Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“ KESALAHAN PENGUKURAN “

GURU PENDAMPING
Bpk.Reza Syach

DISUSUN OLEH
1. Rasya Raditya
2. Revalina Putri Aristya
3. Rizky Utami Dwi Agutstiana
4. Salman Muhammad R.A.D
5. Shafa Luthfiyah Aprilia
6. Syifa Nuraini
7. Zizi Decha Alecia

SMA BUDI MULIA CILEDUG


2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga
kami bisa menyusun tugas fisika ini dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu “ kesalahan
pengukuran ” itu sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita. Yang sering kali membuat kita bingung akan hasil
pengukuran tersebut.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang kesalahan pengukuran, untuk memudahkan kita jika terjadi
kesalahan dalam pengukuran. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan
kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Guru mata pelajaran fisika. Kepada pihak yang sudah menolong turut
dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pengukuran adalah aktivitas membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur. Pengukuran merupakan
sesuatu hal yang penting, segala sesuatu yang berbentuk pasti ada ukurannya, baik itu panjang, tinggi, berat, volume,
ataupun dimensi dari suatu objek. Penentuan besaran dimensi atau kapasitas, biasanya terhadapat suatu standar satuan
ukur tertentu. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan
dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang
digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku,
sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang
berlainan disebut satuan tidak baku.

Alat ukur jarak merupakan salah satu alat ukur yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka diperlukan alat ukur yang mudah digunakan, baik pemakaian maupun pembacaan hasilnya.
Alat ukur yang ada saat ini masih menggunakan alat manual. Belum ada layar penampil untuk menampilkan hasil
ukurnya secara langsung sehingga kesalahan pembacaan bisa saja terjadi. Karena dalamPembacaan ukuran milimeter
jaraknya kecil sehingga dibutuhkan ketelitian.

Pada penelitian ini, peneliti merancang sebuah inovasi baru dalam pengukuran jarak dengan memanfaatkan sensor
rotary encoder. Penelitian ini diharapkan bisa menggantikan alat ukur konvensional dengan alat ukur digital. Alat
ukur ini akan mempermudah membaca hasil pengukuran jika dibandingkan dengan alat ukur manual, dengan
mempermudah pembacaan hasil sehingga pengguna dapat langsung melihat hasilnya pada layar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Menjelaskan tentang kesalahan dalam pengukuran


2. Menejelaskan cara penyelesaian dalam kesalahan pengukuran

2
3. Menjelaskan macam-macam kesalahan pengukuran

1.3 Tujuan Masalah

1. Memahami kesalahan dalam pengukuran.


2. Memahami cara penyelesaian dalam keselahan pengukuran.
3. Memahami macam-macam kesalahan pengukuran.

Bab III

Pembahasan

2.1 pengertian kesalahan pengukuran

Error atau kesalahan adalah perbedaan antara nilai sebenarnya dengan nilai yang terukur dari besaran-besaran seperti:
perpindahan, tekanan, suhu, dan lain-lain. Ditunjukkan dalam bentuk kesalahan mutlak atau sebagai persentase
kesalahan

Kesalahan mutlak didefenisikan sebagai selisih antara nilai pengukuran dengan nilai sebenarnya. Kesalahan relatif,
perbandingan antara kesalahan absolut terhadap ukuran sesuatu yang di ukur. Untuk menghitung kesalahan relatif,
harus menghitung kesalahan absolut. Jika mengukur sesuatu yang panjangnya 12 cm dan ukurannya melenceng 6 cm,
maka kesalahan relatifnya sangat besar.

2.2 Macam-macam kesalahan pengukuran

A. Kesalahan pengukuran

Kesalahan pengukuran dibagi 3 yaitu :

1. Gross errors ( kesalahan umum )


Kesalahan umum disebabkan oleh salah menafsirkan nilai pembagian skala. Kesalahan ini dapat diatasi dengan
melakukan pengukuran oleh beberapa orang kemudian ditentukan nilai rata-rata dari hasil pengukuran. Namun
cara tersebut memerlukan waktu yang lama, maka dilakukan bila benar-benar perlu.

2. Kesalahan sistematis
Kesalahan sistematis disebabkan oleh kesalahan alat ukur, metode, dan kesalahan manusia. Kesalahan sistematis
dapat dikelompokkan menjadi :
 Kesalahan statis – batasan sifat fisika alat ukur – instrumental error
 Kesalahan dinamis – respon pada perubahan measurement - environmental error
Instrumental error
Instrumental error adalah struktur mekanis alat ukur seperti usia alat ukur, gesekkan pada tumpuan alat penunjuk,
suhu.
Cara mengatasi kesalahan instrumental sebagai berikut :
 Pemilihan instrument yang tepat untuk pemakaian teratur
 Menggunakan faktor koreksi untuk kondisi tertentu
 Kalibrasi terhadap instrument standart

3
Environmental error
Environmental error penyebabnya adalah keadaan disekitar alat ukur seperti pengaruh medan magnet listrik, suhu,
kelembaban, dan tahanan yang bocor. Kesalahan ini dapat diatasi dengan memilih alat ukur yang tepat dan
menerapkan metode yang benar.

3. Kesalahan acak
Kesalahan acak tidak diketahui penyebabkan, kesalahan ini selalu selalu terjadi walaupun telah diantisipasi
semua sumber kesalahan.

B. Ketidakpastian

Ketidakpastian dibagi 3 yaitu :

1. Ketidakpastian tunggal
Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang dilakukan satu kali. Pada pengukuran tunggal, nilai yang
dijadikan pengganti nilai benar adalah hasil pengukuran itu sendiri dan ketidakpastiannya diperoleh dari setengah
nilai skala terkecil instrumen yang diggunakan.

2. Ketidakpastian relatif
Nilai ketidak pastian relatif menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada laporan dalam pengukuran.
Aturan banyaknya angka yang dapat dilaporkan dalam pengukuran berulang adalah :
• Relatif 10% barhak atas dua angka
• Relatif 1% berhak atas tiga angka
• Relatif 0,1% berhak atas 4 angka

3. Ketidakpastian pengukuran berulang


Agar mendapatkan hasil yang akurat diperlukan pengukuran yang berulang. Pada pengukuran berulang dikenal
dengan istilah ketidakpastian relatif, yaitu perbandingan ketidakpastian pengukuran. Ketidakpastian menunjukkan
seberapa dekat hasil pengukuran mendekati nilai sebenarnya.

2.3Cara penyelesian

Penulisan hasil pengukuran:


x± ∆x

1. Ketidakpastian tunggal

Rumus :

1
∆ x= × skala terkecil
2

Contoh soal :

1. Dika mengukur panjang benda dengan menggunkan jangka sorong yang mempunyai skala terkecil 0,01mm. jika
hasil pengamatan Dika adalah 22,8mm, bagaimana Dika harus menuliskan hasil pengukurannya ?
Jawab:
Dik : x = 22,8mm

4
Skala terkecil = 0,01mm
Dit : x ± ∆ x
1
Jawab : ∆ x= × skala terkecil
2

1
= x 0,01
2
= 0,05mm
Jadi hasil pengukuran Dika adalah 22,8±0,05 mm

2. Rere mengukur tebal benda dengan menggunakan micrometer sekrup yang mempunyai skala terkecil 0,01 mm.
jika hasil pengukuran Rere adalah 4,5 mm, bagaimana Rere menulis hasil pengukurannya ?
Jawab :
Dik : x = 4,5mm
Skala terkecil = 0,01mm
1
Dit : ∆ x= × skala terkecil
2
1
= x 0,1
2
= 0,05mm
Jadi hasil pengukuran Rere adalah 4,5±0,05 mm

3. Ketidakpastian relatif

Rumus :

∆x
×100 %
x

Contoh soal :

1.

Tentukan hasil pengukuran dan ketidakpastian dari pengukuran disamping!


Jawab :
Dik : hasil pengukuran x ± ∆ x
1
∆ x= × skala terkecil
2

∆x
Dit : ketidakpastian relatif ( ×100 % )
x
Jawab : x = SU + ( skala terkecil x SN )
= 5mm + ( 0,001 x 12 )
= 5mm + 0,12mm
= 5,12mm
1
∆ x = × skalautama
2

5
1
= ×00 , 1=0,005 mm
2
HP = x ± ∆ x
= 5,12 ±0,005 mm
∆x
Ketidakpastian relatif = ( ) x 100%
x

0,005
=( ) x 100%
5 , 12
= 0,00098 x 100%
= 0,098%

2.

Tentukan ketidakpastian relatif dan hasil pengukuran tersebut


Jawab :

x= SU+ ( skala terkecil x SN )


= 3,5mm + ( 0,01 x 27 )
= 3,5mm + 0,27 mm
= 3,77mm
1
∆ x = × skalaterkecil
2

1
=x 0,01
2
= 0,005 mm
HP = x ± ∆ x
= 3,77 ±0,005
∆x
Ketidakpastian relatif = ( ) x 100%
x

0,005
=( ) x 100%
3 ,77
= 0,00133 x 100%
= 0,133%

3. Ketidakpastian pengukuran berulang

Rumus:

keterangan :
x=
∑ xi x 0=¿ hasil pengukuran yang mendekati nilai benar
0
N ∆ x=¿ ketidakpastian pengukuran
∆ x=
1

N ∑ x i −¿ ¿ ¿ ¿
2 ∑ x i= jumlah keseluruhan hasil pengukuran
N N = jumlah pengukuran

Contoh soal :

6
Andi mendapatkan tugas mengukur panjang benda dengan menggunkan jangka sorong. Ia melakukan pengukuran
sebanyak 3 kali. Hasilnya adalah 22,7 mm, 22,8 mm, dan 22,9 mm. Bagaimanakah Andi harus melaporkan hasil
pengukurannya? Tuliskan juga nilai ketidakpastiannya
Jawab :

no xi 2
xi
1. 22,7 515,28
2. 22,8 519,84
3. 22,9 524,41
∑ 68,4 1.559,54

= x=
∑ xi
n

68 , 4
=
3

= 22,8
1
∆ x=
N √
N ∑ x I −¿ ¿ ¿ ¿
2

1
3√
= 3 ( 1.559 ,59 )−¿ ¿ ¿

3 √
1 4678 , 62−4. 678 , 58
2
=
3
1

1 0 ,06
2
= × 0 ,14
3
= 0,047
Hasil pengukuran :
x± ∆x
= 22,8 ± 0,047mm.

BAB III

Penutup
3.1 Kesimpulan
1.Dalam kegiatan pengukuran terdapat angka atau nilai ketidakpastian dari hasilpengukuran dengan dasar
ketidakpastian setengah dari nilai skala terkecil (NST) alatukurnya.

2.Dalam melakukan pengukuran, alat ukur yang digunakan sangat berpengaruh denganhasil perhitungannya.

3.Dalam kegiatan pengukuran, semakin kecil skala alat ukur yang digunakan makasemakin akurat nilai yang
didapatkan dan semakin kecil angka ketidakpastiannya.Sebaliknya, semakin besar skala alat ukur yang digunakan

maka ketelitian ataukeakuratan dari alat ukur tersebut semakin kecil dan nilai ketidakpastiannya punsemakin besar.

7
3.2 latihan soal

1. kesalahan yang disebabkan oleh keterbatasan pada pengamnat saat melakukan proses pengukuran adalah…
2. jelaskan pengertian dari kesalahan sistematik dalam pengukuran! bagaimana cara menghindari nya
3. Lima siswa mengukur panjang sebatang kayu dengan mistar berskala mm. hasil pengukuran mereka dinyatakan
sebagai berikut : 63,65 cm ; 63,64 cm ; 63,58 cm ; 63,66 cm dan 63,66 cm. seorang siswa melakukan kesalahan
membaca alat ukur siswa yang manakah itu? dengnmenghilangkan data yang salah, hitunglah panjang rata-rata
batang kayu!
4. ∆X pada pengukuran tunggal di nyatakan
5. jika ketidak pastian relatif makin kecil maka
6. bagaimana melaporkan hasil pengukuran berulang
7. ketidak akuratan/ketidak pastian dari suatu pengukuran yang di sebabkan oleh cara pandang mata adalah
kesalahan
8. bagajmana melaporkan hasil pengukuran tunggal
9. seseorang melakukan pengukuran tebal buku tulis dengan jangka sorong. Hasil pengukurannya adalah 5,24mm.
dengan memperhitungkan kesalahan mutlak, pembacaan hasil dari pengukuran tersebut dapat ditulis menjadi
10. ketelitian voltmeter 0-150V, dijamin sampai 1% skala penuh. Tegangan yang diukur voltmeter adalah 83V.
tentukan limiting error dalam persen!

Anda mungkin juga menyukai