Anda di halaman 1dari 12

PT.

KALBE FARMA, TBK

Sejarah KALBE
Kalbe memiliki 10 cabang di luar negeri yaitu: negara ASEAN (Singapura, Filipina,
Malaysia, Thailand, Kambodia, Vietnam, Myanmar), Sri Lanka, Nigeria dan Afrika Selatan.
Didirikan pada tahun 1966, PT Kalbe Farma Tbk. (Perseroan atau Kalbe) telah jauh
berkembang dari awal mulanya sebagai usaha farmasi yang dikelola di garasi rumah
pendirinya di wilayah Jakarta Utara. Selama lebih dari 40 tahun sejarah Perseroan,
pengembangan usaha telah gencar dilakukan melalui akuisisi strategis terhadap perusahaanperusahaan farmasi lainnya, membangun merek-merek produk yang unggul dan menjangkau
pasar internasional dalam rangka transformasi Kalbe menjadi perusahaan produk kesehatan
serta nutrisi yang terintegrasi dengan daya inovasi, strategi pemasaran, pengembangan merek,
distribusi, kekuatan keuangan, keahlian riset dan pengembangan serta produksi yang sulit
ditandingi dalam mewujudkan misinya untuk meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang
lebih baik.
Grup Kalbe telah menangani portofolio merek yang handal dan beragam untuk produk obat
resep, obat bebas, minuman energi dan nutrisi, yang dilengkapi dengan kekuatan bisnis usaha
kemasan dan distribusi yang menjangkau lebih dari 1 juta outlet. Perseroan telah berhasil
memposisikan merek-mereknya sebagai pemimpin di dalam masing-masing kategori terapi
dan segmen industri tidak hanya di Indonesia namun juga di berbagai pasar internasional,
dengan produk-produk kesehatan dan obat-obatan yang telah senantiasa menjadi andalan
keluarga seperti Promag, Mixagrip, Woods, Komix, Prenagen dan Extra Joss. Lebih jauh,
pembinaan dan pengembangan aliansi dengan mitra kerja internasional telah mendorong
pengembangan usaha Kalbe di pasar internasional dan partisipasi dalam proyek-proyek riset
dan pengembangan yang canggih serta memberi kontribusi dalam penemuan terbaru di dalam

bidang

kesehatan

dan

farmasi

termasuk

riset

sel

punca

dan

kanker.

Pelaksanaan konsolidasi Grup pada tahun 2005 telah memperkuat kemampuan produksi,
pemasaran dan keuangan Perseroan sehingga meningkatkan kapabilitas dalam rangka
memperluas usaha Kalbe baik di tingkat lokal maupun internasional. Saat ini, Kalbe adalah
salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara yang sahamnya telah dicatat di bursa
efek dengan nilai kapitalisasi pasar di atas US$ 1 miliar dan penjualan melebihi Rp 7 triliun.
Posisi kas yang sangat baik saat ini juga memberikan fleksibilitas yang luas dalam
pengembangan usaha Kalbe di masa mendatang.
KEY SUCCES
Banyak faktor mendukung, mendorong dan mempercepat pencapaian Kalbe. Pada dasarnya,
ada empat faktor kunci keberhasilan yang memungkinkan bagi Kalbe untuk mencapai
prestasi yang berkelanjutan. Ini adalah:

Ragam Produk Inovatif;


Strategi Pemasaran padat;
Berkomitmen Penelitian dan Pengembangan (R & D);
Sumber Daya Manusia yang handal.

Facing Future Challenges (MENGHADAPI MASA DEPAN)


Dengan langkah-langkah strategis dan visioner yang telah dilakukan hingga sekarang, Kalbe
telah menjadi salah satu dari hanya beberapa perusahaan Indonesia yang sepenuhnya siap
untuk ASEAN Free Trade Area (AFTA) era. Kalbe memang siap menghadapi harmonisasi
pasar ASEAN farmasi pada tahun 2008.
Manajemen Kalbe membuat sebuah keputusan yang sangat strategis di tahun 2005 dengan
tujuan utamanya untuk menghilangkan persaingan internal dan menciptakan suasana
kerjasama dan sinergi. Selain memberikan kesempatan untuk efisiensi dan efektivitas yang
lebih besar di Kalbe di masa depan, strategi ini juga mengakibatkan nilai kapitalisasi pasar
yang lebih tinggi.
Pada saat yang sama, strategi ini menciptakan sebuah kelompok perusahaan yang benar-benar
terintegrasi. Melalui merger ini, Kalbe menawarkan berbagai variasi produk, mulai dari obatobatan dan makanan kesehatan suplemen dan minuman energi. Dalam hal fungsionalitas,

Kalbe kegiatan rantai pasokan yang terintegrasi dari pengadaan dan manufaktur untuk
penjualan dan distribusi. Melalui merger, Kalbe cakupan pasar menjadi lebih luas dan
penetrasi pasar produk Kalbe mencapai lebih dalam ke seluruh wilayah Indonesia.
Rencana bisnis strategis Kalbe antara sekarang dan 2015 dapat disebut tahap globalisasi nya.
Kalbe ingin menjadi perusahaan yang setara dengan sebuah perusahaan multi nasional
(MNC) dengan produk yang siap untuk masa depan. Untuk ini, ekspansi harus dieksekusi
setidaknya di dalam wilayah ini. Seperti kita ketahui, pasar merupakan daerah skala besar dan
dengan demikian, perusahaan jelas harus mampu beroperasi pada skala besar yang serupa. Ini
adalah dasar bagi keputusan untuk menciptakan merger.
Meskipun perusahaan telah dalam bisnis selama 40 tahun, masih ada banyak gol yang ingin
Kalbe untuk mencapai. Kalbe tidak akan pernah berhenti bekerja untuk dan melayani
masyarakat umum Indonesia. Kalbe akan terus melakukan langkah-langkah inovatif dan
terus-menerus dalam rangka mewujudkan visi, untuk menjadi dominan dalam bisnis
kesehatan di Indonesia dan menjadi pemain di pasar global dengan merek yang kuat,
ditingkatkan oleh manajemen yang sangat baik dan teknologi mutakhir.
Profil Perusahaan
PT. Kalbe Farma Tbk. adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia yang sudah
berdiri sejak tahun 1966. Visi Kalbe adalah menjadi dominan dalam bisnis kesehatan di
Indonesia dan menjadi pemain dalam pasar global dengan brand yang kuat, peningkatan
melalui manajemen yang bagus dan teknologi canggih. Misi Kalbe adalah meningkatkan
kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik. Nilai utama dari Kalbe adalah integritas,
kerjasama yang kuat, inovasi, agility dan memberikan yang terbaik untuk konsumen.
Ada banyak faktor yang mendukung, menstimulasi dan mempercepat kemajuan Kalbe. Pada
dasarnya ada 4 kunci sukses yang membuat Kalbe mampu berprestasi, yaitu:
1.
2.
3.
4.

produk inovator yang bervariasi,


strategi marketing yang solid,
komitmen yang tinggi pada Research and Development
sumber daya manusia yang reliabel.

Contoh produk produk Kalbe Farma antara lain:

Visi dan Misi


Visi:
Menjadi Perusahaan yang dominan dalam bidang kesehatan di Indonesia dan memiliki
eksistensi di pasar global dengan merek dagang yang kuat, didasarkan oleh manajemen, ilmu
dan teknologi yang unggul.
Misi:

Meningkatkan Kesehatan untuk Kehidupan yang Lebih Baik


Sebagai perusahaan farmasi terbesar ketiga di Asia Tenggara, Kalbe Farma memiliki
nilai-nilai perusahaan yang diterapkan yaitu:
1. Memberikan Pelayanan Terbaik kepada Pelanggan
2. Gigih untuk Mencapai yang Terbaik
3. Kerjasama yang Kokoh
4. Inovasi
5. Lincah
6. Integritas

ANALISIS SWOT KALBE FARMA


Strength/ Kekuatan

Kelebihan PT Kalbe
1. Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham terhadap utang-utang
perusahaan. Maksudnya adalah jika anda termasuk pemegang sahamdan kebetulan
perusahaan punya utang, anda hanya bertanggung jawabsebesar modal yang anda
setorkan dan tidak lebih.
2. Kelangsungan perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin, sebabtidak tergantung
pada beberapa pemilik. Pemilik dapat berganti-ganti.
3. Mudah untuk memindahkan hak milik dengan menjual saham kepadaorang lain.
4. Mudah memperoleh tambahan modal untuk memperluas volumeusahanya, misalnya
dengan mengeluarkan saham baru.
5. Manajemen dan spesialisasinya memungkinkan pengelolaan sumber-sumber modal untuk
itu secara efisien. Jadi jika anda mempunyai manajer tidak cakap, anda bisa ganti dengan
yang lebih cakap.
Kalbe merupakan market leader untuk produk kesehatan masyarakat dan market leader untuk
produk ethical.Produk-produknya merupakan leading brand dengan berbagai segmentasi
pasar yang spesifik.Selain itu produknya merupakan inovator, dengan mengembangkan obatobatan serta rumusan kimia baru baik dengan kemampuan sendiri ataupun melalui aliansi

strategis dengan mitra internasional.Serta banyak menghasilkan produk-produk baru yang


berbasis teknologi tinggi.

Pada tanggal 16 Desember 2005, Manajemen Kalbe telah berhasil melakukan penggabungan
usaha dengan Dankos dan PT Enseval (Enseval) menjadi satu perusahaan dalam rangka
menciptakan satu perusahaan farmasi tercatat dan terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Penggabungan usaha ini akan memberikan peluang bagi masa depan Kalbe dalam
meningkatkan efisiensi serta efektivitas.
Merger yang melibatkan PT Enseval sebagai superholding dan tiga anak perusahaan yang
terdaftar di BEJ tersebut Kalbe Farma, Dankos Laboratories (DNKS), Enseval Putera
Megatrading

(EPMS)

sekaligus

membentuk

perusahaan

yang

betul-betul

terintegrasi.Secara horisontal, Kalbe baru menawarkan rentang produk yang jauh lebih
luas, mulai dari berbagai bentuk obat dan makanan kesehatan sampai suplemen dan minuman
berenergi. Secara vertikal, mereka melakukan kegiatan dari pengadaan bahan baku,
manufacturing produk jadi, pemasaran, sampai penjualan dan distribusi.
Kalbe memiliki pengalaman yang cukup panjang dan dari segi finansial, pendapatan kalbe
meningkat sekitar 18% per tahun.

Manajemen Kalbe memiliki personel yang berpengalaman, termasuk di dalamnya mantan


dirjen BPOM dalam mengembangkan, memproduksi, pemasaran dan menjual produk-produk
kesehataan dan farmasi. Dilengkapi dengan tim yang solid dan kerja sama yang baik
antardepartemen internal dan hubungan yang erat dengan mitra , PT Kalbe Farma Tbk
semakin mengukuhkan diri dalam jajaran perusahaan besar di Indonesia.
Pada bagian produksi, Kalbe memiliki 7 GMP (Good Manufacturing Practice) yang telah
berstandar international dengan 2 GMP tambahan yang masih dibangun.Komitmen Kalbe
dalam hal ini telah diakui melalui serangkaian hasil pengujian badan sertifikasi.
Semua fasilitas produksi milik Kalbe dan Anak perusahaan telah mendapatkan sertifikasi ISO
9001, sementara Kalbe, PT Dankos Laboratories Tbk. (Dankos) dan PT Bintang Toedjoe
juga telah meraih sertifikasi ISO14001 serta OHSAS 18001/SMK3 (Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Kalbe dan Dankos secara konsisten berhasil
mempertahankan pencapaian yang amat memuaskan dalam penerapan prinsip-prinsip Tata
Kelola Perusahaan yang Baik, yaitu nomor lima dan nomor dua diantara semua perusahaan
yang telah tercatat di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005.

Pada bagian distribusi, Kalbe memiliki tenaga pemasaran sebanyak 6000 personil dengan 1
juta outlet di seluruh Indonesia.Ditopang struktur bisnis yang cukup lengkap, yakni memiliki
perusahaan distribusi dan jaringan rumah sakit yang mengusung merek Mitra Keluarga dan
Mitra International, termasuk sekolah perawat.
Kelemahan PT Kalbe
1. PT Kalbe merupakan subyek pajak tersendiri. Jadi tidak hanya perusahaan yangterkena
pajak. Dividen atau laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham dikenakan
pajak lagi sebagai pajak pendapatan.Tentunya dari pemegang saham yang bersangkutan.
2. Jika anda akan mendirikan perseroan terbatas, pendiriannya jauh lebihsulit dari bentuk
kepemilikan usaha lainnya. Dalam pendiriannya, PT Kalbe memerlukan akte notaris dan
ijin khusus untuk usaha.
3. Biaya pembentukannya relatif tinggi.
4. Bagi sebagian besar orang, PT Kalbe dianggap kurang secret dalam hal dapur
perusahaan. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas perusahaan harus dilaporkan
kepada pemegang saham.Apalagi yang menyangkut laba perusahaan.

Ekspansinya ke non core-business, seperti ke bisnis property (PT Kalbe Land) dan
pendidikan (STIE Kalbe).Ekspansi ini dapat mengakibatkan kurang fokusnya perusahaan
dalam pengembangan bisnis farmasi.
Penjualan ekspor sampai dengan September 2005 bertumbuh sebesar 127,7 persen
dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan penjualan lokal bertumbuh
dengan 28,6 persen. Meskipun ekspor tumbuh sangat besar, namun melemahnya nilai tukar
rupiah terhadap dollar AS tidak dapat membawa keuntungan yang besar juga. Pasalnya,
sekitar 90 persen bahan baku masih impor sehingga harganya juga melonjak. Akibatnya,
persentase laba kotor (gross margin) hanya mencapai 54,3 persen. Hal ini disebabkan karena
Komponen impor dari obat masih sangat tinggi, yaitu sebesar 90% dari bahan baku yang
digunakan (bahan aktif dan bahan pembantu) serta sekitar 50% dari bahan pengemas yang
digunakan.
Bahan aktif yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri jumlahnya tidak berarti dan belum
bisa diperoleh dengan harga yang bersaing dibandingkan dengan sumber dari luar negeri.
Upaya-upaya untuk meningkatkan self sufficiency di bidang pengadaan bahan baku sering
terbentur pada permasalahan :

Banyaknya jenis bahan baku yang digunakan oleh industri farmasi (hingga 6.000 items)

sehingga banyak pemakaian per item yang tidak memenuhi skala produksi ekonomis.
Masalah utama adalah pengadaan bahan baku untuk bahan dasar produksi lokal bahan
baku yang terkait dengan :
Kurang berkembangnya industri kimia hulu yang bisa menopang pengadaan
intermediates untuk bahan dasar pembuatan obat. Ketergantungan pada intermediates
dari luar negeri hingga tingkat tertentu bisa mengurangi manfaat yang diperoleh dari
sintesis lokal.
Kurang adanya koordinasi antara industri terkait misalnya industri petrokimia dan
industri farmasi. Sering terjadi industri farmasi mengalami kesulitan karena
intermediate-nya tidak bisa dibuat lokal.

Kelemahan pada dasarnya industri farmasi memang merupakan industri yang knowledge
intensive dan highly regulated tetapi aspek regulasi industri farmasi di Indonesia dirasa cukup
berat yang bersumber dari :

Policy yang ada dibuat dengan semangat pengawasan dan bukan pengembangan;

Pelaksanaan yang terasa lamban karena ketidakseimbangan antara jumlah pengawas dari
pemerintah dengan pihak swasta yang harus dilayani.

Mata rantai lain yang merupakan bagian dari aspek pemasaran dan distribusi hasil produksi
industri farmasi masih belum seimbang baik secara kualitatif dan kuantitatif:

Misalnya ratio dokter perpopulasi di Indonesia sekitar 140 dokter untuk 1 juta penduduk.
Jumlah apotik (drug store) saat ini berjumlah sekitar 6.000 buah yang terkonstrasi di kotakota untuk melayani rakyat Indonesia yang lebih dari 200 juta penduduk. Program
pharmaceutical care juga belum berjalan dengan baik sehingga mengurangan

pemanfaatan obat secara optimal di masyarakat.


Distributor yang jumlahnya cukup banyak tetapi tidak mempunyai jangkauan yang luas
dan network yang efisien sehingga biaya distribusi relatif mahal.

Opportunity/ Peluang

Pertama, besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat perkapita
menyebabkan pasar potensial yang bisa dikembangkan. Peluang untuk masuk ke 6 pasar
utama di Asia Tenggara dengan populasi mencapai 500 juta atau kira-kira 8% dari populasi
dunia. Total pasar ini lebih dari $890 milyar pada GDP dan kemungkinan akan tumbuh 5%

per tahun selama 5 tahun ke depan. Konsumsi produk farmasi termasuk resep dan OTC
diperkirakan 7 milyar dan berkembang menjadi 13% dari 2005 sampai 2010. Serta
terbukanya peluang ekspor sebagai akibat dari penurunan nilai rupiah dan pelaksanaan Good
Manufacturing Practice yang baik di Indonesia.
Tahun 2000, Kalbe mulai memberi perhatian lebih besar pada pasar internasional.Awalnya,
perusahaan melempar produk ke pasar ASEAN, seperti Malaysia dan Singapura.Kemudian,
sayap bisnis ekspornya pun melebar ke Afrika Selatan.Hal ini dibuktikan Kalbe dengan
menerapkan strategi-strategi.Strategi pertama, trading based, yakni pihak Kalbe menunjuk
distributor lokal di negara-negara tujuan ekspor. Kerja sama ini sangat simpel karena sebatas
aktivitas jual-beli saja. Namun, lewat jaringan para trader ini produk-produk Kalbe ada di
banyak negara, seperti Pakistan dan Iran, padahal Kalbe belum memiliki mitra distribusi di
negara-negara tersebut. Strategi kedua, marketing based. Kalbe membangun kantor
perwakilan di setiap negara tujuan yang dari hasil survei internal berpotensi bagi
pengembangan produk ekspornya. Saat ini ada 8 kantor perwakilan Kalbe di beberapa negara,
seperti Malaysia (untuk pasar Singapura dan Malaysia), Myanmar, Kamboja, Vietnam,
Filipina, Sri Lanka dan Thailand. Mereka bertugas melakukan aktivitas pemasaran,
memonitor pasar dan melakukan survei.PT Kalbe Farma berencana membangun pabrik
Orange Kalbe Limited di Nigeria.Pembangunan pabrik ini untuk memperkuat pangsa pasar di
Afrika Barat.Nigeria akan dijadikan sebagai basis dari pemasaran produk-produk Kalbe
Farma, kata Dirut PT Kalbe Farma Johannes Setijono. Rencananya pabrik itu akan
digunakan untuk memproduksi obat-obat OTC (obat tanpa resep) dan minuman energi.
Kedua, kecenderungan berkembangnya Sistem Penanganan Kesehatan yang wajar yang dapat
menyalurkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang dibutuhkan.
Threat/ Ancaman
1. Adanya kompetisi internal yang cukup keras. Sesuatu yang diistilahkannya perang
saudara terutama terjadi di jalur pemasaran. Lebih spesifik lagi, di produk-produk
farmasi yang berada di kategori yang sama. Di obat flu, misalnya, Kalbe memiliki
Procold sementara Dankos Laboratories punya andalan yang cukup ampuh, Mixagrip.
Lantaran Kalbe dan Dankos bisa saling melihat data masing-masing, mereka bisa saling
menjatuhkan.

2. Adanya krisis ekonomi telah membuat daya beli obat rakyat Indonesia menurun sehingga
mengancam kelangsungan hidup industri farmasi nasional terutama untuk pasar lokal.
3. Diberlakukannya Undang-Undang Paten 1997 dan direvisi tahun 2001, industri farmasi
Kalbe Farma, yang terbiasa mengandalkan pengembangan produk-produknya pada
strategi copy cat produk-produk baru yang masih dilindungi paten, menjadi sulit untuk
mengembangkan produk-produknya.
4. Legal sistem belum dapat menanggulangi obat palsu secara efektif sehingga harga obat
menjadi lebih sulit dikontrol.
5. Semakin luasnya pasar yang ingin dicapai, yaitu menembus pasar internasional akan
semakin meningkat pula pesaing-pesaing bisnis farmasi. Kalbe mengakui jika produknya
masih belum mampu bersaing dengan produk dari Amerika Serikat.

Anda mungkin juga menyukai