Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MODEL INDEKS TUNGGAL


Untuk Memenuhi Nilai Salah Satu Mata Kuliah Management Investasi

Disusun Oleh:

Filda Sylviana (181011250079)


Fitriansyah (181011250058)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta
hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Management Investasi
Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang Tangerang Selatan. Dalam
memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba membuat Makalah yang berjudul “MODEL
INDEKS TUNGGAL”.

Dalam menyusun Makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, sebab pengetahuan dan pengalaman yang di miliki penulis terbatas,
cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan dalam menyusun Makalah ini.
Akhir kata, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.

Pamulang, Juli 2022


Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 3
1. BAB I ............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................... 5
1.3 TUJUAN PENULISAN ........................................................................................................... 5
1.4 MANFAAT PENULISAN ....................................................................................................... 5
2. BAB II ............................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 6
2.1 KOMPOSISI PORTOFOLIO OPTIMAL MENURUT MODEL MARKOWITZ...................... 6
DAN MODEL INDEKS TUNGGAL .................................................................................................. 6
2.2 PROPORSI MASING-MASING SAHAM TERPILIH............................................................. 9
3. BAB III ......................................................................................................................................... 10
KESIMPULAN .................................................................................................................................... 10
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................................... 10
3.2 SARAN ................................................................................................................................. 10
4. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 11

3
1. BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki tujuan untuk memperoleh
keuntungan tertentu. Motif mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan
kegiatan investasi dengan kegiatan menabung adalah untuk perlindungan serta untuk
memperoleh rasa aman melalui tindakan berjagajaga dengan mencadangkan sejumlah
dana. Menurut Abdul Halim (2003: 2) investasi adalah penempatan sejumlah dana pada
saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Investasi
adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien
selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto, 2010: 5). Investasi di pasar modal
membutuhkan analisis yang cermat baik secara teknikal, fundamental, maupun faktor-
faktor lain yang mungkin mempengaruhi pasar modal seperti faktor psikologis pasar.
Karena kondisi pasar saat ini mempunyai pengaruh yang besar, maka alat analisis yang
dipilih perlu mempertimbangkan faktor pasar. Dalam hal ini alat analisis yang sesuai
adalah Model Indeks Tunggal.
Tujuan seorang investor dalam berinvestasi adalah mendapatkan
return yangmaksimal atas saham yang dibelinya. Hal tersebut yang memotivasi
investor untukmenanamkan modalnya pada pasar modal. Namun,berbagai masalah
timbul karena banyaknya instrument investasi saham yang beredardi pasar
modal.Instrumentersebut mempunyai risiko yang menjadi pertimbangan masing-
masing investor,sedangkan kemampuan analisis yang dimiliki investor masih relatif
terbatas, sehingga keterbatasan tersebut sangat berpengaruh terhadap keputusan
investasi saham. Investor yang rasional akan memilih investasi yang memberikan
return maksimal dengan risiko tertentu atau sebaliknya return tertentu
dengan risiko minimal tergantung dari preferensi masing-masing investor.
William Sharpe (1963) mengembangkan model indeks tunggal (sigle-index
model) yang dapat digunakan untuk menyederhanakan penghitungan di model Markowitz
dan digunakan untuk menghitung return ekspektasian dan risiko portofolio. Karena Model
Indeks Tunggal Tunggal dapat melakukan melakukan penilaian penilaian saham dalam

4
suatu investasi, yang diasumsikan bahwa pengembalian antara dua jenis saham akan
berkorelasi berkorelasi yaitu akan bergerak bergerak bersama bersama dan mempunyai
mempunyai reaksi yang sa yang sama terhadap terhadap satu faktor yaitu Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG).
Yuli Andriani (2010) melakukan penelitian tentang Penerapan Model Indeks
Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko
Sistematis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saham dengan nilai yang besar dapat
memberikan tingkat pengembalian saham dan tingkat risiko saham yang lebih besar juga.
Septyarini (2009) melakukan penelitian tentang Analisis Portofolio Optimal Berdasarkan
Model Indeks Tunggal Pada Saham LQ-45. Berdasarkan penelitian tersebut Model Indeks
Tunggal dapat digunakan untuk menentukan saham-saham yang dapat membentuk
portofolio optimal serta proporsinya. Sehingga dapat membantu investor untuk mengetahui
tingat return dan risiko atas saham yang ditanam.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Bagaimana komposisi portofolio optimal dari masing-masing saham menurut model
Markowitz dan model Indeks Tunggal?

1.3 TUJUAN PENULISAN


a. Untuk mengetahui komposisi portofolio optimal dari masing-masing saham menurut
model Markowitz dan model menurut model Markowitz dan model Indeks Tunggal.

1.4 MANFAAT PENULISAN


a. Bagi investor dan calon investor, sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam menilai
return saham yang dimiliki.

b. Bagi kalangan akademis, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
masukan untuk mendukung dasar teori penelitian yang sejenis dengan relevan dan
sebagai masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang penelitian.

5
2. BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KOMPOSISI PORTOFOLIO OPTIMAL MENURUT MODEL MARKOWITZ


DAN MODEL INDEKS TUNGGAL
Dalam investasi, kerugian yang dialami investor disebut risiko. Risiko
didefinisikan sebagai perbedaan antara hasil yang diharapkan (expected return) dengan
realisasinya (Zubir, 2011: 19). Semakin besar perbedaan yang ada antara hasil dengan
realisasinya semakin besar pula risiko yang ditanggung oleh investor. Terdapat dua jenis
risiko yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko
yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan (Tandelilin,
2010 : 104). Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang tidak terkait dengan perubahan
pasar secara keseluruhan (Tandelilin, 2010 : 104). Berbeda dengan risiko sistematis, risiko
tidak sistematis adalah risiko yang dapat didiversifikasi. Diversifikasi adalah strategi yang
dilakukan investor untuk membagi proporsi investasinya tidak hanya di satu sekuritas saja
melainkan di beberapa sekuritas .
Dalam membentuk portofolio optimal terdapat dua Model yang dapat digunakan,
yaitu Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal. Perbandingan antara kedua model
tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut:
Perbedaan antara Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal :

6
(Tandelilin, 2010: 132-162) Berdasarkan tabel 1 tersebut diketahui bahwa dibandingkan
dengan Model Markowitz, Model Indeks Tunggal lebih sederhana serta
mempertimbangkan aspek pasar dan aspek keunikan perusahaan, oleh sebab itu peneliti
memilih Model Indeks Tunggal.
Saham-saham yang termasuk dalam komposisi portofolio optimal adalah saham-
saham dengan nilai ERB (excess return to beta) lebih tinggi dari nilai C* (Cut off point).
Berdasarkan perhitungan pada tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai Ci terbesar adalah milik
Astra International Tbk sebesar 0,011939. Nilai C* ini adalah nilai yang digunakan sebagai
pembatas saham-saham yang masuk ke dalam portofolio optimal. Saham yang memiliki
nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai C* akan masuk ke dalam portofolio optimal.
Berdasarkan perhitungan tersebut, terdapat 14 saham yang masuk dalam portofolio
optimal. Saham-saham tersebut adalah:

7
a. AALI (Astra Argo Lestari Tbk.)
b. ANJT (Austindo Nusantara Jaya Tbk.)
c. BISI (Bisi Internasional Tbk.)
d. DSFI (Dharma Samudera Fishing Indust)
e. SGRO (Sampoerna (Sampoerna Argo Tbk.)
f. LSIP (PP London Sumatra Indonesia Tbk.)

Cara untuk membentuk komposisi portofolio optimal dengan menggunakan Model Indeks
Tunggal. Model Indeks Tunggal adalah model untuk mencari portofolio optimal dengan
mengkaitkan return sekuritas terhadap return pasar terhadap return pasar. Dalam penelitian ini
mendapatkan data dari :
1. Harga penutupan (close price) saham-saham selama tahun 2015-2019
2. Harga Penutupan (close price) IHSG selama tahun 2015-2019
3. Suku Bunga SBI tahun 2015-2019
4. Return dan Risiko masing-masing sekuritas. Return terdiri dari return realisasi dan return
ekpektasi. ekpektasi. Sedangkan Sedangkan risiko terdiri terdiri dari risiko unik dan risiko
sekuritas.
5. Return pasar dan risiko pasar. Return pasar terdiri dari return realisasi pasar dan return
ekpektasi pasar.
6. Rasio excess to return beta, yaitu rasio yang merupakan selisih dari return ekspektasi dan
return pasar.
7. Cut off point yaitu suatu titik tertentu yang membatasi sebuah saham apakah termasuk dalam
portofolio optimal atau tidak.
8. Besarnya proporsi masing-masing saham.
9. Return ekspektasi ekspektasi portofolio portofolio dan risiko portofolio.

8
2.2 PROPORSI MASING-MASING SAHAM TERPILIH
Saham terpilih Setelah saham-saham yang membentuk komposisi portofolio optimal
diketahui, langkah berikutnya adalah menentukan besarnya proporsi masing-masing saham
terpilih dibentuk. Setelah beta portofolio dan alpha portofolio maka return ekspektasi
portofolio dapat dihitung.

9
3. BAB III
KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
Dari portofolio yang terbentuk menghasilkan perhitungan return portofolio
sebesar 0,0332245 atau 3,32% dan risiko portofolio sebesar 0,002187441 atau 0,22%. Dari
hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa risiko portofolio lebih kecil dibandingkan
dengan risiko saham sebelum portofolio. Hal ini menunjukkan bahwa dengan membentuk
portofolio optimal dapat menurunkan besarnya risiko
Saham-saham pembentuk portofolio optimal adalah GGRM, KLBF, JSMR, ASII,
SMGR, INTP, LPKR, BBCA, BBNI, INDF, PGAS, BMRI, BBRI, dan BDMN dengan
proporsi dana masing besarnya 3,95%, 16,35%, 17,13%, 15,24%, 7,62%, 4,82%, 3,30%,
10,18%, 5,50%, 4,15%, 1,40%, 7,68%, 2,27% dan 0,40%. Proporsi dana terbesar dimiliki
oleh JSMR yaitu 17,13% sedangkan proporsi dana terendah dimiliki oleh BDMN yaitu
0,40%.

3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas maka dapat di berikan saran-saran
sebagai berikut:

1. Investor sebaiknya menginvestasikan dananya tidak hanya dalam satu saham saja
teteapi dalam beberapa saham sehingga dapat meminimalisir risiko yang mungkin
ditanggung.

2. Investor dapat menggunakan model indeks tunggal untuk mendapatkan return


ekspektasi tertentu dengan risiko terendah dalam me nentukan komposisi portofolio
optimal.

3. Bagi perusahaan yang belum memenuhi kriteria untuk masuk dalam portofolio
optimal, dapat melakukan perbaikan kinerja perusahaan agar return sahamnya
meningkat.

10
4. DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jkdp/article/view/987/630

http://www.ecojoin.org/index.php/EJE/article/view/369/347

http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=189923&val=6468&title=PENERA
PAN%20MODEL%20INDEKS%20TUNGGAL%20UNTUK%20MENETAPKAN%20KOMP
OSISI%20PORTOFOLIO%20OPTIMAL%20Studi%20Pada%20Saham-
Saham%20LQ%2045%20yang%20Listing%20di%20Bursa%20Efek%20Indonesia%20BEI%20
Tahun%202010-2012

http://eprints.ums.ac.id/18021/2/2._BAB_I.pdf

http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jirm/article/download/530/540/

http://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/fe/article/view/243/305

11

Anda mungkin juga menyukai