Disusun oleh:
Hasil Pengamatan
No Sampel/Contoh
Hasil Uji Molisch Hasil Uji Fehling
1 Glukosa 2% Terbentuk lapisan warna Terjadi perubahan warna
coklat terang dari biru menjadi orange /
merah bata ( mengendap )
2 Fruktosa 2% Terbentuk lapisan warna _
coklat gelap
3 Sukrosa 2% Terbentuk lapisan warna Terjadi perubahan warna
coklat gelap dari biru menjadi coklat
( mengendap )
4 Amilum 2% Terbentuk lapisan warna Terjadi perubahan warna
coklat yang pekat dari biru menjadi hijau
( tidak mengendap )
5 Madu 5 % Terbentuk warna coklat _
pekat
Kesimpulan :
Praktikum karbohidrat dengan uji molisch digunakan untuk menunjukkan
sifat umum karbohidrat dan menunjukkan ada tidaknya kandungan karbohidrat
dalam larutan yang akan diuji. Hasil uji menunjukkan bahwa semua bahan yang
diuji memiliki kandungan karbohidrat. Sedangkan praktikum dengan
menggunakan uji fehling (fehling A dan fehling B) digunakan untuk menunjukkan
sifat khusus karbohidrat dengan adanya karbohidrat pereduksi. Hasil uji
menunjukkan madu merupakan gula yang dapat mereduksi larutan fehling dan
sebagai karbohidrat pereduksi.
4.2 Protein dan Asam Amino
Kesimpulan :
Pada praktikum ini judul percobaannya adalah tentang uji molekul kimia
hayati. Tujuan dari praktikum ini adalah supaya mahasiswa mampu menganalisis
sifat fisis dan kimia melkul karbohidrat, protein dan lemak, mahasiswa mampu
menghubungkan reaksi karbohidrat dan strukurnya, serta mahasiswa mampu
melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati. Uji molekul hayati yang
dilakukan di percobaan ini adalah menguji karbohidratdan protein.
Karbohidrat berasal dari bahasa Yunani yaitu “sakarida” atau
“sákcharon”, yang berarti gula. Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung
unsur-unsur karbon (C), hidrogen(H), dan oksigen(O). Karbohidrat memiliki
berbagai fungsi dalam tubuh yaitu sebagai bahan bakar, cadangan makanan, dan
materi pembangun. Karbohidrat dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan
yaitu monosakarida, disakarida (oligosakarida), dan polisakarida. Monosakarida
dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan
galaktosa dan contoh dari ketosa yaitu fruktosa. Disakarida (oligosakarida)
merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang
berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan molekul air. Contoh dari
disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa. Dan polisakarida merupakan
dimana di dalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana yang dihubungkan
dalam ikatan glikosida. Contoh dari polisakarida yaitu amilum, glikogen, dan
selulosa.
Sedangkan protein berasal dari bahasa Yunani yaitu “protos” yang berarti
yang paling utama. Protein adalah senyawa polipeptida yang dihasilkan dari
polimer asam-asam amino. Struktur molekul protein tersusun dari asam-asam
amino yang digabungkan oleh ikatan peptida. Ikatan peptida terbentuk jika gugus
amino (-NH2) dari satu asam amino bereaksi dengan gugus karboksil (- COOH)
dari asam amino berikutnya. Asam amino terdiri dari Carbon (C), hidrogen (H),
oksigen (O), dan nitrogen (N). Protein mempunyai empat struktur yaitu struktur
primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Beberapa fungsi protein bagi tubuh kita
yaitu: bahan enzim untuk mengkatalisis biokimia, protein sebagai cadangan
makanan, protein transport, protein kontraktil, dan protein pelindung.
Bidang karbohidrat sangat luas dapat disederhanakan melalui
pengelompokan kedalam tiga golongan yaitu monosakarida, polisakarida dan
disakarida. Protein adalah gabungan dari asam-asam amino melalui ikatan
pepetida. Pada percobaan ini yaitu uji molekul kimia hayati yang bertujuan agar
mahasiswa mampu menganalisis sifat fisis dan kimia molekul karbohidrat,
protein, lemak dan mahasiswa juga mampu menghubungkan reaksi karbohidrat
dan strukturnya serta dapat melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati.
Pada percobaan ini praktikan menggunakan alat dan bahan yang disarankan oleh
buku panduan praktikum. Alat yang digunakan oleh praktikan adalah botol
semprot, gelas piala 100 ml, gelas ukur 10 ml dan 25 ml, pipet tetes, erlenmeyer,
tabung reaksi + rak, penjepit tabung reaksi, pipet volume 5 ml, penangas air, gelas
piala serta kompor listrik / gas sedangkan bahan yang digunakan praktikan
adalah Reagnen ninhidrin, NaOH 10 M, a-naftol, Etanol, Aquades , Air bromin,
HNO3, Reagnen million, NaNO2 0,15 M, CuSO4, Glukosa , Fruktosa, Sukrosa,
Amilum, Madu, Reagen mollisch, H2SO4, Fehling A serta Fehling B. Pada
praktikum ini, praktikan melakukan enam percobaan yang dikerjakan berdasarkan
kelompok yang telah dibagikan dan setiap kelompok harus melakukan percobaan-
percobaan yang disarankan buku panduan praktikum.
Untuk uji karbohidrat sampel yang digunakan antara lain glukosa,
fruktosa, sukrosa, amilum, dan madu. Untuk pengujian karbohidrat ini dilakukan
dengan dua uji, yaitu uji molisch dan uji fehling. Sedangkan untuk uji protein
sampel yang digunakan antara lain putih telur, susu, ekstrak kaldu, dan larutan X.
Untuk pengujian protein ini di lakukan dengan 4 macam uji, yaitu uji biuret,
millon, xantoprotein, dan ninhidrin. Hasil yang didapat pada praktikum ini antara
lain:
Untuk uji karbohidrat:
1. Glukosa dengan uji molisch menghasilkan lapisan berwarna coklat terang,
dan dengan uji fehing menghasilkan warna dari sebelumnya biru menjadi
orange/merah bata. Fruktosa dengan uji molisch menghasilkan lapisan
berwarna coklat gelap.
2. Sukrosa dengan uji molisch menghasilkan lapisan warna coklat tidak terlalu
tampak, dan dengan uji fehling mengasilkan warna coklat.
3. Amilum dengan uji molisch menghasilkan warna coklat pekat, dan dengan uji
fehling terbentuk dua lapisan, berwarna hijau tosak (atas) dan berwarna biru
(bawah).
4. Madu dengan uji molisch menghasilkan warna coklat pekat.
Pada percobaan pertama yaitu uji karbohidrat dengan menggunakan uji
molisch. Praktikan menyediakan lima buah tabung reaksi yang bersih dan kering
dan kemudian pada masing-masing tabung reaksi praktikan menambahkan 2 ml
glukosa 2 % (tabung satu), 2 ml fruktosa 2 % (tabung dua), 2 ml sukrosa 2 %
(tabung tiga), 2 ml larutan kanji 2 % (tabung empat) serta 2 ml madu 50 %
(tabung lima). Pada masing-masing tabung, praktikan meneteskan kembali 2 tetes
reagen molisch yang kemudian ditetesi kembali 2 ml H2SO4 melalui dinding-
dinding tabung reaksi. Hasil uji molisch yang didapatkan adalah pada glukosa
(tabung satu) terbentuk lapisan warna coklat terang, pada fruktosa (tabung dua)
terbentuk lapisan warna coklat gelap, pada sukrosa (tabung tiga) terbentuk lapisan
warna coklat gelap, pada amium (tabung empat) terbentuk lapisan warna coklat
yang tidak terlalu tampak serta pada madu (tabung lima) terbentuk lapisan warna
coklat pekat.
Pada percobaan kedua yaitu uji karbohidrat dengan menggunakan uji
fehling. Praktikan mengambil satu buah tabung reaksi yang diisi dengan air suling
yang kemudia ditambahkan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml larutan fehling B
kedalam tabung reaksi lain. Tabung reaksi nomor satu dengan
nomor dua dicampur sehingga praktikan membagi larutan nomor 3 menjadi tiga
bagian (dalam tabung reaksi). Pada tabung reaksi yang sudah dibagi, praktikan
kembali menambah 2 ml glukosa 2 % (tabung satu), 2 ml sukrosa 10 % (tabung
dua) serta 2 ml amilum 2 % (tabung tiga). Setelah dilakukan penambahan,
praktikan segera memanaskan ketiga tabung reaksi di atas penangas air dengan
suhu sekitar 60 0C sekitar 10 menit. Hasil uji fehling yang didapatkan adalah pada
glukosa (tabung satu) terjadi perubahan warna dari yang semula biru menjadi
warna orange, pada sukrosa (tabung dua) terjadi perubahan warna menjadi coklat
sedangkan pada amilum (tabung tiga) terjadi dua lapisan, lapisan atas berwarna
hijau toska dan lapisan bawah berwarna biru. Dari percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa glukosa dan sukrosa merupakan karbohidrat yang
mengandung gula pereduksi.
Pada percobaan ketiga yaitu uji protein dan asam amino dengan
menggunakan reaksi biuret. Praktikan menyiapkan empat tabung reaksi yang
bersih dan kering yang kemudian meneteskan 2 ml putih telur + 5 tetes
CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M (tabung satu), 2 ml larutan susu + 5 tetes
CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M (tabung dua), 2 ml ekstrak madu + 5 tetes
CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M (tabung tiga) serta 2 ml larutan amilum + 5
tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M (tabung empat). Praktikan mengocok ke-
empat tabung reaksi yang sudah ditetesi tadi. Uji biuret yang didapat adalah pada
putih telur (tabung satu) terbentuk lapisan warna ungu tua, pada susu (tabung dua)
terbentuk lapisan warna ungu tua, pada ekstrak madu (tabung tiga) terbentuk
lapisan warna biru keunguan serta pada larutan X (tabung empat) terbentuk
lapisan warna coklat keunguan. Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa
putih telur dan susu mengandung lebih banyak protein dibandingkan dengan
ekstrak kaldu dan larutan X.
Pada percobaan keempat yaitu uji protein dan asam amino dengan
menggunakan reaksi millon. Praktikan menyiapkan empat tabung reaksi yang
bersih dan kering yang kemudian ke dalam masing-masing tabung rekasi,
praktikan memasukan 2 ml sampel seperti reaksi biuret di atas, pada tabung
reaksi yang telah dimasukkan ditambahkan kembali 5 tetes pereaksi
millon. Praktikan memanaskan tabung reaksi yang telah ditetesi di atas penangas
air selama 10 menit yang kemudian mendinginkan pada suhu kamar. Setelah
pendinginan selesai maka praktikan kembali menambahkan 5 tetes NaOH 0,15
M. Uji millon yang didapat adalah pada putih telur (tabung satu) terbentuk lapisan
warna ungu pekat, pada susu (tabung dua) terbentuk lapisan warna ungu muda,
pada ekstrak madu (tabung tiga) terbentuk lapisan warna bening sedikit keunguan
serta pada larutan X (tabung empat) terbentuk lapisan warna coklat keunguan.
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa semua sampel mengandung protein.
Pada percobaan kelima yaitu uji protein dan asam amino dengan
menggunakan reaksi xantoprotein. Praktikan menyiapkan empat tabung reaksi
yang bersih dan kering yang kemudian ke dalam masing-masing tabung, praktikan
memasukkan 0,5 ml sampel seperti reaksi buret diatas dan dilakukan penambahan
kembali 0,5 ml HNO3 pekat. Praktikan mengamati apa yang terjadi dan setelah
pengamatan selesai maka dilakukan penambah NaOH hingga alkalis (tes dengan
lakmus). Uji xantoprotein yang didapat adalah pada putih telur (tabung satu)
terjadi pembekuan dan terbentuk lapisan warna merah, pada susu (tabung dua)
terjadi pengendapan dan terbentuk lapisan warna merah, pada ekstrak madu
(tabung tiga) terjadi pengendapan dan tidak perubahan warna tidak terbentuk serta
pada larutan X (tabung empat) terjadi pengendapan dan terbentuk lapisan merah.
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa putih telur dan susu banyak
mengandung protein dibandingkan dengan ekstrak kaldu dan larutan X.
Pada percobaan keenam yaitu uji protein dan asam amino dengan
menggunakan reaksi ninhidrin. Praktikan menyiapkan empat tabung reaksi yang
bersih dan kering yang kemudian ke dalam masing-masing tabung, praktikan
memasukan 1 ml sampel seperti reaksi biuret di atas dan melakukan penambahan
kembali 5 tetes pereaksi Ninhidrin. Praktikan memanaskan ke-empat tabung
reaksi selama 2 menit. Uji ninhidrin yang didapat adalah pada putih telur (tabung
satu) terbentuk lapisan putih yang kental / pekat, pada susu (tabung dua) terbentuk
lapisan warna putih yang sangat kental, pada ekstrak madu (tabung tiga) terbentuk
lapisan warna putih yang jernih dari yang sebelumnya serta pada larutan X
(tabung empat) terbentuk lapisan warna coklat dan mengendap. Pada percobaan
ini dapat disimpulkan bahwa putih telur, susu dan larutan X mengandung banyak
protein dibandingkan pada ekstrak kaldu.
Pada percobaan ketujuh yaitu uji protein dan asam amino dengan
menggunakan uji sakaguchi. Pada percobaan ini terdapat terdapat permasalahan
dimana zat yang diperlukan tidak ada maka percobaan ini ditiadakan oleh dosen
pembimbing praktikum. Dari semua percobaan uji protein dan asam amino dapat
disimpulkan bahwa semua sampel mengandung protein.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang di lakukuan dapat di tarik kesimpulan bahwa:
Sifat fisis karbohidrat monosakarida dan aligosakarida adalah dapat larut dala air
maupun etanol tetapi karbohidrat jenis ini tidak dapat larut dalam cairan organik
sedangkan sifat kimia dari monosakarida adalah suatu bentuk molekul yang sudah
tidak dapat diuraikan atau dipecah kedalam bentuk yang lebih kecil lagi dan
oligosakarida memiliki sifat kimia dimana terbentuk dari gabungan dari molekul
monosakarida. Sifat kimia protein merupakan senyawa yang mempunyai berat
molekul antara ribuan hingga jutaan satuan (g/mol). Sifat fisis lemak adalah pada
suhu kamar, lemak hewan berupa zat padat sedangkan lemak berasal dari
tumbuhan berupa zat cair, lemak yang mengandung titik lebur tinggi mengandung
asam lemak jenuh sedangkan lemak yang mengandung titik lebur rendah
mengandung asam lemak tidak jenuh dan sifat kimia lemak adalah reaksi
penyabunan atau sanonifikasi.
Struktur karbohidrat ialah pada senyawa yang termasuk karohidrat
terdapat gugus fungsi yaitu gugus –OH, gugus aldehid atau gugus keton. Struktur
karbohidrat selain mempunyai hubungan dengan sifat kimia juga mempunyai
hubungan dengan sifat fisika yang dapat dilihat dari aktifitas optik.
Uji sederhana yang dapat dilakukan untuk uji molekul hayati adalah pada
uji karbohidrat dapat dilakuakan dengan uji molisch dan uji fehling sedangkan
pada uji protein dan asam amino dapat dilakukan dengan reaksi biuret, reaksi
millon, reaksi xantoprotein, reaksi ninhidrin serta reaksi sakaguchi.
6.2 Saran
Sebaiknya pada saat percobaan uji molekul kimia hayati ini praktikan
harus mengerti bagaimana cara menganalisis sifat fisis dan karbohidrat dan juga
harus tau menentukan hasil yang didapat dari percobaan yg telah dilakukan,
sehingga semua percobaan yang disarankan oleh buku panduan praktikum dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA