Anda di halaman 1dari 16

IDENTIFIKASI PERUSAHAAN PERTANIAN di PROVINSI

BENGKULU

Disusun Oleh:

Nama : WAHYUDIANFA PRATAMA (E1D020074)


ANANDA DELIA VITALOCA (E1D020065)
Kelas : B (AGB-221 B kurikulum 2017)
Mata Kuliah : Pengantar Agribisnis
Dosen : Ir. Bambang Sumantri, MS

LABORATORIUM SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
PERKEBUNAN NUSANTARA VII
A. Sejarah PTPN VII
PT Perkebunan Nusantara VII dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun
1996 tanggal 14 Februari 1996. Perusahaan BUMN ini merupakan penggabungan dari PT
Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero), Proyek Pengembangan PT Perkebunan
XI (Persero) di Kabupaten Lahat, dan Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) di
Provinsi Bengkulu.
Perusahaan-perusahaan perkebunan tersebut sebelumnya merupakan perkebunan
nasionalisasi dari Pemerintah Belanda, terutama eks PT Perkebunan X (Persero) dan PT
Perkebunan XXXI (Persero). PT Perkebunan X (Persero) semula adalah perusahaan perkebunan
milik Belanda yang beroperasi di wilayah Sumatra Selatan dan Lampung.
Melalui proses nasionalisasi, perusahaan tersebut diambil-alih oleh Pemerintah Indonesia
pada tahun 1957. Sementara itu PT Perkebunan XXXI (Persero) pada mulanya berawal dari
kebijakan Pemerintah Indonesia pada waktu itu untuk mengembangkan industri gula di luar Pulau
Jawa pada tahun 1978.
Perusahaan perkebunan ini awalnya merupakan proyek pengembangan PT Perkebunan
XXI-XXII (Persero) yang berkantor pusat di Surabaya. Pada tahun 1980, proyek pengembangan
ini ditetapkan menjadi badan usaha sendiri dengan nama PT Perkebunan XXXI (Persero) yang
berkantor pusat di Palembang.
Sementara itu Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) yang berkantor pusat
di Jakarta dan Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) yang berkantor pusat di
Surabaya merupakan proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang telah beroperasi sejak tahun
1980-an, tetapi karena rentang kendali yang terlalu jauh mengakibatkan rendahnya efisiensi
pengelolaan proyek serta kondisi topografi alam yang cukup berat mengakibatkan tingginya biaya
eksploitasi proyek sehingga proyek tersebut berjalan kurang optimal.
Pada tahun 2014 berdasarkan PP Nomor 72? Tahun 2014 tanggal 17 September 2014,
tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III maka PT Perkebunan Nusantara VII
(Persero) yang semula merupakan BUMN Perkebunan telah beralih menjadi PT Perkebunan
Nusantara VII yang tunduk sepenuhnya pada UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan Anggaran
Dasar perusahaan terakhir adalah mengenai Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No:S-433/MBU/06/2019 ; No:
DSPN/KPPS/33/VI/2019 tentang Perubahan Jenis Saham dan Perubahan Anggaran Dasar
Perseroan Terbatas PT Perkebunan Nusantara VII yang telah dituangkan melalui Notaris Nanda
Fauz Iwan dalam Akta Notaris No:16 tanggal 25 Juli 2019. Perubahan tersebut telah disahkan dan
diserahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat
Keputusan No.AHU-0056472.AH.01.02.2019 tanggal 23 Agustus 2019 Saat ini, wilayah kerja
Perseroan meliputi 3 (tiga) Provinsi yang terdiri atas 2 Kantor Perwakilan, 9 Unit di Provinsi
Lampung, 12 Unit di Provinsi Sumatera Selatan, dan 3 Unit di Provinsi Bengkulu. Sejak awal,
Perseroan didirikan untuk ambil bagian dalam melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan
Program Pemerintah di bidang ekonomi dan Pembangunan Nasional pada umumnya serta sub-
sektor perkebunan pada khususnya. Ini semua bertujuan untuk menjalankan usaha di bidang
agribisnis dan agroindustri, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk
menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan
keuntungan dalam rangka meningkatkan nilai Perseroan melalui prinsip-prinsip Perseroan
Terbatas.

B. Struktur Organisasi PTPN VII

Susunan Dewan Komisaris Komisaris Utama : Akhmaluddin Hasibuan


Komisaris Anggota : M. Saleh S. Ali
Komisaris Anggota : Hasanuddin Ibrahim
Komisaris Anggota : Harun Sulkam
Komisaris Anggota : Ahmad Anshori Mattjik
Komisaris Anggota : Razali Ishak
Susunan Direksi Direktur Utama : Boyke Budiono
Direktur Produksi : M. Natsir
Direktur SDMUmum : Budi Santoso
Direktur Keuangan : Agoes Rianto
Direktur Renbag dan Pemasara : Rafel Sibagariang
Berikut ini tugas dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi PTPN VII Persero :

1. Dewan Komisaris Dipilih oleh pemegang saham, bertugas mengawasi dan memberi petunjuk
kepada direktur dalam melaksanakan pengelolaan perusahaan.

2. Dewan Direksi Tugas dari dewan komisaris adalah :

• Memimpin dan mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan;


• Mengelola kekayaan perusahaan secara berdaya guna dan berhasil guna;
• Mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan;
• Mewakili perusahaan didalam dan diluar pengadilan;
• Memimpin, merencanakan dan mengkoordinir pelaksanaan tugas di bidangnya masing-
masing;
• Memberikan wewewang dan tanggungjawab kepada manajerkepala bagian manajer distrik
sesuai dengan kepentingan perusahaan;

3. Direktur Utama Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan umum perusahaan sebagaimana
ditetapkan dalam:

• Anggaran dasar;
• Rapat umum pemegang saham;
• Keputusan

petunjuk lainnya yang diberikan oleh Menteri BUMN dan bertanggungjawab kepada komisaris
dalam pengendalian perusahaan secara menyeluruh, menyiapkan atau menetapkan arah, strategi
dan kebijakan. Direktur Utama dalam perusahaan mempunyai tugas memimpin, merencanakan,
dan mengawasi tugas direktur bidang agar operasional perusahaan dapat berjalan secara teratur,
terarah, terkendali dan terpadu. Disamping itu direktur utama juga mempunyai tugas dan
tanggungjawab sebagai berikut :

• Menetapkan arah, strategi dan kebijakan perusahaan;


Menyiapkan rencana dan anggaran kerja tahunan perusahaan;
• Memberikan pengarahan serta menetapkan tugas, tanggungjawab, dan wewenang kepada
bawahannya;
• Mengangkat dan memberhentikan karyawan.
4. Direktur Produksi Bertanggung jawab atas :

• Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan pada seluruh kegiatan yang


menyangkut produksi dan investasi yang telah ditetapkan dalam rencana kerja dan anggran
perusahaan;
• Segala aktivitas yang menyangkut bidang pengolahan dan bidang teknik sehingga
mengahsilkan mutu dan kuantitas sebagaimana yang diharapkan;
• Hasil kerja seluruh unit usaha serta bagian-bagian yang terkait dengan aktivitas produksi
termasuk unit usaha plasma;
• Hal-hal yang terkait dengan biaya, baik investasi maupun eksploitasi termasuk
pengendalian harga pokok;
• Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh direktur utama.

5. Direktur SDM dan Umum Direktur SDM bertanggungjawab atas :

• Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan seluruh kegiatan pembinaan


SDM yang meliputi personalia, hubungan antar kerja, kesejahteraan karyawan, pendidikan
latihan, K3, dan hal-hal yang menyangkut bidang umum seperti keamanan, humas, hukum
dan pertanahan;
• Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang berkaitan dengan
kegiatan pembinaan pengusaha kecil dan menengah;
• Segala aktivitas unit usaha serta bagian yang terkait dengan SDM dan umum;
• Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh direktur utama.

6. Direktur Keuangan Bertanggungjawab atas :

• Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan seluruh kegiatan yang


menyangkut bidang akuntansi, keuangan dan anggaran perusahaan;
• Pengelolaan sumber dana dan penggunaan dana yang mendorong peningkatan
produktivitas dan pengendalian biaya;
• Kelancaran sistem informasi akuntansi;
• Wilayah kerja seluruh unit usaha serta begian-bagian yang terkait dengan bidang keuangan;
• Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh direktur utama.

7. Direktur Pemasaran Direktur pemasaran bertanggungjawab atas :

• Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan seluruh kegiatan pemasaran


yang meliputi penjualan produk, stok pengelolaan jadi distribusipenyaluran produk, serta
pengembangan produk dan promosi;
• Mengumpulkan informasi, menganalisa analisis pasar dan melakukan pengembangan
pasar;
• Mengendalikan biaya penjualan se-efesien mungkin dan mendapatkan harga jual yang
menguntungkan perusahaan;
• Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan barang;
• Pengembangan atas produk baru, sesuai dengan kebutuhanpasar;
• Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh direktur utama.

8. Bagian Satuan Pengawas Intern Tugas bagian satuan pengawas intern antara lain :

• Melaksanakan penilaian atas sistem pengendalian manajemen maupun pelaksanaannya


serta memberikan saran-saran perbaikan;
• Melaksanakan analisis terhadap kegiatan perusahaan dalam rangka meningkatkan efesiensi
kegiatan perusahaan dalam rangka meningkatkan efesiensi dan efektifitas pengolahan
perusahaan;
• Menyusun laporan hasil kegiatan pengawasan untuk disampaikan kepada direktur utama
disertai saran-saran perbaikan;
• Melakukan rapat koordinasi dengan bagian, distrik, dan unit dalam rangka pelaksanaan
tugas pokok.

9. Bagian Penelitian dan Pengembangan Tugas bagian penelitian dan pengembangan antara lain:

• Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan bagian pengembangan;


• Mengkoordinir penyelenggaraan menajemen perkantoran di bagian pengembangan;

10. Bagian Tanaman Tugas bagian tanaman antara lain :

• Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan bagian tanaman;


• Melaksanakan monitoring pencapaian produksi dari seluruh unit usaha;
• Menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang bidang tanaman.

11. Bagian Teknik Tugas bagian teknik antara lain :

• Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan bagian teknik;


• Mengurus perizinan penggunaan instalasi dan alat komunikasi;
• Mengkoordinir penyusunan pedoman RKAP bidang teknik dengan pertimbangan
efektifitas dan efesiensi perusahaan.

12. Bagian Pengolahan Tugas bagian pengolahan antara lain :

• Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan bagian pengelolahan;


• Mengkoordinir penyelenggaran manjemen perkantoran bagian pengolahan;
• Mengevaluasi kegiatan pengolahan produk perusahaan.

13. Bagian Sumber Daya Manusia Tugas bagian sumber daya manusia antara lain :

• Mengkoordinir dan merencanakan penyusunan pada jenjang jabatan dan penilaian prestasi
kerja karyawan;
• Menguapayakan peningkatan kesejahteraan karyawan;
• Menampung dan menyelesaikan keluhan karyawan yang merasa dirugikan haknya.

14. Bagian Umum Tugas bagian umum antara lain :

• Mengkoordinir pekerjaan bagian umum perusahaan;


• Mengelola dan menyalurkan dana untuk usaha kecil dan kemitraan.

15. Bagian Sekretariat Tugas bagian sekretariat antara lain :

• Mengelola arsip sentral surat dan dokumentasi perusahaan;


• Mangatur arus keluar dan masuk surat, dokumen dan paket;
• Mengkoordinir pelaksanaan tugas sekretaris direksi;
• Mengkoordinir penyelenggaraan manajemen perkantoran bagian sekretariat perusahaan;
• Mengurus penyediaan peralatan kerja dan alat tulis yang diperlukan bagian kantor direksi.

16. Bagian Akuntansi dan Keuangan

• Menyediakan data fakta dan informasi yang akurat tentang kegiatan sumber dana;
• Mengkoordinir kebijaksanaan operasional di bidang keuangan;
• Mengkoordinir pelaksanaan administrasi, aktiva, dan hutang piutang;
• Mengkoordinir pelaksanaan manajemen perkantoran bagian akuntansi;
• Menyelenggarakan kegiatan pengolahan data elektronik dan pengembangan system
informasi manajemen;
• Menyelenggarakan kegiatan pembukuan perusahaan.

17. Bagian Logistik Tugas bagian logistik antara lain :

• Mengkoordinir penyelenggaraan manajemen perkantoran bagian pengadaan;


• Mengkoordinir pengurusan fasilitas impor dan penyelesaian pengadaan barang investasi;
• Menilai kredibilitas rekanan pamasok barang dan jasa;
• Mengkoordinir penyusunan daftar harga dan jasa serta bahan baku.

18. Bagian Pemasaran Tugas bagian pemasaran antara lain :

• Mengkoordinir penyusunan strategi pemasaran dalam rangka pencapaian tujuan


perusahaan;
• Mengkoordinir penyusunan rencana pemasaran hasil produksi;
• Mengkoordinir persiapan dokumen-dokumen administrasi kegiatan pemasaran produksi.

Jumlah karyawan +25.000


C. Komposisi dan Kepemilikan Saham

D. Komoditas
PT Perkebunan Nusantara VII merupakan perusahaan agrobisnis yang bergerak dalam bidang
budidaya tanaman tahunan dan tanaman semusim, pengolahan hasil perkebunan, serta penjualan
dan pemasaran hasil produk yang meliputi CPO, Karet Spesifikasi Teknis (Technically-Spesified
Rubber / TSR), teh hitam, serta Gula Kristal Putih.
Sampai dengan tahun 2013, PT Perkebunan Nusantara VII memiliki 28 unit usaha yang
dikelompokkan kedalam 5 distrik yang tersebar di tiga provinsi, yaitu Lampung, Sumatra Selatan,
dan Bengkulu.
E. Luas Areal Usahanya

Total areal tanaman kelapa sawit tahun 2021 tercatat seluas 27.036 Ha. Yang terdiri dari areal
tanaman menghasilkan seluas 27.021 Ha dan areal tanaman belum menghasilkan seluas 15 Ha.

Total areal tanaman karet tahun 2021 tercatat seluas 24.689 Ha yang seluruhnya merupakan areal
tanaman menghasilkan
Total areal tanaman tebu sendiri (tebu giling) tahun 2021 tercatat seluas 17.882 Ha.

Total areal tanaman teh tahun 2021 tercatat seluas 1.523 Ha.
F. Perkembangan Produksinya

Produksi TBS kebun sendiri PTPN VII tahun 2021 mencapai 613.397 ton. Produksi CPO
(Minyak Sawit) sendiri PTPN VII tahun 2021 mencapai 126.663 ton dan inti sawit 26.248 ton.
PTPN VII memiliki 6 (enam) Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan total kapasitas olah
mencapai 260 ton TBS/Jam dan 2 (dua) Pabrik Inti Sawit (PIS) dengan total kapasitas olah
mencapai 150 ton PK/Jam. Produk hasil olah kelapa sawit PTPN VII meliputi minyak sawit (CPO)
dan minyak inti sawit (PKO)
Produksi karet kebun sendiri PTPN VII tahun 2021 mencapai 34.640 ton karet kering.
Produk hasil olah karet PTPN VII meliputi SIR 20, SIR 3L, SIR 3WF dan RSS.
PTPN VII memiliki 5 (lima) Pabrik SIR LG (SIR 20) dengan total kapasitas olah mencapai
225 ton KK/Hari; 2 (dua) Pabrik SIR HG (SIR 3L dan 3WF) dengan total kapasitas olah mencapai
50 ton KK/Hari; dan 5 (lima) Pabrik RSS dengan total kapasitas olah mencapai 45 ton KK/Hari
Produksi tebu PTPN VII tahun 2021 mencapai 980.842 ton dan produksi gula mencapai
66.352 ton. Produk hasil olah tebu PTPN VII meliputi Gula dan tetes (Molasses).
PTPN VII memiliki 2 (dua) Pabrik Gula yang berada di Provinsi Lampung dan Sumatera
Selatan dengan total kapasitas olah mencapai 12.500 TCD.

Produksi teh basah PTPN VII tahun 2021 mencapai 12.935 ton dan produksi teh kering
mencapai 3.124 ton. Produk hasil olah teh PTPN VII meliputi teh Orthodox dan CTC
PTPN VII memiliki 1 (satu) Pabrik Teh yang berada di wilayah Gunung Dempo, Kota
Pagar Alam dengan total kapasitas olah mencapai 80 ton PTS/Hari
G. Perkembangan Skala Usaha

a. Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasi


b. Laporan Posisi Keuangan Konsoldasi
c. Rasio Keuangan

Anda mungkin juga menyukai