Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

KETIDAKPASTIAN DALAM PENGUKURAN


(M - 1)

Nama : Raisya Azzahra

NPM : 230210200075

Partner : Adelia, Livia, Farrel, Mudrafin, M. Naufal, Alvita,


Adam
NPM : 069, 070,071, 072, 073, 074, 076

Fakultas / Departemen : Perikanan dan Ilmu Kelautan / Ilmu Kelautan


Kelas / Kelompok :B/3

Tanggal : 6 Maret 2021

Hari / Jam : Rabu / 13.00

Nama Asisten : Kanaya Maurizka

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

M-1

NAMA : Raisya Azzahra


NPM : 230210200075
PARTNER : Adelia, Livia, Farrel, Mudrafin, M. Naufal, Alvita,
Adam
NPM : 069, 070,071, 072, 073, 074, 076
DEPARTEMEN/FAKULTAS : Ilmu Kelautan
JADWAL PRAKTIKUM : Rabu, 13.00 – 15.00

KOLOM NILAI

Speaken Lap. Pendahuluan Praktikum Lap. Akhir

Jatinangor, ………………………
Asisten

___________________________
NPM
Abstrak
Pengukuran adalah suatu proses pemberian angka atau label terhadap atribut
dengan aturann-aturan yang terstandar. Alat ukur merupakan alat bantu dalam
proses pengukuran. Contoh alat ukur yaitu mistar, jangka sorong, mikrometer
sekrup, neraca, stopwatch, thermometer, dan lain sebagainya. Besaran ialah segala
sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka serta memiliki satuan dan
satuan ialah segala sesuatu yang menyatakan hasil pengukuran atau pembanding
dari suatu besaran. Dalam pengukuran pula akan ada ketidakpastian hasil
dikarenakan adanya keterbatasan pada manusia maupun pada alat-alat pengukuran.
Untuk membuktikannya, dilakukan percobaan pada objek daun dengan alat ukur
mistar. Pengukuran dilakukan berulang kali lalu data yang didapat diolah untuk
mengetahui nilai ketidakpastian atau sesatannya. Dari percobaan tersebut didapat
bahwa pengukuran objek daun oleh alat ukur mistar memiliki ketidakpastian dalam
pengukuran. Maka dari itu, nilai ketidakpastian harus dicantumkan pada hasil
pengukuran supaya hasil pengukuran dapat dituliskan dengan tepat.
Kata Kunci: pengukuran, mistar, ketidakpastian
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran adalah suatu proses pemberian angka atau label terhadap
atribut dengan aturann-aturan yang terstandar atau yang telah disepakati untuk
merepresentasikan atribut yang diukur. Alat ukur merupakan alat bantu dalam
proses pengukuran. Alat ukur sederhana yang telah banyak diketahui ialah mistar
yang meruopakan alat untuk mengukur panjang. Selain itu, untuk mengukur
panjang, contoh alat ukurnya adalah jangka sorong dan mikrometer sekrup. Untuk
mengukur massa contohnya adalah neraca, alat ukur waktu contohnya stopwatch,
alat ukur suhu contohnya thermometer, dan lain sebagainya.
Dalam pengukuran, ada yang disebut dengan besaran dan satuan. Besaran
ialah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka serta
memiliki satuan dan satuan ialah segala sesuatu yang menyatakan hasil
pengukuran atau pembanding dari suatu besaran.
Dalam pengukuran pula akan ada ketidakpastian hasil dikarenakan adanya
keterbatasan pada manusia maupun pada alat-alat pengukuran. Maka dari itu, nilai
ketidakpastian harus dicantumkan pada hasil pengukuran.
Presisi dan akurasi dari hasil pengukuran harus selalu diperhatikan. Nilai
presisi mengacu pada seberapa konsisten hasil ketika pengukuran diulang.
Sedangkan dalam matematika, sains, dan teknik, akurasi mengacu pada seberapa
dekat pengukuran dengan nilai sebenarnya.
Beberapa aplikasi pengukuran dalam bidang kelautan yaitu untuk
mengukur yaitu panjang gelombang laut, periode gelombang laut, massa air laut,
suhu permukaan laut, kecepatan gelombang, densitas/massa jenis air laut, pasang-
surut air laut, pengukuran butir sedimen, dan sebagainya.
Latar belakang dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui dan
memahami cara menggunakan alat ukur yang baik dan benar, mengetahui adanya
ketidakpastian dalam pengukuran, serta dapat menuliskan hasil pengukuran
secara tepat.
1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Mengetahui adanya ketidakpastian dalam pengukuran
1.2.2 Mengetahui cara mengukur dan menggunakan alat ukur dengan
baik dan benar
1.2.3 Menuliskan hasil pengukuran dengan tepat
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Alat dan Bahan Percobaan


1) Mistar
2) Pulpen
3) Daun Tipe A berjumlah 2 buah dan daun tipe B berjumlah 1 buah

2.2 Prosedur Percobaan


1) Siapkanlah terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan dalam
eksperimen
2) Tentukan Nilai Skala Terkecil (NST) pada alat ukur mistar
3) Siapkan 2 helai daun tipe A, kemudian ukur panjang daun secara
horizontal dan berulang masing-masing sebanyak 3 kali
4) Siapkan 1 helai daun tipe B, kemudian ukur panjang daun secara vertical
dan berulang sebanyak 10 kali
5) Catat hasil pengukuran pada tabel
6) Olah data hasil pengukuran untuk menentukan ketidakpastian dan
sesatannya
2.3 Rumus yang Digunakan
1) Perhitungan Hasil Pengukuran
𝑥 = (𝑥0 ± 𝛥𝑥 )𝑦

Keterangan:
x0 = hasil pengukuran yang didapat
Δx = sesatan alat yang digunakan
y = satuan
2) Nilai Pengukuran Rata-rata
𝛴𝑥
𝑥̅ =
𝑁
Keterangan:
x = besaran yang akan diukur
N = banyak pengukuran yang dilakukan
3) Sesatan Pengukuran Majemuk

∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑆𝑥̅ = √
𝑁(𝑁 − 1)
xi = data ke-i
𝑥̅ = rata-rata nilai pengukuran
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Percobaan
Tabel 1. Data Daun Ke-1 Tipe A
Daun 1 Tipe A x0 x2 x=(x0±Δx)y xi - 𝑥̅ (xi - 𝑥̅ )2
1 9.00 cm 81 (9.00 ± 0.05) 0.05 0.0025
2 8.90 cm 79.21 (8.90 ± 0.05) -0.05 0.0025
3 8.95 cm 80.1025 (8.95 ± 0.05) 0 0
Jumlah 26.85 cm 240.3125 0.005
Rata-rata 8.95 cm 80.1025 0.0017

Tabel 2. Data Daun Ke-2 Tipe A


Daun 2 Tipe A x0 x2 x=(x0±Δx)y xi - 𝑥̅ (xi - 𝑥̅ )2
1 11.4 cm 129.96 (11.4 ± 0.05) -0.03 0.0009
2 11.5 cm 132.25 (11.5 ± 0.05) 0.07 0.0049
3 11.4 cm 129.96 (11.4 ± 0.05) -0.03 0.0009
Jumlah 34.3 cm 392.17 0.0067
Rata-rata 11.43 cm 130.6449 0.0022

Tabel 3. Data Daun Ke-1 Tipe B

Pengukuran Ke- x0 x=(x0±Δx)y xi - 𝑥̅ (xi - 𝑥̅ )2


1 6.1 cm (6.1 ± 0.05) -0.29 0.0841
2 6.6 cm (6.6 ± 0.05) 0.21 0.0441
3 6.7 cm (6.7 ± 0.05) 0.31 0.0961
4 6.7 cm (6.7 ± 0.05) 0.31 0.0961
5 6.6 cm (6.6 ± 0.05) 0.21 0.0441
6 6.4 cm (6.4 ± 0.05) 0.01 0.0001
7 6.3 cm (6.3 ± 0.05) -0.09 0.0081
8 6.4 cm (6.4 ± 0.05) 0.01 0.0001
9 6.2 cm (6.2 ± 0.05) -0.19 0.0361
10 5.9 cm (5.9 ± 0.05) -0.49 0.2401
Jumlah 63.9 cm 0.649
Rata-rata 6.39 cm 0.0649

3.2 Pengolahan Data


3.2.1 Pengolahan Data Daun Tipe A
1) Daun Ke-1 Tipe A
• Jumlah x1, x2, x3
𝛴𝑥 = 𝑥𝑖 = x1 + x2 + x3 = 9 + 8.9 + 8.95 = 26.85
• Rata-rata
𝛴𝑥
𝑥̅1 =
𝑁
26.85
𝑥̅1 = = 8.95
3
• Sesatan Pengukuran Majemuk

∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑠𝑥̅1 = √
𝑁(𝑁 − 1)

0.005
𝑠𝑥̅1 = √
3(3 − 1)

0.005
𝑠𝑥̅1 = √
3(2)

0.005
𝑠𝑥̅1 = √ = 0.03 𝑐𝑚
6

atau

∑𝑥𝑁 2 − 𝑁𝑥̅ 2
𝑠𝑥̅1 = √
𝑁(𝑁 − 1)

∑(240.3125 − 3 × 80.1025)
𝑠𝑥̅1 = √
3(3 − 1)

240.3125 − 240.3075
𝑠𝑥̅1 = √
3(2)

0.005
𝑠𝑥̅1 = √ = 0.03 𝑐𝑚
6

2) Daun Ke-2 Tipe A


• Jumlah x1, x2, x3
𝛴𝑥 = 𝑥𝑖 = x1 + x2 + x3 = 11.4 + 11.5 + 11.4 = 34.3
• Rata-rata
𝛴𝑥
𝑥̅2 =
𝑁
34.3
𝑥̅2 = = 11.43
3
• Sesatan Pengukuran Majemuk

∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑠𝑥̅2 = √
𝑁(𝑁 − 1)

0.0067
𝑠𝑥̅2 = √
3(3 − 1)

0.0067
𝑠𝑥̅2 = √
3(2)

0.0067
𝑠𝑥̅2 = √ = √0.001 = 0.03 𝑐𝑚
6

3) Perhitungan Nilai Rata-rata Daun Ke-1 dan Ke-2 Tipe A


𝑥̅1 + 𝑥̅2
𝑥̅ 𝐴 =
2
8.95 + 11.43
𝑥̅ 𝐴 =
2
20.38
𝑥̅ 𝐴 = = 10.19
2
3.2.2 Pengolahan Data Daun Tipe B
• Jumlah x1 s/d x10
𝛴𝑥 = 𝑥𝑖 = x1 + x2 + x3 + … + x10 = 6.1 + 6.6 + 6.7 + 6.7 +6.6 + 6.4
+ 6.3 + 6.4 + 6.2 + 5.9 = 63.9
• Rata-rata
𝛴𝑥
𝑥̅1 =
𝑁
63.9
𝑥̅1 = = 6.39
10
• Sesatan Pengukuran Majemuk

∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑠𝑥̅1 = √
𝑁(𝑁 − 1)

0.649
𝑠𝑥̅1 = √
10(10 − 1)

0.649
𝑠𝑥̅1 = √
10(9)

0.649
𝑠𝑥̅1 = √ = √0.007 = 0.085 𝑐𝑚
90

Atau

∑𝑥𝑁 2 − 𝑁𝑥̅ 2
𝑠𝑥̅1 = √
𝑁(𝑁 − 1)

∑(408.97 − 10 × 40.832)
𝑠𝑥̅1 = √
10(10 − 1)

408.97 − 408.32
𝑠𝑥̅1 = √
10(9)

0.65
𝑠𝑥̅1 = √ = √0.007 = 0.085 𝑐𝑚
90

3.3 Analisis Data


Dari pengolahan data yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa
pengukuran objek daun oleh alat ukur mistar memiliki ketidakpastian dalam
pengukuran.
Untuk daun ke-1 tipe A memiliki sesatan sebesar 0.03 cm, sehingga
penulisan hasil lebih baik ditulis sebagai (8.95 ± 0.03) cm. Untuk daun ke-2 tipe
A memiliki sesatan sebesar 0.03 cm sehingga dapat ditulis (11.43 ± 0.03) cm.
Untuk daun ke-1 tipe B memiliki sesatan sebesar 0.08 cm sehingga dapat ditulis
(6.39 ± 0.08) cm.
BAB IV
KESIMPULAN

Dari pengolahan data yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa pengukuran
objek daun oleh alat ukur mistar memiliki ketidakpastian dalam pengukuran
dikarenakan adanya keterbatasan pada manusia maupun pada alat-alat pengukuran.
Maka dari itu, nilai ketidakpastian harus dicantumkan pada hasil pengukuran
supaya hasil pengukuran dapat dituliskan dengan tepat. Nilai ketidakpastian atau
sesatan dapat dicari melalui rumus sesatan tunggal maupun majemuk.
Daftar Pustaka

Abdullah, M. (2016). Fisika Dasar I. Institut Teknologi Bandung.


Ghani, M.I. (2021). Materi Lengkap Besaran dan Satuan Fisika.
Nugroho, K.A. (2010). MODUL ANALISIS PENGUKURAN FISIKA.
Nunnally, J. C., & Bernstein, I. H. (1994). Psychometric theory. New York:
McGraw-Hill Publishing.
Nurlina, Riska R., & Karim R. (2019). ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. LPP
UNISMUH MAKASSAR.
Lampiran

Gambar 1. Alat dan Bahan Percobaan

Gambar 2. Dokumentasi Saat Melakukan Percobaan

Anda mungkin juga menyukai