Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM PEKAN 2

PENGGUNAAN ALAT UKUR DASAR DAN PENGUKURAN

KAYLA RAHMI RAKANARAYI


D1401211098
ST11.1

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Nur Aisyah Nuzulia, S. Si., M. Si.

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2021
Tujuan praktikum

Tujuan dari praktikum pekan 2 ialah :


1. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat ukur dasar panjang dan massa.
2. Mahasiswa dapat menentukan kesalahan dalam pengukuran bersama
penjalarannya.

Teori Singkat

Pengukuran adalah penentuan angka untuk individu secara sistematis yang


mencerminkan sifat (karakteristik) individu. Pengukuran adalah suatu kegiatan yang
ditujukan untuk mengidentifikasi besarkecilnya obyek atau gejala (Hadi, 1995).
Pengukuran ialah suatu proses untuk mendapatkan satu atau lebih nilai kuantitas dengan
suatu pengukuran yang faktual. Pengukuran juga didefinisikan sebagai pengamatan
setelah menerapkan penerapan dari koreksi pengukuran sebelumnya. Satuan
didefinisikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk menyatakan hasil pengukuran, atau
pembanding dalam suatu pengukuran (Ramlawati, 2017). Jumlah besaran dihitung dari
pengamatan yang diperoleh dari serangkaian instrumen, dan koreksi yang diperlukan
dapat diterapkan pada pengamatan setiap instrumen. Ada banyak contoh alat ukur yang
digunakan untuk mengukur panjang dan massa dalam fisika, seperti mikro eter sekrup,
jangka sorong, timbangan (timbangan) lengan, penggaris, altimeter, CMM (mesin
pengukur koordinat), meteran, dll. Namun, kegiatan praktikum ini berfokus pada
penggunaan mikrometer spiral, jangka sorong dan timbangan.

Pengukuran berkaitan dengan kalibrasi. Kalibrasi adalah prosedur untuk


menetapkan hubungan kuantitatif antara respon instrumen dan besaran yang akan diukur
(Lewis, 2005). Sebelum menggunakan alat ukur, mahasiswa harus memperhatikan
apakah kondisi alat telah dikalibrasi dengan benar. Tujuan kalibrasi adalah untuk
menentukan nilai faktor kalibrasi alat ukur radiasi (AUR) dan menentukan dosis serap
sehingga dapat ditelusur ke standar nasional/internasional. Kalibrasi juga digunakan
untuk menjaga keadaan alat ukur sesuai dengan spesifikasinya.
Data

Jadual P2.1. Hasil pengukuran pada silinder pejal.


Massa (gram) Diameter (cm) Panjang (cm) Volume (cc) Rapat Massa (g/cc)
m ∆m D ∆D l ∆l V ∆V 𝜌 ∆𝜌
97.560 0.005 1.605 0.005 6.395 0.005 12.84 0.09 7.60 0.05

Jadual P2-2A. Hasil pengukuran dimensi panjang dalam balok kayu.


Ulangan Panjang (cm) Lebar (cm) Tebal (cm)
1 3.705 2.555 0.981
2 3.74 2.555 0.972
3 3.74 2.545 0.980
4 3.755 2.585 0.984
5 3.71 2.6 0.991
6 3.74 2.565 0.984
7 3.735 2.565 0.985
8 3.72 2.565 0.993
(P ± ∆ p) = (3.73 ± (L ± ∆ l) = (2.57 ± (T ± ∆t) = (0.984 ± 0.007)
0.02) 0.02)

Jadual P2-2B. Hasil pengukuran massa, perhitungan volume dan perhitungan rapat massa
balok kayu besar.
Massa (gram) Volume (cc) Rapat Massa (g/cc)
(m ± ∆m) (V ± ∆V) (𝜌 ± ∆𝜌)
(5.300 ± 0.005) gram (9.5 ± 0.1) cc (0.558 ± 0.006) g/cc

Pengolahan Data
• Jadual P2-1
- Massa:
m = 0 + 90 + 7 + 0,56 = 97.56 gram
1
∆m = 2 × 0.01 gram = 0.005 gram
m ± ∆m = (97,560 ± 0.005) gram

- Diameter:
D = 1,6 + 0 = 1,6 cm
∆D = 1 × 0.005 cm = 0.005 cm
D ± ∆D = (1.600 ± 0.005) cm
- Panjang:
l = 6.3 + (17 × 0.005) cm = 6.385 cm
∆l = 1 × 0.005 = 0.005 cm
l ± ∆l = (6.385 ± 0.005) cm

- Volume
3.14×6.385×(1.600)2
V= = 12.83 𝑐𝑐
4
3.14 3.14
∆V = × (1.600)2 × 0.005 + × 6.385 × 1.600 × 0.005 = 0.09 𝑐𝑐
4 2
V± ∆V = (12.83 ± 0.09) cc

- Rapat massa:
97.560
𝜌= = 7.60 𝑔/𝑐𝑐
12.83
1 97.560
∆𝜌 = × 0.005 + × 0.09 = 0.05 𝑔/𝑐𝑐
12.83 12.832
𝜌 ± ∆ 𝜌 = (7.60 ± 0.05) g/cc

• Jadual P2-2A
- Ulangan 1:
p = 3.7 + 0 = 3.700 cm
l = 2.5 + (11 × 0,005) = 2.555 cm
t = 0.95 + (31 × 0.001) = 0.981 cm

- Ulangan 2:
p = 3.7 + (8 × 0.005) = 3.740 cm
l = 2.5 + (11 × 0.005) = 2.555 cm
t = 0.95 + (22 × 0.001) = 0.972 cm

- Ulangan 3:
p = 3.7 + (8 × 0.005) = 3.740 cm
l = 2.5 + (10 × 0.005) = 2.550 cm
t = 0.95 + (30 × 0.001) = 0.980 cm

- Dimensi panjang:
1
𝑝̅ = 𝑛 ∑𝑛=8
𝑖=1 𝑝𝑖 = 3.73 cm

∑𝑛=8
𝑖=1 (𝑝̅ −𝑝𝑖 )
2
𝑠𝑝 = ∆𝑝 = √ = 0.02 cm
(𝑛−1)
𝑝̅ ± ∆𝑝 = (3.73 ± 0.02) cm
- Dimensi lebar:
1
𝑙 ̅ = 𝑛 ∑𝑛=8
𝑖=1 𝑙𝑖 = 2.57 cm

∑𝑛=8 ̅
𝑖=1 (𝑙 −𝑙𝑖 )
2
𝑠𝑙 = ∆𝑙 = √ = 0.02 cm
(𝑛−1)

𝑙 ̅ ± ∆𝑙 = (2.57 ± 0.02) cm

- Dimensi tinggi:
1
𝑡̅ = 𝑛 ∑𝑛=8
𝑖=1 𝑡𝑖 = 0.984 cm

∑𝑛=8 ̅
𝑖=1 (𝑡 −𝑡𝑖 )
2
𝑠𝑡 = ∆𝑡 = √ = 0.007 cm
(𝑛−1)
𝑡̅ ± ∆𝑡 = (0.984 ± 0.007) cm

Selain memakai rumus yang dilakukan secara manual seperti contoh diatas,
mahasiswa dapat mencari nilai rata-rata dan nilai ketidakpastiannya menggunakan
bantuan alat berupa Microsoft excel atau spreadsheet agar dapat memastikan dan
mengecek ulang hasil yang diberikan.

Gambar 3.1 Cara menghitung rata-rata panjang menggunakan Microsoft excel

Ulasan
Berdasarkan tabel P2-1 didapatkan hasil massa dan nilai ketidakpastiannya
sebesar (97,560 ± 0,005) grams, diameter dan nilai ketidakpastiannya sebesar (1,600 ±
0,005) cm, panjang dan ketidakpastiannya sebesar, 0.005, dan ketidakpastiannya
sebesar, 0.005 s , sebesar, 03005 83 ± 0,09) cc, serta nilai rapat massa dan nilai
ketidakpastiannya sebesar (7,60 ± 0,05) g/cc. Nilai Nilai tersebut dihitung menggunakan
rumus secara manual sehingga masih ada kemuningkan memiliki kesalahan paralaks
yaitu tidak telitinya dalam menghitung terlebih jauh lagi tentang koma. Karena
Umumnya, pada versi analog tingkat ketelitian jangka sorong di bawah 30cm adalah
0.05 mm, jangka sorong biasanya digunakan untuk mengukur diameter suatu benda.
Kesimpulan

Pengukuran adalah salah satu dasar terpenting untuk pengolahan data. Pada
pengukuran nilai skala terkecil ditentukan pada alat ukur tersebut, pengukuran harus
diukur dengan cara yang benar dan menggunakan alat yang benar. Alangkah baiknya
pengukuran dalam suatu percobaan dilakukan secara berulang dan memperhatikan
lingkungan agar nilai ketidakpastian semakin kecil. Nilai ketidakpastian dapat diketahui
menggunakan proses kalkulasi standar deviansi. Mahasiswa dapat pula mengetahui
keakuratan alat ukur sehingga dapat mengurangi kesalahan selama pengukuran.
mahasiswa juga mendapatkan wawasan baru tentang jenis alat ukur selain penggaris
atau mistar yaitu jangka sorong, neraca, dan mikrometer sekrup yang memiliki nilai
keakuratan dan nilai ketidakpastian yang bervariasi tergantung pada kondisi pengukuran
alat, perbedaan dalam tingkat alat ukur, proses atau metode yang digunakan dalam
praktikum. Namun, sebelum melakukan penelitian pada alat ukur ini, itu harus
memperhatikan keakuratan dalam melihat instrumen ukur dan membaca studi literatur.
Daftar Pusaka

Hadi, S. (1967). Metodologi Research. Yogyakarta: Erlangga.


Dr. Ramlawati, M.Si., Drs. H. Hamka L., M.Si., Sitti Saenab, S.Pd., M.Pd., dan Sitti
Rahma Yunus, S.Pd., M.Pd. 2017. Mata Pelajaran IPA BAB 1 Satuan dan
Pengukuran. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan.

http://journal.um.ac.id/index.php/jps/article/view/8186
http://repository.ut.ac.id/4381/3/PEFI4101-M1.pdf
http://repository.uki.ac.id/2753/1/modulMPF.pdf
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/8/jtptiain-gdl-s1-2005-sitinafisy-392-
BAB3_319-1.pdf

Anda mungkin juga menyukai