Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

Dosen Pengampu : Rosalin Samihardjo, S.T., M.Kom

DISUSUN OLEH :
Danny Aulia Nur Muhamad 1119101008
Andandi 1119101010
Aldi Nurzaman 1119101014
Ramadhan Perdana 1119101037

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2021
A. Nama Organisasi dan Bidang Usaha
Diisi dengan nama organisasi tempat survey, alamat, no telpon, dan keterangan lainnya.
Jelaskan juga bergerak pada bidang usaha apa organisasi tersebut.
PT Pertamina Penjualan BBM
Lingkup usaha PERTAMINA terdiri atas sektor bisnis energi di hulu dan sektor hilir. Sektor
bisnis energi hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas, dan panas bumi yang
dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Kegiatan usaha ini dilakukan melalui
operasi sendiri oleh Perusahaan (own-operation) dan melalui kemitraan dalam bentuk
kerjasama secara JOB (Joint Operation Body), TAC (Technical Assistance Contract), dan
JOC (Joint Operating Contract). Bisnis di sektor hilir meliputi kegiatan pengolahan minyak
mentah (refinery), pemasaran dan niaga produk-produk hasil minyak dan petrokimia, dan
bisnis perkapalan terkait pendistribusian produk-produk Perusahaan. Produk-produk yang
dihasilkan oleh Perusahaan meliputi Bahan Bakar Minyak (BBM), Non BBM, LPG, LNG,
Petrokimia, dan Pelumas (Lube Base Oil).
Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usahanya di bidang Energi dan Petrokimia,
terbagi ke dalam dua sektor, yaitu Sektor Bisnis Hulu dan Hilir, dan kegiatan bisnis yang
dilakukan oleh Anak-anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan yang dimiliki oleh
PERTAMINA saat ini.

B. Sejarah Organisasi
PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Republik
Indonesia (state-owned oil company) yang dibentuk pada tanggal 10 Desember 1957 dengan
nama PT PERMINA. Padatahun 1961, perusahaan ini berganti nama menjadi PN PERMINA,
dan setelah digabung dengan PN PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN
PERTAMINA. Dengan diberlakukannya Undang Undang No. 8 Tahun 1971, nama
perusahaan menjadi PERTAMINA. Nama Perusahaan ini tetap digunakan pada waktu
PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi Perseroan Terbatas pada tanggal 17
September 2003, menjadi PT PERTAMINA (PERSERO).
Pendirian PT PERTAMINA (PERSERO) dikukuhkan berdasarkan akta Notaris Lanny Janis
Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia (HAM) melalui Surat Keputusan No.C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09
Oktober 2003
Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perseroan secara efektif dan
efisien dan memberikan kontribusi dalam peningkatan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat.
Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi berserta hasil olahan dan
turunannya.
2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat
pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTP) yang telah mencapai
tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik perseroan
3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan produk
lain yang dihasilkan dari kilang LNG.
4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha
sebagaimana dimaksud dalam huruf a,b,c diatas
Sejalan dengan UU Migas serta kebijakan lain terkait dengan BUMN dan Perseroan, maka
pada tahun 2006 pemerintah Republik Indonesia memberlakukan suatu kebijakan baru
tentang pola kompensasi pendistribusian BBM bersubsidi (dalam kaitan penugasan public
service obligation/PSO). Perubahan kebijakan tersebut adalah dari pola cost + fee menjadi
berdasarkan harga ke ekonomian plus margin.

C. Visi, Misi, dan Tujuan


Visi :
Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia"
Misi :
Menjalankan Usaha Minyak, Gas, Serta Energi Baru dan Terbarukan Secara Terintegrasi,
Berdasarkan Prinsip-Prinsip Komersial Yang Kuat
Tujuan 
Tujuan dari Perusahaan Persero ini adalah untuk mengusahakan keuntungan berdasarkan
prinsip pengelolaan perusahaan secara efektif dan efisien serta memberikan kontribusi dalam
meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
D. Struktur Organisasi Gambarkan

Dari Struktur Organisasi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:


a. Sekretaris membawahi: Kadiv Komunikasi, Legal Advisor, Kepala Biro Direksi,
Kadiv. Hub Kelembagaan.
b. Kepala Hukum Korporat membawahi: Manajer Kontrak & Pertimbangan Hukum,
Manajer Litigasi, Hukum Direktorat.
c. Kepala Bidang Usaha LNG membawahi: Manajer Pengembangan Pasar LNG,
Manajer Penjualan LNG, Manajer Transportasi LNG, Manajer Operasi Kilang LNG.
d. Kepala Satuan Pengawasan Intern membawahi: Kadiv. SPI Bidang Hulu, Kadiv. SPI
Bidang Pengolahan, Pemasaran & Niaga, Kadiv. SPI Bidang Korporat, Kadiv. SPI
Bidang Khusus, masing-masing Kadiv membawahi manajer terkait di bidangnya,
sementara untuk Manajer Pullahta dan Rensisdur bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Satuan Pengawasan Intern.
e. Direktur Hulu membawahi: Deputi Direktur Perencanaan dan Evaluasi, Deputi
Direktur Pengembangan Usaha serta General Manajer terkait kegiatan hulu,
sementara untuk Legal Consultan dan Sekretariat Direktorat Hulu bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Hulu.
f. Direktur Pengolahan membawahi: Kadiv Perencanaan, Kadiv Optimasi Kilang,
Manajer Penelitian & Laboratorium, Manajer Pusat Rekayasa dan Deputi Direktur
Operasi Pengolahan yang membawahi manajer terkait serta General Manajer Unit
Pengolahan 1 s/d 7.
g. Direktur Pemasaran dan Niaga membawahi: Deputi Direktur Perkapalan, Deputi
Direktur Distribusi, Deputi Direktur Pemasaran, dimana masing- masing Deputi
membawahi Vice President (VP) terkait, sementara untuk VP Layanan Umum, VP
Perencanaan Strategis & Bangus serta Kepala Perwakilan Asia Timur bertanggungn
jawab langsung kepada Direktur
Pemasaran dan Niaga. Masing-masing VP membawahi manajer terkait dan manajer
region.
h. Direktur Umum dan SDM membawahi: Deputi Direktur Pendayagunaan Aset &
Teknologi Informasi, dan Deputi Direktur Pengembangan SDM & Organisasi,
masing-masing Deputi membawahi General Manajer terkait.
i. Direktur Keuangan membawahi: Deputi Direktur Operasi Keuangan dan Deputi
Direktur Pendanaan & Management Resiko, yang masing-masing Deputi membawahi
Kadiv terkait, sementara untuk Manajer Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuangan.

E. Job Deskripsi
Direktur utama :
1. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang administrasi keuangan,
kepegawaian dan kesekretariatan.
2. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan.
3. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan
kekayaan perusahaan.
4. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air dari langganan.
5. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama.
6. Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung jawab kepada Direktur
Utama.
7. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif
8. Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya bekerjasama dengan MD atau
CEO)
9. Memimpin rapat umum, dalam hal: untuk memastikan pelaksanaan tata-tertib; keadilan dan
kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat; menyesuaikan alokasi waktu per
item masalah; menentukan urutan agenda; mengarahkan diskusi ke arah konsensus;
menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan
10. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar
11. Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari board dan subkomite,
sehingga tercapainya keselarasan dan efektivitas

Kepala satuan pengawasan internal :


1. Membuat strategi, kebijakan, serta rencana kegiatan pengawasan;
2. Memonitor pencapaian tujuan dan strategi pengawasan secara keseluruhan serta
melakukankajian secara berkala;
3. Memastikan sistem pengendalian internal Perusahaan berfungsi efektif termasuk melakukan
kegiatan yang dapat mencegah terjadinya penyimpangan serta melakukan assessment
terhadap sistem tersebut secara berkala;
4. Melaksanakan fungsi pengawasan pada seluruh aktivitas usaha yang meliputi antara
lainbidang akuntansi, keuangan, sumber daya manusia dan operasional;
5. Melakukan audit guna mendorong terciptanya kepatuhan baik pekerja maupun
manajemenPerusahaan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku;
6. Melakukan audit khusus (investigasi) untuk mengungkap kasus yang mempunyai indikasi
terjadinya penyalahgunaan wewenang, penggelapan, penyelewengan, dan kecurangan(fraud);
7. Memberikan saran-saran perbaikan yang diperlukan dan informasi yang obyektif
tentangkegiatan yang diaudit kepada semua tingkatan manajemen;
8. Memberikan konsultasi terhadap seluruh jajaran manajemen mengenai upaya
peningkatanefektivitas pengendalian intern, peningkatan efisiensi, manajemen risiko, dan
kegiatanlainnya terkait dengan peningkatan kinerja;
9. Mendukung penetapan GCG dilingkungan Perusahaan
10. Menyiapkan dukungan data, informasi dan analisis untuk Direksi dalam rangka penyampaian
laporan Direksi kepada Komisaris;
11. Melaporkan seluruh hasil kegiatan pengawasannya langsung kepada Direktur Utama
danmemberikan tembusan kepada Komisaris melalui Komite Audit.

Sekretaris Perseroan :
1. mempersiapkan penyelenggaraan RUPS;
2. menghadiri rapat Direksi dan rapat gabungan antara Komisaris dengan Direksi;
3. mengelola dan menyimpan dokumen yang terkait dengan kegiatan Perusahaan
meliputi dokumen RUPS, risalah rapat Direksi, risalah rapat gabungan antara Direksi
dengan Komisaris, dan dokumen-dokumen Perusahaan yang penting lainnya;
4. mencatat Daftar Khusus berkaitan dengan Direksi dan keluarganya serta Komisaris
dan keluarganya baik dalam Perusahan maupun afiliasinya yang mencakup
kepemilikan saham, hubungan bisnis, dan peranan lain yang menimbulkan benturan
kepentingan dengan kepentingan Perusahaan;
Kepala hukum korporat :
1. Memastikan seluruh rancangan, pembuatan dan pelaksanaan segala peraturan jasa kustodian
sentral: Peraturan operasional serta perjanjian-perjanjian resmi yang diterapkan Perusahaan
dilakukan sesuai dengan standar dan kaidah yang benar serta mengikuti peraturan
perundangan yang berlaku.
2. Memastikan Kesesuaian Peraturan dan Pengambilan keputusan : bahwa, dalam pengambilan
keputusan, penerapan kebijakan, penanganan kasus-kasus dengan para pelanggan, seluruh
Divisi di KSEI menerapkan ketentuan-ketentuan, prosedur dan peraturan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
3. Penanganan Penyelesaian Perselisihan Perusahaan : menangani penyelesaian perselisihan
KSEI dengan pihak ketiga dengan memastikan bahwa Perusahaan memegang kebenaran serta
memiliki kelengkapan dokumen-dokumen untuk penyelesaian perselisihan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
4. Berkoordinasi dalam pengelolaan dokumen-dokumen Peraturan :pengelolaan dokumen-
dokumen yang erat hubungannya dengan peraturan perundangan seperti peraturan dan
prosedur pengelolaan jasa kustodian sentral, perjanjian-perjanjian dengan para pemegang
rekening, serta bertanggung jawab dalam administrasi saham, daftar pemegang saham dan
dokumen-dokumen perusahaan yang lain
Kepala bidang usaha :
Tugas Kepala Bidang Usaha LNG adalah membawahi
1. Manajer Pengembangan Pasar LNG
2. Manajer Penjualan LNG
3. Manajer Transportasi LNG
4. Manajer Operasi Kilang LNG.
SVP perencanaan pengembangan bisnis dan transformasi :
memiliki wewenang untuk mengambil kebijakan yang bersifat strategis, mengarahkan, dan
bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilaksanakan di perusahaan, selain itu vice
president pun berperan dalam pertanggungjawabannya terhadap keberlangsunagan usaha dan
kepada owner perusahaan. Juga sebagai controler dan evaluator atas pengembangan
bisnis.Vice President juga bertugas untuk memelihara hubungan yang baik dengan karyawan
dan dengan aparat setempat serta masyarakat sekitar perusahaan. Vice president bisa
dikatakan memiliki peran yang penting untuk keberlangsungan perusahaan.
Direktur hulu :
Tugas Direktur Hulu membawahi
1. Deputi Direktur Perencanaan dan Evaluasi
2. Deputi Direktur Pengembangan Usaha serta General Manajer terkait kegiatan hulu
3. sementara untuk Legal Consultan dan Sekretariat Direktorat Hulu bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Hulu.

Direktur Pengolahan :
1. Memimpin semua kegiatan dan perencanaan mengenai pengolahan dan distribusi,
pemeliharaan sumber-sumber dan distribusi air
2. Menyetujui rencana kerja masing-masing bagian yang dibawahnya dan menetapkan dalam
bidangnya
3. Memberikan keputusan untuk menyelesaikan soal prinsipil dalam bidangnya
4. Perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan dari Bagian Produksi, Perawatan,
Transmisi & Distribusi, Perencanaan Teknik & Evaluasi
5. Persiapan perencanaan dan design pekerjaan yang akan dilaksanakan, penyusunan rencana
kerja dan pelaksanaannya
6. Pengawasan pelaksanaan konstruksi dan perbaikan perpipaan dibawah instansi lokal
7. Menyiapkan kontrak dengan pemborong /pelaksana pekerjaan, pengawasan pelaksanaannya
dan pemeriksaan dilapangan
8. Pengaturan dan pengawasan distribusi air, persetujuan pemasangan /penutupan sumber air
kelangganan
9. Mengusahakan agar semua kegiatan dibagian-bagian yang dibawahi berjalan lancar dan
mengusulkan penyesuaian terhadap kebijaksanaan perusahaan dalam bidang distribusi,
sambungan-sambungan baru dan sebagainya sesuai dengan perkembangan dan kemampuan
perusahaan
10. Memelihara hubungan baik dengan kalangan industri dan pembangunan, perusahaan swasta
dan Instansi Pemerintah Daerah dan Pusat, menghadiri pertemuan umum yang menyangkut
bidangnya
11. Melaksanakan fungsi-fungsi lain yang diberikan Direktur Utama
12. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan
13. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
Direktur Umum :
1. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang administrasi keuangan,
kepegawaian dan kesekretariatan.
2. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan.
3. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan
kekayaan perusahaan.
4. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air dari langganan.
5. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama.
6. Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung jawab kepada Direktur Utama
Direktur Pemasaran dan Niaga :
1. Melakukan perencanaan strategi pemasaran hasil produksi yang terpadu dan efisien dengan
memperhatikan sumber daya perusahaan.
2. Menyusun perencanaan program kerja untuk jangka pendek dan jangka panjang dalam
menunjang terlaksananya tujuan pemasaran.
3. Merencanakan dan menganggarkan biaya pemasaran / marketing seefisien mungkin dengan
koordinasi bersama atasan.
4. Melakukan perencanaan prosedur kerja yang efektif di Bagian Marketing sehingga dapat
mendukung perkembangan perusahaan.
5. Melakukan perencanaan pengembangan dan alokasi sumber daya manusia di bagiannya,
dengan melakukan koordinasi bersama Bagian lain yang terkait sehingga tercipta efisiensi
sumber daya

Direktur perencanaan profesi dan manajemen resiko :


untuk menangani aksi akuisisi bidang energi yang banyak dilakukan perusahaan agar bisa
terus mendukung ekspansi hulu hilir usaha dengan menganalisa manajemen resiko serta
mengembangkan rencana investasi. Adapun yang dilakukan PIMR adalah mengembangkan
strategi dan masterplan bisnis perusahaan untuk menjadi acuan sasaran kerja jangka pendek,
menengah dan panjang, serta mengkaji dan mengevaluasi rencana investasi dan portofolio
bisnis perusahaan sesuai dengan prinsip bisnis dan manajemen risiko dalam mendukung daya
saing dan kelangsungan bisnis perusahaan. Selain itu PIMR juga bertugas dalam
mengembangkan engineering dan teknologi melalui riset yang terintegrasi dengan masterplan
bisnis untuk mendukung daya saing dan kelangsungan bisnis perusahaan hingga mengelola
Quality, System, Knowldege & Integrated Loss Management untuk mendukung operasi dan
efisiensi perusahaan.
Direktur SDM :
1. Merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan strategi di bidang pengelolaan
dan pengembangan SDM (termasuk perekrutan dan pemilihan kebijakan / practices, disiplin,
keluhan, konseling, upah dan peryaratannya, kontrak-kontrak, pelatihan dan pengembangan,
perencanaan suksesi, moril dan motivasi, kultur dan pengembangan sikap dan moral kerja,
manajemen penimbangan prestasi dan hal seputar manajemen mutu – dan lain-lain
(ditambahakan selama masih relvean)
2. Menetapkan dan memelihara sistem yang sesuai untuk mengukur aspek penting dari
pengembangan HR
3. Memonitor, mengukur dan melaporkan tentang permasalahan, peluang, rencana
pengembangan yang berhubungan dengan SDM dan pencapaiannya dalam skala waktu dan
bentuk / format yang sudah disepakati.
4. Mengatur dan mengembangkan staf langsung (yang melakukan direct report kepadanya).
5. Mengelola dan mengendalikan pembelanjaan SDM per departemen sesuai anggarananggaran
yang disetujui
6. Bertindak sebagai penghubung (liaison) dengan para manajer functional / manajer department
yang lain agar memahami semua aspek-aspek penting dalam pengembangan SDM, dan untuk
memastikan mereka telah mendapatkan informasi yang tepat dan mencukupi tentang sasaran,
tujuan / obyektif dan pencapaianpencapaian dari pengembangan SDM.
7. Memelihara kesadaran dan pengetahuan tentang teori pengembangan HR yang sesuai zaman
dan metoda-metoda dan menyediakan penafsiran yang pantas untuk para direktur, para
manajer dan staf di dalam organisasi
8. Berperan untuk evaluasi dan pengembangan strategi pengelolaan SDM dan kinerja dalam
pengimplementasian strategi tersebut, dengan bekerja sama dengan tim eksekutif.
9. Memastikan setiap aktivitas mempunyai benang merah serta terintegrasikan dengan
persyaratan-persyaratan organisasi (organizational requirements) untuk bidang-bidang
manajemen mutu, kesehatan dan keselamatan kerja, syarat-syarat hukum, kebijakankebijakan
dan tugas umum kepedulian lingkungan.
10. Jika merupakan jabatan direktur formal, Melaksanakan tanggung-jawab dari seorang direktur
utama / Board of Director (BOD) menurut patokan-patokan etis dan hukum yang berlaku,
seperti yang tuangkan di dalam kebijakan direktur atau dokumen standar (lain) yang biasa
digunakan.
Direktur keuangan :
1. Menetapkan rencana pendapatan dan pengeluaran jangka panjang juga jangka
pendekberdasarkan anggaran yang telah disetujui dalam rapat Direktur Utama.
2. Mengawasi semua masalah yang menyangkut kelancaran penyediaan keungan dan semua
dana perusahaan.
3. Mengawasi pengalokasian dana–dana yang tersedia agar sesuai dengan taksiran kebutuhan,
serta mengambil keputusan dalam pemindahan dana–dana yang diperlukan

F. Prosedur dan Tata cara kerja


Ruang lingkup pengaduan/penyingkapan WBS berkaitan dengan kecurangan (fraud), antara
lain:
a. Korupsi
b. Suap
c. Konflik Kepentingan
d. Pencurian
e. Kecurangan atas laporan keuangan
a. Prosedur
1. Pelapor membuat pengaduan/penyingkapan dan mengirimkannya kepada Konsultan
WBS melalui sarana/media sebagai berikut:
a. Telephone : +62 21 3815909, 3815910 dan 3815911
b. Website : https://per minaclean.tipoffs.info/
c. Email : pertaminaclean@tipoffs.com.sg
d. Facs : +62 21 3815912
e. SMS/WA : +62 8118615000
f. Kotak Surat : Tip-Offs Anonymous Pertamina Clean,
PO BOX 2600 JKP 10026
g. Drop box Kantor Pusat Pertamina

2. Konsultan WBS menerima seluruh pengaduan/penyingkapan, mencatat dan


menuangkan ke dalam format standar yang menghasilkan.
a. Laporan penerimaan kontak.
b. Laporan sesuai kategori lingkup pengaduan/penyingkapan.
c. Laporan di luar kategori lingkup pengaduan/penyingkapan. d. Laporan
penyingkapan (disclosure report)

3. Konsultan WBS menyampaikan laporan penyingkapan (disclosure report) dalam format


web ke dalam e-room, yang dapat diakses secara online oleh Fungsi Compliance dan
Komisaris Utama dalam hal terlapor adalah Direktur utama
Untuk mengetahui dan memastikan bahwa pengaduannya diterima dan ditindaklanjuti
Pelapor setiap saat dapat menghubungi Konsultan WBS melalui sarana yang telah Pelapor
gunakan sebelumnya.

4. Dalam hal terlapor adalah Pekerja, Fungsi Compliance melakukan Pulbaket dan
membuat resumenya kemudian mempresentasikan kepada CCO. Berdasarkan hasil
presentasi tersebut, CCO memutuskan tindak lanjut:
a. Diteruskan kepada Fungsi terkait, jika pengaduan bukan termasuk
kecurangan (fraud) untuk selanjutnya laporan pengaduan dihentikan
penanganannya.
b. Jika pengaduan termasuk kecurangan:
 Dihentikan penanganannya, jika pengaduan tidak memenuhi unsur 3W
(what, where, dan when).
 Dihentikan penanganannya, jika waktu kejadian telah melampaui 5
(lima) tahun dari tanggal pengaduan.
 Dihentikan penanganannya, jika kesimpulan awal/klarifikasi tidak
mengandung unsur kebenaran.
Penelaahan
Disampaikan kepada Direktorat teknis terkait dan Direktorat SDM untuk pemberian
sanksinya jika kesimpulan penelaahan awal/klarifikasi mengandung unsur kebenaran.
Disampaikan kepada Fungsi Internal Audit untuk proses pendalaman setelah dilakukan
penelaahan awal oleh Fungsi Compliance dan mengandung unsur kebenaran
c. Dalam penghentian penanganan pengadua yang bersifat sensitif dan/atau
berdampak luas terhadap Perusahaan, CCO dapat meminta masukan dari
Komite Audit sebagai bahan pertimbangan untuk diputuskan oleh Direktur
Utama,
d. Fungsi Compliance dapat meminta bantuan namun tidak terbatas kepada
Fungsi Security, Bunker & Operation Compliance (BOC) dan Internal audit
dalam proses tindak lanjut laporan pengaduan.
e. Fungsi Compliance dapat bekerja sama dengan eksternal investigator jika
substansi pengaduan/penyingkapan terkait dengan citra/reputasi Perusahaan
dan/atau menimbulkan kerugian yang besar. f. CCO memonitor
pelaksanaan tindak lanjut hasil investigasi WBS yang dilakukan oleh
Fungsi terkait.
b. Work Flow

Work Flow yang yang dijalankan pada PT. PERTAMINA [PERSERO] ada 2, yaitu
usaha Hulu, dan usaha Hilir. Kegiatan usaha PERTAMINA Hulu meliputi eksplorasi dan
produksi minyak, gas, dan panas bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan
gas dilakukan di beberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Pengusahaan di dalam
negeri dikerjakan oleh PERTAMINA Hulu dan melalui kerjasama dengan mitra sedangkan
untuk pengusahaan di luar negeri dilakukan melalui aliansi strategis bersama dengan mitra.
Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi, kegiatan eksplorasi dan
produksi panas bumi masih dilakukan di dalam negeri. Untuk mendukung kegiatan intinya,
PERTAMINA Hulu juga memiliki usaha di bidang pemboran minyak dan gas.

c. Tata Kerja Organisasi

TKO disusun dan dilaksanakan dengan merujuk dokumen-dokumen yang ada dibawah ini :
1. Undang-Undang No.31 tahun 1999 dan telah diperbaharui dengan Undang-Undang
No.20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
2. Undang-Undang No.13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban yang
telah diubah menjadi Undang-undang No. 31 Tahun 2014.
3. Pedoman Sistem Pelaporan dan Pelanggaran-SPP (Whistleblowing System WBS),
Komite Nasional Kebijakan Governance, 2008 atau perubahannya.
4. Surat Keputusan Direktur Utama No.42/C00000/2017-S0 tentang Pedoman Perilaku
(Code of Conduct) PT Pertamina (Persero) atau perubahannya.
5. Surat Keputusan Direktur Utama No. 15/C00000/2012-S0 tanggal 13 April 2012
tentang Unit Pengendalian Gratifikasi, Pedoman Gratifikasi, Penolakan, Penerimaan,
Pemberian Hadiah/Cinderamata dan Hiburan (Entertainment), Penyampaian Laporan-
laporan Atas Program Kepatuhan.
Tata Cara Keselamatan dalam bekerja
di lkuti tips-tips keselamatan berikut ini apabila kalian bekerja pada SPBU:
1. Berikan perintah secara jelas dan dengarkan respon-respon yang timbul.
2. Pandu kendaraan secara hati-hati menuju pompa yang tepat, dengan berdiri pada sisi
jalan dan gunakan kedua belah tangan untuk memberikan petunjuk yang jelas.
3. Hati-hati terhadap Iubang pada jalan. Perhatikan konsumen apabila mereka keluar
dari kendaraannya dan pandulah mereka ke ruang tunggu bila mereka meninggalkan
kendaraanya.
4. Ada kemungkinan jalan licin jadi berjalanlah secara hati-hati dan bersihkan
tumpahan minyak sesegera mingkin.
5. Jangan mengisi BBM untuk kendaraan apabila mesin kendaraan dalam keadaan
menyala.
6. Jangan berdiri pada jalur kendaraan pada saat kendaraan memasuki dan
meninggalkan SPBU.
7. Jangan berdiri pada kursi, drum oli, kardus dan lain-lain. Gunakan selalu tangga.
8. Jangan menggunakan perhiasan.
9. Berhati-hatilah dalam menangani produk-produk kimiawi pada SPBU.
10. Ketahuilah dimana daftar Nomor Telpon Penting dan Nomor Telepon Darurat
diletakkan.
11. Bacalah rencana komunikasi keadaan bahaya dan diskusikan dengan manajer SPBU.
12. Kajilah material MSDS dan diskusikan dengan manajer SPBU. Ketahuilah
bagaimana membaca dan mengartikan informasi pertolongan pertama.

Anda mungkin juga menyukai