Disusun Oleh :
TAHUN 2020
i
SKRIPSI
Disusun Oleh :
ii
SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME
Saya yang bertanggung jawab di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa
Skripsi ini saya susun tanpa ada tindak plagiarisme sesuai yang berlaku di Prodi
Surakarta.
Jika dikemudian hari ternyata saya melakukan plagiarisme, saya akan bertanggung
jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Prodi Sarjana Terapan
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Ditetapkan di : Surakarta
Tanggal : Agustus 2020
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Ditetapkan di : Surakarta
Tanggal : Agustus 2020
DEWAN PENGUJI
Mengetahui
Ketua Jurusan Okupasi Terapi
Politeknik Kesehatan Surakarta
Khomarun, M.OT
v
NIP. 19640823 199003 1 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian
dengan judul “EKSPLORASI AKTIVITAS WAKTU LUANG PEKERJA WFH
(WORK FROM HOME) YANG BERSTATUS LAJANG PADA MASA PANDEMI
COVID-19”.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepad berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa
arahan dan dorongan yang sangat berarti sejak dari persiapan sampai dengan
selesainya Proposal Penelitian ini.oleh karena itu penulis menyempaikan terima kasih
dan penghargaan kepada :
1. Khomarun, M.OT, selaku Jurusan Okupasi Terapi yang telah memberikan
rekomendasi bagi penulis untuk melakukan penelitian.
2. Hendri Kurniawan, MSc selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membenatu dan mengarahkan, membimbing dan memberikan dorongan
sampai Proposal Penelitian ini terwujud
3. Teman-teman Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Okupasi Jurusan Okupasi
Terapi Politeknik Kesehatan Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga amal dan kebaikan yang telah diberikan, mendapat pahala yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................v
KATA PENGANTAR...............................................................................................vi
DAFTAR ISI..............................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
B. Fokus Masalah.............................................................................6
C. Tujuan Penelitian.........................................................................7
D. Manfaat Penelitian.......................................................................7
A. Kajian Teori.................................................................................9
vii
3. Waktu Luang (Leisure) dan Pekerja WFH.......................24
C. Kerangka Penelitian.....................................................................34
D. Teknik Analisis............................................................................41
Daftar Pustaka
Lampiran
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
tanggal 11 Maret 2020 diubah menjadi pandemi (Mbagwu & Dike, 2020)..
Pemda, hingga 31 Juli 2020 menunjukkan secara total baik pekerja formal
maupun informal yang terdampak Covid-19 mencapai lebih dari 3,5 juta
lebih lanjut. Menurut Aslam (2020), social distancing merupakan solusi untuk
selama jangka waktu tertentu. Terdapat dua cara untuk mempraktikan social
distancing ini, salah satunya dengan menjaga jarak sejauh 1 meter dan tetap
para pekerja terpaksa di rumahkan atau bekerja dari rumah. Bekerja dari
rumah adalah istilah lain dari work from home (DTI, 2000), telework (Gordon
et al., 1993; Huws et al., 2000), telecommuting (Nilles, 1994), atau remote
work (Hamblin, 1995). Sistem kerja jarak jauh memang memiliki fleksibilitas
pekerjaan dan kehidupan. Bekerja dari rumah atau work from home
Kurland, 2002; Madsen, 2003; Sullivan & Lewis, 2001; Van Sell & Jacobs,
1994), serta mengurangi stress (Fast & Frederick, 1996; Mausner-Dorsch &
2
Eaton, 2000). Namun penelitian lain mengungkapkan bahwa work from home
Berdasarkan definisi teori waktu luang yaitu waktu luang sebagai aktivitas,
adalah waktu yang berisikan berbagai macam kegiatan baik untuk beristirahat,
kedudukan yang sangat penting bagi setiap kegiatan dan juga memiliki
individu yang bekerja, partisipasi dalam waktu luang dapat menjadi salah satu
cara mengatasi stres yang terkait dengan pekerjaan (Trenberth & Dewe,
2002).
luang yang lebih panjang. Dengan demikian para pekerja yang dirumahkan
3
cenderung lebih sedikit bekerja dan lebih banyak melakukan aktivitas non-
bekerja (American Time Use Survey (ATUS), 2015). Menurut hasil penelitian
yang dilakukan Jorge Velilla dan kawan-kawan pada tahun 2018 yang
Evidence from Time Use Data, mereka menggunakan 5.619 pekerja telework
atau yang dapat disebut dengan pekerja work from home. Jorge melakukan
perbandingan waktu bekerja, waktu non-bekerja, dan juga waktu luang pada
jam kerja non-standar. Lalu menurut penelitian Pabilonia dan Vernon pada
tahun 2020 yang berjudul Telework and Time Use in the United States mereka
perbedaan dalam alokasi waktu bekerja pada pekerja WFH dan pekerja
menemukan bahwa pekerja telework memiliki waktu luang yang lebih banyak
rumah . Individu yang memiliki pasangan juga berpotensi lebih baik dalam
4
hal menjalin hubungan, karena mereka dapat menghabiskan lebih banyak
mereka dan berolahraga , 13% untuk aktivitas sosial dan 6% untuk aktivitas
dalam hal penggunaan waktu dan juga jenis aktivitas waktu luang pada
individu yang sudah menikah dan berstatus lajang (Lee & Bhargava, 2004).
menikah akan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk kegiatan leisure dari
pada individu yang berstatus lajang, karena tanggung jawab mereka terhadap
bermain alat musik atau melakukan aktivitas di luar rumah (Lee & Bhargava,
2004)
yang berstatus lajang sering menghabiskan waktu luang mereka di luar rumah
kebijakan dari pemerintah untuk social distancing dan tetap tinggal dirumah,
5
menyebabkan individu yang berstatus lajang mengalami perubahan dalam
waktu luang di luar rumah selama pandemi ini. Oleh sebab itu penelitian ini
WFH yang berstatus lajang pada masa pandemi. Mulai dari jenis aktivitas
dipilih, manfaat yang dirasakan dari tiap individu saat melakukan aktivitas
waktu luang, serta dampak WFH terhadap aktivitas waktu luang mereka.
B. FOKUS MASALAH
menggali lebih dalam tentang aktivitas leisure time terutama pada pekerja
WFH yang berstatus lajang saat masa pandemi. Berdasarkan latar belakang
yang sudah dijabarkan oleh peneliti, fokus maslah pada penelitian ini adalah
1. Apa saja aktivitas leisure yang dilakukan pekerja WFH pada masa
pandemi COVID-19?
pandemi COVID-19?
6
4. Apa dampak pandemi terhadap aktivitas waktu luang pekerja
WFH?
C. TUJUAN PENELITIAN
luang pada pekerja WFH yang berstatus lajang di masa pandemi, maka tujuan
dari penelitian ini adalah mengeksplorasi aktivitas leisure time pada pekerja
WFH yang berstatus lajang di masa pandemi yang dirinci sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa saja aktifitas leisure yang dilakukan pekerja WFH
masa pandemi.
pekerja WFH.
D. MANFAAT PENELITIAN
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, diantaranya
1. Manfaat Teoritis
7
Manfaat teoritis yang diharapkan peneliti adalah untuk mengembangkan ilmu
Terapis mengenai pemahaman leisure dan apa saja aktivitas yang sering
2. Manfaat Praktis
yang mendalam tentang aktivitas leisure pada pekerja WFH yang berstatus lajang
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
Bab tinjauan teori akan membahas tentang teori dan kerangka konsep
ini mencakup kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka penelitian
A. Kajian Teori
a. Definisi
sedang berlangsung di lebih dari 200 negara di dunia (WHO. World Health
termasuk manusia (Unhale et al., 2020). Selain virus Corona, virus yang juga
2015 di Korea Selatan (Li et al., 2020). Berbeda dengan MERS-CoV dan
9
ketujuh yang dapat menginfeksi manusia dan dinamakan SARS-CoV-2 (Nie
et al., 2020).
CoV-2 dari pasien simptomaik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk
atau bersin (Han & Yang, 2020). Selain itu, telah diteliti bahwa SARS-CoV-2
Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut saluran napas
10
atas tanpa komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue, batuk (dengan
atau sakit kepala. Pasien COVID-19 dengan pneumonia berat ditandai dengan
demam, ditambah salah satu dari gejala: (1) frekuensi pernapasan >30x/menit
(2) distres pernapasan berat, atau (3) saturasi oksigen 93% tanpa bantuan
oksigen. Pada pasien geriatri dapat muncul gejala-gejala yang atipikal (World
b. Protokol Kesehatan
berikut :
11
3) Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Tangan menyentuh
pernapasan, yaitu dengan menutup mulut dan hidung dengan siku atau
bagian lainnya yang tertekuk saat anda batuk atau bersin kemudian
5) Tetap dirumah jika anda merasa tidak sehat dan ketika mengalami
setempat;
publik nasional dan lokal tentang cara melindungi diri sendiri dan
perekonomian para pekerja. Tetapi juga berdampak pada aspek lainnya seperti
12
gaya hidup, aktivitas waktu luang dan produktivitas para pekerja (UN
Women, 2020).
1) Gaya hidup
sehat.
13
Menurut penelitian Jaiswal (2020), menyebutkan bahwa sebagian
Temuan ini bergantung pada peran baik dalam kantor maupun peran
kebijakan WFH mereka mulai bekerja pukul 8 atau 9 pagi dan selesai
3) Produktivitas
14
adalah beberapa alasan terjadinya produktivitas yang rendah (Jaiswal,
2020).
15
i.mengajukan nama SARS-
CoV-2
2. Pekerja Work From Home
a. Definisi
Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah dan
imbalan dalam bentuk lain (ILO, 2018). Hal tersebut berebda dengan definisi
dari tenaga kerja, dalam ketentuan pasal 1 UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Work frome home (WFH) atau telework merupakan sebuah bagian dari
konsep telecomuting (bekerja jarak jauh), yang sebenarnya bukan hal baru
dalam dunia kerja, bahkan telah dikenal sejak tahun 1970-an sebagai salah
kekantor dan sebaliknya. Fenomena work from home mulai dilakukan kembali
maupun swata yang kemudian menerapkan skema bekerja dari rumah (work
16
Telework didefinisikan sebagai pekerjaan yang dilakukan dari lokasi yang
1973.
keragaman bentuk bekerja jarak jauh misalnya bekerja dari rumah dengan
Istilah yang paling mudah dikenali dari bekerja jarak jauh adalah bekerja
17
b. Manfaat dan Kerugian
dan kekurangan bekerja jarak jauh dan bekerja leluasa sangat beragam
kerugian ini. Sebagian manfaat dan kerugian telah disepakati dan menjadi
Menurt Purwanto (2020), bekerja dari rumah dinilai lebih fleksibel dan
memiliki banyak keuntungan. Mereka dapat bekerja dari mana saja dari
rumah. Dari ruang tamu, kamar, ruang makan, dan sebagainya. Salah satu
keuntungan work from home adalah mereka dapat bekerja di luar jam kerja
kantor. Selain itu manfaat lainnya adalah mereka tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk transportasi atau bensi, dan para pekerja dapat menghemat waktu
stres yang dialami. Selain macet dari rumah ke kantor, salah satu pemicu stres
adalah penumpukan pekerjaan yang harus dilakukan. Ini berlaku bagi mereka
18
menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan lebih efektif, kepuasan kerja
dapat menjadi nilai tambah. Saat hari ini mampu menyelesaikan pekerjaan
dengan baik, tentunya mereka juga akan merasa lebih bersemangat esok hari.
Bekerja Dari Rumah, perannya dapat lebih mudah dibagi. Ada kalanya
mereka fokus pada jam kerja dan ada kalanya mereka bisa menjalankan
kehidupan pribadinya tanpa beban apapun. Keuntungan lain dari work from
home yang bisa di rasakan adalah karyawan memiliki lebih banyak waktu
luang untuk berkumpul dengan keluarga. Dan manfat lainnya adalah saat
bekerja di rumah, guru dapat menciptakan suasana yang lebih aman, nyaman,
Menurut penelitian dari Azies Bauw (2020) yang berjudul Working from
19
Beberapa pekerja perempuan yang melakukan work from home terutama
meningkatkan beban kerja dan stes kerja yang tinggi bagi mereka (Jacobs,
2017). Peran dan tugas ganda ini tidak berlaku untuk pasangan yang dapat
melakukan WFH, hal ini disebabkan oleh kondisi dilema dan pola pikir
20
tersebut secara tidak langsung membuat para pekerja enggan melakukan
3) Biaya tambahan
4) Gangguan
seperti keluarga dan juga kecepatan internet yang lambat atau pembatasan
daya listrik sehingga mereka sering kehilangan fokus dan memilih untuk
2011).
21
disebabkan oleh masalah teknis seperti gangguan jaringan internet
informasi satu sama lain (Baumgartner et al., 2014). Serta para pekerja
secara langsung sehingga dapa melihat wajah dan respon dari orang lain
secara langsung.
a. Definisi
Pernyataan ini didasarkan oleh pengakuan dari pihak The International Group
1999).
22
Berdasarkan teori dari George Torkildsen dalam bukunya yang berjudul
lain:
kebutuhan yang mudah telah dilakukan. Yang mana ada waktu lebih yang
dalam bermasyarakat.
23
3) Waktu luang sebagai suasana hati atau mental yang positif (leisure as an
datang dari luar. Hal ini juga bukan merupakan hasil dari waktu
4) Waktu luang sebagai sesuatu yang memiliki arti luas (leisure as an all
embracing)
menemukan kesembuhan dari rasa lelah, pelepasan dari rasa bosan, dan
5) Waktu luang sebagai suatu cara untuk hidup (leisure as a way of living)
Seperti yang dijelaskan oleh Goodale dan Godbye dalam buku The
24
tak terelakkan yang bersifat menyenangkan, pantas, dan menyediakan
b. Manfaat
oleh individu selama kegiatan waktu luang (Driver, 1989). Manfaat aktivitas
untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental mereka (Chen, 2001). Manfaat
psikologis, dan sosial (Hung, 2012) . Manfaat fisik mengacu pada penampilan
25
c. Jenis-jenis waktu luang
Berdasarkan definisi teori waktu luang yaitu waktu luang sebagai aktivitas
yaitu waktu yang berisikan berbagai macam kegiatan baik untuk beristirahat,
keluarga dan lingkungan sosial dan waktu luang sebagai relaksasi, hiburan,
dan pengembangan diri (Lener & Steinberg, 2004) Beberapa kegiatan mengisi
diri. Selain itu bisa melakukan relaksasi pasif dengan cara menonton
26
Fine, Mortimer, & Robert menyebutkan bahwa kegiatan hiburan atau
dalam salah satu kegiatan yang positif dan terarah. Karena dengan
pengembangan.
aktifitas waktu luang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu faktor instrinsik,
merupakan salah satu faktor yang sering dijumpai ketika peneliti melakukan
wawancara kepada beberapa partisipan. Dikutip dari Chen dan Pang (2012),
27
motivasi waktu luang telah didefinisikan sebagai suatu kebutuhan, alasan, atau
menjadi salah satu faktor kunci untuk memahami mengapa beberapa orang
aktif secara fisik di waktu luang yang mereka pilih (Aaltonen et al., 2014)
Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa, terlepas dari usia, jenis kelamin,
menengah kebawah.
full time memandang bahwa waktu luang dapat meningkatkan kualitas hidup
mereka. Untuk para pekerja telework yang tidak memiliki tanggung jawab
28
keluarga, mereka cenderung menggunakan waktu luang untuk melakukan
hobi mereka seperti olahraga, bermain ski, atau naik sepeda. Bagi beberapa
di siang hari digunakan untuk merawat anak atau mengantar anak ke sekolah.
waktu yang mereka miliki untuk bekerja, mereka tidak selalu memiliki waktu
and Time Use in the United States menyebutkan bahwa pekerja telework
dapat meningkatkan intesitas waktu luang. Bagi para pekerja telework yang
berstatus lajang. Bagi para pria mereka cenderung menghabiskan waktu luang
perawatan diri.
29
Penelitian ini di dukung oleh bebrapa penelitian sebelumnya antara lain :
1. Hasil penelitian dari Jorge Velilla (2018), yang berjudul Telework, the
Data yang membahas tentang alokasi waktu para pekerja telework dan
ini adalah untuk menganalisis waktu yang dihabiskan untuk bekerja dan
bekerja lebih sedikit dan melakukan lebih banyak waktu luang selama hari
and Time Use in the United States meneliti tentang karakteristik pekerja
penggunaan waktu antara hari kerja kantor dan hari kerja di rumah.
30
keluarga. Hasil menunjukan bahwa peneliti menemukan perbedaan dalam
alokasi waktu pada pekerja saat mereka melakuakn WFH dan saat mereka
waktu luang yang lebih banyak karena mereka tidak perlu menghabiskan
waktu untuk perjalanan dari rumah ke kantor. Sehingga para pekerja WFH
diri.
waktu luang lebih banyak merupakan karyawan yang tidak memiliki anak
pukul 4.30 sore dan sisa waktu digunakan untuk leisure, termasuk
31
Sedangkan bagi beberapa wanita yang memiliki anak, mereka cenderung
4. Hasil penelitian dari Hafeez dan Akbar (2015) , yang berjudul The impact
berusia 31-40 tahun, 44,5% berusia 41-50 tahun dan hanya 5,2% yang
Selain itu hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa adanya dampak
positif dari kegiatan aktivitas waktu luang ditempat kerja dimana aktivitas
32
Akibat adanya pandemi COVID-19 pemerintah mengeluarkan kebijakan
berupa protokol kesehatan dan work from home. Kebijakan tersebut berdampak
pada gaya hidup, produktivitas, dan juga lesiure para pekerja. Dalam penelitian
ini peneliti ingin mengeksplorasi aktivitas waktu luang pada para pekerja WFH
terhadap aktivitas waktu luang para pekerja di masa pandemi. Adapun bagan dari
33
Kebijakan Pemerintah :
Pandemi
COVID-19 1. Protokol Kesehatan
2. Work From Home
Waktu Luang
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan membahs tentang bentuk dan strategi penelitian, sumber
data dan teknik sampling, teknik pengumpulan data dan uji kepercayaan data, teknik
Bogdan dan Taylor dalam buku Moleong (2014) mengatakan bahwa metode
deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
35
memungkinkan peneliti untuk menggunakan metode yang tepat sesuai dengan
apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, presepsi, motivasi,
tindakan, secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
menggambarkan aktivitas waktu luang pada pekerja WFH pada masa pandemi
COVID-19. Fenomena yang diteliti dalam penelitian ini adalah pekerja WFH
(Poerwandi, 2005).
36
B. Sumber Data dan Teknik Sampling
1. Sumber Data
seperti dokumen dan lain-lain. Pada penelitian ini sumber data yang
37
menganalisis hasil dari penelitian ini yang nantinya dapat
2. Teknik Sampling
sampling yang berdasarkan kepada ciri-ciri atau kriteria yang dimiliki oleh
subjek yang dipilih karena kriteria tersebut sesuai dengan tujuan penelitian
dua syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan jumlah informan yaitu
38
pemerintahan atau non-pemerintahan) yang berstatus lajang (belum
a. Wawncara
39
teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Dalam
hendak didapatkan.
b. Dokumentasi/perekaman
c. Observasi
40
perilaku tersebut secara langsung. Pada penelitian ini, observasi
data adalah derajat kepercayaan atas data penelitian yang diperoleh dan
41
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat,
analisis kasus negatif, dan member check. Dalam penelitian ini untuk uji
data tersebut untuk keperluan pengecekan data, atau sering disebut bahwa
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono,
dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi
untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa
yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati
oleh para pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin
42
diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa
D. Teknik Analisis
untuk mengelompokkan makna – makna yang sama secara umum atau garis
membuat kode tertentu dan mendeskripsikan tema tersebut dengan semua data
yang ada. Terakhir peneliti membuat tema dari keseluruhan coding atau tema
yang telah dibuat sebelumnya (Creswell & Poth, 2013). Thematic analysisi
untuk mengupas secara rinci data-data kualitatif yang mereka miliki guna
Analysis dilakukan dengan cara (1) reading and re-reading, (2) initial noting,
43
emergent themes, (5) moving to the next cases, dan (6) looking for patterns
Pada tahap ini peneliti menenggelamkan diri dalam data yang original.
b. Initial Noting
waktu. Tahap ini menguji isi/konten dari kata, kalimat dan bahasa yang
membuat sikap yang lebih familiar terhadap transkrip data. Selain itu tahap
44
c. Developing Emergent Themes (mengembangkan kemunculan tema –
tema)
hasil wawancara dan mengumpulkan kode – kode yang telah disusun untuk
Tahap analisis 1-4 dilakukan pada setiap satu partisipan. Jika satu kasus
pada kasus atau partisipan berikutnya. Langkah ini dilakukan pada semua
45
Tahap akhir dalam analisis data ini adalah mencari pola – pola yang
tema-tema. Pada tahap ini dibuat master tabel dari tema-tema untuk satu
1. Prosedur Penelitian
a. Pemilihan partisipan
b. Pengumpulan data
46
teknik wawancara dan menggunakan alat pengumpulan data berupa
c. Analisa data
mengelompokkan tema.
2. Jadual Penelitian
Kegiatan 2021
Jul Agust Sep Okto No Des Jan
i t v
1. Penyusunan
proposal
2. Seminar
proposal
3. Pemilihan
partisipan
4. Pengumpulan
data dan
pencatatan
data
5. Analisis data
6. Penulisan
47
hasil laporan
7. Sidang akhir
48
Daftar Pustaka
Aaltonen, S., Kujala, U. M., & Kaprio, J. (2014). Factors behind leisure-time physical
activity behavior based on Finnish twin studies: The role of genetic and
environmental influences and the role of motives. BioMed Research
International, 2014(June). https://doi.org/10.1155/2014/931820
Aslam, F. (2020). COVID-19 and Importance of Social Distancing. Preprints, April.
https://doi.org/10.20944/preprints202004.0078.v1
Bailey, D. E., & Kurland, N. B. (2002). A review of telework research: findings, new
directions, and lessons for the study of modern work. Journal of Organizational
Behavior, 23. https://doi.org/10.1002/job.144
Baumgartner, S. E., Weeda, W. D., van der Heijden, L. L., & Huizinga, M. (2014).
The Relationship Between Media Multitasking and Executive Function in Early
Adolescents. Journal of Early Adolescence, 34(8), 1120–1144.
https://doi.org/10.1177/0272431614523133
Brajša-Žganec, A., Merkaš, M., & Šverko, I. (2011). Quality of Life and Leisure
Activities: How do Leisure Activities Contribute to Subjective Well-Being?
Social Indicators Research, 102(1), 81–91. https://doi.org/10.1007/s11205-010-
9724-2
Bureau of Labor Statistics. (2019). Average hours spent per day in leisure and sports
activities by youngest and oldest populations.
https://www.bls.gov/charts/american-time-use/activity-leisure.htm
Chariri, A. (2009). Landasan filsafat dan metode penelitian kualitatif. In Workshop
Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Laboratorium Pengembangan
Akuntansi (LPA), Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 31 Juli
– 1 Agustus 2009. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Chen, M., & Pang, X. (2012). Leisure motivation: An integrative review. Social
Behavior and Personality, 40(7), 1075–1082.
https://doi.org/10.2224/sbp.2012.40.7.1075
Chen, Z. . (2001). The study of elementary teachers’ leisureparticipation, experience
in leisure benefits, and worksatisfaction in Taipei County. National Taiwan
Normal University.
Clapp, W. C., Rubens, M. T., Sabharwal, J., & Gazzaley, A. (2011). Deficit in
switching between functional brain networks underlies the impact of
multitasking on working memory in older adults. Proceedings of the National
Academy of Sciences of the United States of America, 108(17), 7212–7217.
https://doi.org/10.1073/pnas.1015297108
Creswell, J., & Poth, C. (2013). Qualitative Inguiry Research Design. In Journal of
Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Deddy, M. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. In Bandung: Remaja Rosda Karya.
Remaja Rosdakarya.
Driver, B. (1989). The North American experience in measuring the benefits of
leisure. In Papers on Recreation Benefit Measurement. Phillip Institute of
Technology.
DTI. (2000). The essential guide to work–life balance.
Duta Mustajab, Azies Bauw, Abdul Rasyid, Andri Irawan*, Muhammad Aldrin
Akbar, M. A. H. (2020). Working from Home Phenomenon as an Effort to
Prevent COVID-19 Attacks and Its Impacts on Work Productivity. The
International Journal of Applied Business Tijab, 4(9), 13–21.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Fast, J. ., & Frederick, J. . (1996). Working arrangements and time stress. Canadian
Social Trends, 14–19.
Fereday, J., & Muir-Cochrane, E. (2006). Demonstrating Rigor Using Thematic
Analysis: A Hybrid Approach of Inductive and Deductive Coding and Theme
Development. International Journal of Qualitative Methods, 5(1), 80–92.
https://doi.org/10.1177/160940690600500107
George, T. (1999). Leisure and Recreation Management. In e & FN Spon (Vol. 369,
Issue 1). https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Gimenez-Nadal, J. I., Molina, J. A., & Velilla, J. (2018). Telework, the Timing of
Work, and Instantaneous Well-Being: Evidence from Time Use Data. IZA
Discussion Paper, 11271. www.iza.org
Gordon, E. G., Gray, M., & Hodson, N. (1993). Teleworking Explained. In
Chichester by Wiley. Chichester by Wiley.
Hafeez, U., & Akbar, W. (2015). “Impact of Training on Employees Performance”
(Evidence from Pharmaceutical Companies in Karachi, Pakistan). Business
Management and Strategy, 6(1), 49. https://doi.org/10.5296/bms.v6i1.7804
Haleem, A., Javaid, M., & Vaishya, R. (2020). Effects of COVID-19 pandemic in
daily life. Current Medicine Research and Practice, 10(2), 78–79.
https://doi.org/10.1016/j.cmrp.2020.03.011
Hamblin, H. (1995). Employee’s perspectives on one dimension of labour flexibility:
working at a distance. Work, Employment and Society.
https://doi.org/0803973233
Hamermesh, D. S. (2002). Timing, togetherness and time windfalls. Journal of
Population Economics, 15(4), 601–623. https://doi.org/10.1007/s001480100092
Han, Y., & Yang, H. (2020). The transmission and diagnosis of 2019 novel
coronavirus infection disease (COVID-19): A Chinese perspective. Journal of
Medical Virology, 92(6), 639–644. https://doi.org/10.1002/jmv.25749
Herdiansyah, haris. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. In Metodologi
Penelitian Kuantitatif.
Hilbrecht, M., Shaw, S. M., Johnson, L. C., & Andrey, J. (2013). Remixing work,
family and leisure: Teleworkers’ experiences of everyday life. New Technology,
Work and Employment, 28(2), 130–144. https://doi.org/10.1111/ntwe.12010
Hung, H. . (2012). A study on leisure benefits breaking through leisure activities.
Journal of National Taiwan Normal University, 77–92.
Huws, U., Korte, W. B., & Robindon, S. (2000). Telework Toward the elusive office.
Jhon Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.
ILO. (2018). Concepts and definitions of employment indicators relevant to young
people.
Jacobs, R. L. (2017). Knowledge Work and Human Resource Development. Human
Resource Development Review, 16(2), 176–202.
https://doi.org/10.1177/1534484317704293
Jaiswal, A. (2020). Unlocking the COVID-19 Lockdown : Work from Home and Its
Impact on Employees.
Kanzun. (2002). Waktu Luang Bagi Remaja Muslim. Mitra PustKanzun. (2002).
Waktu Luang Bagi Remaja Muslim. Mitra Pustaka.aka.
Kao, C. . (1995). A three-factor model of leisure benefits. Journal of Outdoor
Recreation Study, 67–78.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19). In Direkorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Lee, Y. G., & Bhargava, V. (2004). Leisure time: Do married and single individuals
spend it differently? Family and Consumer Sciences Research Journal, 32(3),
254–274. https://doi.org/10.1177/1077727X03261631
Lener, R. M., & Steinberg, L. (2004). Adolescent Psychology. Jhon Wiley & Sons,
Inc., Hoboken, New Jersey.
Li, Q., Guan, X., Wu, P. (2020). Early transmission dynamics in Wuhan, China, of
novel coronavirus-infected pneumonia. New England Journal of Medicine,
382(13), 1199–1207. https://doi.org/10.1056/NEJMoa2001316
Madsen, S. R. (2003). The effects of home-based teleworking on work-family
conflict. Human Resource Development Quarterly, 14(1), 35–58.
https://doi.org/10.1002/hrdq.1049
Martha, E., & Kresno, S. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif di Bidang
Kesehatan. Rajawali Pers.
Mausner-Dorsch, H., & Eaton, W. W. (2000). Psychosocial work environment and
depression: Epidemiologic assessment of the demand-control model. American
Journal of Public Health, 90(11), 1765–1770.
https://doi.org/10.2105/AJPH.90.11.1765
Mokhtarian, P. L. (1991). Defining Telecommuting. Transportation Research
Record, 1305(May), 273–281.
Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Moleong, L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. In Bandung: Remaja
Rosdakarya. Ndara, Taliziduhu. Pembangunan Masyarakat, Mempersiapkan
Masyarakat Tinggal Landas. Remaja Rosdakarya.
Mungkasa, O. (2020). Bekerja Jarak Jauh (Telecommuting): Konsep, Penerapan dan
Pembelajaran. Bappenas Working Papers, III(1), 1–32.
http://workingpapers.bappenas.go.id/index.php/bwp/article/view/52
Narbuko, C., & Achmadi, A. (2008). Metodologi Penelitian. Bumi Aksara.
Neeltje van Doremalen, P., Infectious, (National Institute of Allergy and, Diseases),
Trenton Bushmaker, B. S. N. I. of A. and, Diseases), & Dylan H. Morris, M. P.
(Princeton U. (2020). Aerosol and Surface Stability of SARS-CoV-2 as
Compared with SARS-CoV-1. New England Journal of Medicine, 0–2.
Nie, J., Li, Q. (2020). Establishment and validation of a pseudovirus neutralization
assay for SARS-CoV-2. Emerging Microbes and Infections, 9(1), 680–686.
https://doi.org/10.1080/22221751.2020.1743767
Nilles, J. M. (1994). “Making Telecommuting Happen: A Guide for Telemanagers
and Telecommuters.” Van Nostrand Reinhold.
Pabilonia, S. W., & Vernon, V. (2020). Telework and Time Use in the United States.
SSRN Electronic Journal, 13260. https://doi.org/10.2139/ssrn.3601959
Pasala, S. K., Gumpeny, L., Konsuri, M., Tippana, S., & Gumpeny, S. (2020). Effect
of lockdown on activities of daily living in built environment and well-being.
21(1), 1–9. https://doi.org/10.14324/111.444/000047.v1
Poerwandi, E. K. (2005). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. In
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi
Fakultas Psikologi UI. Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan
Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi UI.
Purwanto, A., Asbari, M., Fahlevi, M., Mufid, A., Agistiawati, E., Cahyono, Y., &
Suryani, P. (2020). Impact of Work From Home (WFH) on Indonesian Teachers
Performance During the Covid-19 Pandemic : An Exploratory Study.
International Journal of Advanced Science and Technology, 29(5), 6235–6244.
Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2000). Self-determination theory and the facilitation of
intrinsic motivation, social development, and well-being. American
Psychologist, 55(1), 68–78. https://doi.org/10.1037/0003-066X.55.1.68
Shinew, K. J., Stodolska, M., Floyd, M., Hibbler, D., Allison, M., Johnson, C., &
Santos, C. (2006). Race and ethnicity in leisure behavior: Where have we been
and where do we need to go? Leisure Sciences, 28(4), 403–408.
https://doi.org/10.1080/01490400600745902
Smith, J. A., Flower, P., & Larkin, M. (2009). Interpretative Phenomenological
Analysis: Theory Method and Research (Book Review). May 2014.
Soetarlinah, S. (2000). Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. LPSP3 UI.
Stewart, C. J., & Cash, W. B. (2017). Interviewing: Principles and Practices (15th
ed.). McGraw-Hill Education.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (19th ed.).
Alfabeta.
Sullivan, C., & Lewis, S. (2001). Home‐based Telework, Gender, and the
Synchronization of Work and Family: Perspectives of Teleworkers and their Co‐
residents. Gender, Work & Organization, 8(2), 123–145.
https://doi.org/10.1111/1468-0432.00125
Trenberth, L., & Dewe, P. (2002). The importance of leisure as a means of coping
with work related stress: An exploratory study. Counselling Psychology
Quarterly, 15(1), 59–72. https://doi.org/10.1080/09515070110103999
UN Women. (2020). The Impact of COVID-19 on Women. United Nations, April,
21. file:///C:/Users/camiv/Downloads/Policy-brief-the-impact-of-covid-19-on-
women-en (1).pdf
Unhale, S. S., Ansar, Q. B., Sanap, S., Thakhre, S., & Wadatkar, S. (2020). a Review
on Corona Virus ( Covid-19 ). World Journal of Pharmaceutical and Life
Sciences, 6(4), 109–115. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554776/
Van Sell, M., & Jacobs, S. M. (1994). Telecommuting and quality of life: A review of
the literature and a model for research. Telematics and Informatics, 11(2), 81–
95. https://doi.org/10.1016/0736-5853(94)90033-7
WHO. World Health Organization. (2020). Global Surveillance for human infection
with coronavirus disease (COVID-19). Interim Guidance, February, 27–29.
https://www.who.int/publications-detail/global-surveillance-for-human-
infection-with-novel-coronavirus-(2019-ncov)
World Health Organization. (2020a). Clinical management of severe acute respiratory
infection when novel coronavirus (2019-nCoV) infection is suspected: interim
guidance 28 January 2020.
World Health Organization. (2020b). Report of the WHO-China Joint Mission on
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
World Health OrganizaTIon. (2020). Coronavirus disease (COVID-19) advice for the
public. World Health OrganizaTIon.
Zhou, P. (2020). A pneumonia outbreak associated with a new coronavirus of
probable bat origin. Nature, 579(7798), 270–273.
https://doi.org/10.1038/s41586-020-2012-7
Lampiran
Protokol Wawancara
Pendahuluan
Pekerja WFH (Work From Home ) Yang Berstatus Lajang Saat Pandemi
COVID-19
Pemanasan
Mengucapkan salam
menyebutkan nama
waktu luang saat pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan salah satu
kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir program DIV Okupasi Terapi
meliputi apa jenis aktivitas waktu luang yang dilakukan selama masa pandemi
tersebut ? apa manfaat yang didapat oleh klien setelah melakukan aktivitas
berlangsung
Bagian Utama
Pertanyaan Sentral
3. Aktivitas waktu luang apa yang anda lakukan sebelum pandemi COVID-19?
4. Seberapa sering anda melakukan aktivitas waktu luang tersebut sebelum
5. Berapa lama anda melakukan aktivitas waktu luang tersebut sebelum adanya
pandemi COVID-19?
pandemi COVID-19?
8. Manfaat apa yang anda peroleh setelah melakukan aktivitas waktu luang
tersebut?
10. Apakah terdapat perbedaan lamanya waktu luang sebelum dan sesudah
pandemi COVID-19?
11. Aktivitas waktu luang apa yang anda lakukan setelah pandemi COVID-19?
12. Seberapa sering anda melakukan aktivitas waktu luang tersebut setelah
pandemi COVID-19?
13. Berapa lama anda melakukan aktivitas leisure tersebut setelah pandemi
COVID-19?
14. Apakah terdapat perubahan dalam melakukan aktivitas waktu luang tersebut
tersebut?
18. Apakah terdapat kesulitan dalam melakukan aktivitas waktu luang tersebut
19. Ketilka anda melakukan work from home apakah itu mempengaruhi anda
Cool-Off
Penutup
Ucapan terima kasih karena telah bersedia menjawab pertanyaan yang ajukan
oleh peneliti
Mengucapkan salam
Formulir Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
(Informed Consent)
COVID-19
aktivitas waktu luang pekerja WFH (Work From Home) yang berstatus lajang pada
masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam
wawancara sesuai dengan pendapat bapak/ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
Proses wawancara akan dilakukan pada waktu dan tempat yang telah
diri. Pertanyaan yang akan diajukan meliputi apa aktivitas waktu luang yang
melakukan aktivitas waktu luang tersebut ? apa manfaat yang didapat oleh klien
yang bapak/ibu berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian. Partisipasi
bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, bapak/ibu bebas menerima menjadi
responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika bapak/ibu bersedia
menjadi responden, silahkan menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang
telah disediakan dibawah ini. Apabila bapak/ibu merasa terdapat hal yang belum jelas
dan perlu ditanyakan, maka bapak/ibu dapat menghubungi contact person yaitu
085327795846.
.................., .........................2020
Peneliti Partisipan
Saskia Ayu S ( )