σ p=σ B . ( σ A −σ B ) . a
Dimana:
σ p = deviasi standar portofolio
a = besarnya proporsi saham A
σ A = deviasi standar saham A
( 1−a )= proporsi sekuritas kedua
σ B = deviasi standar saham
Apabila menunjukkan fungsi linear deviasi standar dengan intercept
σ B dan slope ( σ A−σ B ) . Slope akan bernilai positif untuk σ A >σ B (lihat
gambar 9.1a), bernilai nol untuk σ A =σ B (lihat gambar 9.1b), dan bernilai
negative untuk σ A <σ B (lihat gambar 9.1c)
10
σ p−σ B
a=
σ A −σ B
E ( Rp )=a . E ( R A ) . ( 1−a ) . E( R B )
Dimana:
E ( Rp ) = Return ekspektasi portofolio
a=¿ besarnya proporsi saham A
E ( R A )= Return ekspektasi saham A
( 1−a )= proporsi sekuritas kedua
E( R B ) = Return proporsi saham B
Substitusikan nilai a ke dalam nilai return ekspektasi portofolio
E ( R B )−E ( R A )
E(Rp) = (E(R B ¿+ .σ B ¿ + E( R ¿¿ A)−E ¿ ¿¿ ¿
σ A−σ B
σ p =a2 . σ A +¿Dimana:
2 2
11
σ p=√ a2 . σ A +¿ ¿
2
σB 2
a=
σ A + σB
2 2
σ p =a2 . σ A +¿
2 2
2. a . (1−a ) . σ A . σ B
Dimana :
σ p = deviasi standar portofolio
a = besarnya proporsi saham A
σ A = deviasi standar saham A
( 1−a )= proporsi sekuritas kedua
σ B = deviasi standar saham B
Dan jika dinyatakan dalam deviasi standar menjadi:
σ p=√ a2 . σ A +¿ ¿
2
12
σ p= √ ¿ ¿
Suatu nilai yang diakarkan dapat menghasilkan dua macam nilai yang berbeda
tandanya yaitu sebuah bernilai negative dan yang lainnya bernilai positif.
Maka deviasi standar portofolio dapat mempunyai dua kemungkinan nilai
sebagai berikut:
Salah satu titik kombinasi portofolio yang dipilih investor dari garis
BCDE disebut sebagai portofolio optimal. Pemilihan portofolio optimal
ditentukan oleh preferensi investor terhadap return yang diharapkan dan
risiko. Preferensi investor ditunjukkan melalui kurva indiferen (u1 dan u2).
Dalam gambar diatas terlihat bahwa kurva indiferen investor bertemu dengan
permukaan portofolio efisien pada garis D. Hal ini berarti bahwa Portofolio
yang optimal bagi investor tersebut adalah portofolio D, karena portofolio D
menawarkan return yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan preferensi
investor tersebut.
Semua titik-titik portofolio yang terdapat dalam garis efisien
mempunyai kedudukan sama antara satu dengan yang lainnya. Artinya, tidak
ada titik-titik portofolio di sepanjang garis efisien mendominasi titik
portofolio yang lainnya yang sama-sama terletak pada garis efisien. Dalam hal
ini, model Markowitz tidak memasukkan isu bahwa investor boleh meminjam
dana untuk membiayai portofolio pada aset berisiko. Model ini juga belum
mengakomodasikan kemungkinan investasi pada aset bebas risiko. Dalam
kenyataannya, investor akan mengestimasi input yang berbeda dalam model
Markowitz sehingga garis permukaan efisien antar investor dimungkinkan
akan berbeda satu dengan yang lainnya.
Macam-macam menentukan portofolio optimal:
15
∑ wi=1
i=1
∑ wi . R i=R p
i=1
Keterangan:
θ p =¿ slope dari portofolio optimal
E ( Rp )=¿Return ekspektasian portofolio optimal
R BR = Return aktiva bebas risiko
σ p= deviasi standar portofolio optimal
18
Dimana:
E(Rp) = Return ekspektasi portofolio
w RB = Proporsi dari aktiva bebas risiko
R B = Return dari aktiva bebas risiko
R
σ p =¿
2 atau σ p=( 1−w BR ) . σ M
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam membentuk suatu portofolio, akan timbul suatu masalah.
Permasalahannya adalah terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio
yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva berisiko yang tersedia di pasar.
Kombinasi ini dapat mencpai jumlah yang tidak terbatas. Kombinasi ini
juga memasukkan aktiva bebas resiko dalam pembentukan portofolio. Jika
terdapat kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas maka akan
timbul pertanyaan portofolio mana yng akan dipilih oleh investor. Jika
investor adalah rasional, maka mereka akan memilih portofolio yang
optimal.
Untuk membentuk portofolio yang efisien harus berpegang pada
asumsi bagaimana perilaku investor dalam pembuatan keputusan investasi
yang akan diambilnya, yang paling penting semua investor tidak menyukai
risiko (risk averse). Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio
yang dipilih sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap
pengembalian investasi berupa return dan capital gain maupun risiko yang
bersedia ditanggungnya.
Portofolio optimal dapat ditentukan dengan model Markowitz atau
dengan model Indeks Tunggal. Untuk menentukan porofolio yang optimal
dengan model-model ini yang pertama kali dibutuhkan adalah menentukan
portofolio yang efisien. Untuk model-model ini semua portofolio yang
optimal adalah portofolio yang efisien, karena tiap-tiap investor
mempunyai kurva berbeda yang tidak sama, portofolio optimal akan
berbeda untuk masing-masing investor. Investor yang lebih menyukai
resiko akan memilih portofolio dengan return yang lebih tinggi dengan
membayar resiko yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan investor
yang kurang menyukai resiko. Jika aktiva tidak berisiko dipertimbangkan,
aktiva ini dapat merubah portofolio optimal yang mungkin sudah dipilih
investasi
20
21
3.2 Saran
Alternatif investasi modal sangat dipengaruhi oleh faktor kondisi pasar
modal yang mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan harga
saham yang terjual belikan. Rationalitas investor dapat diukur sejauhmana
mereka dapat menentukan pilihannya untuk mendapatkan hasil yang maksimum
pada tingkat risiko tertentu.
Dengan menghitung koefesien beta yang mencerminkan tingkat risiko dan
tingkat return masing masing saham yang diamati, dengan diketahuinnya tingkat
return saham dn koefesien beta, kita dapat menentukan exess returns to beta
(ERB) yang mencerminkan tingkat keuntungan yang sangat mungkin dapat
dicapai. Langkah selanjutnya untuk mendapatkan kandidat portofolio kuat,
diperoleh dengan membandingkan antara ERB dengann Cut Off Rate untuk
menghasilkan saham saham yang memiliki return yang tinggi dan risiko yang
minimal untuk meminimalisir risiko tidak sistematis. Dari analisis rasio tersebut,
kita dapat menentukan proporsi dana yang diinvestasikan dengan cara membagi
persentase tingkat return dengan total proporsi investasi.
22
STUDI KASUS
E ( R B )−E ( R A )
E(Rp) = (E(R B ¿+ . σ B ¿ + E( R ¿¿ A)−E ¿ ¿¿ ¿
σ A −σ B
0.08−0.15 0.15−0.08
E(Rp) = (0.08¿+( ). 0.07 ¿ + ( ). σ P
0.20−0.07 0.20−0.07
= 0.0423 + 0.5385 . σ P
σ p=√ a2 . σ A +¿ ¿ 2
2
σ p=√ a . σ A +¿ ¿ 2 =√ a2 . 0.22+¿ ¿
σB 2
0.072
a= = =0.109
σ A + σ B 0.202 +0.072
2 2
σ p=√ a2 . σ A +¿ ¿ 2
25
= 0.08 + 0.07 . a
Sedangkan hubungan antara risiko portofolio yang dinyatakan dalam deviasi
standar dengan proporsi sekuritas dari rumus
σ p=a . σ A −( 1−a ) . σ B dan σ p=−a . σ A + ( 1−a ) . σ B
Nilai-nilai hubungan ini untuk proporsi sekuritas (a) yang bervariasi dihitung
pada tabel dibawah ini:
http://maielvasundari.blogspot.co.id/2013/10/pemilihan-portofolio.html
Jogiyanto, H.M. 2014. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ke delapan.
Yogyakarta.BPFE
http://dedisuselopress.blogspot.co.id/2015/11/pemilihan-portofolio.html
28