Kalbe Farma
Strength / Kekuatan
1. Menyediakan banyak produk dan jasa. Macam-macam produk yang disediakan adalah
obat resep, produk kesehatan, nutrisi, alat kesehatan, perawatan mata, dan veteriner.
Sedangkan jasa yang disediakan adalah distribusi & logistic, layanan kesehatan,
biofarma, bisnis internasional, dan KALCare.
2. Kalbe Farma merupakan market leader untuk produk kesehatan dan obat-obatan di
Indonesia.
9. Pada bagian distribusi, Kalbe memiliki tenaga pemasaran sebanyak 6000 personil
dengan 1 juta outlet di seluruh Indonesia. Ditopang struktur bisnis yang cukup lengkap,
yakni memiliki perusahaan distribusi dan jaringan rumah sakit yang mengusung merek
Mitra Keluarga dan Mitra International, termasuk sekolah perawat.
10. Stem Cell and Cancer Institute (SCI) mendapatkan 3 paten yang berhubungan dengan
Weakness / Kelemahan
1. Kalbe Farma melakukan ekspansinya ke non core-business, seperti ke bisnis properti (PT
Kalbe Land) dan pendidikan (STIE Kalbe). Ekspansi ini dapat mengakibatkan kurang
fokusnya perusahaan dalam pengembangan bisnis farmasi.
2. Net Profit Margin yang relatif rendah dibanding kompetitor. Kalbe Farma kurang efisien dalam
menjalankan proses bisnis dan adanya kelemahan dalam mengendalikan cost.
3. Adanya kompetisi internal yang cukup keras.
4. Penjualan ekspor kalbe farma masih kecil porsinya.
5. Pangsa pasar produk nutrisi kalbe farma masih rendah.
6. Produk herbal yang diproduksi kalbe farma masih relatif rendah.
7. Tingkat ketergantungan Kalbe Farma terhadap bahan baku impor masih tinggi.
Opportunities / Peluang
1. Banyaknya penduduk indonesia menjadi peluang untuk mengembangkan pasar.
2. Perusahaan Kalbe membangun kantor perwakilan disetiap negara yang bertujuan bagi
pengembangan produk ekspor.
3. Adanya kerjasama dengan distributor lokal untuk memasarkan produk.
4. Kepercayaan konsumen yang tinggi untuk menggunakan produk Kalbe.
5. Kebijakan pemerintah yang cenderung memberatkan perusahaan farmasi asing.
6. Pertumbuhan pasar obat herbal Indonesia selama 5 tahun terakhir rata-rata sekitar
15%.
7. Indonesia merupakan salah satu negara mega diversity untuk tumbuhan obat di dunia.
8. Kebijakan pemerintah mendukung ekspor.
9. Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima
tahun terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada
tahun 2025.
Threats / Ancaman
3. Adanya krisis ekonomi yang menyebabkan daya beli obat masyarakat menurun.
Strategi SO
1. Meningkatkan koordinasi antar divisi dan departemen dalam perusahaan sendiri terutama
dalam produksi dan distribusi produk. (S7, O9)
2. Melakukan penelitian terhadap bahan baku hayati dalam negeri untuk menghasilkan produk
baru baik obat resep/bebas maupun obat herbal. (S10, O7)
3. Melakukan ekspansi bisnis ke wilayah Asia dan Afrika melalui kolaborasi berbentuk joint
venture dengan perusahaan asing bertaraf internasional (S4, O8)
4. Menjaga kualitas obat agar tetap baik (S1, O4)
Strategi WO
1. Meluncurkan produk inovator baru berkualitas ekspor yang belum dimiliki oleh produsen lain
khususnya di bidang obat resep dan produk nutrisi serta membuat legal system yang ketat.
(W5,O9)
2. Mengakuisisi salah satu perusahaan herbal di Indonesia. (W6, O6, O7)
3. Melakukan ekspansi bisnis ke wilayah Asia dan Afrika melalui kolaborasi berbentuk joint
venture dengan perusahaan asing bertaraf internasional. (W4, O8)
4. Tetap memfokuskan perusahaan dalam mengembangkan bisnis dibidang farmasi (W1,O6)
Strategi ST
1. Meningkatkan koordinasi antar divisi dan departemen dalam perusahaan sendiri terutama
dalam produksi dan distribusi produk. (S7, S11, T6)
2. Meluncurkan produk inovator baru yang belum dimiliki oleh produsen lain khususnya di bidang
obat resep dan produk nutrisi dan membuat legal system yang ketat. (S2, T4)
3. Menyediakan produk dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat yang mengalami krisi
ekonomi (S1,T3)
Strategi WT
1. Mengakuisisi salah satu perusahaan herbal di Indonesia. (W6, T5)
2. Melakukan promosi yang efektif terhadap produk baru yang dikeluarkan melalui pendekatan
persuasif yang dapat memperkuat brand image namun tidak menguras biaya. (W5, T7)
3. Mengakuisisi vendor penyedia bahan baku lokal untuk mengembangkan industri kimia hulu
dalam negeri sekaligus mengurangi impor bahan baku. (W7, T8)
4. Meningkatkan mutu dan kualitas produk (W3, T2)