Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

“PENGUKURAN LINIER I”

Disusun oleh :

Nama : Santun Janji Kabul Santoso


NPM : E1G020053
Prodi : Teknologi Industri Pertanian (TIP)
Kelompok :
Hari/tanggal : Sabtu, 21 November 2020
Dosen : 1. Drs. Bosman Sidebang, M.P
2. Dr. Yazid Ismi Intara,S.P, M. Si
Ko-Ass : 1. Pera Atria, STP
2. Marini Yupita

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
1. Nama Percobaan
Pengukuran Linier 1
2. Tujuan Percobaan
1. Menentukan panjang, ketebalan dan diameter benda dengan menggunakan
jangka sorong (cliper gauge).
2. Menentukan ketebalan kertas, balok dan benda persegi (plate) dengan
menggunakan mikrometer sekrup.
3. Teori Disertai Daftar Pustaka
Pengukuran adalah pekerjaan yang sangat penting untuk mengetahui data secara
pasti. Dalam fisika, pengukuran memegang peranan yang teramat penting. Pengukuran
adalah kunci kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teori apapun yang
dikembangkan dalam fisika maupun bidang ilmu lain harus dapat dibuktikan dengan
pengukuran. Jika teori tidak sesuai dengan hasil pengukuran maka teori tersebut
ditolak. (Mikrajuddin Abdullah, 2016).
Abdullah, M. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: ITB

Melakukan pengukuran dalam suatu besaran fisika, sangat dibutuhkan dengan


namanya alat ukur, dengan adanya alat ukur dapat membantu kita mendapatkan data
hasil pengukuran. Faktor lain selain alat ukur untuk mendapatkan data hasil yang
akurat perlu adanya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi proses pengukuran,
antara lain benda yang diukur, proses dalam pengukuran, kondisi suatu lingkungan
dan orang yang melakukan pengukuran. (Mikrajuddin Abdullah, 2016).
Abdullah, M.2016.Fisika Dasar I. Bandung: ITB

Mengingat pentingnya pengukuran dalam fisika dan dalam ilmu teknologi secara
umum, pada bagian selanjutnya akan dibahas secara detail beberapa jenis alat ukur
sederhana dan cara penggunaannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
pengukuran pada dasarnya adalah membandingkan nilai besaran fisis alat ukur yang
sesuai. Jadi dalam setiap pengukuran diperlukan alat ukur yang sesuai. Pengukuran
besaran panjang memerlukan alat ukur panjang, pengukuran besaran massa
memerlukan alat ukur massa, dan sebagainya. (Mikrajuddin Abdullah, 2016).
Abdullah, M. 2016.Fisika Dasar I. Bandung: ITB
Paham mengenai pengukuran merupakan suatu hal yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itu, perlu untuk memahami mengenai  pengukuran karena pengukuran
dibutuhkan dalam banyak hal. Praktikum “Pengukuran Dasar” kali ini akan
mengenalkan beberapa alat ukur dan cara pengukuran terhadap suatu benda dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai. (Giancoli, 2013)
Giancoli, Dauglas C. 2001. Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga

Adapun dalam pengukuran kali ini, alat yang digunakan adalah jangka sorong dan
mikrometer sekrup :
A. Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur untuk menghitung panjang, lebar, tinggi,
diameter luar dan dalam, serta kedalaman lubang suatu benda. Jangka sorong dapat
mengukur hingga ketilitian 0,1 mm. Skala utama terletak di batang di  batang jangka
sorong, sedangkan pada rahang sorong diberi skala sebanyak 10  bagian dengan
panjang 9 mm maka disebut skala nonius.
B. Mikrometer Sekrup

Mikrometer adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang, tebal
maupun diameter luar benda yang berukuran kecil. Mikrometer sekrup empunyai ketelitian 0,01
mm sehingga cocok untuk mengukur ketebalan kertas.
4. A. Data Percobaan

Hasil Pengukuran
No. Alat Ukur Balok (mm) Benda Pipih (mm) Silinder (mm)

1 20,8 25,91 18,01


25,9 29,93 21,03
2 Jangka Sorong
28,91 32,82 23,05
3
Rata-rata 25,20 29,50 20,69
1 28 34,1 18,1
34 38,3 21,5
2 Mikrometer Sekrup
37,1 40,2 26
3
Rata-rata 33,03 37,53 21,86

B. Analisa Data Menggunakan Teori Ralat


Jangka Sorong.
1. Balok
∑ x =( 20,8+25,6+28,91 ) ÷3=25,20
X – Xrata-rata = 20,8 – 25,20 = -4,4
25,9 – 25,20 = 0,7
28,91 – 25,20 = 3,71
(X – Xrata-rata)2 = 19,36
0,49
13,76
∑x rata-rata = (19,36 + 0,49 + 13,76) = 33,61
33,61
∆ ×=
√ 6
= √ 5,60 = 2,36
2,36
∆ I =¿ ×100 % = 9,36%
25,20
K = 100% - 9,36% = 90,64%
HP = (+¿) 25,20 + 2,36 = 27,16
(−¿) 25,20 – 2,36 = 22,84

2. Benda Pipih
∑ x =( 25,9+ 29,9+32,8 ) ÷ 3=29,5
X – Xrata-rata = 25,9 – 29,5 = -3,6
29,9 – 29,5 = 0,4
32,8 – 29,5 = 3,3
(X – Xrata-rata)2 = 12,96
0,16
10,89
∑x rata-rata = (12,96 + 0,16 + 10,89) = 24,01
24,01
∆ ×=
√ 6
= √ 4,00 = 2
2
∆ I =¿ ×100 % = 6,77%
29,5
K = 100% - 6,77% = 93,33%
HP = (+¿) 29,5 + 2 = 31,5
(−¿) 29,5 – 2 = 27,5
3. Silinder
∑ x =( 18,01+21,03+ 23,05 ) ÷ 3=20,69
X – Xrata-rata = 18,01 – 20,69 = -2,68
21,03 – 20,69 = 0,34
23,05 – 20,69 = 2,36
(X – Xrata-rata)2 = 7,18
0,11
5,56
∑x rata-rata = (7,18 + 0,11 + 5,56) = 12,85
12,85
∆ ×=
√ 6
= √ 2,14 = 1,46
1,46
∆ I =¿ ×100 % = 7,05%
20,69
K = 100% - 7,05% = 92,95%
HP = (+¿) 20,69 + 1,46 = 22,15
(−¿) 20,69 – 1,46 = 19,23
Mikrometer Sekrup.
1. Balok
∑ x =( 28+34+37,1 ) ÷ 3=33,03
X – Xrata-rata = 28 – 33,03 = -5,03
34 – 33,03 = 0,97
37,1 – 33,03 = 4,07
(X – Xrata-rata)2 = 25,30
0,94
16,56
∑x rata-rata = (25,30 + 0,94 + 16,56) = 42,80
42,80
∆ ×=
√ 6
= √ 7,15 = 2,67
2,67
∆ I =¿ ×100 % = 8,08%
33,03
K = 100% - 8,08% = 91,92%
HP = (+¿) 33,03 + 2,67 = 35,7
(−¿) 33,03 – 2,67 = 30,36
2. Benda Pipih
∑ x =( 34,1+38,3+ 40,2 ) ÷3=37,53
X – Xrata-rata = 34,1 – 37,53 = -3,43
38,3 – 37,53 = 0,77
40,2 – 37,53 = 2,67
(X – Xrata-rata)2 = 11,76
0,59
7,12
∑x rata-rata = (11,76 + 0,59 + 7,12) = 19,47
19,47
∆ ×=
√ 6
= √ 3,24 = 1,8
1,8
∆ I =¿ ×100 % = 4,79%
37,53
K = 100% - 4,79% = 95,21%
HP = (+¿) 37,53 + 1,8 = 39,33
(−¿) 37,53 – 1,8 = 35,73
3. Silinder
∑ x =( 18,1+21,5+ 26 ) ÷3=21,86
X – Xrata-rata = 18,1 – 21,86 = -3,76
21,5 – 21,86 = -0,36
26 – 21,86 = 4,14
(X – Xrata-rata)2 = 14,13
0,12
17,13
∑x rata-rata = (14,13 + 0,12 + 17,13) = 31,38
31,38
∆ ×=
√ 6
= √ 5,23 = 2,28
2,28
∆ I =¿ ×100 % = 10,43%
21,86
K = 100% - 4,79% = 89,57%
HP = (+¿) 21,86 + 2,28 = 39,33
(−¿) 21,86 – 2,28 = 35,73

C. Pembahasan
Percobaan pengukuran pada praktikum kali menggunakan alat ukur jangka sorong
dan mikrometer sekrup. Benda yang diukur yaitu benda pipih,balok dan silinder.
Jangka sorong mempunyai skala terkecil sebesar 0,1 mm dan juga terdapat dua satuan
besar yaitu dalam cm dan inchi. Batas ukur atau maksimal jangka sorong pada satuan
cm adalah 20 dan satuan inchi adalah 8 inchi. Jangka sorong mempunyai angka
ketidakpastiaan sebesar ½ pada kali skala terkecil sama dengan 0,05 m. Dalam
mengukur diameter suatu benda dapat menggunakan mikrometer sekrup.mikrometer
sekrup dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam suatu benda,berbeda dengan
jangka sorong. Mikrometer sekrup mempunyai skala terkecil sebesar 0,01, jauh lebih
teliti dibandibgkan dengan jangka sorong.
Berikut adalah cara pembacaan skala dari jangka sorong :
1. Pada jangka sorong terdapat dua skala yaitu skala utama dan skala nonius. Skala
utama bernilai cm dan skala nonius bernilai 1/10 mm.
2. Lihat angka nol pada skala nonius, garis pada skala utama yang berada tepat di
belakang nol pada skala nonius adalah nilai ukur skala utamanya.
3. Setelah mendapat nilai ukur skala utama, kita perlu membaca nilai ukur skala
nonius dengan cara menentukan garis yang berhimpitan antara skala utama dengan
skala nonius. Garis yang berhimpitan pada skala nonius merupakan nilai ukur skala
noniusnya.
4. Jumlahkan hasil nilai ukur skala utama dengan skala noniusnya agar kita
mendapatkan hasil pengukuran panjang benda.

Berikut adalah cara membaca mikrometer sekrup:


1.Yang pertama silahkan letakkan mikrometer sekrup satu arah sehingga bisa dilihat
dengan jelas.
2. Baca skala utama mikrometer sekrup, dibagian atas garis menunjukkan angka bulat
mm seperti 1 mm dan seterusnya, sedangkan pada garis skala bawah menunjukkan
bilangan 0.5 mm.
3. Selanjutnya baca skala nonius atau skala putarnya yaitu garis yang berada tepat
segaris dengan garis pembagi pada skala utama. Pada gambar di atas, skala nonius
menunjukan angka 30 dikalikan dengan 0,01 mm sehingga skala noniusnya
menunjukan 0,30 mm.
4. Kemudian jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama dengan hasil pengukuran
dari skala nonius misalnya 5,5 mm + 0,3 mm = 5,8 mm.

5. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pengukuran dasar kali ini diantaranya adalah:
1.Nilai skala terkecil (nst) pada alat ukur ditentukan pada skala yang tertera  pada
alat ukur tersebut.
2.Penggunaan alat ukur harus dengan cara yang benar.
3.Pengukuran tidak berulang menggunakan ralat nst dan pengukuran berulang
menggunakan ralat standart deviasi.

Anda mungkin juga menyukai