“PENGUKURAN LINIER I”
Disusun oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
1. Nama Percobaan
Pengukuran Linier 1
2. Tujuan Percobaan
1. Menentukan panjang, ketebalan dan diameter benda dengan menggunakan
jangka sorong (cliper gauge).
2. Menentukan ketebalan kertas, balok dan benda persegi (plate) dengan
menggunakan mikrometer sekrup.
3. Teori Disertai Daftar Pustaka
Pengukuran adalah pekerjaan yang sangat penting untuk mengetahui data secara
pasti. Dalam fisika, pengukuran memegang peranan yang teramat penting. Pengukuran
adalah kunci kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teori apapun yang
dikembangkan dalam fisika maupun bidang ilmu lain harus dapat dibuktikan dengan
pengukuran. Jika teori tidak sesuai dengan hasil pengukuran maka teori tersebut
ditolak. (Mikrajuddin Abdullah, 2016).
Abdullah, M. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: ITB
Mengingat pentingnya pengukuran dalam fisika dan dalam ilmu teknologi secara
umum, pada bagian selanjutnya akan dibahas secara detail beberapa jenis alat ukur
sederhana dan cara penggunaannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
pengukuran pada dasarnya adalah membandingkan nilai besaran fisis alat ukur yang
sesuai. Jadi dalam setiap pengukuran diperlukan alat ukur yang sesuai. Pengukuran
besaran panjang memerlukan alat ukur panjang, pengukuran besaran massa
memerlukan alat ukur massa, dan sebagainya. (Mikrajuddin Abdullah, 2016).
Abdullah, M. 2016.Fisika Dasar I. Bandung: ITB
Paham mengenai pengukuran merupakan suatu hal yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itu, perlu untuk memahami mengenai pengukuran karena pengukuran
dibutuhkan dalam banyak hal. Praktikum “Pengukuran Dasar” kali ini akan
mengenalkan beberapa alat ukur dan cara pengukuran terhadap suatu benda dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai. (Giancoli, 2013)
Giancoli, Dauglas C. 2001. Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga
Adapun dalam pengukuran kali ini, alat yang digunakan adalah jangka sorong dan
mikrometer sekrup :
A. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur untuk menghitung panjang, lebar, tinggi,
diameter luar dan dalam, serta kedalaman lubang suatu benda. Jangka sorong dapat
mengukur hingga ketilitian 0,1 mm. Skala utama terletak di batang di batang jangka
sorong, sedangkan pada rahang sorong diberi skala sebanyak 10 bagian dengan
panjang 9 mm maka disebut skala nonius.
B. Mikrometer Sekrup
Mikrometer adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang, tebal
maupun diameter luar benda yang berukuran kecil. Mikrometer sekrup empunyai ketelitian 0,01
mm sehingga cocok untuk mengukur ketebalan kertas.
4. A. Data Percobaan
Hasil Pengukuran
No. Alat Ukur Balok (mm) Benda Pipih (mm) Silinder (mm)
2. Benda Pipih
∑ x =( 25,9+ 29,9+32,8 ) ÷ 3=29,5
X – Xrata-rata = 25,9 – 29,5 = -3,6
29,9 – 29,5 = 0,4
32,8 – 29,5 = 3,3
(X – Xrata-rata)2 = 12,96
0,16
10,89
∑x rata-rata = (12,96 + 0,16 + 10,89) = 24,01
24,01
∆ ×=
√ 6
= √ 4,00 = 2
2
∆ I =¿ ×100 % = 6,77%
29,5
K = 100% - 6,77% = 93,33%
HP = (+¿) 29,5 + 2 = 31,5
(−¿) 29,5 – 2 = 27,5
3. Silinder
∑ x =( 18,01+21,03+ 23,05 ) ÷ 3=20,69
X – Xrata-rata = 18,01 – 20,69 = -2,68
21,03 – 20,69 = 0,34
23,05 – 20,69 = 2,36
(X – Xrata-rata)2 = 7,18
0,11
5,56
∑x rata-rata = (7,18 + 0,11 + 5,56) = 12,85
12,85
∆ ×=
√ 6
= √ 2,14 = 1,46
1,46
∆ I =¿ ×100 % = 7,05%
20,69
K = 100% - 7,05% = 92,95%
HP = (+¿) 20,69 + 1,46 = 22,15
(−¿) 20,69 – 1,46 = 19,23
Mikrometer Sekrup.
1. Balok
∑ x =( 28+34+37,1 ) ÷ 3=33,03
X – Xrata-rata = 28 – 33,03 = -5,03
34 – 33,03 = 0,97
37,1 – 33,03 = 4,07
(X – Xrata-rata)2 = 25,30
0,94
16,56
∑x rata-rata = (25,30 + 0,94 + 16,56) = 42,80
42,80
∆ ×=
√ 6
= √ 7,15 = 2,67
2,67
∆ I =¿ ×100 % = 8,08%
33,03
K = 100% - 8,08% = 91,92%
HP = (+¿) 33,03 + 2,67 = 35,7
(−¿) 33,03 – 2,67 = 30,36
2. Benda Pipih
∑ x =( 34,1+38,3+ 40,2 ) ÷3=37,53
X – Xrata-rata = 34,1 – 37,53 = -3,43
38,3 – 37,53 = 0,77
40,2 – 37,53 = 2,67
(X – Xrata-rata)2 = 11,76
0,59
7,12
∑x rata-rata = (11,76 + 0,59 + 7,12) = 19,47
19,47
∆ ×=
√ 6
= √ 3,24 = 1,8
1,8
∆ I =¿ ×100 % = 4,79%
37,53
K = 100% - 4,79% = 95,21%
HP = (+¿) 37,53 + 1,8 = 39,33
(−¿) 37,53 – 1,8 = 35,73
3. Silinder
∑ x =( 18,1+21,5+ 26 ) ÷3=21,86
X – Xrata-rata = 18,1 – 21,86 = -3,76
21,5 – 21,86 = -0,36
26 – 21,86 = 4,14
(X – Xrata-rata)2 = 14,13
0,12
17,13
∑x rata-rata = (14,13 + 0,12 + 17,13) = 31,38
31,38
∆ ×=
√ 6
= √ 5,23 = 2,28
2,28
∆ I =¿ ×100 % = 10,43%
21,86
K = 100% - 4,79% = 89,57%
HP = (+¿) 21,86 + 2,28 = 39,33
(−¿) 21,86 – 2,28 = 35,73
C. Pembahasan
Percobaan pengukuran pada praktikum kali menggunakan alat ukur jangka sorong
dan mikrometer sekrup. Benda yang diukur yaitu benda pipih,balok dan silinder.
Jangka sorong mempunyai skala terkecil sebesar 0,1 mm dan juga terdapat dua satuan
besar yaitu dalam cm dan inchi. Batas ukur atau maksimal jangka sorong pada satuan
cm adalah 20 dan satuan inchi adalah 8 inchi. Jangka sorong mempunyai angka
ketidakpastiaan sebesar ½ pada kali skala terkecil sama dengan 0,05 m. Dalam
mengukur diameter suatu benda dapat menggunakan mikrometer sekrup.mikrometer
sekrup dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam suatu benda,berbeda dengan
jangka sorong. Mikrometer sekrup mempunyai skala terkecil sebesar 0,01, jauh lebih
teliti dibandibgkan dengan jangka sorong.
Berikut adalah cara pembacaan skala dari jangka sorong :
1. Pada jangka sorong terdapat dua skala yaitu skala utama dan skala nonius. Skala
utama bernilai cm dan skala nonius bernilai 1/10 mm.
2. Lihat angka nol pada skala nonius, garis pada skala utama yang berada tepat di
belakang nol pada skala nonius adalah nilai ukur skala utamanya.
3. Setelah mendapat nilai ukur skala utama, kita perlu membaca nilai ukur skala
nonius dengan cara menentukan garis yang berhimpitan antara skala utama dengan
skala nonius. Garis yang berhimpitan pada skala nonius merupakan nilai ukur skala
noniusnya.
4. Jumlahkan hasil nilai ukur skala utama dengan skala noniusnya agar kita
mendapatkan hasil pengukuran panjang benda.
5. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pengukuran dasar kali ini diantaranya adalah:
1.Nilai skala terkecil (nst) pada alat ukur ditentukan pada skala yang tertera pada
alat ukur tersebut.
2.Penggunaan alat ukur harus dengan cara yang benar.
3.Pengukuran tidak berulang menggunakan ralat nst dan pengukuran berulang
menggunakan ralat standart deviasi.