Anda di halaman 1dari 51

PT.

POS PROPERTI INDONESIA


INTEGRATED PROPERTY DEVELOPMENT

RIWAYAT SINGKAT
PT. Pos Properti Indonesia didirikan dengan Akte Notaris No. 35 oleh Notaris Deasi
Witanti Kusumaningtyas, SH, Sp N. pada tanggal 31 Desember 2013, adalah sebuah
entitas bisnis yang memiliki core business Properti dengan berbagai Bidang Usaha Jasa.
Sebagai anak Perusahaan PT Pos Indonesia (Persero), diharapkan mampu menjadi salah satu
penggerak mesin pendapatan dan memiliki nilai tambah.
Dalam upaya memanfaatkan setiap business opportunity PT Pos Properti Indonesia
berkomitment untuk berperan serta dalam menumbuhkan pariwisata di kota-kota di
Indonesia yang memiliki potensi besar khususnya di sektor industri perhotelan. Kunjungan
wisatawan manca negara maupun domestik yang semakin meningkat harus diiringi dengan
ketersediaan layanan hotel dengan tarif yang terjangkau oleh masyarakat kelas menengah
namun tetap mampu memberikan kualitas pelayanan yang optimal. Selain kebutuhan akan
layanan hotel sebagai fasilitas menginap, kebutuhan ruang pertemuan (meeting room) juga
sangat tinggi seiring dengan pesatnya pertumbuhan bisnis khususnya di kota-kota besar di
seluruh Indonesia.
Selain melakukan ekspansi usaha di sektor perhotelan, PT. Pos Properti Indonesia juga telah
mempersiapkan diri untuk melakukan ekspansi di sektor bisnis konstruksi dan properti
lainnya yang saat ini masih menjadi primadona bisnis yangprofitable. Usaha ini diharapkan
mampu mempercepat perkembangan usaha dalam mengoptimalkan pemanfaatan serta
memberikan nilai tambah terhadap asset/properti milik Perseroan yang selama ini belum
optimal dalam mendayagunakan, namun justru menjadi beban perawatan dan operasional.
Melalui keberadaan dan usaha yang dijalankan oleh PT. Pos Properti Indonesia, aset/properti
tersebut dapat dijadikan sebagai profit generator sehingga PT. Pos Properti Indonesia bisa
memberikan kontribusi profit terbesar di lingkungan PT. Pos Indonesia (Persero).

LOGO DAN ARTI

Pos Properti merupakan tagline Properti sebagai milik (anak Perusahaan) PT Pos
Indonesia.

Square ditengah menjadi simbol suatu konsep aset properti yang stabil dan mandiri
dalam tiga dimensional yang unity.

Warna Orange dengan gradasi mencerminkan identitas Pos dengan futuristik desain
yang mencerminkan modern, terbuka, dan adaftif.

VISI
Menjadi Perusahaan Pengembang dan Pengelola Aset Properti yang Profesional, Handal
dan Mandiri.

MISI

Menyusun dan Menetapkan Strategi Jangka Panjang dalam mengoptimalkan


produktivitas aset properti.

Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang Handal dan Profesional.


Menjaga Kualitas Layanan dan Operasi Pengelolaan Properti dengan Prinsip Efektif
dan Efisien guna mewujudkan Layanan dan Operasi Properti yang Excellent.

Menjaga dan Meningkatkan Tingkat Kepuasan Pelanggan Pengguna Jasa Properti.

Memberikan Keuntungan yang Maksimal Kepada pemilik aset.

BIDANG USAHA
PT. Pos Properti Indonesia telah mempersiapkan diri sebagai pelaku bisnis di sektor properti
dan konstruksidengan bidang usaha :
1.

Jasa Agen Properti, Jasa Pengelolaan dan Penyewaan Gedung Perkantoran, Taman
Hiburan / Rekreasi dan Kawasan Berikat.

2.

Jasa Pengelolaan dan Pengusaha Properti meliputi Jasa Pengelolaan Tanah dan
Bangunan, Jasa Pengembang, Jasa Konstruksi / Sipil Gedung, Jalan dan bangunan lainnya,
Mekanikal dan Elektrikal.

3.

Jasa Konsultasi Manajemen Properti meliputi Manajemen Gedung Perkantoran,


Apartemen, Hotel, Mall, Rumah Sakit, Ruko dan lain-lain.

4.

Jasa Penyewaan Ruangan dan MICE (Meeting, Incentive, Conference,. Exhibition),


penyewaan ruang perkantoran, dan ruang usaha perdagangan.

5.

Jasa Rekayasa (Engineering) dan Konsultan Bidang Pekerjaan Umum / Sipil, Arsitektur
dan Design.

6.
7.

Jasa Konsultasi Bidang Manajemen Operasi dan Pemeliharaan Properti.


Jasa Keselamatan Kerja, Keamanan dan Kebersihan meliputi Jasa Penyediaan Personil
Satuan Pengamanan (Satpam) serta Petugas Kebersihan (Cleaning Service).

8.

LAYANAN

9.
10.

11. Jasa Agen Properti, Jasa Pengelolaan dan Penyewaan Gedung Perkantoran,
Taman Hiburan/Rekreasi dan Kawasan Berikat
12. Jasa Agen Properti, memposisikan PT Pos Properti sebagai perantara / atau sebagai
brokerage untuk memfasilitasi pemilik asset dalam proses penjualannya
13.
14.

15. Jasa Pengelolaan dan Pengusaha Properti


16. Meliputi Jasa Pengelolaan Tanah dan Bangunan, Jasa Pengembang,
Konstruksi/Sipil Gedung, Jalan dan bangunan lainnya, Mekanikal dan Elektrikal.

Jasa

17. Didukung dengan tenaga ahli di bidangnya PT Pos Properti mempunyai kompetensi
dalam melaksanaan pekerjaan-pekerjaan konstruksi dan juga sebagai pengembang
perumahan.
18.
19.

20. Jasa Konsultasi Manajemen Properti


21. Meliputi Manajemen Gedung Perkantoran, Apartemen, Hotel, Mall, Rumah Sakit, Ruko
dan lain-lain.
22. PT Pos Properti juga memberikan jasa layanan pengelolaan gedung sebagai Building
Management untuk memberikan solusi terhadap kebutuhan office maupung meeting.
23.
24.

25. Jasa Penyewaan Ruangan dan MICE (Meeting, Intensive, Conference,


Exhibition), penyewaan ruang perkantoran, dan ruang usaha perdagangan
26. Untuk kegiatan meeting, seminar maupun workshop, PT Pos Properti memiliki fasilitas
ruangan yang representative di Graha Pos Indonesia , Jl. Banda No. 30 Bandung,
untuk memudahkan para pelaku bisnis maupun pemerintahan dalam melaksanakan
event.
27.
28.

29. Jasa Rekayasa (engineering) dan Konsultan Bidang Pekerjaan Umum/Sipil,


Arsitektur dan Design
30. Konsep Design and Build menjadi salah satu keunggulan PT Pos Properti, dimana
kami siap untuk memberikan solusi dan sekaligus sebagai konsultan.
31.
32.

33. Jasa Konsultasi Bidang Manajemen Operasi dan Pemeliharaan Properti


34. Salah satu bidang keahlian yang dimiliki PT Pos Properti adalah kemampuan untuk
memberikan konsultasi bidang Manajemen Operasi dan Pemeliharaan Properti.
35.
36.

37. Jasa Keamanan dan Kebersihan


38. Meliputi Jasa Penyediaan Personil Satuan Pengamanan (Satpam) serta Petugas
Kebersihan (Cleaning Service).

39. Selain bidang properti, PT Pos Properti juga memiliki kemampuan untuk memberikan
layanan jasa keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan.
40.
41.

GOOD CORPORATE GOVERNANCE


JOOMLA
JOOMLA

WORDPRESS
WORDPRESS
A. PENDAHULUAN
Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja suatu perusahaan/organisasi adalah dengan
cara menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Penerapan Good Corporate
Governance (GCG) merupakan pedoman bagi Komisaris dan Direksi dalam membuat
keputusan dan menjalankan tindakan dengan dilandasi moral yang tinggi, kepatuhan
kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya
tanggung jawab sosial perseroan terhadap pihak yang berkepentingan (stakeholders) secara
konsisten.

MAKSUD DAN TUJUAN PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE


DI PERUSAHAAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
1.

Memaksimalkan nilai Perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan,


akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar Perusahaan memiliki daya
saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional.

2.

Mendorong pengelolaan Perusahaan secara profesional, transparan dan efisien, serta


memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian.

3.

Mendorong agar manajemen Perusahaan dalam membuat keputusan dan


menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial
Perusahaan terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar Perusahaa.

4.

Meningkatkan kontribusi Perusahaan dalam perekonomian nasional.

5.

Meningkatkan nilai investasi dan kekayaan Perusahaan.

IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE PERUSAHAAN


TELAH MENGHASILKAN HAL-HAL PENTING SEBAGAI BERIKUT :
Keputusan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) Tanggal 9 September 2009 Nomor :
KD. 52/DIRUT/0909 tentang Tata cara Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
(LHKPN) di Lingkungan PT Pos Indonesia (Persero).
Keputusan Bersama Komisaris dan Direksi Tanggal 30 Desember 2009 Nomor KD
74 /DIRUT/1209 dan 649/Dekom/1209 tentang Panduan Penerapan Good Corporate
Governance di PT Pos Indonesia (Persero).
Keputusan Bersama Komisaris dan Direksi Tanggal 30 Desember 2009 Nomor KD
75 /DIRUT/1209 dan 650/Dekom/1209 tentang Board Manual PT Pos Indonesia (Persero).
Keputusan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) Tanggal 17 Juni 2010 Nomor : KD.
37/DIRUT/0610 tentang Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct) Insan PT
Pos Indonesia.

B. STRUKTUR ORGANISASI
C. KOMISARIS
Komisaris berfungsi mengawasi tindakan Direksi serta berwenang dalam memberikan
nasehat kepada Direksi sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Selain itu Komisaris harus pula memantau efektifitas praktek good corporate
governance yang diterapkan Perusahaan. Dalam menunjang pelaksanakan tugasnya
Komisaris dapat mempertimbangkan untuk membentuk Komite-komite. Adapun anggota
Komisaris terdiri dari 6 orang, yaitu :

Basuki Yusuf Iskandar, Komisaris Utama


Karyono Supomo, Anggota Komisaris
Noor Ida Khomsiyati, Anggota Komisaris
Bobby Hamzar Rafinus, Anggota Komisaris
Deddy Syarif Usman, Anggota Komisaris
Ferrari Roemawi, Anggota Komisaris

KOMITE DI BAWAH KOMISARIS


Komite Audit dan Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan Investasi
(KPMRUI)
Komisaris dalam memastikan efektifitas sistem pengendalian intern dan efektifitas
pelaksanaan tugas eksternal auditor dan internal auditor menugaskan Komite Audit untuk
melakukan pemantauan berkala dengan memanfaatkan laporan hasil pengujian oleh Satuan
Pengawasan Intern. Komite Audit dan Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan
Investasi (KPMRUI), anggotanya terdiri dari :

Komite Audit :
Karyono Supomo, Anggota Dewan Komisaris / Ketua Komite Audit
Prihartono, Anggota Komite Audit
M Farkhan Supriyadi, Anggota Komite Audit
Komite Audit dan Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan Investasi (KPMRUI) :
Bambang Widianto, Anggota Dewan Komisari / Ketua KPMRUI
Riko Hendrawan, Anggota KPMRUI
Rofikoh Rokhim, Anggota KPNRUI

D. DIREKSI
Direksi dalam melaksanakan tugasnya harus mematuhi Anggaran Dasar Perusahaan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada pemegang saham. Direksi terdiri atas enam Direktur, termasuk Direktur
Utama dan dua anggota Direksi berasal dari kalangan di luar perusahaan. Adapun anggota
dewan direksi tersebut terdiri dari :

Poernomo, Direktur Keuangan merangkap PLT Direktur Utama


Febriyanto, Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
merangkap PLT Direktur PLT Teknologi dan Jasa Keuangan
GNP Sugiarta Yasa, Direktur Ritel dan Properti
Agus F Handoyo, Direktur Operasi Suratpos dan Logistik

E. SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab kepada direksi yang bertugas sebagai pejabat
penghubung (liaison officer) dan menatausahakan serta menyimpan dokumen
Perusahaan, termasuk risalah Rapat Direksi maupun Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Sekretaris Perusahaan juga harus memastikan bahwa Perusahaan mematuhi peraturan
tentang persyaratan keterbukaan yang berlaku.
Bagian Good Corporate Governance dan Manajemen Resiko merupakan salah satu bagian di
bawah Sekretaris Perusahaan yang berfungsi mengendalikan implementasi Good Corporate
Governance, termasuk Internal Control System dan Risk Management, dan sebagai Liaison
Officer dalam penerapan Good Corporate Governance untuk menjamin praktek-praktek
pengelolaan perusahaan secara baik, benar, transparan dan profesional.

F. SATUAN PENGAWASAN INTERN (SPI)


Satuan Pengawasan Intern membantu direksi untuk melakukan pengujian secara periodik
atas penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan efektifitas kegiatan melalui
penilaian yang independen.

G.
PEDOMAN
PELAKSANAAN
CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

GOOD

Ada lima prinsip utama Good Corporate Governance, yaitu :

Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan


dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai Perusahaan.
Kemandirian, yaitu suatu keadaan di mana Perusahaan dikelola secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
Manajemen Perusahaan sehingga pengelolaan Perusahaan terlaksana secara efektif.
Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan Perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder
yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Anggota Komisaris dilarang melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan
dan mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan Perusahaan selain gaji dan fasilitas yang
diterimanya sebagai anggota Komisaris yang telah ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari anggota komisaris harus berasal
dari kalangan di luar Perusahaan yang bebas dengan ketentuan sebagai berikut :

Tidak menjabat direksi di Perusahaan terafiliasi.


Tidak bekerja pada Pemerintah termasuk di departemen, lembaga dan kemiliteran
dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Tidak bekerja di Perusahaan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Tidak mempunyai keterkaitan finansial, baik langsung maupun tidak langsung dengan
Perusahaan atau perusahaan yang menyediakan jasa dan produk kepada Perusahaan.
Bebas dari kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain yang dapat
menghalangi atau mengganggu kemampuan Komisaris yang berasal dari kalangan di luar
Perusahaan untuk bertindak atau berpikir secara bebas di Perusahaan.
Para anggota Direksi dan Karyawan dilarang melakukan transaksi yang mempunyai
benturan kepentingan dan mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan Perusahaan yang
dikelolanya selain gaji dan fasilitas lainnya yang telah ditentukan oleh Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) atau peraturan dinas yang ada. Paling sedikit 20 % (Dua puluh
persen) dari jumlah anggota Direksi harus berasal dari kalangan di luar Perusahaan yang
bebas dari pengaruh anggota Komisaris dan anggota Direksi lainnya serta Pemegang
Saham.
Sistem Pengendalian Internal yang efektif harus ditetapkan oleh Direksi untuk
mengamankan investasi dan aset Perusahaan. Tujuan pengendalian internal adalah sebagai
berikut :

Operasi : berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya yang
dimiliki Perusahaan, termasuk tujuan kinerja dan profitabilitas serta penjagaan sumber daya
dari kerugian.

Pelaporan Keuangan : berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang andal


termasuk pencegahan kecurangan dalam pelaporan keuangan kepada masyarakat dan
laporan keuangan intern.

Ketaatan

berkaitan

dengan

kepatuhan

Perusahaan

terhadap

peraturan

perundangan yang berlaku bagi Perusahaan.


External auditor ditunjuk melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dari calon yang
diajukan oleh Komisaris berdasarkan usulan Komite Audit dengan disertai alasan pencalonan
dan besarnya honor/imbal jasa yang diusulkan. External Auditor tersebut harus bebas dari
pengaruh Komisaris, Direksi dan pihak yang berkepentingan di Perusahaan.

H. HASIL PENILAIAN IMPLEMENTASI GOOD


CORPORATE GOVERNANCE
Pemerintah sebagai pemilik BUMN sangat berkepentingan untuk mengetahui kondisi
penerapan Good Corporate Governance pada BUMN selama ini. PT. Pos Indonesia (Persero)
bekerjasama dengan BPKP melakukan evaluasi penerapan Good Corporate Governance
untuk tahun 2012 dengan hasil sebesar 78,07 %.

I. PEDOMAN ETIKA BISNIS


PERILAKU (CODE OF CONDUCT)

DAN

TATA

PENDAHULUAN
I.1.LATAR BELAKANG DAN SISTEMATIKA ETIKA BISNIS DAN TATA
PERILAKU (CODE OF CONDUCT)

I.1.1.

Pedoman Etika Bisnis dan tata perilaku ini merupakan penjabaran dari praktik-praktik
Good Corporate Governance sebagaimana tertuang dalam Keputusan bersama Komisaris
dan Direksi PT Pos Indonesia nomor: KD.74/Dirut/1209 dan nomor: 649/Dekom/1209
tanggal 22 Desember 2009 tentang Panduan Penerapan Good Corporate Governance di
PT Pos Indonesia (Persero), khususnya yang tercantum dalam Bab VII, yaitu Kebijakan
perusahaan tentang perilaku Etis/Etika Bisnis.
I.1.2. PT POS INDONESIA (Persero) berkomitmen untuk melaksanakan praktik-praktik Good
Corporate Governance atau Tata Kelola perusahaan yang baik sebagai bagian dari Bisnis
untuk pencapaian Visi dan Misi perusahaan. Code of Conduct ini merupakan salah satu
wujud komitmen tersebut dalam menjabarkan Tata Nilai Dasar PT POS INDONESIA
(Persero) ke dalam interpretasi perilaku yang terkait dengan etika Bisnis dan tata
perilaku.
I.1.3. Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini disusun untuk menjadi acuan
perilaku bagi Direksi dan pekerja sebagai Insan POS INDONESIA dalam mengelola
perusahaan guna mencapai Visi, Misi dan tujuan perusahaan.

I.2.TUJUAN ETIKA BISNIS DAN TATA PERILAKU (CODE OF CONDUCT)


Penerapan Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini dimaksudkan untuk :
1.

Mengidentifikasikan nilai-nilai dan standar etika selaras dengan Visi dan Misi
perusahaan.

2.

Menjabarkan Tata Nilai sebagai landasan etika yang harus diikuti oleh insan POS
INDONESIA dalam melaksanakan tugas.

3.

Menjadi acuan perilaku insan POS INDONESIA dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab masing-masing dan berinteraksi dengan stakeholders perusahaan.

4.

Menjelaskan secara rinci standar etika agar insan POS INDONESIA dapat menilai
bentuk kegiatan yang diinginkan dan membantu memberikan pertimbangan jika menemui
keragu-raguan dalam bertindak.

I.3.
HASIL
PENILAIAN
GOVERNANCE

IMPLEMENTASI

GOOD

CORPORATE

J. VISI DAN MISI PERUSAHAAN


VISI
Menjadi pemimpin pasar di Indonesia dengan menyediakan layanan suratpos, paket,
dan logistik yang handal serta jasa keuangan yang terpercaya.

MISI
Berkomitmen kepada pelanggan
untuk menyediakan layanan yang selalu tepat waktu dan nilai terbaik
Berkomitmen kepada karyawan
untuk memberikan iklim kerja yang aman, nyaman dan menghargai kontribusi
Berkomitmen kepada pemegang saham
untuk memberikan hasil usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh
Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat
Berkomitmen untuk berperilaku transparan
dan terpercaya kepada seluruh pemangku kepentingan

MOTTO
Tepat Waktu Setiap Waktu
( On Time Every Time )

K. TATA NILAI DASAR PERUSAHAAN


Dalam melaksanakan misi perusahaan menjunjung nilai-nilai yang menjadi koridor dalam
menjalankan bisnis. Nilai-nilai tersebut terdiri dari input values, process values dan output
values ( I-P-O Values) sebagai berikut :
1. Input values : merupakan nilai-nilai yang dicari dari orang-orang yang bekerja di Pos
Indonesia, yang terdiri dari :

: menjunjung tinggi dan melaksanakan nilai etika yang berlaku di


masyarakat dan perusahaan
- Commitment : menjunjung tinggi dan melaksanakan tujuan perusahaan dan/atau
sasaran tugas
- Resilience
: mampu beradaptasi dan bekerja secara efektif dalam setiap
perubahan lingkungan
- Spiritual
: menjunjung tinggi dan melaksanakan nilai-nilai spiritual
- Respect
: bertindak dengan menghargai harkat dan martabat orang lain
- Integrity

2. Process Values : merupakan nilai-nilai yang diperhatikan dalam mencapai dan memelihara
condition of enterprise excellence, yang terdiri dari :

- Teamwork

: mampu bekerjasama dalam mencapai tujuan.

- Discipline

: melakukan tugas sesuai dengan tanggung jawab dan


kewenangan.
- Proactive
: mengantisipasi dan merespon secara tepat masalah-masalah
yang timbul dalam pekerjaan.
- Achievement oriented : mengupayakan tercapainya sasaran dengan hasil terbaik.
- Systemic thingking : menyikapi isyu dan berpikir secara sistematis untuk melihat
hubungan sebab akibat.
- Accountable
: mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan norma
yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Merit
: memberikan apresiasi terhadap pencapaian kinerja.
3. Output Values : merupakan nilai-nilai yang diperhatikan oleh pemangku kepentingan
ketika menilai kinerja perusahaan, yang terdiri dari :

- Customer values
- Communicative
- Trustworthy

: memberikan benefit yang lebih besar dibandingkan dengan


pengorbanan yang dilakukan oleh pelanggan.
: mampu menyampaikan dan menerima ide, pendapat dan
informasi secara jelas dengan menggunakan media
komunikasi yang tersedia.
: memegang teguh amanah yang diberikan.

L. STANDAR ETIKA BISNIS


A. ETIKA PERUSAHAAN TENTANG INTEGRITAS DALAM AKTIVITAS
BISNIS DAN PEKERJAAN
1.

2.

3.

4.

Perusahaan menerapkan standar etika dalam melakukan seluruh aktivitas bisnis berdasarkan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang termaktub dalam Kebijakan perusahaan.
Perusahaan menjalankan operasional bisnis dengan lingkup kegiatan Bisnis utama di bidang
pelayanan jasa pos dan giro dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki antara lain
meliputi : (1) Bidang Pelayanan jasa Suratpos dan Paketpos; (2) Bidang Bisnis Jasa Keuangan;
(3) Bidang Bisnis Jasa Pos Logistik; dan Bidang Bisnis Jasa Admail serta optimalisasi
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki.
Seluruh unit kerja di Kantor Pusat, Kantor Divisi Regional (Divre) dan Kantor Unit Pelaksana
Teknis (UPT) diwajibkan untuk melakukan sosialisasi Panduan Standar Etika Bisnis dan standar
tata perilaku ini untuk mempertahankan kejujuran, integritas dan keadilan dalam seluruh
aktivitas bisnis di lingkungan kerja masing-masing.
Perusahaan melarang seluruh jajaran Perusahaan yang terdiri atas Direksi, seluruh unit kerja
dari Kantor Pusat, Kantor Divisi Regional (Divre) dan Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT),
dan pihak yang terkait melakukan transaksi yang bertentangan dengan hukum dan prinsipprinsip Good Corporate Governance.
Perusahaan menerapkan fungsi pengawasan menggunakan audit berdasarkan norma dan
peraturan yang benar dan berlaku umum serta senantiasa mengupayakan agar pelanggaran atas
norma-norma dan peraturan yang berlaku dapat dikenai sanksi sesuai ketentuan, baik
administrasi maupun hukum. Setiap unit kerja berkewajiban untuk senantiasa menindaklanjuti

5.

setiap temuan hasil audit yang disampaikan oleh fungsi pengawasan internal/eksternal.
Kebijakan Perusahaan dalam menjaga integritas dalam aktivitas bisnis dan pekerjaan antara lain
:
Seluruh individu dan atau organ Perusahaan senantiasa wajib patuh terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku di mana pun operasional Perusahaan dijalankan.
Perusahaan senantiasa mengupayakan perolehan informasi melalui cara-cara
yang sah dan menyimpan serta menggunakannya sesuai dengan prinsip-prinsip etika
Bisnis yang berlaku.
Perusahaan menghindari tindakan illegal, penggunaan praktik yang tidak fair
dan perilaku curang dalam meraih laba.
Segenap jajaran Perusahaan harus mengutamakan kepentingan Perusahaan dan
menghindari benturan kepentingan.

B.
C. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN PEMEGANG SAHAM
1.

2.

Perusahaan menolak Pemegang Saham campur tangan dalam kegiatan operasional Perusahaan
yang menjadi tanggung jawab Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Termasuk pengertian dalam campur tangan adalah
tindakan atau arahan yang secara langsung maupun tidak langsung memberi pengaruh terhadap
tindakan pengurusan Perusahaan atau terhadap pengambilan keputusan yang menjadi wewenang
Direksi. Ketentuan ini dimaksudkan untuk dapat mempertegas kemandirian Perusahaan sebagai
badan hukum yang profesional sehingga dapat berkembang baik sesuai dengan tujuan usahanya.
Perusahaan akan berusaha keras agar mengalami pertumbuhan yang berkesinambungan
sehingga memberikan kontribusi yang optimal bagi Pemegang Sahamnya.

D. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN PEKERJA (HUBUNGAN INDUSTRIAL)


1.

2.

3.

Status pekerja di Perusahaan terdiri atas Karyawan dan calon Karyawan. Di samping kategori
tersebut, Perusahaan juga memperkerjakan Karyawan kontrak dalam jangka waktu atau proyek
tertentu. Terhadap kedua klasifikasi pekerja tersebut, Perusahaan mempunyai komitmen untuk
memperlakukan seluruh pekerja sesuai dengan hak dan kewajibannya yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perusahaan menerapkan sistem manajemen human assets berdasarkan prinsip-prinsip
keterbukaan, adil, motivatif dan bebas dari bias karena perbedaan suku, asal-usul, jenis
kelamin, agama, dan asal kelahiran serta hal-hal yang tidak terkait dengan kinerja.
Perusahaan juga mengakui hak pekerja untuk berserikat sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku.
Perusahaan selalu mengembangkan dan meningkatkan kualitas aset Pekerja yang merupakan

4.

5.

6.

aset utama pada Perusahaan. Oleh karena itu pengembangan dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia dalam Perusahaan merupakan hal yang penting.
Perusahaan selalu melakukan pembinaan dan pengembangan pekerja yang berpedoman pada
Budaya Perusahaan, Kebijakan Perusahaan di bidang kepegawaian, Peraturan Pokok
Kepegawaian dan Peraturan Pokok-pokok Organisasi. Perusahaan juga menjamin bahwa
peraturan-peraturan tersebut di atas sesuai dengan standar Good Corporate Governance.
Perusahaan mempunyai Kantor Pusat, Kantor Divisi Regional (Divre) dan Kantor Unit
Pelaksana Teknis (UPT) yang beroperasi di berbagai daerah dengan agama, budaya, tradisi, adat
istiadat, kondisi pekerja serta peraturan setempat yang berbeda-beda. Meskipun peka
terhadap perbedaan-perbedaan tersebut, Perusahaan tetap menerapkan praktik-praktik
yang didasarkan pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
Perusahaan menetapkan beberapa kebijakan mengenai pekerja dan hubungan industrial antara
lain:
Melakukan penataan pekerjaan dengan baik sehingga memotivasi dan
memberdayakan pekerja;
Mengusahakan agar skema remunerasi yang diterima pekerja, secara umum
mengikuti peraturan serta sebanding dan kompetitif dengan industri sejenis;
Memberikan kesempatan kepada pekerja untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan yang sejalan dengan kompetensi dan kebutuhan Perusahaan;
Meningkatkan disiplin pekerja agar mematuhi aturan dan kebijakan yang telah
ditetapkan;
Menerapkan reward dan punishment secara adil sesuai prestasi atau tingkat
kesalahan pekerja;
Memberikan hak kepada pekerja untuk berserikat sesuai peraturan perundangan
yang berlaku, serta melindungi hak pekerja untuk memilih atau tidak memilih menjadi
anggota Serikat Pekerja;
Menempatkan PKB sebagai komitmen Perusahaan;
Memberikan kondisi kerja yang baik dan aman bagi pekerja;
Memberikan hak-hak purna bakti sesuai ketentuan yang berlaku.
Mengacu kepada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dalam hal kesejahteraan
pekerja, kompetisi yang sehat, penyediaan sarana dan prasarana kerja.
Melaksanakan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) secara konsisten.

Menyediakan penasehat hukum kepada pekerja dalam setiap tahapan proses hukum
yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya di Perusahaan yang bukan
merupakan pengaduan Perusahaan.
Menempatkan Serikat Pekerja sebagai mitra Perusahaan dengan mengikutsertakan
Serikat Pekerja untuk menghadiri dan memberikan masukan dalam pembahasan Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) menurut tingkatan organisasi masing-masing.
7.

8.

Perusahaan menyadari sepenuhnya adanya perubahan lingkungan bisnis yang dinamis. Untuk
itu segenap jajaran Perusahaan baik Direksi, manajemen dan pekerja akan selalu berusaha untuk
menjalin kemitraan agar saling mendukung dalam mencapai tujuan dan kemajuan bersama.
Perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan mutu manajemen dan kualitas pekerja sehingga
dapat bekerja secara efisien dan efektif.
Pekerja juga memiliki berbagai kewajiban yang harus dipenuhi terhadap Perusahaan. Kewajiban
pekerja terhadap Perusahaan antara lain :
Setiap pekerja wajib menaati PKB, Nilai-nilai Perusahaan dan semua peraturan
yang dikeluarkan Perusahaan.
Setiap pekerja wajib mendahulukan kepentingan Perusahaan yang berhubungan
langsung atau tidak langsung dengan tanggung jawabnya.
Setiap pekerja wajib mengerahkan segala daya dan upaya dalam melaksanakan
tugas pekerjaan yang diserahkan kepadanya.
Setiap pekerja wajib menjaga harta milik dan nama baik Perusahaan.
Setiap pekerja yang menjadi atasan wajib membina dan memberikan teladan pada
pekerja di lingkungannya.

E.
F. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN KONSUMEN
1.

2.

Perusahaan selalu berusaha untuk memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik kepada
pelanggan/komsumen. Perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan kualitas pelayanannya,
dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu dan juga akan selalu berusaha melakukan
pemeliharaan, perbaikan dan penataan berbagai fasilitas secara bertahap sesuai skala prioritas,
agar ketersediaan fasilitas maupun peralatan tetap terjamin dengan kualitas memadai.
Untuk memberikan pelayanan yang terbaik, POS INDONESIA mengutamakan kepuasan dan
kepercayaan konsumen dengan:

Menjual produk sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.


Membuka layanan konsumen dan menindaklanjuti keluhan konsumen tanpa
melakukan diskriminasi terhadap konsumen.
Melakukan promosi yang berkesinambungan secara sehat, fair, jujur, tidak
menyesatkan serta diterima oleh norma-norma masyarakat
Melakukan sertifikasi mutu melalui sistem manajemen mutu;
Melakukan perbaikan dibidang Operasi, sarana dan prasarana produk sesuai dengan
kemampuan Perusahaan;
Memberikan layanan purna jual yang sesuai

Insan POS INDONESIA bertindak sebagai konsumen dan marketer dengan memakai dan
memasarkan produk Perusahaan.

G. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN PESAING


POS INDONESIA menempatkan pesaing sebagai pemacu peningkatan diri dan introspeksi
dengan cara :

1.
2.

Melakukan market research dan market intelligent untuk mengetahui posisi pesaing.
Melakukan persaingan yang sehat dengan mengedepankan keunggulan produk dan layanan
yang bermutu.

H.
I. ETIKA PERUSAHAAN
JASA/REKANAN
1.

DENGAN

PENYEDIA

BARANG

DAN

Perusahaan bertindak adil dengan memberikan kesempatan yang sama pada seluruh rekanan
yang memiliki kualifikasi yang sama tanpa diskriminasi. Pertimbangan pemberian pekerjaan
didasarkan atas kriteria yang antara lain meliputi:
Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial dalam bidang
usaha yang dapat dibuktikan dengan kualifikasi yang dikeluarkan asosiasi yang
bersangkutan.
Memiliki sumber daya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Memiliki track record yang memadai, tidak pernah membuat pernyataan yang tidak
benar tentang kualifikasi yang dimilikinya.
Kerja sama yang saling menguntungkan.
2.

Perusahaan menciptakan iklim kompetisi yang adil (fair) dan transparan dalam pengadaan
barang dan jasa dengan cara :
Menetapkan penyedia barang dan jasa berdasarkan kepada kemampuan dan
prestasi.
Melaksanakan pembayaran kepada penyedia barang dan jasa dengan tepat waktu
dan tepat jumlah.
Menjatuhkan sanksi yang tegas terhadap penyedia barang dan jasa yang melakukan
pelanggaran.
Memelihara komunikasi yang baik dengan penyedia barang dan jasa termasuk
menindaklanjuti keluhan dan keberatan.
Memanfaatkan hubungan baik dengan penyedia barang dan jasa sebagai market
intelligent dan competitor intelligent.
Menerapkan teknologi pengadaan barang dan jasa terkini (misalnya eprocurement).

J.ETIKA PERUSAHAAN DALAM SISTEM PENGADAAN DAN KONTRAK


PEKERJAAN
1.
2.

Perusahaan menerapkan proses pengadaan sesuai standar Good Corporate Governance dengan
menjunjung prinsip-prinsip keterbukaan, efisiensi biaya, kompetitif, fairness sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perusahaan mematuhi etika proses pengadaan dalam pengadaan barang dan jasa antara lain :
Melaksanakan tugas pengadaan barang dan jasa dengan tertib dan disertai tanggung
jawab.
Bekerja secara profesional, mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan
dokumen pengadaan barang dan jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa.

Tidak mencampuri tugas dan kewenangan yang diberikan kepada petugas


pengadaan baik langsung maupun tidak langsung.
3.

Kontrak Pekerjaan antara Perusahaan dengan rekanan memuat kesanggupan rekanan untuk
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati, dan hak rekanan
mendapatkan seluruh haknya berdasar kewajiban yang telah dilaksanakan sesuai yang
disepakati dalam kontrak serta sanksi atas tidak dipenuhinya kewajiban masing-masing.

K. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN MITRA KERJA


POS INDONESIA meningkatkan iklim saling percaya, menghargai dan memupuk
kebersamaan dengan mitra kerja sesuai dengan kaidah-kaidah bisnis yang berlaku dengan
cara :

1.
2.
3.

Membuat perjanjian kerja yang berimbang dan saling menguntungkan dengan mitra kerja dan
tidak melanggar aturan dan prosedur.
Mengutamakan pencapaian hasil optimal sesuai standar yang berlaku dan terbaik.
Membangun komunikasi secara intensif dengan mitra kerja untuk mencari solusi yang terbaik
dalam rangka peningkatan kinerja.

L. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN KREDITUR/INVESTOR


POS INDONESIA menerima pinjaman/penanaman modal hanya ditujukan untuk kepentingan
bisnis dan peningkatan nilai tambah Perusahaan dengan cara :

1.
2.
3.
4.
5.

Menyediakan informasi yang aktual dan prospektif bagi calon kreditur/investor.


Memilih kreditur/investor berdasarkan aspek kredibilitas dan bonafiditas yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Menerima pinjaman/penanaman modal yang diikat melalui perjanjian yang sah dengan klausul
perjanjian yang mengedepankan prinsip kewajaran (fairness).
Memberikan informasi secara terbuka tentang penggunaan dana untuk meningkatkan
kepercayaan kreditur/investor.
Menjajaki peluang bisnis dengan kreditur untuk meningkatkan pertumbuhan Perusahaan.

M. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN PEMERINTAH


POS INDONESIA berkomitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku dengan cara :

1.
2.

Membina hubungan dan komunikasi yang baik dengan Pemerintah Pusat dan Daerah.
Menerapkan standar terbaik (best practices) dengan memperhatikan peraturan yang berlaku
mengenai kualitas produk, kesehatan, keselamatan, lingkungan dan pelayanan.

N.
O. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN MASYARAKAT
1.

2.

Perusahaan sangat menyadari bahwa di mana pun Perusahaan beroperasi selalu berhubungan
dengan masyarakat sekitar yang memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu
Perusahaan mempunyai komitmen bahwa hubungan baik serta pengembangan masyarakat
sekitar merupakan landasan pokok bagi keberhasilan jangka panjang Perusahaan.
Dalam hubungan dan kemitraan dengan masyarakat sekitar, Perusahaan akan senantiasa
menerapkan berbagai prinsip antara lain :
Beradaptasi dengan perkembangan nilai-nilai budaya luhur masyarakat sekitar.
Berpartisipasi aktif dalam membantu pengembangan masyarakat sebagai rasa
tanggung jawab sosial Perusahaan.

3.

Perusahaan melaksanakan program sosial dan kemasyarakatan untuk memberdayakan potensi


masyarakat sekitar dan meningkatkan kualitas hidup serta dapat bersinergi dengan programprogram Pemerintah terkait, dengan cara :
Mensosialisasikan kepada masyarakat tentang program sosial dan kemasyarakatan
serta kebijakan-kebijakan yang relevan.
Memberi kesempatan kepada masyarakat yang ingin mengetahui kegiatan-kegiatan
Perusahaan dalam batas tertentu dan untuk mempromosikan produk setempat dalam acaraacara Perusahaan.
Mengoptimalkan penyaluran program-program bantuan Perusahaan kepada
masyarakat.
Melarang pekerja memberikan janji-janji kepada masyarakat di luar
kewenangannya.
Tidak melakukan tindakan-tindakan yang mengarah kepada diskriminasi
masyarakat berdasar suku, agama, ras dan antar golongan.

P. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN MEDIA MASSA


POS INDONESIA menjadikan media massa sebagai mitra dan alat promosi untuk
membangun citra yang baik dengan :

1.
2.

Memberikan informasi yang relevan dan berimbang kepada media massa.


Menerima dan menindaklanjuti kritik-kritik membangun yang disampaikan melalui media

3.

massa, namun tetap memperhatikan aspek risiko dan biaya.


Mengundang media massa untuk mengekspose berita tentang Perusahaan.

M. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


1.
2.

Perusahaan menjalankan operasional dengan mematuhi hukum maupun praktek standar industri
yang berlaku serta kebijakan dan standar sistem manajemen lingkungan dalam rangka
perhatiannya terhadap perlindungan kelestarian lingkungan.
Perusahaan selalu mengevaluasi kebijakan tentang lingkungan. Dalam menjalankan pekerjaan
setiap Karyawan melakukan identifikasi, kontrol dan menghindari atau meminimalkan
penggunaan bahan-bahan yang memberikan dampak negatif pada lingkungan serta
mengurangi limbah. Sistem manajemen lingkungan akan dilakukan peningkatan secara
berkelanjutan.

N. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN ORGANISASI PROFESI


POS INDONESIA menjalin kerjasama yang baik dan berkelanjutan dengan organisasi profesi
untuk memperoleh informasi perkembangan bisnis, mendapatkan peluang bisnis dan
menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan :

1.
2.

Menerapkan standar-standar yang ditetapkan organisasi profesi.


Memberikan perlakuan yang setara terhadap organisasi profesi.

M. STANDAR TATA PERILAKU


A. ETIKA KERJA SESAMA INSAN POS INDONESIA
Etika kerja antar sesama insan POS INDONESIA dilandasi dengan :

Bekerja profesional dan sadar biaya untuk menghasilkan kinerja yang optimal.

Jujur, sopan dan tertib.

Saling menghargai, terbuka menerima kritik dan saran serta menyelesaikan masalah
dengan musyawarah mufakat.

Saling membantu, memotivasi dan bekerja sama dalam menyelesaikan tugas.

Mengkomunikasikan setiap ide baru dan saling mentransfer pengetahuan dan


kemampuan.

Mengambil inisiatif dan mengembangkan kompetensi dalam melaksanakan tugas.

Berani mendiskusikan kebijakan yang kurang tepat untuk melakukan koreksi yang
konstruktif secara santun.

Menghargai perbedaan gender, suku, agama, ras dan antar golongan.

B. ETIKA KERJA ANTARA ATASAN DENGAN BAWAHAN


Setiap atasan maupun bawahan wajib untuk melaksanakan standar tata perilaku dalam
menjaga hubungan baik antara atasan dan bawahan yang diatur sebagai berikut :

Setiap atasan harus bisa menjadi panutan, pengarah, motivator, pembimbing dan
pengawas bagi
bawahannya.

bawahannya

serta

bertanggung

jawab

atas

perilaku

dan

kinerja

Setiap atasan harus memperhatikan bawahannya untuk selalu meningkatkan


keteramplan, ahlak, intelektualitas/pengetahuan, etika dan perbaikan secara terus menerus
(continuous improvement)

Setiap

bawahan

secara

aktif

harus

senantiasa

mengembangkan

diri

dan

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan mengindahkan petunjuk, arahan, serta
bimbingan atasannya.

Setiap atasan dan bawahan harus senantiasa saling menerima, menghormati,


menghargai,mengingatkan dan membina kerjasama yang efektif, didasari dengan ketulusan
hati dan itikad baik.

Setiap atasan dan bawahan harus senantiasa membangun hubungan komunikasi


yang terbuka, efektif dan lancar.

Setiap atasan dan bawahan harus senantiasa menciptakan suasana kerja yang sehat
dan kondusif dalam lingkungan yang selalu bersih, indah dan rapih.

C.
D. MENJAGA KERAHASIAAN DATA DAN INFORMASI PERUSAHAAN
1.

Data Perusahaan dan Kerahasiaan Informas.


Setiap pejabat yang mempunyai kewenangan harus menyampaikan informasi yang
relevan kepada auditor dan bekerjasama sepenuhnya dengan auditor internal dan auditor
eksternal dalam proses audit kepatuhan atau penyidikan lainnya.
Perusahaan memiliki kebijakan untuk melarang setiap anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, Auditor Internal, Auditor Eksternal, Komite di bawah Dewan Komisaris

dan pekerja untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia mengenai Perusahaan
atau pelanggan ke luar Perusahaan baik selama masa kerja atau sesudahnya. Mengingat
bahwa pengungkapan informasi rahasia tersebut akan merugikan Perusahaan atau
pelanggan dan memberikan keuntungan kepada pihak lain, maka pengungkapan pemberian
informasi rahasia menurut keperluannya harus melalui persetujuan dari Direksi.
Perusahaan juga bekerja dengan data khusus milik pemberi pekerjaan, rekanan dan
mitra usaha patungan. Hal ini merupakan kepercayaan yang sangat penting dan harus
dijaga oleh Perusahaan. Oleh karena itu tidak seorang pun boleh mengungkapkan
informasi rahasia tersebut kepada pihak luar tanpa persetujuan Direksi, atau tidak seorang
pun boleh mengungkapkan informasi rahasia tersebut kepada yang lain kecuali diwajibkan
oleh hukum.
2.

Keterbukaan Informasi.
Perusahaan akan mengungkapkan informasi penting yang relevan dalam Laporan
kepada pihak-pihak yang berwenang (Laporan Tahunan, Laporan Berkala dan lainlain) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tepat waktu,
akurat, jelas dan objektif.
Perusahaan akan selalu berusaha untuk mempelopori dan mengambil inisiatif
dalam pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan penting bagi pengambilan
keputusan baik pengungkapan yang bersifat wajib maupun yang bersifat sukarela.
Pengungkapan informasi tersebut, dilakukan melalui Laporan Tahunan maupun media lain
yang dianggap perlu.
Di samping informasi sebagaimana disyaratkan oleh peraturan perundangundangan yang berlaku (neraca, laba rugi, arus kas, perubahan modal dll), Perusahaan juga
mengungkapkan berbagai informasi penting dalam Laporan Tahunan meliputi :

Tujuan, sasaran usaha dan strategi Perusahaan selama tidak merugikan


kepentingan Perusahaan.
Penilaian oleh Komite Audit, Auditor Eksternal, dan lembaga
pemeringkat lainnya.
Riwayat hidup, gaji dan tunjangan anggota Komisaris, Direksi;
Riwayat hidup Eksekutif Kunci Perusahaan.
Jumlah rapat Komisaris dan Direksi beserta tingkat kehadirannya.

Sistem pemberian honorarium bagi Auditor Eksternal.


Sistem penggajian dan pemberian tunjangan bagi anggota Komisaris,
Direksi.
Faktor risiko yang material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian
manajemen atas iklim berusaha dan faktor risiko.
Informasi material mengenai pekerja dan pihak yang berkepentingan.
10.

Klaim menyangkut nilai yang material yang diajukan oleh Perusahaan


atau terhadap Perusahaan, serta perkara yang substansial yang ada di badan
peradilan atau badan arbitrase yang melibatkan Perusahaan.

11.

Benturan kepentingan yang mungkin akan terjadi dan/atau yang sedang


berlangsung.

12.

Pelaksanaan Good Corporate Governance.

E. MENJAGA HARTA PERUSAHAAN


Insan POS INDONESIA mengoptimalkan penggunaan harta Perusahaan dengan cara :

1.
2.
3.

Bertanggung jawab atas pengelolaan harta Perusahaan dan menghindarkan penggunaannya di


luar kepentingan Perusahaan.
Mengamankan harta Perusahaan dari kerusakan dan kehilangan.
Melakukan penghematan pemakaian energi.

F. MENJAGA KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


PEKERJA
1.
2.

3.

Perusahaan senantiasa mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja. Perusahaan menyadari


bahwa pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja secara optimal sangat penting bagi
keberhasilan jangka panjang.
Perusahaan menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Oleh karena itu Perusahaan
akan selalu memastikan bahwa lokasi usaha serta fasilitas, sarana dan prasarana Perusahaan
lainnya, memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku berkenaan dengan
kesehatan dan keselamatan kerja.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pekerja diusahakan Perusahaan dengan cara antara lain :
Melaksanakan berbagai implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) sesuai dengan peraturan yang berlaku secara konsisten dalam
upaya memberikan perlindungan optimal pada pekerja dari hal-hal yang dapat mengancam

keselamatan dan kesehatan pekerja.


Mengupayakan perbaikan berkelanjutan atas berbagai infrastruktur yang berkaitan
dengan K3.
Memperoleh beberapa sertifikasi yang berhubungan dengan K3.
Menyertakan partisipasi pekerja sebagai bagian dari upaya peningkatan
pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja.

G. MENCATAT DATA DAN PELAPORAN


Insan POS INDONESIA mengelola data secara rapi, tertib, teliti, akurat dan tepat waktu
dengan cara :

1.
2.
3.

Mencatat data dan menyusun laporan berdasarkan sumber yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Menyajikan laporan secara singkat, jelas, tepat, komunikatif untuk dipergunakan dalam
pengambilan keputusan dan sebagai umpan balik guna perbaikan kinerja.
Menyampaikan data dan laporan yang seharusnya disampaikan.

H. MENGHINDARI BENTURAN KEPENTINGAN DAN PENYALAHGUNAAN


JABATAN
1.

2.

Perusahaan mendefinisikan benturan kepentingan sebagai situasi di mana seseorang (anggota


Direksi atau pekerja) karena kedudukan atau wewenang yang dimiliki di Perusahaan
mempunyai kepentingan pribadi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas yang
diamanatkan oleh Perusahaan secara objektif. Benturan kepentingan tersebut menimbulkan
adanya pertentangan antara kepentingan ekonomis pribadi, kelompok atau keluarga dengan
kepentingan ekonomis Perusahaan. Dalam banyak kasus, seseorang tidak mungkin memenuhi
kedua kepentingan yang bertentangan tersebut tanpa melakukan kompromi pada satu atau yang
lain, dan oleh karena itu maka setiap benturan kepentingan harus diungkapkan kapan pun
terjadi.
Prinsip utama yang dianut oleh Perusahaan yang harus diikuti untuk mencegah terjadinya
benturan kepentingan dan implikasi lanjutan yang sering ditimbulkannya antara lain adalah:
Dewan Direksi harus mengungkapkan kepemilikan saham di perusahaan lain dalam
Daftar Khusus sebagaimana dipersyaratkan dalam perundang-undangan.
Dewan Direksi dan pekerja tidak memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi
atau untuk kepentingan orang lain atau pihak lain yang terkait.

Dewan Direksi dan pekerja harus menghindari setiap aktivitas luar dinas yang
dapat berpengaruh secara negatif terhadap independensi dan objektivitas pertimbangan
dalam pengambilan keputusan.
3.

Anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perusahaan apabila :


Terjadi perkara di Pengadilan antara Perusahaan dengan anggota Direksi yang
bersangkutan.
Anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan
Perusahaan.
Dalam hal terjadi sebagaimana dimaksud dalam point 3 diatas, yang berhak mewakkili
Perusahaan adalah :
Anggota Direksi lainnya yang tidak memiliki benturan kepentingan dengan
Perusahaan.
Dewan Komisaris dalam hal semua Direksi mempunyai benturan kepentingan
dengan Perusahaan.
Pihak-pihak yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi atau
Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan Perusahaan.

4.

5.

Direksi, dan pekerja dilarang berpartisipasi dalam setiap kegiatan pengadaan yang melibatkan
suatu Perusahaan di mana yang bersangkutan atau keluarga yang bersangkutan mempunyai
kepemilikan saham yang signifikan atau mempunyai kepentingan finansial atas transaksi
tersebut.
Perusahaan mendefinisikan berpartisipasi dalam proses pengadaan sebagai berikut:
Mengundang, memberikan persetujuan, atau membahas pekerjaan di masa
mendatang dengan kontraktor yang berkompetisi yaitu setiap entitas usaha yang
kemungkinan di masa mendatang dapat menjadi pemenang kontrak dari Perusahaan.
Meminta atau menerima uang, pemberian atau hal-hal lain yang bernilai, baik
secara langsung maupun tidak langsung dari kontraktor yang berkompetisi.
Berusaha untuk memperoleh atau mengungkapkan informasi yang terkait dengan
proses pengadaan tanpa hak dan bertentangan dengan kebijakan Perusahaan.

6.

Direksi dan pekerja dapat melakukan aktivitas lain di luar jam kerja, dengan syarat bahwa
aktivitas tersebut tidak mempunyai benturan kepentingan dengan kepentingan Perusahaan
dan/atau aktivitas tersebut tidak menurunkan kemampuan yang bersangkutan untuk memenuhi

7.

tugas yang telah diamanatkan.


Setiap Jajaran Perusahaan harus menjunjung tinggi standar kinerja tanpa terkecuali dan sedapat
mungkin bertindak objektif dan independen dalam segenap kegiatan sehari-hari.

I. KETERLIBATAN DALAM POLITIK


1.
2.

3.
4.
5.
6.

Perusahaan memiliki kebijakan yang mengharuskan Dewan Direksi, Manajemen dan pekerja
yang mewakili Perusahaan dalam setiap urusan Pemerintah dan politik, untuk patuh terhadap
peraturan perundang-undangan yang mengatur keterlibatan Perusahaan dalam urusan publik.
Perusahaan mengakui hak setiap orang untuk menyalurkan aspirasi politik sesuai dengan
keyakinannya. Oleh karena itu Perusahaan tidak memperbolehkan seorang pun melakukan
pemaksaan kepada orang lain sehingga membatasi hak individu yang bersangkutan untuk
menyalurkan aspirasi politiknya. Perusahaan memiliki kebijakan untuk meminta agar pekerja
yang aktif dalam partai politik dan/atau menjadi calon partai politik dalam pemilu untuk
mengundurkan diri dari Perusahaan sebagai mana ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Perusahaan melarang pemberian sumbangan untuk partai politik mana pun sebagaimana
ditetapkan oleh undang-undang.
Perusahaan melarang Dewan Direksi, Manajemen dan pekerja membawa, memperlihatkan,
memasang, serta mengedarkan simbol, gambar dan ornamen partai politik di lingkungan
Perusahaan.
Perusahaan melarang Dewan Direksi, Manajemen dan pekerja merangkap jabatan sebagai
pengurus partai politik dan/ atau anggota legislative.
Praktik yang diterapkan Perusahaan dalam kaitannya dengan keterlibatan dengan politik di
antaranya menyatakan Perusahaan tidak akan memberikan dana, aset, atau fasilitas Perusahaan
untuk kepentingan partai politik, seorang atau lebih calon anggota legislatif, eksekutif dan
yudikatif kecuali dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

J. MENGHINDARI PERNYATAAN PALSU, KLAIM PALSU DAN KONSPIRASI


1.

2.

3.

Setiap pihak di dalam Perusahaan, yang berkaitan dengan pekerjaan mulai penyiapan proposal,
negosiasi dan administrasi termasuk akuntansi untuk biaya dan kewajiban, kajian serta
penulisan laporan, harus menyadari pentingnya membuat pernyataan (lisan maupun tertulis)
yang akurat dan klaim yang benar kepada Direksi, Komisaris, Pemegang Saham, Pemerintah
maupun pihak lain.
Adanya kesengajaan dalam menyampaikan pernyataan atau klaim yang tidak benar atau yang
menyesatkan atau yang melibatkan adanya konspirasi dengan orang lain untuk merugikan
Perusahaan atau pihak lain dapat mengakibatkan dikenakannya hukuman administratif atau
bahkan tuntutan pidana bagi yang terlibat, baik Direksi dan Karyawan maupun pihak lain sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Praktik yang dikategorikan dalam Pernyataan Palsu antara lain:
Tindakan yang secara sadar dilakukan untuk melakukan rekayasa kejadian,
perbuatan yang direncanakan dengan sadar untuk mengelabui pihak-pihak tertentu dengan
maksud-maksud mengambil keuntungan pribadi atau kelompok.

Tindakan yang secara sadar dilakukan untuk membuat pernyataan yang


menyesatkan dan tidak benar dalam proses kajian, negosiasi, atau audit.
Tindakan yang secara sadar dilakukan untuk membuat laporan palsu dengan
maksud untuk melakukan penggelapan, misalnya menyembunyikan masalah teknis yang
serius atau tidak melaporkan adanya penundaan pada jadual kerja yang telah ditetapkan.
Tindakan yang secara sadar dilakukan untuk memalsukan dokumen.
4.

5.

Praktik yang dikategorikan dalam Klaim Palsu adalah tindakan yang secara sadar dilakukan
dalam upaya memasukkan tagihan atau permintaan pembayaran berdasarkan data yang
diketahui palsu. Penerapan atas kriteria ini termasuk data yang berkaitan dengan dokumen
pengiriman, tagihan rekanan atau sub-kontraktor, dan lain-lain yang merupakan dasar
untuk melakukan klaim.
Praktik yang dikategorikan dalam Konspirasi adalah tindakan yang secara sadar dilakukan
dalam upaya merencanakan dan melakukan kerjasama atau persekongkolan dengan pihakpihak tertentu untuk melakukan tindak kecurangan, penyelewengan dan pelanggaran hukum
dan/atau peraturan Perusahaan dengan maksud mengambil keuntungan pribadi atau kelompok.

K.
L.
MENERIMA
ENTERTAINMENT

HADIAH/CINDERAMATA/GRATIFIKASI

DAN

Insan POS INDONESIA tidak menerima hadiah/cinderamata/gratifikasi dalam bentuk apapun


yang berhubungan dengan jabatan dan pekerjaannya, kecuali menerima benda-benda
promosi yang mencantumkan logo/nama Perusahaan pemberi.

M. MEMBERI HADIAH/CINDERA MATA DAN ENTERTAINMENT


Insan POS INDONESIA dapat memberikan hadiah/cindera mata dan entertainment kepada
pihak lain dengan syarat:

Menunjang kepentingan Perusahaan.

Tidak dimaksudkan untuk menyuap.

Telah dianggarkan oleh Perusahaan.

Apabila hadiahcindera mata berupa benda maka harus mencantumkan logo/nama


POS INDONESIA.

N. PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN


(NARKOBA) DAN MINUMAN KERAS (MIRAS)

OBAT

TERLARANG

Insan POS INDONESIA bebas dari penyalahgunaan narkoba dan miras.

N. PENYUSUNAN PEDOMAN RISK MANAJEMEN


Proses penyusunan pedoman Risk Manajemen dimulai Bulan Juni 2006 dengan melakukan
assessment terbatas untuk bagian-bagian tertentu di Perusahaan.
Manajemen wajib menetapkan suatu sistem pengendalian yang efektif untuk mengamankan
asset dan investasi perusahaan. Dalam hal ini faktor penaksiran risiko yang meliputi proses
identifikasi, pengukuran dan penyusunan prioritas risiko sangat menentukan dalam
rancangan pengendalian yang diperlukan sehingga sesuai dengan respon yang diharapkan.
Untuk maksud tersebut, dokumentasi proses risk assessment menjadi penting bagi
perusahaan sehingga dapat dilakukan proses revieu secara periodik dan selanjutnya dapat
diketahui tingkat efektifitas sistem pengendalian yang dijalankan serta pengelolaan yang
tepat atas risiko yang dihadapi perusahaan.
Selanjutnya penentuan strategi yang tepat dalam rangka pencapaian visi dan misi
perusahaan menjadi hal yang sangat menentukan dalam merumuskan tujuan dan targettarget yang hendak dicapai. Dalam hal rencana kerja dan target-target operasi yang terlalu
optimistis tanpa suatu pengelolaan risiko dan rancangan pengendalian internal yang cukup,
tentu akan berdampak dalam pelaksanaannya yang pada gilirannya akan mempengaruhi
kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Oleh karena itu upaya yang perlu dilakukan dalam hal kebijakan dan pengendalian serta
pengelolaan risiko yang dijalankan, sehingga dapat diyakini apakah penetapan strategi dan
tujuan dalam rangka mencapai visi dan misi perusahaan telah dirumuskan secara benar dan
telah mempertimbangkan hasil penaksiran dan analisa risiko yang cukup serta telah
dirancang pengendalian dan pengawasan yang memadai.

SEJARAH PT POS INDONESIA (PERSERO)


JOOMLA
JOOMLA
WORDPRESS
WORDPRESS

Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan di
Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jendral G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26
Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk,
terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang
datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban
peran
dan
fungsi
pelayanan
kepada
publik.
Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos
Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan
untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang,
Cirebon dan Pekalongan.
Perubahan
Status
Pos
Indonesia
Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari Jawatan PTT (Post,
Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini
operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan
pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara
Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos
dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi
Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi
Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam
menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri.
Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan
Terbatas
dengan
nama
PT
Pos
Indonesia
(Persero).
Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan kreatifitasnya
dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan insfrastruktur
jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100
persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan
940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi,
komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki 3.700 Kantorpos online,
serta dilengkapi elektronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai
yang terhubung satu sama lain secara solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk
mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu
diidentifikasi dengan akurat.

SATUAN PENGAWASAN INTERN (SPI)

JOOMLA
JOOMLA
WORDPRESS
WORDPRESS
VISI
Menjadi penilai
perusahaan

profesional

bagi

kepentingan

manajemen

dalam

mencapai

tujuan

MISI
Membantu manajemen melalui kegiatan penilaian aktivitas perusahaan yang obyektif dan
tidak memihak, memberikan pelaporan secara lengkap, akurat dan tepat waktu sebagai
informasi kepada manajemen serta mengoptimalkan peran Compliance, Catalyst,
Consultant, Competence dan Colleague.]

STRATEGI

Merencanakan pemeriksaan yang meliputi tujuan dan lingkup pemerikasaan, mencari


informasi pendahuluan (background information) tentang kegiatan atau obyek yang akan
diperiksa, jumlah dan kompetensi personil yang diperlukan.

Mengembangkan Sistem Pengembangan Pengawasan yang efektif dengan biaya


yang wajar.

Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan.

Mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan dan membuktikan kebenaran


informasi untuk mendukung hasil pemeriksaan dan mengajukan saran-saran perbaikan.

Menidiskusikan berbagai kesimpulan dan rekomendasi dengan tingkat manajemen


yang tepat.

Melaporkan hasil pemeriksaan secara obyektif, jelas, singkat, konstruktif dan tepat
waktu.

Memonitor dan melakukan tindak lanjut (follow-up) untuk memastikan bahwa


terhadap temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakaukan tindakan yang tepat.

Menyelenggarakan adminsitrasi dan dukungan umum internal auditor group.

Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan SDM di internal auditor group.

Menyusun rencana kerja dan anggaran di unit kerjanya.

Mengendalikan sumber daya di internal auditor group.

PROGRAM KERJA
Pemerikasaan Rutin (RIKTIN), dilaksanakan secara rutin (tahunan) berdasarkan Program
Kerja Pengawasan Tahunan (PLPT). Pemeriksaan Khusus, untuk mendalami/mengklarifikasi
sesuatu permasalahan atas perintah Direktur Utama.

SERIKAT PEKERJA POS INDONESIA (SPPI)


WRITTEN BY SUPER USER ON 12 APRIL 2011. POSTED IN PROFIL PERUSAHAAN

JOOMLA
JOOMLA
WORDPRESS
WORDPRESS
GERBANG
21 Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan mundur dari jabatannya sebagai presiden
Republik Indonesia yang disampaikan di hadapan Mahkamah AgungRI dan disaksikan oleh
seluruh rakyat Indonesia. Pada saat itu pula jabatan diserahkan kepada B.J Habibie sebagai
Wakil Presiden menjabat sebagai PresidenRI. Hari-hari berikutnya Indonesia memasuki era
reformasi di bawah kepemimpinan B.J Habibie yang membuka kran kebebasan di segala
bidang termasuk didalamnya bidang ketenaga kerjaan.
Ratifikasi konvensi ILO No.87/1984 dengan KEPRES RI No. 83/1998 sebagai bukti aspirasi
serikat pekerja/buruh yang sekian lama dibungkam ditanggapi oleh pemerintah. Selanjutnya
dibuat Undang-undang no. 21 tahun 2000 tentang serikat pekerja/buruh yang selanjutnya
menjadi pedoman serikat pekerja/buruh.

DASAR PENDIRIAN SERIKAT PEKERJA POS INDONESIA


Gagasan pendirian Serikat Pekerja khususnya di lingkungan BUMN sudah ada sejak tahun
1998. Ketika itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 12/1998 tentang

Peraturan Pelaksanaan Perseroan Terbatas yang merupakan petunjuk pelaksanaan dari


Undang undang no. 1/1995. PP tersebut menyatakan bahwa perlu adanya Serikat Pekerja di
suatu BUMN (State Owned Enterprise) sebagai pengganti KORPRI. Pasal 38 menyebutkan :

Pegawai PERSERO merupakan pekerja PERSERO yang pengangkatan dan


pemberhentian, kedudukan, hak serta kewajiban ditetapkan berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan.
Selain itu produk hukum yang dijadikan landasan pendirian Serikat Pekerja Pos Indonesia
adalah :

KONVENSI ILO No. 87 / 1984 tentang Kebebasan berserikat dan perlindungan Hak
berorganisasi

KEPRES No. 83/1998 tentang Ratifikasi Konvensi ILONo. 87 / 1984.

Keputusan MUNAS V KORPRI tanggal 15 s/d 17 Februari 1999 yang menetapkan


bahwa keanggotaan BUMN dalam KORPRI bersifat stelsel aktif sehingga karyawan BUMN
dapat menentukan pilihan organisasi sesuai aspirasinya. Pada saat itu PT. Pos Indonesia
yang menghadiri Munas KORPRI tersebut secara tegas keluar dari keanggotaan KORPRI.

Instruksi Menteri Negara Pemberdayaan BUMN No. S-19/mSA-5/PBUMN tanggal 15


Maret 1999 tentang BUMN harus memfasilitasi pendirian Serikat Pekerja.

Keputusan Direksi No. 59/DIRUTPOS/1999 tanggal 12 Maret 1999 tentang Tim


Asistensi Pendirian Serikat Pekerja di lingkungan PT. Pos Indonesia.

Surat Sekper No. 32/Rhs/Prib/Sekper/99 anggal 30 Maret 1999 perihal Pendirian


Serikat di lingkungan PT. Pos Indonesia.

Pencatatan pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung No. 75/DPP.SPPI/ CTT/1/X/8/2001
tanggal 3 Agustus 2001.

Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 664/M/BW/2000 tanggal 19 Oktober 2000
Dengan dasar tersebut maka kemudian PT. Pos Indonesia merasakan adanya kebutuhan
akan organisasi pekerja di lingkungannya. Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya,
Denpasar, Makasar telah terbentuk namun belum terorganisir secara baik. Terbukti dengan
penamaan organisasi yang belum seragam ada yang menggunakan nama PEKAPOS,
SEKARPOS, SEGA POS dan lain sebagainya.
Fenomena yang menarik dalam dunia Serikat Pekerja adalah Solidaritas, terbukti Serikat
Pekerja Pos Jepang (ZENTEI) begitu mengetahui keberadaan Serikat Pekerja Pos Indonesia

(SPPI) telah berdiri tanpa diminta mereka memberikan bantuan berupa bantuan teknis
(Technical Assistance) tentang organisasi serikat pekerja berupa pelatihan dasar-dasar
Serikat Pekerja (Basic Training). Pelaksanaan tersebut bekerja sama dengan Federasi
Internasional Union Network Internasional (UNI) yang berpusat di Nyon Switzerland dan
Federasi Lokal Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia). Setelah itu pula tanggal
6 Juni 2000 dilaksanakan pula Joint Seminar antara Serikat Pekerja Pos Indonesia dengan
Serikat Pekerja Pos Jepang (ZENTEI).

VISI DAN MISI


Sebagai suatu organisasi, apalagi dengan skala dan jaringan yang sangat luas dan dengan
anggota yang mencapai 20.000 orang lebih sudah pasti masalah koordinasi menjadi sangat
penting dan strategis. Untuk memberikan arah dan tujuan organisasi ini maka pada
Rakernas yang diselenggarakan di Malang tanggal 16 s/d 19 Juli 2001 disusun VISI dan MISI
organisasi, yaitu :
VISI SPPI
menjadi organisasi pekerja yang efektif dan professional dalam memperjuangkan hak
dan kepentingan anggota di dalam tatanan kehidupan masyarakat pekerja nasional
dan internasional dengan semangat solidaritas, independent, demokratis, kesatuan,
tanggungjawab dan persamaan.
MISI, SPPI SELALU
1. Memperjuangkan hak dan kepentingan anggota.
2. Mensukseskan program-program organisasi dan perusahaan.
3. Mewakili anggota dalam hubungan bipartite dan tripartite.
4. Memberika layanan yang prima kepada masyarakat pengguna jasa pos.
5. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan masyarakat nasional dan internsional.

TUJUAN SPPI
1.

Berhimpun pada bersatunya pekerja PT. Pos Indonesia demi terwujudnya rasa
kesetiakawanan serta solidaritas di antara sesama pekerja.

2.

Tercapainya kehidupan dan penghidupan pekerja PT. Pos Indonesia yang layak sesuai
dengan kemanusiaan yang adil dan beradab dengan cara melindungi, membela dan

mempertahankan hak-hak dan kepentingan pekerja pada umumnya, khususnya Anggota


SPPI.
3.

Tercapainya dan terjaminnya kesejahteraan karyawan dan


memperjuangkan perbaikan nasib, syarat-syarat kerja dan kondisi kerja.

keluarga

serta

4.

Mantapnya Hubungan Industrial yang harmonis guna terwujudnya ketenangan kerja


dan ketenangan usaha demi meningkatkan produktifitas menuju terwujudnya taraf hidup
dan kesejahteraan karyawan serta keluarganya.

PENGORGANISASIAN
Bila ditilik dari segi usianya sejak berdiri 6 Juli tahun 2000, SPPI masih tergolong muda. Pada
awalnya SPPI bergerak hanya berbekal AD/ART dan Pokok-pokok Program Jangka Panjang
Organisasi yang telah diputuskan dalam MUNAS I. Penjabaran lebih lanjut dari AD/ART dan
Pokok-pokok Program Jangka Panjang sangatlah dibutuhkan. Meski memiliki keterbatasan
dalam perangkat peng-organisasian gerak organisasi masih bisa berjalan dengan baik. Para
pengurus disetiap tingkatan organisasi (DPC, DPW dan DPP) bahu-membahu menggerakan
organisasi agar berfungsi melalui sosialisasi, edukasi, konsolidasi, advokasi dan komunikasi.
Sosialisasi eksistensi (keberadaan) SPPI dilakukan baik ke dalam maupun ke luar. Ke dalam
SPPI terus mengajak karyawan untuk bergabung menjadi anggota SPPI. Rekrutasi
keanggotaan sebanyak mungkin diperlukan untuk meningkatkan posisi tawar SPPI dengan
Perusahaan. Selain merekrut anggota juga dilakukan pula perjuangan aspirasi karyawan
dalam bentuk tuntutan kepada Perusahaan untuk memperbaiki penghasilan karyawan yang
masih di bawah UMR dan kewajiban Perusahaan memberikan THR. Sejalan dengan itu juga
sudah muncul keinginan dari SPPI untuk membuat KKB (Kesepakatan Kerja Bersama)
sebagai pengganti Peraturan Perusahaan. Namun yang sangat menonjol adalah permintaan
perbaikan penghasilan. Ke luar SPPI menentukan pilihan untuk berafiliasi ke ASPEK Indonesia
dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan komunitas SP di dalam dan luar negeri.
Edukasi terhadap para pengurus dan anggota SPPI juga terus dilakukan. Karena faktor
historis dimana karyawan masih merasa takut untuk menjadi anggota dan pengurus SPPI
maka edukasi diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa kebebasan berserikat dan
perlindungan hak berorganisasi dijamin dengan Undang-undang. Oleh karena itu Basic
Training menjadi aktifitas pertama yang dilakukan SPPI sedangkan jenis edukasi lainnya
seperti advokasi, TOT, negosiasi dan lain-lain porsinya semakin ditingkatkan. Edukasi yang
dilakukan ini ternyata cukup signifikan mendorong tubuhnya organisasi SPPI baik dari segi
jumlah anggotanya maupun dari segi aktivitas organisasinya.

KEKUATAN, KETERBATASAN, PELUANG DAN RESIKO

DIMENSI

Kekuatan

Keterbata
san

Peluang

Resiko

URAIAN

IMPLIKASI ORGANISASI

Keanggotaan dan kepengurusan Riil sampai ke


bawah

Pemberdyaan dan efektivitas & efisiensi


pengorganisasian (local union atau UPT)

Jumlah anggota besar

Pendayagunaan angota

Perangkat organisasi memadai

Sosialisasi

Heterogen

Manajemen konflik dan komunikasi

Memiliki jejaring kerja Internasional

Keselarasan program dan keterampilan bahasa

Kompetensi pengurus belum merata

Pelatihan

Pendanaan internal organisasi kurang proposional

Proposional pendanaan internal

Kecukupan dana organisasi kurang memadai

Kemandirian keuangan organisasi

Komunikasi organisasi kurang real time

Isi dan cara komunikasi

Cakupan organisasi luas

Prioritas dalam penguatan organisasi (nasional)

Aturan operasional dari UU ketenagakerjaan belum


memadai

Kematangan dalam pola pikir dan tindakan


pengurus

Kontribusi SPPI dalam pembuatan kebijakan


Perusahaan

Soliditas organisasi dan kualitas pengurus

Akselerasi proses pembelajaran dari SP


Internasional

Pemanfaatan program kerjasama dan


penguatan budaya lokal

Tumbuhnya kesadaran pemerintah dan manajemen


Perusahaan akan arti pentingnya SP

Program yang konstruktif

Kemandirian keuangan organisasi yang tidak


memadai

Loyalitas individu dan konsolidasi organisasi

Jumlah anggota besar dan tersebar

Metoda respon organisasi yang real time

Pola kaderisasi

Kontinyuitas organisasi

Sampai disini jelaslah bagi kita, bagaimana organisasi SPPI dilahirkan dengan persiapan
yang tergolong cukup matang. Begitu pula pasca terbentuknya organisasi ini, ternyata

seluruh komponen khususnya para pengurus SPPI dengan segera mengembangkan dan
mengelola organisasi dengan baik dan dalam koridor yang tepat. Selain visi, tentu saja ada
hal yang bisa mendorong berlangsungnya organisasi sebagaimana mestinya, yakni militansi.
Dengan militansi, semua hambatan dan tantangan dihadapi dengan seksama. Walhasil
organisasi ini bisa eksis dan diperhitungkan banyak orang keberadaannya.

SASARAN DAN POKOK-POKOK PROGRAM SPPI


1. SASARAN
Bahan pencapaian tujuan SPPI dilakukan melalui pelaksanaan Kebijakan Pokok Program
secara bersungguh-sungguh dengan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai sasaransasaran sebagai berikut:

Mantapnya SPPI sebagai wadah organisasi karyawan PT. Pos Indonesia (Persero)
sebagai organisasi karyawan yang semakin dewasa, mandiri, mengakar, berkualitas
sehingga mampu memperjuangkan aspirasi dan hak-hak karyawan.

Mantapnya perkembangan organisasi SPPI di semua tingkatan.

Mantapnya Hubungan Industrial sebagai sarana untuk mewujudkan hak pekerja,


peningkatan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.

Tingginya, semangat kerja anggota SPPI.


Sasaran sebagaimana dimaksud di atas diusahakan untuk dicapai keberhasilannya melalui
kegiatan-kegiatan yang terencana, terarah, terkoordinasi terus menerus.

2. POKOK-POKOK PROGRAM

Program pembinaan wawasan ketenagakerjaan.

Program pembinaan dan Pengembangan Organisasi.

Program pendidikan dan Pelatihan.

Program peningkatan isi-isi Perjanjian Kerja Bersama.

Program pembinaan Hubungan Industrial dan Perlindungan Kerja.

Program pendanaan Organisasi.

Program pembinaan dan Pengembangan Wawasan Bisnis Perposan.

Program pembinaan Wawasan Kebangsaan dan Nasionalisme.

Program Pembinaan Jasmani dan Rohani.

Program pembinaan dan perlindungan hukum.

Program pengembangan ekonomi dan usaha.

3. SASARAN PELAKSANAAN PROGRAM


A. PROGRAM PEMBINAAN WAWASAN KETENAGAKERJAAN
Usaha-usaha dan kegiatan dari Program Pembinaan wawasan ketenagakerjaan, diutamakan
pada upaya meningkatkan wawasan masalah-masalah ketenagakerjaan, antara lain:

Usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan dari program pembinaan wawasan antara lain


mantapnya pemahaman ketenagakerjaan anggota SPPI, dengan menggalakkan pendidikan
dan pelatihan.

Mendorong agar seluruh perangkat organisasi SPPI di semua tingkatan, memiliki


kerangka yang sama tentang pentingnya wadah Serikat Pekerja.

B. PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI


Usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan
organisasi, antara lain:

dari

program

pembinaan

dan

pengembangan

Menggerakkan dan mengembangkan organisasi SPPI sampai ke tingkat DPC dengan


pengelolaan secara kreatif, dinamis dan efektif.

Penataan dan pendayagunaan struktur, personalia serta mekanisme kerja.

Fungsionalisasi kepengurusan organisasi dari tingkat Pengurus Pusat, Pengurus


Wilayah, dan Pengurus Cabang.

Penataan administrasi yang mampu mengembangkan program kerja.

Penataan administrasi yang mampu mengembangkan program kerja.

Penataan administrasi keanggotaan.

Penyediaan/penyempurnaan sarana organisasi.

Perlengkapan peralatan kesekretariatan Sistem Manajemen Organisasi.

Pemantapan dan Peningkatan Kaderisasi.

Pemantapan dan peningkatan kaderisasi menyentuh aspek-aspek pemahaman


kualitas ideologi wawasan kebangsaan, pembinaan watak kepemimpinan dan keterampilan.

Pemantapan dan pengembangan kerjasama organisasi pekerja sejenis yang bersifat


internasional.

C. PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


Usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan dari program pendidikan dan pelatihan, antara lain
ditujukan untuk:

Menata sistem penyelenggaraan program-program pendidikan/pelatihan, workshop,


seminar-seminar di bidang ketenagakerjaan.

Mengelola bahan-bahan materi atau buku diklat ketenagakerjaan, khususnya untuk


meningkatkan Sumber Daya Manusia di sektor Postal.

Menggalakkan dibentuknya Perpustakaan dan menerbitkan media organisasi.

Pendidikan

dan

pelatihan

yang

diadakan

oleh

SPPI

harus

tegas

dan

jelas

penjenjangannya.

Menyelenggarakan pelatihan dasar (Basic Training) tentang Serikat Pekerja.

Menggalakan pelatihan bidang advokasi (Advocacy Training).

Kepesertaan seseorang dalam Diklat tersebut merupakan salah satu pertimbangan


untuk menduduki jabatan di organisasi SPPI.

D. PROGRAM PEMASYARAKATAN PEMBENTUKAN KESEPAKATAN KERJA BERSAMA


Usaha-usaha dan kegiatan dari program pemasyarakatan pembentukan Kesepakatan Kerja
Bersama, antara lain:

Memperjuangkan semua hasil rekomendasi yang dihasilkan oleh sidang pleno Munas
II tahun 2003.

Memperjuangkan isi-isi PKB yang sampai saat ini belum terealisasi melalui
perundingan dengan manajemen.

E. PROGRAM PENDANAAN ORGANISASI


Usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan dari program pendanaan organisasi, antara lain
ditujukan untuk:

Untuk mendukung dana organisasi, perlu dibentuk Badan Usaha Produktif.

Membuka nomor rekening tersendiri untuk segala penerimaan/ pengeluaran uang


organisasi lewat jasa perbankan.

Guna menjamin kepastian iuran anggota diterima tepat waktu, sistem penyetoran
iuran akan dilakukan secara langsung melalui Giropos.

Penggunaan Dana Organisasi yang masuk, diatur sebagai berikut:

30% untuk konsolidasi

30% untuk Kaderisasi/Pendidikan

25% untuk Apresiasi

15% untuk kesekretariatan

Melakukan "Penggalangan Dana Satu Periode" SPPI (PDSP SPPI) untuk keperluan
biaya musyawarah cabang, musyawarah wilayah dan musyawarah nasional.

F. PROGRAM LAINNYA
Usaha-usaha dan kegiatan dari Program Pembinaan wawasan ketenagakerjaan, diutamakan
pada upaya meningkatkan wawasan masalah-masalah ketenagakerjaan, antara lain:

Pengajuan usulan pemberian tunjangan keluarga kepada seluruh karyawan.

Pengajuan usulan aturan kenaikan pangkat reguler kepada karyawan yang sudah
tujuh tahun dalam pangkatnya dan mengkaji aturan kepegawaiannya.

Pengajuan usulan penjualan sepeda motor eks dinas diprioritaskan kepada pengguna
yang bertalian, yang belum mendapatkan.

Membuat kajian pemberian klaim sumbangan kematian atas Iuran Dana Kematian.

Membuat

studi

kelayakan

Dana

Pensiun

dibandingkan dengan Asuransi Multiguna Sejahtera.

Lembaga

Keuangan

(DPLK)

untuk

Merencanakan

membentuk

Tim

Konseling

dalam

rangka

antisipasi

program

Rightsizing.

Berperan

serta

memberikan

masukan

kepada

manajemen

untuk

peluang

peningkatan pendapatan, antara lain penggarapan peluang pasar surat industri.

KONTRIBUSI SPPI TERHADAP PERUSAHAAN


MUNAS SEBAGAI AJANG EVALUASI
Waktu terus berlalu hingga akhirnya sampailah SPPI pada penyelenggaraan Musyawarah
Nasional II. Munas ini berlangsung pada 21-23 Juli 2003 di Yogyakarta. Sebagaimana
ditetapkan dalam AD/ART SPPI, Munas adalah pemegang kedaulatan dan kekuasaan
tertinggi di tingkat nasional. Munas diselenggarakan antara lain untuk (a) menetapkan dan
mengubah AD/ ART, (b) menilai laporan pertanggung jawaban DPP SPPI, (c) menetapkan
Visi, Misi dan Kebijakan Pokok Program SPPI, (d) menyusun dan menetapkan rekomendasirekomendasi, dan (e) memilih dan menetapkan Ketua Umum DPP SPPI.
Berdasarkan evaluasi terhadap kinerja DPP SPPI sebelumnya, maka Munas menetapkan
pokok-pokok program untuk periode kepengurusan berikutnya. Dalam kaitan itu dari Munas
II di Yogyakarta tersebut, disajikan pula berikut ini pokok-pokok program yang harus
dilaksanakan para pengurus periode berikutnya dibawah kepemimpinan Ketua Umum
terpilih.
Dari Yogyakarta antara lain dihasilkan Kebijakan Pokok Program Serikat Pekerja Pos
Indonesia Periode 2003-2007. Pokok Program SPPI tersebut dikutip secara lengkap disini
semata-mata untuk memperlihatkan sistematika pola pikir yang berkembang di lingkungan
SPPI. Menggali Militansi Merancang Eksistensi

PENUTUP
1.

Pelaksanaan program ini menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat Serikat Pekerja Pos
Indonesia yang dalam pelaksanaannya melibatkan seluruh jajaran organisasi anggota dan
segenap keluarga besar SPPI baik di Pusat maupun di Daerah.

2.

Pengurus Pusat Serikat Pekerja Pos Indonesia menetapkan penjabaran Program


Umum ini ke dalam bentuk Program Kerja Organisasi dan Petunjuk Pelaksanaannya yang
bersifat mengikat.

SERIKAT PEKERJA POS INDONESIA


REFORMASI (SPPI-R)
WRITTEN BY SUPER USER ON 20 MARCH 2011. POSTED IN PROFIL PERUSAHAAN

DEKLARASI
Atas

Berkat

Rahmat

Tuhan

Yang

Maha

Esa,

Pada hari ini Jumat, tanggal dua puluh empat bulan lima tahun dua ribu dua, bertempat di
Bandung, kami wakil pekerja yang hadir di Musyawarah Serikat pekerja Pos Indonesia
Reformasi , mendeklarasikan dan menyatakan hal-hal sebagai berikut :
PERTAMA
Pekerja PT.Pos Indonesia (Persero) menyatakan sikap untuk membentuk wadah
kebersamaan yang didasari dengan semangat persatuan dan kerukunan.
KEDUA
Mendirikan Serikat Pekerja Pos Indonesia Reformasi di PT.Pos Indonesia (Persero)
yang akan memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan anggota melalui kerja
keras dan cerdas guna meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan.
KETIGA
Serikat Pekerja Pos Indonesia Reformasi merupakan organisasi yang terbuka, mandiri,
bertanggung jawab, demokratis, bebas dan tidak berafiliasi dengan partai politik dan
organisasi kemasyarakatan.
KEEMPAT
Serikat Pekerja Pos Indonesia Reformasi merupakan mitra Perusahaan yang akan
menjalin hubungan industrial yang harmonis dan saling menghormati kewenangan
masing-masing pihak.
KELIMA
Serikat Pekerja Pos Indonesia Reformasi dalam menegakkan keadilan dan kebenaran
selalu mempertimbangkan peraturan perundangan yang berlaku dan peraturan
organisasi serta akan menggunakan cara-cara yang santun dan terhormat.
KEENAM

Kepengurusan SPPI Reformasi dipilih dari dan oleh anggota berdasarkan asas
musyawarah mufakat dan terbuka untuk semua anggota sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

BADAN AFILIASI
WRITTEN BY SUPER USER ON 15 MARCH 2011. POSTED IN PROFIL PERUSAHAAN

JOOMLA
JOOMLA
WORDPRESS
WORDPRESS
YAYASAN
DANA PENSIUN POS (DAPENPOS)
Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (Persero), Pendiri Dana Pensiun Pos Indonesia Nomor :
KD 53/Dirut/1204 tanggal 6 Desember 2004 tentang Peraturan Dana Pensiun Pos Indonesia
pada pasal 12 ayat (7) menyatakan bahwa salah satu tugas dan kewajiban Pengurus adalah
Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Dapenpos yang didalamnya juga memuat
Rencana Investasi Tahunan.
Rencana Kerja dan Anggaran Dapenpos tahun 2007 disusun dengan tetap berpedoman pada
Sasaran Pokok Dapenpos yaitu mempercepat pencapaian Rasio Kecukupan Dana lebih dari
100% serta memperhatikan visi dan misi Dapenpos maupun Arahan Investasi Dana Pensiun
Pos Indonesia yang dituangkan dalam Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) selaku
Pendiri Dapenpos No. KD.40/Dirut/0606.
VISI dan MISI
Visi
Menjadikan Dapenpos sebagai pengelola Program Pensiun Manfaat Pasti yang
profesional yang mampu memberikan kepuasan dan nilai tambah bagi Peserta,
Pendiri, Karyawan dan Mitra Kerja.
Misi

Mengelola pembayaran manfaat pensiun berkala tepat waktu, tepat jumlah dan tepat
penerima.

Mengelola dana yang berasal dari Peserta dan Pendiri dengan pertumbuhan yang
dinamis dalam upaya memperbaiki penghasilan Peserta dan meringankan kewajiban
Pendiri.

Turut serta membangun semangat kerja dan ikatan yang lestari diantara para
Peserta.

SASARAN POKOK
Pengelolaan Dana Pensiun Pos Indonesia berorientasi pada sasaran pokok, yaitu:
1.

2.

Mempercepat pencapaian dana terpenuhi (fully funded) dengan Rasio Kecukupan


Dana 100% atau lebih.
Penyempurnaan pengelolaan Dana Pensiun Pos Indonesia.

SASARAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUN 2007


Dalam upaya mencapai Sasaran Pokok tersebut di atas, dengan melihat kondisi makro dan
mikro ekonomi pada umumnya serta hasil evaluasi kinerja tahun 2006, maka ditetapkan
sasaran Rencana Kerja dan Anggaran tahun 2007 adalah:

Implementasi strategi investasi berupa pencapaian hasil investasi sebesar 12,93%.

Optimalisasi hasil usaha dan pemberdayaan unit usaha.

STRATEGI OPERASIONAL
Untuk mencapai sasaran Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2007 tersebut, maka
ditetapkan strategi operasional sebagai berikut:

Optimalisasi struktur portofolio investasi.

Peningkatan kualitas tata kelola dan kompetensi SDM.

Pembangunan dan pengembangan kesisteman Dapenpos.

POLITEKNIK POS INDONESIA (POLTEKPOS)


http://www.poltekpos.ac.id/
Globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat menuntut tersedianya tenaga ahli yang
terampil dan profesional dalam mengelola industri. Kebutuhan akan tenaga terampil dan
profesional tersebut merupakan tugas bagi semua pihak khususnya bagi dunia pendidikan
untuk memenuhinya. Meskipun secara kuantitatif cukup banyak lembaga yang bergerak di
dunia pendidikan, namun lembaga yang menyelenggarakan pendidikan di jalur profesional
relatif masih sangat kurang jika di bandingkan dengan kebutuhan dunia industri. Terlebih jika
dikaitkan dengan kualitas lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan di jalur
pendidikan profesional tersebut, masih sangat terbatas jumlah lembaga pendidikan mampu
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan kalangan industri.
Menyadari akan kebutuhan kalangan industri terhadap kebutuhan akan tenaga-tenaga
profesional yang begitu besar, minat masyarakat khususnya calon mahasiswa untuk
mengikuti jenjang pendidikan profesional juga cenderung meningkat. Peningkatan tersebut
dikarenakan masyarakat, meskipun pelan, mengalami perubahan pandangan terhadap
pendidikan yang berorientasi gelar ke pendidikan profesional. Indikasi dari tingginya minat
ini adalah jumlah calon mahasiswa yang melamar untuk menjadi mahasiswa ke jenjang
pendidikan profesional seperti Politeknik begitu besar sehingga banyak yang tidak
tertampung karena terbatasnya fasilitas yang ada. Oleh karenanya, tenaga terampil dan
profesional tersebut, khususnya di Indonesia, dirasakan masih sangat kurang.
Dengan memperhatikan perkembangan tersebut serta ketersediaan sarana maupun
prasarana yang dimiliki, PT Pos Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang bergerak
dalam industri perposan ikut tergerak untuk memberikan kontribusi pada dunia pendidikan.
Untuk mewujudkan sumbangsihnya bagi dunia pendidikan, maka didirikanlah Yayasan
Pendidikan Bhakti Pos Indonesia yang kegiatannya antara lain: menyelenggarakan
pendidikan, pelatihan dsb. Politeknik Pos Indonesia merupakan institusi yang pertama yang
didirikan oleh Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia pada tanggal 5 Juli 2001 berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 56/D/O/2001 Pemberian Ijin pendirian
Politeknik Pos Indonesia adalah pada jalur pendidikan Diploma III untuk jurusan Teknik
Informatika, Manajemen Informatika, Akuntansi, Pemasaran dan Logistik Bisnis.
Visi
Politeknik Pos Indonesia bertujuan menjadi sebuah penyelenggara pendidikan
terkemuka yang menghasilkan sumber daya manusia profesional yang
berketerampilan tinggi untuk solusi bisnis total. Politeknik Pos Indonesia membangun

kredibilitas dibidang Teknologi Postal dan Total Logistiknya melalui proses


pembelajaran yang berkualitas, pnenelitian terapan, dan pengabdian masyarakat.
Misi
1. Berkomitmen pada kualitas pendidikan untk menghasilkan para lulusan terbaik guna
mendukung industri postal dan logistik khususnya, dan industri pada umumnya.
2. Melaksanakan penelitian terapan dan pengembangan Teknologi Postal dan Total
Logistik untuk meningkatkan perkembangan ekonomi.
3. Berperan serta dalam pengembangan sosial dan ekonomi untuk mendukung
perusahaan perusahaan kecil dan menengah agar dapat bertahan dalam kompetisi
nasional.
Tujuan
1. Menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan atau profesional dalam pengembangan/penerapan ilmu pengetahuan,
teknologi dan atau seni.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan
atau seni, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan kesejahteraan umat manusia.
3. Menyelenggarakan berbagai jenis pelatihan jangka pendek untuk kepentingan
masyarakat maupun kalangan industri/usaha.

ANAK PERUSAHAAN
WRITTEN BY ADMIN PIOL ON 03 APRIL 2014. POSTED IN PROFIL PERUSAHAAN

PT POS LOGISTICS INDONESIA

klik untuk melihat

Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah membuat kompetisi dunia usaha menjadi semakin
ketat. Setiap entitas usaha dipacu untuk selalu melakukan inovasi agar dapat terus eksis dalam
persaingan. fokus pada core business activities untuk menciptakan keunggulan bersaing telah menjadi

keharusan. pemanfaatan sumber daya harus diarahkan kepada core business activities yang
memberikan nilai utilitas optimal bagi perusahaan.

Mencermati bahwa aktivitas logistik merupakan supporting business activities yang sangat penting bagi
penciptaan nilai tambah, maka PT Pos Indonesia (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang salah satu kompetensinya di bidang logistik membentuk sebuah anak perusahaan yang fokus
bergerak pada bidang bisnis logistik yaitu PT Pos Logistik Indonesia (Poslog). Poslog membantu entitas
usaha agar dapat berkonsentrasi pada aktivitas inti dengan menyediakan dukungan pada supporting
business activities khususnya di bidang logistik. Poslog bertujuan memberikan integrated services
solution atas permasalahan logistik yang meliputi warehousing, transporting dan freight forwarding
dengan berbasis pada konsep supply chain management ( scm ).

VISI
Menjadi perusahan jasa logistik terintegrasi, terluas, dan terbaik di Indonesia.

MISI

Mengelola bisnis logistik secara total didukung sumber daya manusia yang

profesional, sistem operasi yang efisien , serta pemanfaatan teknologi informasi yang tepat
guna;

Mengembangkan bisnis dengan mengutamakan jalinan kerjasama yang win-win


solution;

Membangun jaringan bisnis secara fokus dengan mempertimbangkan potensi bisnis:

Strenght ( kekuatan )
PT. Pos Indonesia berkomitmen untuk memberikan solusi terhadap
permasalahan fungsi logistik pelanggan, dengan kerangka kerja yang
bersinergi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Kepercayaan dan
kejujuran, saling menghargai, professional adalah budaya yang diterapkan
oleh PT. Pos Indonesia.

Strategi PT. Pos Indonesia terfokus pada penciptaan nilai tambah bagi
pelanggan melalui penurunan harga, peningkatan layanan, implementasi yang
lebih cepat dan fleksibel.
Management pada PT. Pos Indonesia adalah Management Unit Bisnis Total
LogistikStrategic diarahkan pada sebuah institusi yang dedicated dan fokus
dengan orientasi utama pada Total Solution kepada customer. Organisasi
akan dikelola sebagai strategic business unit ( SBU) PT Pos Indonesia yang
mengedepankan prinsip-prinsip pengelolaan bisnis secara professional.
Sumber daya yang dapat digunakan sepenuhnya sumber daya dan kekuatan
( comparative advantages) yang dimiliki oleh PT. Pos Indonesia ( Persero)
dengan keunggulan pada pengelolaan yang focus dan dedicated. Sumber daya
manusia yang dimiliki oleh Unit Bisnis Total Logistik adalah mereka yang
sudah terpilih ( selected people) yang telah mendapatkan berbagai pelatihan
dan benchmark di bidang Supply Chain Management, Integrated Logistics,
Freight, dan Warehousing. Pengalaman selama bertahun-tahun mengelola
bisnis pos dengan kompetensi pada saluran distribusi juga merupakan
kekuatan yang diyakini mampu memberikan nilai tambah. Kapasitas produksi
yang dimiliki selain gedung, tanah, dan kendaraan yang tersebar di seluruh
Indonesia juga diperkuat dengan koneksi virtual dan kesisteman jaringan
yang sangat kuat antar satu node dengan node lainnya yang hingga saat ini
mungkin sulit disamai oleh pihak manapun juga.
Jaringan layanan PT. Pos Indonesia adalah jaringan layanan yang berbasis
kepada pelanggan. Secara channel of distribution, maka jaringan meliputi
seluruh pelosok Indonesia yang meliputi tidak kurang dari 4.828 unit titik
layanan tetap ( gedung kantor) dan 39.434 titik simpul distribusi. Freight
Forwarding akan dibangun dengan system konsolidasi dengan jumlah main
hub sebanyak 4 buah yang terletak di Batam, Jakarta Tanjung Priuk , Jakarta
Sukarno-Hatta, dan Denpasar. Titik konsolidasi terletak di kota-kota Medan,
Batam, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogya, Solo, Surabaya, Makassar, dan
Denpasar.
Memberikan layanan jasa ogistik secara paripurna dan customized yang
senantiasa dapat diintegrasikan kepada klien meliputi:
1.
Integrated Logistics : Adalah sebuah konsep layanan Total Logistics
yang memungkinkan penanganan sebuah produk mulai dari hulu hingga hilir

( from tree to toilet) yang berbasis pada konsep supply chain management
( scm) . Konsep pelayanan ini memadukan tiga bidang bisnis logistic yaitu
warehousing, Freight Forwarding dan Transporting.
2.
Freight Forwarding : Adalah sebuah konsep pelayanan yang diberikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan ( consignee) mulai dari pengurusan
dokumen hingga penanganan pengiriman barang mereka.
3.
Transporting : Adalah suatu bentuk jasa trucking yang dibutuhkan
customer untuk memindahkan kiriman dari satu tempat ( pabrikasi) ke
distribution center ( DC) atau langsung ke retailer ( Point To Point) .
4.
Warehousing : Adalah jasa layanan Distribution Center yang di
dalamnya terdapat aktivitas Cross Docking, Inventory, Product Marking &
Labeling, Selected Manufacturing Activities dengan dukungan IT System yang
appropriate.
Kemitraan yang menjadi salah satu pilar key success factor akan di arahkan
pada penciptaan nilai tambah bagi customer. Kemitraan dengan pihak
eksternal akan dibangun dengan beberapa provider ( 3PL Logistics) yang
bonafide dengan prinsip win-win solution. Sedangkan kemitraan internal
akan dibangun dengan prinsip bundling services.
(www.indonetwork.co.id)
Weakness ( kelemahan )
Kurangnya iklan publikasi untuk informasi produk, karena kebanyakan
masyarakat Indonesia masih belum paham dengan cara kerja atau pun
mekanisme dari produk produk yang ada dalam PT POS INDONESIA
sehingga konsumen enggan dalam menggunakan produk yang telah ada.
Kebanyakan produk produk inovasi baru PT POS INDONESIA masih
digunakan oleh masyarakat menengah ke atas contohnya seperti mail online,
terbatasnya jaringan online di masyarakat itulah yang jadi hambatan karena
tidak semua orang memiliki jaringan internet.
Masyarakat Indonesia masih belum percaya dengan keamanan informasi di
Indonesia karena banyaknya problem dan tragedy yang terjadi belakangan ini
di dalam negeri. Oleh sebab itu meyakinkan dan memberikan keamanan

informasi produk produk PT POS INDONESIA adalah tugas utama agar


masyarakat kembali percaya dan tidak takut tentang hal hack system yang
sedang marak belakangan ini.
Opportunity ( peluang )
Jasa antaran lebih cepat dan terpercaya di dalam negeri atau secara terbatas
ke luar negeri melalui kerja sama dengan pemainpemain besar, seperti yang
dilakukan U.S. Postal Service dengan DHL dan FedEx.
Threat ( ancaman )
Teknologi informasi memang bisa menjadi enabler bagi kemajuan
perusahaan. Namun, di sisi lain, juga kerap membawa instabilitas terhadap
bisnis satu perusahaan. Maraknya penggunaan Internet dan mobile
phone yang mendorong komunikasi lisan melalui telepon atau tertulis (email dan SMS) yang berdampak pada bisnis jasa pengiriman pos.
Di luar itu, masih ada masalah lain yang menurutnya mengganggu kinerja
perusahaannya. Persepsi sebagai perusahaan negara, diakuinya, membuat
SDM menjadi kurang berjiwa kompetitif. Kemapanan status sebagai pegawai
BUMN dan pemain tunggal di bisnis jasa pengiriman surat dan logistik sangat
kuat di benak karyawan. Citra demikian berdampak negatif terhadap etos
kerja karyawan yang berjumlah hampir 26 ribu orang. Dalam mencari dan
menangkap berbagai peluang bisnis yang bisa menjadi sumber pendapatan
perusahaan, karyawan lebih banyak bersikap menunggu dibandingkan
menjemput bola. Tak heran jika jiwaentrepreneurship di sini tidak
berkembang dengan baik. Hal ini membuat PT. Pos Indonesia menjadi
tidak aware dan kurang sigap dalam mengantisipasi perkembangan dan
persaingan di bisnis sejenis.

Anda mungkin juga menyukai