Anda di halaman 1dari 5

Nama : Annisa Apriliani

NIM : 181011250607

PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY

PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk dimulai dari pabrik susu rumahan pada tahun 1958
di Bandung - Jawa Barat. Perusahaan multinasional yang memproduksi minuman yang
bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia. Beralamat di Jln. Raya Cimareme 131,
Padalarang, Kab. Bandung. Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga,
kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas pada tahun 1971.PT Ultrajaya
melebarkan sayap bisnisnya menjadi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company.Perusahaan ini merupakan pioner di bidang industri minuman dalam kemasan di
Indonesia, dan sekarang memiliki mesin pemroses minuman tercanggih se-Asia Tenggara.
Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln. Tamblong Dalam,
Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring perkembangannya, dia juga
memproduksi juice dalam kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta memproduksi Teh
Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Sejak tahun 2008 merek Buavita dan Gogo
dibeli oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. sehingga PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk. bisa
kembali ke bisnis utamanya, yaitu produksi susu. Perusahaan yang didirikan oleh Ahmad
Prawirawidjaja ini, seorang pengusaha Tionghoa yg sudah bermukim di Bandung, sekarang
dikomandani oleh generasi kedua, yaitu Sabana Prawirawidjaja, dan siap-siap diteruskan
kepada generasi ketiga, Samudera Prawirawidjaja.
Dan hingga kini, brand unggulan, UltraMilk, masih tetap unggul di antara segmen
susu cair. Lahan peternakan berlokasi di tengan lahan perkebunan di dataran tinggi
Bandung, dimana tersedia sumber daya alam alami berkualitas baik, sebagai bahan baku
produk kami. Kesegaran bahan baku serta semua nutrisi yang terkandung di dalamnya
kemudian kami proses dengan teknologi Ultra High Temperature (UHT) digabungan dengan
teknologi pengemasan aseptik.

Visi
Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan terbesar di Indonesia,
dengan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen, dan menjungjung tinggi
kepercayaan para pemegang saham serta mitra kerja perusahaan.
Misi
Menjalankan usaha yang dilandasi dengan kepekaan yang tinggi untuk senantiasa
berorientasi kepada pasar atau konsumen, dan kepekaan serta kepedulian untuk senantiasa
memperhatikan lingkungan yang dilakukan secara optimal agar dapat memberikan nilai
tambah sebagai wujud pertanggung jawaban kepada pemegang saham.

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)


Matriks EFE dibuat untuk menilai respon perusahaan terhadap kondisi eksternalnya.
Nilai matriks ini kemudian akan dimasukkan ke dalam Matriks Internal- Eksternal (Matriks
IE) untuk mengetahui posisi perusahaan.
Menurut David (2006, p131), matriks EFE membuat ahli strategi meringkas dan
mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,
pemerintah, hukum, dan persaingan.

No External Strategic Factor Quality Rating Score


Opportunity
1 Mempertahankan posisi sebagai 0.075 9 0.675
pemimpin dalam industri ini
2 Ultrajaya dapat memperoleh pangsa pasar lebih 0.025 3 0.075
dari
55% di Indonesia dan internasional di masa depan
3 Menciptakan inovasi baru dengan rasa baru untuk 0.05 5 0.25
produk yang dapat bersaing dengan perusahaan
lain
4 Menjadi sponsor acara sosial atau bertema 0.025 3 0.075
kesehatan
5 Terus memperluas jaringan distribusi ke seluruh 0.05 6 0.3
penjuru Indonesia
6 Daya beli di Indonesia terus meningkat yang akan 0.075 7 0.525
mendorong konsumsi susu untuk nutrisi
7 Mendirikan komunitas Ultra mengkonsumsi susu 0.075 8 0.6
dengan kehadiran pemimpin kelompok di
berbagai
kota
8 Menetapkan kedekatan strategi komunikasi 0.05 5 0.2
dengan 5
konsumen di social media
9 Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap 0.05 5 0.2
kebutuhan produk minuman sehat yang akan
mendorong visi dan misi perusahaan prestasi
10 Kemungkinan akuisisi 0.0025 4 0.0
75
Total 0.5 3.0
25
No External Strategic Factor Quality Rating Score
Threat
1 Kebijakan pemerintah dengan tingkat pajak yang 0.075 8 0.6
tinggi
2 Munculnya pesaing lokal 0.075 9 0.675
3 Fluktuasi nilai tukar 0.05 6 0.3
4 Efek iklim terhadap bahan baku kualitas 0.025 4 0.1
5 Ganti pesaing produk darisusu cair hingga susu 0.05 5 0.25
bubuk
6 Globalisasi kawasan perdagangan bebas 0.075 7 0.525
7 Kenaikan harga BBM 0.05 5 0.25
8 Tingkat kesadaran di Indonesia yang rendah 0.05 5 0.25
dalam mengkonsumsi susu cair
9 Produk susu cair ke luar negeri ke Indonesia yang 0.25 2 0.05
memiliki citra merek yang tinggi
10 Kenaikan upah permintaan digawangi oleh 0.025 3 0.075
demo serikat pekerja
Total 0.5 3.075
External Factor Total Score 6.1

Competitive Profile Matrix - CPM


CPM adalah sebuah alat manajemen strategis yang penting untuk mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan pesaing utama dalam hubungannya dengan posisi strategis
perusahaan. Perangkat ini digunakan pada tahap masukan. CPM menunjukkan gambaran
yang jelas tentang titik kuat dan titik lemah relatif perusahaan terhadap pesaing mereka.
Penilaian CPM diukur berdasarkan faktor penentu keberhasilan, dimana setiap faktor yang
diukur dalam skala yang sama untuk setiap perusahaan, namun dengan rating bervariasi
sehingga memudahkan untuk dilakukan analisis komparatif. Dalam CPM, analisa dilakukan
secara keseluruhan, baik itu faktor eksternal maupun faktor internal.
a. Komponen Competitive Profile Matrix—CPM
Matriks Profil Kompetitif terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
1. Critical Success Factors
Critical Success Factors atau faktor penentu keberhasilan, merupakan faktor-faktor
terpenting yang mempengaruhi keberhasilan organisasi . Faktor-faktor tersebut digambarkan
secara luas tanpa memasukkan data yang spesifik dan faktual. Faktor- faktor tersebut
diambil setelah dilakukan analisis yang mendalam mengenai kondisi eksternal dan
lingkungan internal perusahaan. Ini dilakukan karena dalam lingkungan eksternal dan
internal, banyak faktor yang secara nyata memberikan dampak baik dan buruk bagi
perusahaan. Critical Success Factors yang memiliki peringkat lebih tinggi dibanding
pesaingnya menunjukkan bahwa strategi perusahaan terhadap faktor-faktor penentu
keberhasilan tersebut telah berhasil dengan baik, atau dalam kata lain merupakan kekuatan
perusahaan. Sedangkan peringkat yang lebih rendah berarti startegi perusahaan dalam
mendukung faktor-faktor tersebut masih kurang, atau dengan kata lain menjadi kelemahan
perusahaan.
2. Rating/Peringkat
Rating/peringkat dalam CPM menunjukkan tanggapan atau respons perusahaan
terhadap faktor-faktor penentu keberhasilan. Rating tertinggi menunjukkan bahwa
perusahaan dengan baik mampu mesrespons faktor penentu keberhasilan dan hal ini
menunjukkan kekuatan utama perusahaan. Kisaran peringkat diberikan antara 1,0 – 4,0 dan
dapat diterapkan pada setiap faktor. Ada beberapa poin penting yang terkait dengan
pemberian rating di CPM, antara lain:
1. Rating akan diterapkan ke setiap critical success factor.
2. Respon perusahaan yang kurang terhadap critical success factor diwakili oleh 1.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor tersebut menjadi kelemahan utama perusahaan.
3. Respon rata-rata terhadap critical success factor diwakili oleh 2.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor tersebut menjadi kelemahan minor perusahaan.
4. Respon diatas rata-rata terhadap critical success factor diwakili oleh 3.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor tersebut menjadi kekuatan minor perusahaan.
5. Respon perusahaan yang superior terhadap critical success factor diwakili oleh 4.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor tersebut menjadi kekuatan utama perusahaan.
6. Weighted (bobot)
Bobot dalam CPM menunjukkan kepentingan relatif dari faktor untuk menjadi penentu
kesuksesan perusahaan dalam industri. Bobot berkisar dari 0,0 yang berarti tidak penting dan
1,0 yang berarti penting. Jumlah dari semua bobot dari faktor-faktor yang dianalisis harus
sama dengan 1,0.
1. Weighted Score (Nilai Tertimbang).
Nilai tertimbang adalah hasil yang dicapai setelah masing-masing bobot masing-
masing faktor denga peringkatnya.
2. Total Weighted Score (Jumlah Nilai Tertimbang)
Jumlah semua nilai tertimbang adalah sama dengan total nilai tertimbang. Nilai akhir
dari jumlah nilai tertimbang harus berada di antara rentang 1.0 (rendah) untuk 4.0 (tinggi).
Rata-rata total nilai tertimbang untuk CPM adalah 2,5, dimana setiap perusahaan dengan
total nilai tertimbang berada di bawah 2,5 dapat dikatakan dalam posisi yang lemah.
Perusahaan dengan total nilai tertimbang lebih tinggi adalah 2,5 maka dianggap memiliki
posisi yang kuat. Manfaat Competitive Profile Matrix—CPM
Berikut disajikan manfaat-manfaat dari CPM:
1. Mencari dan mengidentifikasikan critical success factor.
2. Mengidentifikasi pesaing langsung/pesaing utama.
3. Mengidentifikasi dan menganalisis titik-titik kekuatan dan kelemahan
perusahaan/organisasi.
4. Mengidentifikasi dan menganalisis titik-titik kekuatan dan kelemahan pesaing.
5. Menemukan, melakukan pengamatan dan identifikasi terhadap area-area yang
memerlukan perhatian lebih.
6. Membuka peluang untuk dilakukannya upaya-upaya perbaikan.

Competitive Profile Matrix (CPM


Indicator Ultrajaya Indomilk Frisian Flag
Quality Rating Score Quality Rating Score Quality Rating Score
Reputasi 0.08 4 0.32 0.08 4 0.32 0.08 4 0.32

Budaya 0.08 4 0.32 0.06 3 0.18 0.06 3 0.18

Kompetensi 0.08 4 0.32 0.08 4 0.32 0.12 2 0.24

Harga 0.06 3 0.18 0.06 3 0.18 0.08 4 0.32

Packaging 0.12 2 0.24 0.06 3 0.18 0.12 2 0.24

Segmentasi 0.12 2 0.24 0.08 4 0.32 0.08 3 0.24


Pasar
Volume 0.06 4 0.24 0.12 2 0.24 0.12 2 0.24
penjualan
Analisis Rasio 0.08 4 0.32 0.08 4 0.32 0.06 3 0.18
Keuangan
Promosi 0.12 2 0.24 0.06 3 0.18 0.06 3 0.18

Teknologi 0.08 4 0.32 0.12 2 0.24 0.06 3 0.18

Rasa 0.06 3 0.18 0.08 4 0.32 0.08 4 0.32

Distribusi 0.06 3 0.18 0.12 2 0.24 0.08 4 0.32

Total 1 3.1 1 3.4 1 2.96

Berdasarkan Matriks CPM dapat disimpulkan bahwa PT. Ultrajaya masih bisa
mendominasi di banyak bidang karena PT. Ultrajaya adalah pelopor susu cair di Indonesia,
sehingga citra merek tertanam kuat untuk konsumen. Ini mengarah ke PT. Ultrajaya dapat
menjadi pemimpin pasar bila dibandingkan dengan PT.Indomilk dan Frisian Flag Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai