RIWAYAT SINGKAT
PT. Pos Properti Indonesia didirikan dengan Akte Notaris No. 35 oleh Notaris Deasi
Witanti Kusumaningtyas, SH, Sp N. pada tanggal 31 Desember 2013, adalah sebuah
entitas bisnis yang memiliki core business Properti dengan berbagai Bidang Usaha Jasa.
Sebagai anak Perusahaan PT Pos Indonesia (Persero), diharapkan mampu menjadi salah satu
penggerak mesin pendapatan dan memiliki nilai tambah.
Dalam upaya memanfaatkan setiap business opportunity PT Pos Properti Indonesia
berkomitment untuk berperan serta dalam menumbuhkan pariwisata di kota-kota di
Indonesia yang memiliki potensi besar khususnya di sektor industri perhotelan. Kunjungan
wisatawan manca negara maupun domestik yang semakin meningkat harus diiringi dengan
ketersediaan layanan hotel dengan tarif yang terjangkau oleh masyarakat kelas menengah
namun tetap mampu memberikan kualitas pelayanan yang optimal. Selain kebutuhan akan
layanan hotel sebagai fasilitas menginap, kebutuhan ruang pertemuan (meeting room) juga
sangat tinggi seiring dengan pesatnya pertumbuhan bisnis khususnya di kota-kota besar di
seluruh Indonesia.
Selain melakukan ekspansi usaha di sektor perhotelan, PT. Pos Properti Indonesia juga telah
mempersiapkan diri untuk melakukan ekspansi di sektor bisnis konstruksi dan properti
lainnya yang saat ini masih menjadi primadona bisnis yangprofitable. Usaha ini diharapkan
mampu mempercepat perkembangan usaha dalam mengoptimalkan pemanfaatan serta
memberikan nilai tambah terhadap asset/properti milik Perseroan yang selama ini belum
optimal dalam mendayagunakan, namun justru menjadi beban perawatan dan operasional.
Melalui keberadaan dan usaha yang dijalankan oleh PT. Pos Properti Indonesia, aset/properti
tersebut dapat dijadikan sebagai profit generator sehingga PT. Pos Properti Indonesia bisa
memberikan kontribusi profit terbesar di lingkungan PT. Pos Indonesia (Persero).
Pos Properti merupakan tagline Properti sebagai milik (anak Perusahaan) PT Pos
Indonesia.
Square ditengah menjadi simbol suatu konsep aset properti yang stabil dan mandiri
dalam tiga dimensional yang unity.
Warna Orange dengan gradasi mencerminkan identitas Pos dengan futuristik desain
yang mencerminkan modern, terbuka, dan adaftif.
VISI
Menjadi Perusahaan Pengembang dan Pengelola Aset Properti yang Profesional, Handal
dan Mandiri.
MISI
BIDANG USAHA
PT. Pos Properti Indonesia telah mempersiapkan diri sebagai pelaku bisnis di sektor properti
dan konstruksidengan bidang usaha :
1.
Jasa Agen Properti, Jasa Pengelolaan dan Penyewaan Gedung Perkantoran, Taman
Hiburan / Rekreasi dan Kawasan Berikat.
2.
Jasa Pengelolaan dan Pengusaha Properti meliputi Jasa Pengelolaan Tanah dan
Bangunan, Jasa Pengembang, Jasa Konstruksi / Sipil Gedung, Jalan dan bangunan lainnya,
Mekanikal dan Elektrikal.
3.
4.
5.
Jasa Rekayasa (Engineering) dan Konsultan Bidang Pekerjaan Umum / Sipil, Arsitektur
dan Design.
6.
7.
8.
LAYANAN
9.
10.
11. Jasa Agen Properti, Jasa Pengelolaan dan Penyewaan Gedung Perkantoran,
Taman Hiburan/Rekreasi dan Kawasan Berikat
12. Jasa Agen Properti, memposisikan PT Pos Properti sebagai perantara / atau sebagai
brokerage untuk memfasilitasi pemilik asset dalam proses penjualannya
13.
14.
Jasa
17. Didukung dengan tenaga ahli di bidangnya PT Pos Properti mempunyai kompetensi
dalam melaksanaan pekerjaan-pekerjaan konstruksi dan juga sebagai pengembang
perumahan.
18.
19.
39. Selain bidang properti, PT Pos Properti juga memiliki kemampuan untuk memberikan
layanan jasa keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan.
40.
41.
WORDPRESS
WORDPRESS
A. PENDAHULUAN
Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja suatu perusahaan/organisasi adalah dengan
cara menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Penerapan Good Corporate
Governance (GCG) merupakan pedoman bagi Komisaris dan Direksi dalam membuat
keputusan dan menjalankan tindakan dengan dilandasi moral yang tinggi, kepatuhan
kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya
tanggung jawab sosial perseroan terhadap pihak yang berkepentingan (stakeholders) secara
konsisten.
2.
3.
4.
5.
B. STRUKTUR ORGANISASI
C. KOMISARIS
Komisaris berfungsi mengawasi tindakan Direksi serta berwenang dalam memberikan
nasehat kepada Direksi sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Selain itu Komisaris harus pula memantau efektifitas praktek good corporate
governance yang diterapkan Perusahaan. Dalam menunjang pelaksanakan tugasnya
Komisaris dapat mempertimbangkan untuk membentuk Komite-komite. Adapun anggota
Komisaris terdiri dari 6 orang, yaitu :
Komite Audit :
Karyono Supomo, Anggota Dewan Komisaris / Ketua Komite Audit
Prihartono, Anggota Komite Audit
M Farkhan Supriyadi, Anggota Komite Audit
Komite Audit dan Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan Investasi (KPMRUI) :
Bambang Widianto, Anggota Dewan Komisari / Ketua KPMRUI
Riko Hendrawan, Anggota KPMRUI
Rofikoh Rokhim, Anggota KPNRUI
D. DIREKSI
Direksi dalam melaksanakan tugasnya harus mematuhi Anggaran Dasar Perusahaan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada pemegang saham. Direksi terdiri atas enam Direktur, termasuk Direktur
Utama dan dua anggota Direksi berasal dari kalangan di luar perusahaan. Adapun anggota
dewan direksi tersebut terdiri dari :
E. SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab kepada direksi yang bertugas sebagai pejabat
penghubung (liaison officer) dan menatausahakan serta menyimpan dokumen
Perusahaan, termasuk risalah Rapat Direksi maupun Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Sekretaris Perusahaan juga harus memastikan bahwa Perusahaan mematuhi peraturan
tentang persyaratan keterbukaan yang berlaku.
Bagian Good Corporate Governance dan Manajemen Resiko merupakan salah satu bagian di
bawah Sekretaris Perusahaan yang berfungsi mengendalikan implementasi Good Corporate
Governance, termasuk Internal Control System dan Risk Management, dan sebagai Liaison
Officer dalam penerapan Good Corporate Governance untuk menjamin praktek-praktek
pengelolaan perusahaan secara baik, benar, transparan dan profesional.
G.
PEDOMAN
PELAKSANAAN
CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
GOOD
Pemegang Saham (RUPS) atau peraturan dinas yang ada. Paling sedikit 20 % (Dua puluh
persen) dari jumlah anggota Direksi harus berasal dari kalangan di luar Perusahaan yang
bebas dari pengaruh anggota Komisaris dan anggota Direksi lainnya serta Pemegang
Saham.
Sistem Pengendalian Internal yang efektif harus ditetapkan oleh Direksi untuk
mengamankan investasi dan aset Perusahaan. Tujuan pengendalian internal adalah sebagai
berikut :
Operasi : berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya yang
dimiliki Perusahaan, termasuk tujuan kinerja dan profitabilitas serta penjagaan sumber daya
dari kerugian.
Ketaatan
berkaitan
dengan
kepatuhan
Perusahaan
terhadap
peraturan
DAN
TATA
PENDAHULUAN
I.1.LATAR BELAKANG DAN SISTEMATIKA ETIKA BISNIS DAN TATA
PERILAKU (CODE OF CONDUCT)
I.1.1.
Pedoman Etika Bisnis dan tata perilaku ini merupakan penjabaran dari praktik-praktik
Good Corporate Governance sebagaimana tertuang dalam Keputusan bersama Komisaris
dan Direksi PT Pos Indonesia nomor: KD.74/Dirut/1209 dan nomor: 649/Dekom/1209
tanggal 22 Desember 2009 tentang Panduan Penerapan Good Corporate Governance di
PT Pos Indonesia (Persero), khususnya yang tercantum dalam Bab VII, yaitu Kebijakan
perusahaan tentang perilaku Etis/Etika Bisnis.
I.1.2. PT POS INDONESIA (Persero) berkomitmen untuk melaksanakan praktik-praktik Good
Corporate Governance atau Tata Kelola perusahaan yang baik sebagai bagian dari Bisnis
untuk pencapaian Visi dan Misi perusahaan. Code of Conduct ini merupakan salah satu
wujud komitmen tersebut dalam menjabarkan Tata Nilai Dasar PT POS INDONESIA
(Persero) ke dalam interpretasi perilaku yang terkait dengan etika Bisnis dan tata
perilaku.
I.1.3. Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini disusun untuk menjadi acuan
perilaku bagi Direksi dan pekerja sebagai Insan POS INDONESIA dalam mengelola
perusahaan guna mencapai Visi, Misi dan tujuan perusahaan.
Mengidentifikasikan nilai-nilai dan standar etika selaras dengan Visi dan Misi
perusahaan.
2.
Menjabarkan Tata Nilai sebagai landasan etika yang harus diikuti oleh insan POS
INDONESIA dalam melaksanakan tugas.
3.
Menjadi acuan perilaku insan POS INDONESIA dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab masing-masing dan berinteraksi dengan stakeholders perusahaan.
4.
Menjelaskan secara rinci standar etika agar insan POS INDONESIA dapat menilai
bentuk kegiatan yang diinginkan dan membantu memberikan pertimbangan jika menemui
keragu-raguan dalam bertindak.
I.3.
HASIL
PENILAIAN
GOVERNANCE
IMPLEMENTASI
GOOD
CORPORATE
MISI
Berkomitmen kepada pelanggan
untuk menyediakan layanan yang selalu tepat waktu dan nilai terbaik
Berkomitmen kepada karyawan
untuk memberikan iklim kerja yang aman, nyaman dan menghargai kontribusi
Berkomitmen kepada pemegang saham
untuk memberikan hasil usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh
Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat
Berkomitmen untuk berperilaku transparan
dan terpercaya kepada seluruh pemangku kepentingan
MOTTO
Tepat Waktu Setiap Waktu
( On Time Every Time )
2. Process Values : merupakan nilai-nilai yang diperhatikan dalam mencapai dan memelihara
condition of enterprise excellence, yang terdiri dari :
- Teamwork
- Discipline
- Customer values
- Communicative
- Trustworthy
2.
3.
4.
Perusahaan menerapkan standar etika dalam melakukan seluruh aktivitas bisnis berdasarkan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang termaktub dalam Kebijakan perusahaan.
Perusahaan menjalankan operasional bisnis dengan lingkup kegiatan Bisnis utama di bidang
pelayanan jasa pos dan giro dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki antara lain
meliputi : (1) Bidang Pelayanan jasa Suratpos dan Paketpos; (2) Bidang Bisnis Jasa Keuangan;
(3) Bidang Bisnis Jasa Pos Logistik; dan Bidang Bisnis Jasa Admail serta optimalisasi
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki.
Seluruh unit kerja di Kantor Pusat, Kantor Divisi Regional (Divre) dan Kantor Unit Pelaksana
Teknis (UPT) diwajibkan untuk melakukan sosialisasi Panduan Standar Etika Bisnis dan standar
tata perilaku ini untuk mempertahankan kejujuran, integritas dan keadilan dalam seluruh
aktivitas bisnis di lingkungan kerja masing-masing.
Perusahaan melarang seluruh jajaran Perusahaan yang terdiri atas Direksi, seluruh unit kerja
dari Kantor Pusat, Kantor Divisi Regional (Divre) dan Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT),
dan pihak yang terkait melakukan transaksi yang bertentangan dengan hukum dan prinsipprinsip Good Corporate Governance.
Perusahaan menerapkan fungsi pengawasan menggunakan audit berdasarkan norma dan
peraturan yang benar dan berlaku umum serta senantiasa mengupayakan agar pelanggaran atas
norma-norma dan peraturan yang berlaku dapat dikenai sanksi sesuai ketentuan, baik
administrasi maupun hukum. Setiap unit kerja berkewajiban untuk senantiasa menindaklanjuti
5.
setiap temuan hasil audit yang disampaikan oleh fungsi pengawasan internal/eksternal.
Kebijakan Perusahaan dalam menjaga integritas dalam aktivitas bisnis dan pekerjaan antara lain
:
Seluruh individu dan atau organ Perusahaan senantiasa wajib patuh terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku di mana pun operasional Perusahaan dijalankan.
Perusahaan senantiasa mengupayakan perolehan informasi melalui cara-cara
yang sah dan menyimpan serta menggunakannya sesuai dengan prinsip-prinsip etika
Bisnis yang berlaku.
Perusahaan menghindari tindakan illegal, penggunaan praktik yang tidak fair
dan perilaku curang dalam meraih laba.
Segenap jajaran Perusahaan harus mengutamakan kepentingan Perusahaan dan
menghindari benturan kepentingan.
B.
C. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN PEMEGANG SAHAM
1.
2.
Perusahaan menolak Pemegang Saham campur tangan dalam kegiatan operasional Perusahaan
yang menjadi tanggung jawab Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Termasuk pengertian dalam campur tangan adalah
tindakan atau arahan yang secara langsung maupun tidak langsung memberi pengaruh terhadap
tindakan pengurusan Perusahaan atau terhadap pengambilan keputusan yang menjadi wewenang
Direksi. Ketentuan ini dimaksudkan untuk dapat mempertegas kemandirian Perusahaan sebagai
badan hukum yang profesional sehingga dapat berkembang baik sesuai dengan tujuan usahanya.
Perusahaan akan berusaha keras agar mengalami pertumbuhan yang berkesinambungan
sehingga memberikan kontribusi yang optimal bagi Pemegang Sahamnya.
2.
3.
Status pekerja di Perusahaan terdiri atas Karyawan dan calon Karyawan. Di samping kategori
tersebut, Perusahaan juga memperkerjakan Karyawan kontrak dalam jangka waktu atau proyek
tertentu. Terhadap kedua klasifikasi pekerja tersebut, Perusahaan mempunyai komitmen untuk
memperlakukan seluruh pekerja sesuai dengan hak dan kewajibannya yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perusahaan menerapkan sistem manajemen human assets berdasarkan prinsip-prinsip
keterbukaan, adil, motivatif dan bebas dari bias karena perbedaan suku, asal-usul, jenis
kelamin, agama, dan asal kelahiran serta hal-hal yang tidak terkait dengan kinerja.
Perusahaan juga mengakui hak pekerja untuk berserikat sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku.
Perusahaan selalu mengembangkan dan meningkatkan kualitas aset Pekerja yang merupakan
4.
5.
6.
aset utama pada Perusahaan. Oleh karena itu pengembangan dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia dalam Perusahaan merupakan hal yang penting.
Perusahaan selalu melakukan pembinaan dan pengembangan pekerja yang berpedoman pada
Budaya Perusahaan, Kebijakan Perusahaan di bidang kepegawaian, Peraturan Pokok
Kepegawaian dan Peraturan Pokok-pokok Organisasi. Perusahaan juga menjamin bahwa
peraturan-peraturan tersebut di atas sesuai dengan standar Good Corporate Governance.
Perusahaan mempunyai Kantor Pusat, Kantor Divisi Regional (Divre) dan Kantor Unit
Pelaksana Teknis (UPT) yang beroperasi di berbagai daerah dengan agama, budaya, tradisi, adat
istiadat, kondisi pekerja serta peraturan setempat yang berbeda-beda. Meskipun peka
terhadap perbedaan-perbedaan tersebut, Perusahaan tetap menerapkan praktik-praktik
yang didasarkan pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
Perusahaan menetapkan beberapa kebijakan mengenai pekerja dan hubungan industrial antara
lain:
Melakukan penataan pekerjaan dengan baik sehingga memotivasi dan
memberdayakan pekerja;
Mengusahakan agar skema remunerasi yang diterima pekerja, secara umum
mengikuti peraturan serta sebanding dan kompetitif dengan industri sejenis;
Memberikan kesempatan kepada pekerja untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan yang sejalan dengan kompetensi dan kebutuhan Perusahaan;
Meningkatkan disiplin pekerja agar mematuhi aturan dan kebijakan yang telah
ditetapkan;
Menerapkan reward dan punishment secara adil sesuai prestasi atau tingkat
kesalahan pekerja;
Memberikan hak kepada pekerja untuk berserikat sesuai peraturan perundangan
yang berlaku, serta melindungi hak pekerja untuk memilih atau tidak memilih menjadi
anggota Serikat Pekerja;
Menempatkan PKB sebagai komitmen Perusahaan;
Memberikan kondisi kerja yang baik dan aman bagi pekerja;
Memberikan hak-hak purna bakti sesuai ketentuan yang berlaku.
Mengacu kepada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dalam hal kesejahteraan
pekerja, kompetisi yang sehat, penyediaan sarana dan prasarana kerja.
Melaksanakan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) secara konsisten.
Menyediakan penasehat hukum kepada pekerja dalam setiap tahapan proses hukum
yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya di Perusahaan yang bukan
merupakan pengaduan Perusahaan.
Menempatkan Serikat Pekerja sebagai mitra Perusahaan dengan mengikutsertakan
Serikat Pekerja untuk menghadiri dan memberikan masukan dalam pembahasan Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) menurut tingkatan organisasi masing-masing.
7.
8.
Perusahaan menyadari sepenuhnya adanya perubahan lingkungan bisnis yang dinamis. Untuk
itu segenap jajaran Perusahaan baik Direksi, manajemen dan pekerja akan selalu berusaha untuk
menjalin kemitraan agar saling mendukung dalam mencapai tujuan dan kemajuan bersama.
Perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan mutu manajemen dan kualitas pekerja sehingga
dapat bekerja secara efisien dan efektif.
Pekerja juga memiliki berbagai kewajiban yang harus dipenuhi terhadap Perusahaan. Kewajiban
pekerja terhadap Perusahaan antara lain :
Setiap pekerja wajib menaati PKB, Nilai-nilai Perusahaan dan semua peraturan
yang dikeluarkan Perusahaan.
Setiap pekerja wajib mendahulukan kepentingan Perusahaan yang berhubungan
langsung atau tidak langsung dengan tanggung jawabnya.
Setiap pekerja wajib mengerahkan segala daya dan upaya dalam melaksanakan
tugas pekerjaan yang diserahkan kepadanya.
Setiap pekerja wajib menjaga harta milik dan nama baik Perusahaan.
Setiap pekerja yang menjadi atasan wajib membina dan memberikan teladan pada
pekerja di lingkungannya.
E.
F. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN KONSUMEN
1.
2.
Perusahaan selalu berusaha untuk memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik kepada
pelanggan/komsumen. Perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan kualitas pelayanannya,
dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu dan juga akan selalu berusaha melakukan
pemeliharaan, perbaikan dan penataan berbagai fasilitas secara bertahap sesuai skala prioritas,
agar ketersediaan fasilitas maupun peralatan tetap terjamin dengan kualitas memadai.
Untuk memberikan pelayanan yang terbaik, POS INDONESIA mengutamakan kepuasan dan
kepercayaan konsumen dengan:
Insan POS INDONESIA bertindak sebagai konsumen dan marketer dengan memakai dan
memasarkan produk Perusahaan.
1.
2.
Melakukan market research dan market intelligent untuk mengetahui posisi pesaing.
Melakukan persaingan yang sehat dengan mengedepankan keunggulan produk dan layanan
yang bermutu.
H.
I. ETIKA PERUSAHAAN
JASA/REKANAN
1.
DENGAN
PENYEDIA
BARANG
DAN
Perusahaan bertindak adil dengan memberikan kesempatan yang sama pada seluruh rekanan
yang memiliki kualifikasi yang sama tanpa diskriminasi. Pertimbangan pemberian pekerjaan
didasarkan atas kriteria yang antara lain meliputi:
Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial dalam bidang
usaha yang dapat dibuktikan dengan kualifikasi yang dikeluarkan asosiasi yang
bersangkutan.
Memiliki sumber daya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Memiliki track record yang memadai, tidak pernah membuat pernyataan yang tidak
benar tentang kualifikasi yang dimilikinya.
Kerja sama yang saling menguntungkan.
2.
Perusahaan menciptakan iklim kompetisi yang adil (fair) dan transparan dalam pengadaan
barang dan jasa dengan cara :
Menetapkan penyedia barang dan jasa berdasarkan kepada kemampuan dan
prestasi.
Melaksanakan pembayaran kepada penyedia barang dan jasa dengan tepat waktu
dan tepat jumlah.
Menjatuhkan sanksi yang tegas terhadap penyedia barang dan jasa yang melakukan
pelanggaran.
Memelihara komunikasi yang baik dengan penyedia barang dan jasa termasuk
menindaklanjuti keluhan dan keberatan.
Memanfaatkan hubungan baik dengan penyedia barang dan jasa sebagai market
intelligent dan competitor intelligent.
Menerapkan teknologi pengadaan barang dan jasa terkini (misalnya eprocurement).
Perusahaan menerapkan proses pengadaan sesuai standar Good Corporate Governance dengan
menjunjung prinsip-prinsip keterbukaan, efisiensi biaya, kompetitif, fairness sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perusahaan mematuhi etika proses pengadaan dalam pengadaan barang dan jasa antara lain :
Melaksanakan tugas pengadaan barang dan jasa dengan tertib dan disertai tanggung
jawab.
Bekerja secara profesional, mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan
dokumen pengadaan barang dan jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa.
Kontrak Pekerjaan antara Perusahaan dengan rekanan memuat kesanggupan rekanan untuk
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati, dan hak rekanan
mendapatkan seluruh haknya berdasar kewajiban yang telah dilaksanakan sesuai yang
disepakati dalam kontrak serta sanksi atas tidak dipenuhinya kewajiban masing-masing.
1.
2.
3.
Membuat perjanjian kerja yang berimbang dan saling menguntungkan dengan mitra kerja dan
tidak melanggar aturan dan prosedur.
Mengutamakan pencapaian hasil optimal sesuai standar yang berlaku dan terbaik.
Membangun komunikasi secara intensif dengan mitra kerja untuk mencari solusi yang terbaik
dalam rangka peningkatan kinerja.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
Membina hubungan dan komunikasi yang baik dengan Pemerintah Pusat dan Daerah.
Menerapkan standar terbaik (best practices) dengan memperhatikan peraturan yang berlaku
mengenai kualitas produk, kesehatan, keselamatan, lingkungan dan pelayanan.
N.
O. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN MASYARAKAT
1.
2.
Perusahaan sangat menyadari bahwa di mana pun Perusahaan beroperasi selalu berhubungan
dengan masyarakat sekitar yang memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu
Perusahaan mempunyai komitmen bahwa hubungan baik serta pengembangan masyarakat
sekitar merupakan landasan pokok bagi keberhasilan jangka panjang Perusahaan.
Dalam hubungan dan kemitraan dengan masyarakat sekitar, Perusahaan akan senantiasa
menerapkan berbagai prinsip antara lain :
Beradaptasi dengan perkembangan nilai-nilai budaya luhur masyarakat sekitar.
Berpartisipasi aktif dalam membantu pengembangan masyarakat sebagai rasa
tanggung jawab sosial Perusahaan.
3.
1.
2.
3.
Perusahaan menjalankan operasional dengan mematuhi hukum maupun praktek standar industri
yang berlaku serta kebijakan dan standar sistem manajemen lingkungan dalam rangka
perhatiannya terhadap perlindungan kelestarian lingkungan.
Perusahaan selalu mengevaluasi kebijakan tentang lingkungan. Dalam menjalankan pekerjaan
setiap Karyawan melakukan identifikasi, kontrol dan menghindari atau meminimalkan
penggunaan bahan-bahan yang memberikan dampak negatif pada lingkungan serta
mengurangi limbah. Sistem manajemen lingkungan akan dilakukan peningkatan secara
berkelanjutan.
1.
2.
Bekerja profesional dan sadar biaya untuk menghasilkan kinerja yang optimal.
Saling menghargai, terbuka menerima kritik dan saran serta menyelesaikan masalah
dengan musyawarah mufakat.
Berani mendiskusikan kebijakan yang kurang tepat untuk melakukan koreksi yang
konstruktif secara santun.
Setiap atasan harus bisa menjadi panutan, pengarah, motivator, pembimbing dan
pengawas bagi
bawahannya.
bawahannya
serta
bertanggung
jawab
atas
perilaku
dan
kinerja
Setiap
bawahan
secara
aktif
harus
senantiasa
mengembangkan
diri
dan
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan mengindahkan petunjuk, arahan, serta
bimbingan atasannya.
Setiap atasan dan bawahan harus senantiasa menciptakan suasana kerja yang sehat
dan kondusif dalam lingkungan yang selalu bersih, indah dan rapih.
C.
D. MENJAGA KERAHASIAAN DATA DAN INFORMASI PERUSAHAAN
1.
dan pekerja untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia mengenai Perusahaan
atau pelanggan ke luar Perusahaan baik selama masa kerja atau sesudahnya. Mengingat
bahwa pengungkapan informasi rahasia tersebut akan merugikan Perusahaan atau
pelanggan dan memberikan keuntungan kepada pihak lain, maka pengungkapan pemberian
informasi rahasia menurut keperluannya harus melalui persetujuan dari Direksi.
Perusahaan juga bekerja dengan data khusus milik pemberi pekerjaan, rekanan dan
mitra usaha patungan. Hal ini merupakan kepercayaan yang sangat penting dan harus
dijaga oleh Perusahaan. Oleh karena itu tidak seorang pun boleh mengungkapkan
informasi rahasia tersebut kepada pihak luar tanpa persetujuan Direksi, atau tidak seorang
pun boleh mengungkapkan informasi rahasia tersebut kepada yang lain kecuali diwajibkan
oleh hukum.
2.
Keterbukaan Informasi.
Perusahaan akan mengungkapkan informasi penting yang relevan dalam Laporan
kepada pihak-pihak yang berwenang (Laporan Tahunan, Laporan Berkala dan lainlain) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tepat waktu,
akurat, jelas dan objektif.
Perusahaan akan selalu berusaha untuk mempelopori dan mengambil inisiatif
dalam pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan penting bagi pengambilan
keputusan baik pengungkapan yang bersifat wajib maupun yang bersifat sukarela.
Pengungkapan informasi tersebut, dilakukan melalui Laporan Tahunan maupun media lain
yang dianggap perlu.
Di samping informasi sebagaimana disyaratkan oleh peraturan perundangundangan yang berlaku (neraca, laba rugi, arus kas, perubahan modal dll), Perusahaan juga
mengungkapkan berbagai informasi penting dalam Laporan Tahunan meliputi :
11.
12.
1.
2.
3.
3.
1.
2.
3.
Mencatat data dan menyusun laporan berdasarkan sumber yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Menyajikan laporan secara singkat, jelas, tepat, komunikatif untuk dipergunakan dalam
pengambilan keputusan dan sebagai umpan balik guna perbaikan kinerja.
Menyampaikan data dan laporan yang seharusnya disampaikan.
2.
Dewan Direksi dan pekerja harus menghindari setiap aktivitas luar dinas yang
dapat berpengaruh secara negatif terhadap independensi dan objektivitas pertimbangan
dalam pengambilan keputusan.
3.
4.
5.
Direksi, dan pekerja dilarang berpartisipasi dalam setiap kegiatan pengadaan yang melibatkan
suatu Perusahaan di mana yang bersangkutan atau keluarga yang bersangkutan mempunyai
kepemilikan saham yang signifikan atau mempunyai kepentingan finansial atas transaksi
tersebut.
Perusahaan mendefinisikan berpartisipasi dalam proses pengadaan sebagai berikut:
Mengundang, memberikan persetujuan, atau membahas pekerjaan di masa
mendatang dengan kontraktor yang berkompetisi yaitu setiap entitas usaha yang
kemungkinan di masa mendatang dapat menjadi pemenang kontrak dari Perusahaan.
Meminta atau menerima uang, pemberian atau hal-hal lain yang bernilai, baik
secara langsung maupun tidak langsung dari kontraktor yang berkompetisi.
Berusaha untuk memperoleh atau mengungkapkan informasi yang terkait dengan
proses pengadaan tanpa hak dan bertentangan dengan kebijakan Perusahaan.
6.
Direksi dan pekerja dapat melakukan aktivitas lain di luar jam kerja, dengan syarat bahwa
aktivitas tersebut tidak mempunyai benturan kepentingan dengan kepentingan Perusahaan
dan/atau aktivitas tersebut tidak menurunkan kemampuan yang bersangkutan untuk memenuhi
7.
3.
4.
5.
6.
Perusahaan memiliki kebijakan yang mengharuskan Dewan Direksi, Manajemen dan pekerja
yang mewakili Perusahaan dalam setiap urusan Pemerintah dan politik, untuk patuh terhadap
peraturan perundang-undangan yang mengatur keterlibatan Perusahaan dalam urusan publik.
Perusahaan mengakui hak setiap orang untuk menyalurkan aspirasi politik sesuai dengan
keyakinannya. Oleh karena itu Perusahaan tidak memperbolehkan seorang pun melakukan
pemaksaan kepada orang lain sehingga membatasi hak individu yang bersangkutan untuk
menyalurkan aspirasi politiknya. Perusahaan memiliki kebijakan untuk meminta agar pekerja
yang aktif dalam partai politik dan/atau menjadi calon partai politik dalam pemilu untuk
mengundurkan diri dari Perusahaan sebagai mana ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Perusahaan melarang pemberian sumbangan untuk partai politik mana pun sebagaimana
ditetapkan oleh undang-undang.
Perusahaan melarang Dewan Direksi, Manajemen dan pekerja membawa, memperlihatkan,
memasang, serta mengedarkan simbol, gambar dan ornamen partai politik di lingkungan
Perusahaan.
Perusahaan melarang Dewan Direksi, Manajemen dan pekerja merangkap jabatan sebagai
pengurus partai politik dan/ atau anggota legislative.
Praktik yang diterapkan Perusahaan dalam kaitannya dengan keterlibatan dengan politik di
antaranya menyatakan Perusahaan tidak akan memberikan dana, aset, atau fasilitas Perusahaan
untuk kepentingan partai politik, seorang atau lebih calon anggota legislatif, eksekutif dan
yudikatif kecuali dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
2.
3.
Setiap pihak di dalam Perusahaan, yang berkaitan dengan pekerjaan mulai penyiapan proposal,
negosiasi dan administrasi termasuk akuntansi untuk biaya dan kewajiban, kajian serta
penulisan laporan, harus menyadari pentingnya membuat pernyataan (lisan maupun tertulis)
yang akurat dan klaim yang benar kepada Direksi, Komisaris, Pemegang Saham, Pemerintah
maupun pihak lain.
Adanya kesengajaan dalam menyampaikan pernyataan atau klaim yang tidak benar atau yang
menyesatkan atau yang melibatkan adanya konspirasi dengan orang lain untuk merugikan
Perusahaan atau pihak lain dapat mengakibatkan dikenakannya hukuman administratif atau
bahkan tuntutan pidana bagi yang terlibat, baik Direksi dan Karyawan maupun pihak lain sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Praktik yang dikategorikan dalam Pernyataan Palsu antara lain:
Tindakan yang secara sadar dilakukan untuk melakukan rekayasa kejadian,
perbuatan yang direncanakan dengan sadar untuk mengelabui pihak-pihak tertentu dengan
maksud-maksud mengambil keuntungan pribadi atau kelompok.
5.
Praktik yang dikategorikan dalam Klaim Palsu adalah tindakan yang secara sadar dilakukan
dalam upaya memasukkan tagihan atau permintaan pembayaran berdasarkan data yang
diketahui palsu. Penerapan atas kriteria ini termasuk data yang berkaitan dengan dokumen
pengiriman, tagihan rekanan atau sub-kontraktor, dan lain-lain yang merupakan dasar
untuk melakukan klaim.
Praktik yang dikategorikan dalam Konspirasi adalah tindakan yang secara sadar dilakukan
dalam upaya merencanakan dan melakukan kerjasama atau persekongkolan dengan pihakpihak tertentu untuk melakukan tindak kecurangan, penyelewengan dan pelanggaran hukum
dan/atau peraturan Perusahaan dengan maksud mengambil keuntungan pribadi atau kelompok.
K.
L.
MENERIMA
ENTERTAINMENT
HADIAH/CINDERAMATA/GRATIFIKASI
DAN
OBAT
TERLARANG
Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan di
Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jendral G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26
Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk,
terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang
datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban
peran
dan
fungsi
pelayanan
kepada
publik.
Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos
Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan
untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang,
Cirebon dan Pekalongan.
Perubahan
Status
Pos
Indonesia
Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari Jawatan PTT (Post,
Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini
operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan
pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara
Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos
dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi
Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi
Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam
menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri.
Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan
Terbatas
dengan
nama
PT
Pos
Indonesia
(Persero).
Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan kreatifitasnya
dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan insfrastruktur
jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100
persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan
940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi,
komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki 3.700 Kantorpos online,
serta dilengkapi elektronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai
yang terhubung satu sama lain secara solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk
mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu
diidentifikasi dengan akurat.
JOOMLA
JOOMLA
WORDPRESS
WORDPRESS
VISI
Menjadi penilai
perusahaan
profesional
bagi
kepentingan
manajemen
dalam
mencapai
tujuan
MISI
Membantu manajemen melalui kegiatan penilaian aktivitas perusahaan yang obyektif dan
tidak memihak, memberikan pelaporan secara lengkap, akurat dan tepat waktu sebagai
informasi kepada manajemen serta mengoptimalkan peran Compliance, Catalyst,
Consultant, Competence dan Colleague.]
STRATEGI
Melaporkan hasil pemeriksaan secara obyektif, jelas, singkat, konstruktif dan tepat
waktu.
PROGRAM KERJA
Pemerikasaan Rutin (RIKTIN), dilaksanakan secara rutin (tahunan) berdasarkan Program
Kerja Pengawasan Tahunan (PLPT). Pemeriksaan Khusus, untuk mendalami/mengklarifikasi
sesuatu permasalahan atas perintah Direktur Utama.
JOOMLA
JOOMLA
WORDPRESS
WORDPRESS
GERBANG
21 Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan mundur dari jabatannya sebagai presiden
Republik Indonesia yang disampaikan di hadapan Mahkamah AgungRI dan disaksikan oleh
seluruh rakyat Indonesia. Pada saat itu pula jabatan diserahkan kepada B.J Habibie sebagai
Wakil Presiden menjabat sebagai PresidenRI. Hari-hari berikutnya Indonesia memasuki era
reformasi di bawah kepemimpinan B.J Habibie yang membuka kran kebebasan di segala
bidang termasuk didalamnya bidang ketenaga kerjaan.
Ratifikasi konvensi ILO No.87/1984 dengan KEPRES RI No. 83/1998 sebagai bukti aspirasi
serikat pekerja/buruh yang sekian lama dibungkam ditanggapi oleh pemerintah. Selanjutnya
dibuat Undang-undang no. 21 tahun 2000 tentang serikat pekerja/buruh yang selanjutnya
menjadi pedoman serikat pekerja/buruh.
KONVENSI ILO No. 87 / 1984 tentang Kebebasan berserikat dan perlindungan Hak
berorganisasi
Pencatatan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung No. 75/DPP.SPPI/ CTT/1/X/8/2001
tanggal 3 Agustus 2001.
Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 664/M/BW/2000 tanggal 19 Oktober 2000
Dengan dasar tersebut maka kemudian PT. Pos Indonesia merasakan adanya kebutuhan
akan organisasi pekerja di lingkungannya. Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya,
Denpasar, Makasar telah terbentuk namun belum terorganisir secara baik. Terbukti dengan
penamaan organisasi yang belum seragam ada yang menggunakan nama PEKAPOS,
SEKARPOS, SEGA POS dan lain sebagainya.
Fenomena yang menarik dalam dunia Serikat Pekerja adalah Solidaritas, terbukti Serikat
Pekerja Pos Jepang (ZENTEI) begitu mengetahui keberadaan Serikat Pekerja Pos Indonesia
(SPPI) telah berdiri tanpa diminta mereka memberikan bantuan berupa bantuan teknis
(Technical Assistance) tentang organisasi serikat pekerja berupa pelatihan dasar-dasar
Serikat Pekerja (Basic Training). Pelaksanaan tersebut bekerja sama dengan Federasi
Internasional Union Network Internasional (UNI) yang berpusat di Nyon Switzerland dan
Federasi Lokal Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia). Setelah itu pula tanggal
6 Juni 2000 dilaksanakan pula Joint Seminar antara Serikat Pekerja Pos Indonesia dengan
Serikat Pekerja Pos Jepang (ZENTEI).
TUJUAN SPPI
1.
Berhimpun pada bersatunya pekerja PT. Pos Indonesia demi terwujudnya rasa
kesetiakawanan serta solidaritas di antara sesama pekerja.
2.
Tercapainya kehidupan dan penghidupan pekerja PT. Pos Indonesia yang layak sesuai
dengan kemanusiaan yang adil dan beradab dengan cara melindungi, membela dan
keluarga
serta
4.
PENGORGANISASIAN
Bila ditilik dari segi usianya sejak berdiri 6 Juli tahun 2000, SPPI masih tergolong muda. Pada
awalnya SPPI bergerak hanya berbekal AD/ART dan Pokok-pokok Program Jangka Panjang
Organisasi yang telah diputuskan dalam MUNAS I. Penjabaran lebih lanjut dari AD/ART dan
Pokok-pokok Program Jangka Panjang sangatlah dibutuhkan. Meski memiliki keterbatasan
dalam perangkat peng-organisasian gerak organisasi masih bisa berjalan dengan baik. Para
pengurus disetiap tingkatan organisasi (DPC, DPW dan DPP) bahu-membahu menggerakan
organisasi agar berfungsi melalui sosialisasi, edukasi, konsolidasi, advokasi dan komunikasi.
Sosialisasi eksistensi (keberadaan) SPPI dilakukan baik ke dalam maupun ke luar. Ke dalam
SPPI terus mengajak karyawan untuk bergabung menjadi anggota SPPI. Rekrutasi
keanggotaan sebanyak mungkin diperlukan untuk meningkatkan posisi tawar SPPI dengan
Perusahaan. Selain merekrut anggota juga dilakukan pula perjuangan aspirasi karyawan
dalam bentuk tuntutan kepada Perusahaan untuk memperbaiki penghasilan karyawan yang
masih di bawah UMR dan kewajiban Perusahaan memberikan THR. Sejalan dengan itu juga
sudah muncul keinginan dari SPPI untuk membuat KKB (Kesepakatan Kerja Bersama)
sebagai pengganti Peraturan Perusahaan. Namun yang sangat menonjol adalah permintaan
perbaikan penghasilan. Ke luar SPPI menentukan pilihan untuk berafiliasi ke ASPEK Indonesia
dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan komunitas SP di dalam dan luar negeri.
Edukasi terhadap para pengurus dan anggota SPPI juga terus dilakukan. Karena faktor
historis dimana karyawan masih merasa takut untuk menjadi anggota dan pengurus SPPI
maka edukasi diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa kebebasan berserikat dan
perlindungan hak berorganisasi dijamin dengan Undang-undang. Oleh karena itu Basic
Training menjadi aktifitas pertama yang dilakukan SPPI sedangkan jenis edukasi lainnya
seperti advokasi, TOT, negosiasi dan lain-lain porsinya semakin ditingkatkan. Edukasi yang
dilakukan ini ternyata cukup signifikan mendorong tubuhnya organisasi SPPI baik dari segi
jumlah anggotanya maupun dari segi aktivitas organisasinya.
DIMENSI
Kekuatan
Keterbata
san
Peluang
Resiko
URAIAN
IMPLIKASI ORGANISASI
Pendayagunaan angota
Sosialisasi
Heterogen
Pelatihan
Pola kaderisasi
Kontinyuitas organisasi
Sampai disini jelaslah bagi kita, bagaimana organisasi SPPI dilahirkan dengan persiapan
yang tergolong cukup matang. Begitu pula pasca terbentuknya organisasi ini, ternyata
seluruh komponen khususnya para pengurus SPPI dengan segera mengembangkan dan
mengelola organisasi dengan baik dan dalam koridor yang tepat. Selain visi, tentu saja ada
hal yang bisa mendorong berlangsungnya organisasi sebagaimana mestinya, yakni militansi.
Dengan militansi, semua hambatan dan tantangan dihadapi dengan seksama. Walhasil
organisasi ini bisa eksis dan diperhitungkan banyak orang keberadaannya.
Mantapnya SPPI sebagai wadah organisasi karyawan PT. Pos Indonesia (Persero)
sebagai organisasi karyawan yang semakin dewasa, mandiri, mengakar, berkualitas
sehingga mampu memperjuangkan aspirasi dan hak-hak karyawan.
2. POKOK-POKOK PROGRAM
dari
program
pembinaan
dan
pengembangan
Pendidikan
dan
pelatihan
yang
diadakan
oleh
SPPI
harus
tegas
dan
jelas
penjenjangannya.
Memperjuangkan semua hasil rekomendasi yang dihasilkan oleh sidang pleno Munas
II tahun 2003.
Memperjuangkan isi-isi PKB yang sampai saat ini belum terealisasi melalui
perundingan dengan manajemen.
Guna menjamin kepastian iuran anggota diterima tepat waktu, sistem penyetoran
iuran akan dilakukan secara langsung melalui Giropos.
Melakukan "Penggalangan Dana Satu Periode" SPPI (PDSP SPPI) untuk keperluan
biaya musyawarah cabang, musyawarah wilayah dan musyawarah nasional.
F. PROGRAM LAINNYA
Usaha-usaha dan kegiatan dari Program Pembinaan wawasan ketenagakerjaan, diutamakan
pada upaya meningkatkan wawasan masalah-masalah ketenagakerjaan, antara lain:
Pengajuan usulan aturan kenaikan pangkat reguler kepada karyawan yang sudah
tujuh tahun dalam pangkatnya dan mengkaji aturan kepegawaiannya.
Pengajuan usulan penjualan sepeda motor eks dinas diprioritaskan kepada pengguna
yang bertalian, yang belum mendapatkan.
Membuat kajian pemberian klaim sumbangan kematian atas Iuran Dana Kematian.
Membuat
studi
kelayakan
Dana
Pensiun
Lembaga
Keuangan
(DPLK)
untuk
Merencanakan
membentuk
Tim
Konseling
dalam
rangka
antisipasi
program
Rightsizing.
Berperan
serta
memberikan
masukan
kepada
manajemen
untuk
peluang
PENUTUP
1.
Pelaksanaan program ini menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat Serikat Pekerja Pos
Indonesia yang dalam pelaksanaannya melibatkan seluruh jajaran organisasi anggota dan
segenap keluarga besar SPPI baik di Pusat maupun di Daerah.
2.
DEKLARASI
Atas
Berkat
Rahmat
Tuhan
Yang
Maha
Esa,
Pada hari ini Jumat, tanggal dua puluh empat bulan lima tahun dua ribu dua, bertempat di
Bandung, kami wakil pekerja yang hadir di Musyawarah Serikat pekerja Pos Indonesia
Reformasi , mendeklarasikan dan menyatakan hal-hal sebagai berikut :
PERTAMA
Pekerja PT.Pos Indonesia (Persero) menyatakan sikap untuk membentuk wadah
kebersamaan yang didasari dengan semangat persatuan dan kerukunan.
KEDUA
Mendirikan Serikat Pekerja Pos Indonesia Reformasi di PT.Pos Indonesia (Persero)
yang akan memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan anggota melalui kerja
keras dan cerdas guna meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan.
KETIGA
Serikat Pekerja Pos Indonesia Reformasi merupakan organisasi yang terbuka, mandiri,
bertanggung jawab, demokratis, bebas dan tidak berafiliasi dengan partai politik dan
organisasi kemasyarakatan.
KEEMPAT
Serikat Pekerja Pos Indonesia Reformasi merupakan mitra Perusahaan yang akan
menjalin hubungan industrial yang harmonis dan saling menghormati kewenangan
masing-masing pihak.
KELIMA
Serikat Pekerja Pos Indonesia Reformasi dalam menegakkan keadilan dan kebenaran
selalu mempertimbangkan peraturan perundangan yang berlaku dan peraturan
organisasi serta akan menggunakan cara-cara yang santun dan terhormat.
KEENAM
Kepengurusan SPPI Reformasi dipilih dari dan oleh anggota berdasarkan asas
musyawarah mufakat dan terbuka untuk semua anggota sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
BADAN AFILIASI
WRITTEN BY SUPER USER ON 15 MARCH 2011. POSTED IN PROFIL PERUSAHAAN
JOOMLA
JOOMLA
WORDPRESS
WORDPRESS
YAYASAN
DANA PENSIUN POS (DAPENPOS)
Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (Persero), Pendiri Dana Pensiun Pos Indonesia Nomor :
KD 53/Dirut/1204 tanggal 6 Desember 2004 tentang Peraturan Dana Pensiun Pos Indonesia
pada pasal 12 ayat (7) menyatakan bahwa salah satu tugas dan kewajiban Pengurus adalah
Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Dapenpos yang didalamnya juga memuat
Rencana Investasi Tahunan.
Rencana Kerja dan Anggaran Dapenpos tahun 2007 disusun dengan tetap berpedoman pada
Sasaran Pokok Dapenpos yaitu mempercepat pencapaian Rasio Kecukupan Dana lebih dari
100% serta memperhatikan visi dan misi Dapenpos maupun Arahan Investasi Dana Pensiun
Pos Indonesia yang dituangkan dalam Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) selaku
Pendiri Dapenpos No. KD.40/Dirut/0606.
VISI dan MISI
Visi
Menjadikan Dapenpos sebagai pengelola Program Pensiun Manfaat Pasti yang
profesional yang mampu memberikan kepuasan dan nilai tambah bagi Peserta,
Pendiri, Karyawan dan Mitra Kerja.
Misi
Mengelola pembayaran manfaat pensiun berkala tepat waktu, tepat jumlah dan tepat
penerima.
Mengelola dana yang berasal dari Peserta dan Pendiri dengan pertumbuhan yang
dinamis dalam upaya memperbaiki penghasilan Peserta dan meringankan kewajiban
Pendiri.
Turut serta membangun semangat kerja dan ikatan yang lestari diantara para
Peserta.
SASARAN POKOK
Pengelolaan Dana Pensiun Pos Indonesia berorientasi pada sasaran pokok, yaitu:
1.
2.
STRATEGI OPERASIONAL
Untuk mencapai sasaran Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2007 tersebut, maka
ditetapkan strategi operasional sebagai berikut:
ANAK PERUSAHAAN
WRITTEN BY ADMIN PIOL ON 03 APRIL 2014. POSTED IN PROFIL PERUSAHAAN
Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah membuat kompetisi dunia usaha menjadi semakin
ketat. Setiap entitas usaha dipacu untuk selalu melakukan inovasi agar dapat terus eksis dalam
persaingan. fokus pada core business activities untuk menciptakan keunggulan bersaing telah menjadi
keharusan. pemanfaatan sumber daya harus diarahkan kepada core business activities yang
memberikan nilai utilitas optimal bagi perusahaan.
Mencermati bahwa aktivitas logistik merupakan supporting business activities yang sangat penting bagi
penciptaan nilai tambah, maka PT Pos Indonesia (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang salah satu kompetensinya di bidang logistik membentuk sebuah anak perusahaan yang fokus
bergerak pada bidang bisnis logistik yaitu PT Pos Logistik Indonesia (Poslog). Poslog membantu entitas
usaha agar dapat berkonsentrasi pada aktivitas inti dengan menyediakan dukungan pada supporting
business activities khususnya di bidang logistik. Poslog bertujuan memberikan integrated services
solution atas permasalahan logistik yang meliputi warehousing, transporting dan freight forwarding
dengan berbasis pada konsep supply chain management ( scm ).
VISI
Menjadi perusahan jasa logistik terintegrasi, terluas, dan terbaik di Indonesia.
MISI
Mengelola bisnis logistik secara total didukung sumber daya manusia yang
profesional, sistem operasi yang efisien , serta pemanfaatan teknologi informasi yang tepat
guna;
Strenght ( kekuatan )
PT. Pos Indonesia berkomitmen untuk memberikan solusi terhadap
permasalahan fungsi logistik pelanggan, dengan kerangka kerja yang
bersinergi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Kepercayaan dan
kejujuran, saling menghargai, professional adalah budaya yang diterapkan
oleh PT. Pos Indonesia.
Strategi PT. Pos Indonesia terfokus pada penciptaan nilai tambah bagi
pelanggan melalui penurunan harga, peningkatan layanan, implementasi yang
lebih cepat dan fleksibel.
Management pada PT. Pos Indonesia adalah Management Unit Bisnis Total
LogistikStrategic diarahkan pada sebuah institusi yang dedicated dan fokus
dengan orientasi utama pada Total Solution kepada customer. Organisasi
akan dikelola sebagai strategic business unit ( SBU) PT Pos Indonesia yang
mengedepankan prinsip-prinsip pengelolaan bisnis secara professional.
Sumber daya yang dapat digunakan sepenuhnya sumber daya dan kekuatan
( comparative advantages) yang dimiliki oleh PT. Pos Indonesia ( Persero)
dengan keunggulan pada pengelolaan yang focus dan dedicated. Sumber daya
manusia yang dimiliki oleh Unit Bisnis Total Logistik adalah mereka yang
sudah terpilih ( selected people) yang telah mendapatkan berbagai pelatihan
dan benchmark di bidang Supply Chain Management, Integrated Logistics,
Freight, dan Warehousing. Pengalaman selama bertahun-tahun mengelola
bisnis pos dengan kompetensi pada saluran distribusi juga merupakan
kekuatan yang diyakini mampu memberikan nilai tambah. Kapasitas produksi
yang dimiliki selain gedung, tanah, dan kendaraan yang tersebar di seluruh
Indonesia juga diperkuat dengan koneksi virtual dan kesisteman jaringan
yang sangat kuat antar satu node dengan node lainnya yang hingga saat ini
mungkin sulit disamai oleh pihak manapun juga.
Jaringan layanan PT. Pos Indonesia adalah jaringan layanan yang berbasis
kepada pelanggan. Secara channel of distribution, maka jaringan meliputi
seluruh pelosok Indonesia yang meliputi tidak kurang dari 4.828 unit titik
layanan tetap ( gedung kantor) dan 39.434 titik simpul distribusi. Freight
Forwarding akan dibangun dengan system konsolidasi dengan jumlah main
hub sebanyak 4 buah yang terletak di Batam, Jakarta Tanjung Priuk , Jakarta
Sukarno-Hatta, dan Denpasar. Titik konsolidasi terletak di kota-kota Medan,
Batam, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogya, Solo, Surabaya, Makassar, dan
Denpasar.
Memberikan layanan jasa ogistik secara paripurna dan customized yang
senantiasa dapat diintegrasikan kepada klien meliputi:
1.
Integrated Logistics : Adalah sebuah konsep layanan Total Logistics
yang memungkinkan penanganan sebuah produk mulai dari hulu hingga hilir
( from tree to toilet) yang berbasis pada konsep supply chain management
( scm) . Konsep pelayanan ini memadukan tiga bidang bisnis logistic yaitu
warehousing, Freight Forwarding dan Transporting.
2.
Freight Forwarding : Adalah sebuah konsep pelayanan yang diberikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan ( consignee) mulai dari pengurusan
dokumen hingga penanganan pengiriman barang mereka.
3.
Transporting : Adalah suatu bentuk jasa trucking yang dibutuhkan
customer untuk memindahkan kiriman dari satu tempat ( pabrikasi) ke
distribution center ( DC) atau langsung ke retailer ( Point To Point) .
4.
Warehousing : Adalah jasa layanan Distribution Center yang di
dalamnya terdapat aktivitas Cross Docking, Inventory, Product Marking &
Labeling, Selected Manufacturing Activities dengan dukungan IT System yang
appropriate.
Kemitraan yang menjadi salah satu pilar key success factor akan di arahkan
pada penciptaan nilai tambah bagi customer. Kemitraan dengan pihak
eksternal akan dibangun dengan beberapa provider ( 3PL Logistics) yang
bonafide dengan prinsip win-win solution. Sedangkan kemitraan internal
akan dibangun dengan prinsip bundling services.
(www.indonetwork.co.id)
Weakness ( kelemahan )
Kurangnya iklan publikasi untuk informasi produk, karena kebanyakan
masyarakat Indonesia masih belum paham dengan cara kerja atau pun
mekanisme dari produk produk yang ada dalam PT POS INDONESIA
sehingga konsumen enggan dalam menggunakan produk yang telah ada.
Kebanyakan produk produk inovasi baru PT POS INDONESIA masih
digunakan oleh masyarakat menengah ke atas contohnya seperti mail online,
terbatasnya jaringan online di masyarakat itulah yang jadi hambatan karena
tidak semua orang memiliki jaringan internet.
Masyarakat Indonesia masih belum percaya dengan keamanan informasi di
Indonesia karena banyaknya problem dan tragedy yang terjadi belakangan ini
di dalam negeri. Oleh sebab itu meyakinkan dan memberikan keamanan