Anda di halaman 1dari 6

Nama : Driska Andriani

NIM : 181011250091
PT. KALBE FARMA Tbk

PT Kalbe Farma Tbk adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia yang
sudah berdiri sejak tahun 1966. Visi Kalbe adalah menjadi dominan dalam bisnis kesehatan di
Indonesia dan menjadi pemain dalam pasar global dengan brand yang kuat, peningkatan
melalui manajemen yang bagus dan teknologi canggih. Misi Kalbe adalah meningkatkan
kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik. Nilai utama dari Kalbe adalah integritas,
kerjasama yang kuat, inovasi, agility dan memberikan yang terbaik untuk konsumen.

Ada banyak faktor yang mendukung, menstimulasi dan mempercepat kemajuan Kalbe.
Pada dasarnya ada 4 kunci sukses yang membuat Kalbe mampu berprestasi, yaitu:
1. Produk inovator yang bervariasi,
2. Strategi marketing yang solid,
3. Komitmen yang tinggi pada research and development
4. Sumber daya manusia yang reliabel.

Faktor Strategis Bobot Rating Skor Keterangan


Internal
KEKUATAN
Produk - produknya Berbagai produk Kalbe Farma merupakan Market
merupakan Market 0.18 4 0.72 Leader di Indonesia. Produk obat – obatan
Leader menguasai 14 persen pangsa pasar di Indonesia.
Extra Joss merupakan market leader untuk produk
minuman berenergi di Indonesia 38% dan filipina
50%
Produknya Dengan mengembangkan obat – obatan serta
merupakan Motivator 0.10 3 0.30 rumusan kimia baru baiki dengan kemampuan
sendiri ataupun melalui aliansi strategis dengan
mitra internasional. Serta banyak menghasilkan
produk – produk baru yang berbasis teknologi
tinggi.
Berhasil bergabung Secara Horisontal Kalbe baru menawarkan rentang
dengan Dankos dan 0.13 3 0.39 produk yang lebih luas, mulai dari berbagai bentuk
PT. Enseval obat dan makanan kesehatan sampai suplemen dan
minuman berenergi. Secara vertikal mereka
melakukan kegiatan dari pengadaan bahan baku,
manufacturing, produk jadi, pemasaran, sampai
penjualan dan distribusi.
Pendapatan Kalbe memiliki pengalaman yang cukup panjang
meningkat 18% Per 0.09 3 0.27 dan dari segi finansial, pendapatan kalbe meningkat
tahun sekitar 18% per tahun.

Memiliki manajemen Didalam Kalbe Farma terdapat mantan Dirjen


senior yang 0.08 2 0. 16 BPOM dalam mengembangkan, memproduksi,
berpengalaman pemasaran dan menjual produk – produk kesehatan
dan farmasi. Dilengkapi tim yang solid dan
kerjasama yang baik antar departemen internal dan
hubungan yang erat mitra.
Memiliki 7GMP Semua fasilitas produksi di dalam Kalbe Farma dan
(Good Manufacturing 0. 11 3 0.33 anak perusahaan kalbe farma telah mendapatkan
Practice) berstandar sertifikasi ISO 9001.
internasional
KELEMAHAN
Ekspansi ke Noncore Ekspansi ini dapat mengakibatkan kurang fokusnya
Business 0.14 3 0.42 perusahaan dalam pengembangan bisnis didunia
farmasi.
Penggunaan bahan Komponen impor dari obat masih sangat tinggi,
baku impor 0.17 4 0.68 yaitu sebesar 90% dari bahan baku yang digunakan
(bahan aktif dan bahan pembantu) serta sekitar 50%
dari bahan pengemas yang digunakan.
TOTAL 1 3.27
KEKUATAN
Kalbe merupakan market leader untuk produk kesehatan masyarakat dan market leader
untuk produk ethical. Produk-produknya merupakan leading brand dengan berbagai
segmentasi pasar yang spesifik. Selain itu produknya merupakan inovator, dengan
mengembangkan obat-obatan serta rumusan kimia baru baik dengan kemampuan sendiri
ataupun melalui aliansi strategis dengan mitra internasional. Serta banyak menghasilkan
produk-produk baru yang berbasis teknologi tinggi.
Kalbe memiliki pengalaman yang cukup panjang dan dari segi finansial, pendapatan kalbe
meningkat sekitar 18% per tahun.
Manajemen Kalbe memiliki personel yang berpengalaman, termasuk di dalamnya
mantan dirjen BPOM dalam mengembangkan, memproduksi, pemasaran dan menjual produk-
produk kesehataan dan farmasi. Dilengkapi dengan tim yang solid dan kerja sama yang baik
antardepartemen internal dan hubungan yang erat dengan mitra , PT Kalbe Farma Tbk semakin
mengukuhkan diri dalam jajaran perusahaan besar di Indonesia.
Pada bagian distribusi, Kalbe memiliki tenaga pemasaran sebanyak 6000 personil dengan 1
juta outlet di seluruh Indonesia. Ditopang struktur bisnis yang cukup lengkap, yakni memiliki
perusahaan distribusi dan jaringan rumah sakit yang mengusung merek Mitra Keluarga dan
Mitra International, termasuk sekolah perawat.

KELEMAHAN
Ekspansinya ke non core-business, seperti ke bisnis property (PT Kalbe Land) dan
pendidikan (STIE Kalbe). Ekspansi ini dapat mengakibatkan kurang fokusnya perusahaan
dalam pengembangan bisnis farmasi.
Bahan aktif yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri jumlahnya tidak berarti dan
belum bisa diperoleh dengan harga yang bersaing dibandingkan dengan sumber dari luar
negeri. Upaya-upaya untuk meningkatkan self sufficiency di bidang pengadaan bahan baku
sering terbentur pada permasalahan :
 Banyaknya jenis bahan baku yang digunakan oleh industri farmasi (hingga 6.000 items)
sehingga banyak pemakaian per item yang tidak memenuhi skala produksi ekonomis.
 Masalah utama adalah pengadaan bahan baku untuk bahan dasar produksi lokal bahan
baku yang terkait dengan :
a) Kurang berkembangnya industri kimia hulu yang bisa menopang pengadaan
intermediates untuk bahan dasar pembuatan obat. Ketergantungan pada
intermediates dari luar negeri hingga tingkat tertentu bisa mengurangi manfaat yang
diperoleh dari sintesis lokal.
b) Kurang adanya koordinasi antara industri terkait misalnya industri petrokimia dan
industri farmasi. Sering terjadi industri farmasi mengalami kesulitan karena
intermediate-nya tidak bisa dibuat lokal.
Kelemahan pada dasarnya industri farmasi memang merupakan industri yang
knowledge intensive dan highly regulated tetapi aspek regulasi industri farmasi di Indonesia
dirasa cukup berat yang bersumber dari :
 Policy yang ada dibuat dengan semangat pengawasan dan bukan pengembangan;
 Pelaksanaan yang terasa lamban karena ketidakseimbangan antara jumlah pengawas
dari pemerintah dengan pihak swasta yang harus dilayani.
Mata rantai lain yang merupakan bagian dari aspek pemasaran dan distribusi hasil
produksi industri farmasi masih belum seimbang baik secara kualitatif dan kuantitatif:
 Misalnya ratio dokter perpopulasi di Indonesia sekitar 140 dokter untuk 1 juta
penduduk.
 Jumlah apotik (drug store) saat ini berjumlah sekitar 6.000 buah yang terkonstrasi di
kota-kota untuk melayani rakyat Indonesia yang lebih dari 200 juta penduduk. Program
pharmaceutical care juga belum berjalan dengan baik sehingga mengurangan
pemanfaatan obat secara optimal di masyarakat.
 Distributor yang jumlahnya cukup banyak tetapi tidak mempunyai jangkauan yang luas
dan network yang efisien sehingga biaya distribusi relatif mahal.
Pengembangan industri farmasi di Indonesia masih terkendala oleh pasokan bahan
baku. Sebanyak 90% bahan baku farmasi berasal dari impor, terutama dari India dan Tiongkok.
Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Togi Junice Hutadjulu
mengatakan, minimnya pasokan bahan baku dalam negeri karena Indonesia belum memiliki
industri kimia dasar yang berfokus membuat molekul obat. Saat ini, industri kimia dasar di
Tanah Air memprioritaskan hasil produksinya untuk produk hilir lain semisal cat dan kosmetik.
Untuk menghindari ketergantungan impor bahan baku tersebut, Togi menilai diperlukan
adanya pengembangan bioteknologi untuk obat biologi di Indonesia. Sebab, bioteknologi
dianggap dapat menjadi alternatif bahan baku obat yang lebih murah.
PELUANG
Faktor Strategis Bobot Rating Skor Keterangan
Eksternal
Besarnya jumlah Besarnya penduduk Indonesia dan masih
penduduk Indonesia dan 0.22 3 0.66 rendahnya konsumsi obat perkapita
masih rendahnya menyebabkan pasar potensial yang bisa
konsumsi obat dapat dikembangkan. Peluang untuk masuk ke 6 pasar
menjadi pasar potensial utama di Asia Tenggara dengan populasi
mencapai 500 juta atau kira-kira 8% dari
populasi dunia.
Saluran distribusi yang Divisi Distribusi dan Logistik Kalbe
tersebar luas di Indonesia 0.23 3 0.69 mengoperasikan jaringan distribusi produk
farmasi dengan jangkauan terluas di Indonesia.
Jaringannya yang luas mencakup seluruh 33
provinsi di Indonesia, yang mendukung Kalbe
dalam memberikan layanan ke seluruh negeri,
suatu keunggulan kompetitif yang signifikan
bagi Perseroan
ANCAMAN
Adanya kompetisi internal 0.18 2 0.36 Di dalam produk obat flu misalnya kalbe
yang cukup keras memiliki procold sementara dankos laboratories
juga mempunyai produk yang serupa yaitu
mixagrip
Peredaran obat palsu 0.25 4 1 Legal system belum dapat menanggulangi
peredaran obat palsu secara efektif sehingga
harga obat lebih sulit di kontrol.
Semakin luasnya pasar Dengan menembus pasar internasional akan
yang ingin dicapai 0.21 3 0.63 semakin meningkat pula pesaing – pesaing
bisnis farmasi. Kalbe mengakui jika produknya
masih belum mampu bersaing dengan produk
yang berasal dari eropa.
TOTAL 0.18 2 0.36
PELUANG
Pertama, besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat perkapita
menyebabkan pasar potensial yang bisa dikembangkan. Peluang untuk masuk ke 6 pasar utama
di Asia Tenggara dengan populasi mencapai 500 juta atau kira-kira 8% dari populasi dunia.
Total pasar ini lebih dari $890 milyar pada GDP dan kemungkinan akan tumbuh 5% per tahun
selama 5 tahun ke depan.
Kedua, kecenderungan berkembangnya Sistem Penanganan Kesehatan yang wajar
yang dapat menyalurkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang dibutuhkan.

ANCAMAN
Adanya kompetisi internal yang cukup keras. Sesuatu yang diistilahkannya “perang
saudara” terutama terjadi di jalur pemasaran. Lebih spesifik lagi, di produk-produk farmasi
yang berada di kategori yang sama. Di obat flu, misalnya, Kalbe memiliki Procold sementara
Dankos Laboratories punya andalan yang cukup ampuh, Mixagrip. Lantaran Kalbe dan Dankos
bisa saling melihat data masing-masing, mereka bisa saling menjatuhkan.
Tingginya peredaran obat palsu di Indonesia saat ini karena harganya lebih murah
dibandingkan obat yang memiliki hak paten. Obat palsu yang beredar di Indonesia ada yang
diracik di dalam negeri namun ada pula yang diimpor dari beberapa negara seperti Singapura
dan Malaysia. Hal itu karena obat-obat tersebut diimpor secara ilegal. Penggunaan obat palsu
merugikan masyarakat dan produsen farmasi di Indonesia.
Peredaran obat palsu merugikan produsen farmasi di Indonesia, baik perusahaan lokal
seperti PT Kalbe Farma Tbk, PT Tempo Scan Pacific Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT
Indofarma Tbk, dan PT Pyridam Farma Tbk, maupun perusahaan farmasi asing seperti PT
Merck Tbk, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk, PT Taisho Pharmaceutical Indonesia
Tbk, dan PT Schering-Plough Indonesia Tbk.

Anda mungkin juga menyukai