Anda di halaman 1dari 19

1|Page

Modul Praktikum Fisika


Kedokteran Gigi

Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
2|Page

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmatNya modul ini dapat diselesaikan dengan baik. Materi di dalam modul ini
merupakan materi fisika dasar yang ada hubungannya dengan fisika dalam kedokteran
gigi. Dalam kegiatan praktikum, mahasiswa secara langsung menggunakan alat ukur dan
melakukan analisa terhadap hasil yang didapat melalui praktikum selanjutnya
dibandingkan dengan teori yang sudah dipelajari sebelumnya.
Topik praktikum dalam modul ini disesuaikan dengan materi dalam modul
ITMKG dan ketersediaan alat di laboratorium. Adapun susunan modul praktikum ini
adalah sebagai berikut:
1. Topik 1 : Pengukuran Panjang
2. Topik 2 : Pengukuran Massa
3. Topik 3 : Pengukuran Volume
4. Topik 4 : Hukum Hooke

Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi penggunanya dan dapat
dikembangkan lebih baik lagi serta diterapkan dalam pembelajaran mata kuliah ITMKG.

Manado, April 2018


Tim Fisika ITMKG,

Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
3|Page

DAFTAR ISI

HAL
Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Topik 1 Pengukuran Panjang 4

Topik 2 Pengukuran Massa 8

Topik 3 Pengukuran Volume 12

Topik 4 Hukum Hooke 14

Ucapan Terima Kasih


Daftar Pustaka

Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
4|Page

Topik 1. PENGUKURAN PANJANG

I. Tujuan : Mengukur besaran panjang dengan berbagai alat ukur panjang.

II. Alat dan bahan :


1. mistar centimeter
2. mistar milimeter
3. jangka sorong
4. mikrometer sekrup
5. jangka sorong
6. balok (batang) kayu atau papan
7. kelereng/ manik-manik
8. kertas

III. Teori dasar


Pada tahun 1983, panjang satu meter didefinisikan ulang sebagai jarak tempuh cahaya
dalam ruang hampa selama 1/299.792.458 sekon. Hal ini berarti bahwa dalam satu sekon
cahaya merambat dalam ruang hampa sepanjang 299.792.458 meter (Abdullah, 2016).
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa alat ukur panjang yang kita temui yaitu
mistar, meteran, jangka sorong dan mikrometer sekrup. Pada topik praktikum kali ini kita
akan mempraktekan cara mengukur dengan menggunakan mistar, jangka sorong dan
mikrometer sekrup dan cara pelaporan pengukurannya.
Berikut ini cara penggunaan mistar, mikrometer sekrup dan jangka sorong.

A. Mistar jarak antara dua garis pendek berdekatan pada mistar yang biasa anda
gunakan adalah 1mm atau 0,1cm. nilai ini menyatakan skala terkecil mistar. Jadi,
skala terkecil mistar adalah 1mm atau 0,1cm. Ketelitian mistar adalah setengah dari
skala terkecilnya, sehingga ketelitian atau ketidakpastian mistar adalah ½ x 1mm
yaitu 0,05cm (Kanginan, 2010).
B. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup ditunjukan pada gambar 1. Jika skala nonius diputar lengkap 1
kali maka rahang geser dan skala nonius maju mundur 0.5 mm. Karena skala nonius
memiliki skala 50 skala, maka ketelitian mikrometer sekrup 0.5 mm / 50 = 0.01 mm
(Kanginan,2002). Dengan demikian ketidakpastiannya ∆x = 1/2 x nilai satuan terkecil

(nst) = 1/2 x 0.001 mm = 0.005 mm


Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
5|Page

Rahang Skala Utama


geser
Skala nonius /
Benda
sekrup pemutar

Gambar 1. mengukur panjang dengan mikrometer sekrup

Maka cara menentukan nilai x (panjang benda) yaitu:


1. Perhatikan garis skala utama dengan skala nonius. Pada gambar 1. garis skala
utama adalah 7 mm lebih.
2. Perhatikan garis mendatar pada skala nonius yang berhimpit dengan garis
mendatar pada skala utama. Pada gambar 1. garis mendatar tersebut 24. maka nilai
x = 7,0+( 24 x 0,01 mm ) = 7,24 mm.
Sehingga jika dituliskan. Panjang = (7,240 ± 0,005) mm

C. Jangka Sorong

Rahang
geser Skala
Utama
Benda Skala
Nonius

Gambar 2. mengukur panjang dengan Jangka Sorong

Skala nonius memiliki panjang 9 mm dan di bagi 10 skala sehingga selisihnya


0,1 mm.atau 0,01 cm. Maka ketidakpastiannya adalah ∆x = 1/2 x 0,1 mm = 0,05 mm =
0,005 cm. Cara menentukan nilai x (panjang benda) yaitu:

Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
6|Page

1. perhatikan angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka 0 pada nonius.
Pada gambar 2. angka tersebut 5 cm
2. perhatikan garis nonius yang berhimpit dengan skala utama. Pada gambar 2. angka
tersebut adalah garis ke 4. ini berarti nilai x = 5 cm + ( 4 x 0,01 cm ) = 5,04 cm.
Sehingga jika dituliskan, Panjang = (5,040 ± 0,005) cm

IV. Cara kerja a) Mengukur panjang batang (papan) kayu


a. ukur panjang batang kayu dengan mistar sentimeter
b. lakukan pengukuran dengan posisi mata sebagai berikut, seperti terlihat pada
gambar berikut. 1 2 3

c. Ulangi denagn 5 kali pengukuran


d. Tuliskan data yang didapat ke dalam tabel pengamatan
e. Gantilah mistar centimeter dengan mistar milimeter lalu ulangi langkah a
sampai d.

b) Mengukur diameter manik-manik


a. ukurlah diameter manik-manik dengan mikrometer sekrup (cara penggunaan
dapat dilihat pada teori dasar)
b. lakukan pengukuran oleh orang yang berbeda
c. lakukan 5 kali pengukuran
d. tuliskan data yang didapat pada tabel data
e. ulangi langkah a sampai d dengan menggunakan Jangka sorong
c) Mengukur tebal kertas
a. ukurlah tebal kertas dengan mikrometer sekrup (cara penggunaan dapat
dilihat pada teori dasar)
b. lakukan pengukuran oleh orang yang berbeda
c. lakukan 5 kali pengukuran

Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
7|Page

d. tuliskan data yang didapat pada tabel data


e. ulangi langkah a sampai d dengan menggunakan Jangka sorong
V. Data Hasil Pengamatan 1. Hasil pengukuran panjang batang (papan) kayu
(L)
Pengukuran ke Dengan mistar centimeter Dengan mistar milimeter
(L ± ∆L) Cm (L ± ∆L) mm
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran

Error
2. Hasil pengukuran diameter manik-manik (D)
Pengukuran ke Dengan Mikrometer sekup Dengan Jangka Sorong
(D ± ∆D) Cm (D ± ∆D) mm
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran

Error
3. Hasil pengukuran tebal kertas (T)
Pengukuran ke Dengan Mikrometer sekup Dengan Jangka Sorong
(T ± ∆T) Cm (T ± ∆T) mm
1
2

Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
8|Page

3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran

Error

VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan


1. dari hasil pengukuran panjang kayu, alat ukur manakah yang lebih teliti? Berikan
alasannya.
2. dari hasil pengukuran diameter kelereng dan tebal kertas alat ukur manakah yang
lebih teliti? Berikan alasannya.
3. posisi mata yang mana yang lebih teliti dalam melakukan pengukuran? Berikan
alasannya.
4. untuk menghitung diameter rambut, alat ukur manakah yang anda akan gunakan?
Mengapa.

5. hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran x , kesalahan pengukuran (∆x) dan

x perentase error perhitungan ( x100%)


pada tiap-tiap data pengukuran. x Gunakan persamaan berikut:

xi xi xx
x nn

Dengan x = rata-rata hasil pengukuran

∆x = ketidak pastian pengukuran xi =

jumlah data hasil pengukuran n =


banyaknya pengulangan

TOPIK 2. MENGUKUR MASSA

I. Tujuan : Mengukur besaran massa dengan berbagai alat ukur massa

Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
9|Page

(neraca/timbangan)

II. Alat dan bahan


1. neraca lengan
2. neraca pegas
3. koin/benda yang akan diukur
4. kawat tembaga
5. kertas

III. Teori dasar


Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai berbagai kegiatan menimbang
massa benda, seperti menimbang telur, beras, kapasitas muatan truk, bahkan menimbang
emas. Semua kegiatan tersebut menggunakan alat ukur yang berbeda. Namun pada
hakekatnya semua kegiatan ini merupakan pengukuran massa. Setiap pengukuran
membutuhkan ketelitian yang berbeda sehingga alat ukur yang digunakan berbeda.

IV. Cara kerja 1. Mengukur massa benda dengan neraca pegas


a. timbanglah massa benda/koin dengan cara mengaitkan pada neraca pegas
b. lihat nilai yang tertera pada neraca pegas, lalu tulis pada tabel data
pengamatan.
c. Ulangi sampai 5 kali pengulangan dengan orang yang berbeda.
d. Ulangi langkah a sampai c dengan kawat tembaga dan kertas.

2. Mengukur massa benda dengan neraca lengan


a. timbanglah massa benda/koin dengan cara meletakan di lengan neraca
b. lihat nilai yang tertera pada neraca, lalu tulis pada tabel data pengamatan.
c. Ulangi sampai 5 kali pengulangan dengan orang yang berbeda.
d. Ulangi langkah a sampai c dengan kawat tembaga dan kertas.

V. Data Hasil Pengamatan

1. Hasil pengukuran massa benda dengan neraca pegas

Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
10 | P a g e

Pengukuran ke Benda/koin Kawat tembaga Kertas (m ±


(m ± ∆m) gr ∆m) gr
(m ± ∆m) gr
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran

Error

2. Hasil pengukuran massa benda dengan neraca lengan


Pengukuran ke Benda/koin Kawat tembaga Kertas (m ±
(m ± ∆m) gr ∆m) gr
(m ± ∆m) gr
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran

Error

VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan


1. Dari hasil pengukuran massa denagn neraca pegas apakah semua benda dapat
diukur dengan neraca lengan?
2. Dari hasil pengukuran alat ukur manakah yang lebih teliti (presisi) ?
3. Dari kedua alat pengukur massa tersebut apakah dapat mengukur massa air ?
jelaskan.
Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
11 | P a g e

4. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran x , kesalahan pengukuran (∆x) dan


x
perentase error perhitungan ( x100%) pada tiap-tiap data pengukuran. x
Gunakan persamaan berikut:

x xi x xi x n n

Dengan x = rata-rata hasil pengukuran

∆x = ketidak pastian pengukuran xi =

jumlah data hasil pengukuran n =


banyaknya pengulangan

Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
12 | P a g e

TOPIK 3. MENGUKUR VOLUME

I. Tujuan : Mengukur besaran volume dengan berbagai cara

II. Alat dan bahan


a. jangka sorong
b. gelas ukur
c. kelereng
d. batu kerikil

III. Teori dasar


Volum zat padat yang bentuknya teratur dapat ditentukan melalui pengukuran panjang
bagian-bagiannya. Volum kubus dapat ditentukan dengan mengukur panjang salah satu
sisinya, volum balok dapat ditentukan dengan mungukur panjang tiga sisinya, dan volum
bola dapat ditentukan dengan mungukur diameternya.
Volum benda padat yang bentuknya tidak teratur dapat ditentukan secara tidak
langsung. Salah satunya adalah dengan mengukur volum air yang dipindahkan oleh benda
tersebut ketika seluruh bagian benda dicelupkan kedalam zat cair. mula-mula zat cair diisi
ke dalam silinder ukur sampai skala tertentu. Zat padat kemudian dimasukkan ke dalam
zat cair, lalu dibaca skala yang sejajar permukaan zat cair. Selisih kedua volum tersebut
merupakan volum zat padat.

IV. Cara kerja 1. Mengukur volume kelereng secara matematis


a. ukurlah diameter kelereng dengan menggunakan jangka sorong, lakukan oleh
orang yang berbeda dan dilakukan 5 kali pengulangan.
b. hitung volume kelereng dengan menggunakan rumus volume benda.
c. Tulis data yang didapat pada tabel data pengamatan.

2. Mengukur volume kelereng menggunakan gelas ukur


a. tuangkan air ke dalam gelas ukur kira-kira 50 ml
b. masulan kelereng kedalam gelas ukur, kemudian catat volume air sekarang.
Hitunglah selisih volume air, yaitu volume sebelum dan sesudah kelereng
dicelupkan. Selisih volume air tersebut adalah volume kelereng.
c. Catat pada tebel data pengamatan, ulangai sampai 5 kali pengulangan.
3. mengukur volume kerikil menggunakan gelas ukur
Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
13 | P a g e

a. tuangkan air ke dalam gelas ukur kira-kira 50 ml


b. masukan kerikil kedalam gelas ukur, kemudian catat volume air sekarang.
Hitunglah selisih volume air, yaitu volume sebelum dan sesudah kelereng
dicelupkan. Selisih volume air tersebut adalah volume kelereng.
c. Catat pada tebel data pengamatan, ulangai sampai 5 kali pengulangan.
V. Data Hasil Pengamatan 1. Hasil pengukuran volume kelereng secara
matematis
Pengukuran ke Diameter (D Volume ( πD2)
± ∆D) gr
(V ± ∆V) gr
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran

Error
2. Hasil pengukuran volume kelereng menggunakan gelas ukur
Pengukuran ke Vair semula (V Vair sesudah Volume ∆ V
± ∆V) gr (V ± ∆V) gr
(Vair sesudah- Vair semula)
(V ± ∆V) gr
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran

Error
VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan

Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
14 | P a g e

1. Dari hasil pengukuran volume dengan cara yang berbeda manakah yang lebih
teliti (presisi) ?
2. apakah cara matemais dapat digunakan untuk menghitung volume kelereng ?
jelaskan.

3. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran V , kesalahan pengukuran (∆V) dan


V
perentase error perhitungan ( x100%) pada tiap-tiap data pengukuran.

V
Gunakan persamaan berikut:

V V V
V i V i n
n

Dengan V = rata-rata hasil pengukuran

∆V = ketidakpastian pengukuran Vi =

jumlah data hasil pengukuran n =


banyaknya pengulangan

Topik 4. HUKUM HOOKE

3.1 Tujuan
Menentukan konstanta pegas

3.2 Alat
1. Papan statis
2. Massa
3. Hanger
4. Dinamometer

Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
15 | P a g e

3.3 TEORI DASAR


Pada level praktis, gaya secara sederhana berupa dorongan dan tarikan. Gaya

merupakan besaran vector yang mempunyai besar(kuantitas) dan arah. Satu cara untuk

mengaplikasikan gaya adalah dengan menggantung massa, dan menentukan gaya

berdasarkan asumsi bahwa tarikan gravitasi terhadap massa kearah bawah menuju pusat

bumi sebesar

F = mg

dimana m adalah massa dan g adalah tetapan percepatan gravitasi (9,8 m/s2). Satuan g

juga dapat dinyatakan dalam N/kg. cara lain untuk mengaplikasikan gaya adalah dengan

tarikan pada pegas. Pegas akan meregang ketika ditarik, dan jika kita menjumlahkan

regangannya akan berbanding lurus dengan gaya yang dikenakan, sehingga pegas dapat

dikalibrasi dengan mengukur gaya yang tidak diketahui. Pada eksperimen ini anda akan

menggunakan gaya yang diketahui dihubungkan dengan tarikan gravitasi pada massa

terkalibrasi untuk menyelidikan sifat-sifat skala pegas pada dinamometer.

Hukum Hooke menjelaskan hubungan antara besar gaya dan besar regangan pada

pegas “ideal”. Hukum Hooke menyatakan bahwa gaya (F) dan regangan (Δx)

adalah berbanding lurus.

F = kΔx
Dengan kata lain, perbandingan gaya dibagi dengan regangan adalah konstan, k. konstanta

ini disebut sebagai konstanta pegas.

Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
16 | P a g e

Gambar 1. Skema Alat

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Tempatkan pegas berskala(dinamometer) pada papan statis, sehingga pegas


tergantung vertikal di tabungnya. Jangan menggantungkan sesuatu digagang
pegas bawah (bottom hook). Indikator harus menunjuk pada tanda nol pada label
skala. Untuk meng-nol-kan skala pegas, longgarkan sekrup di atas skala. Putar
gagang atas(Top hook) searah jarum jam untuk menurunkan indikator, dan putar
berlawanan dengan arah jarum jam untuk menaikkan indikator. Jika indikator
sudah menunjuk nol, eratkan sekrup penguncinya.
2. Ikat tali pada pegangan bawah (Bottom hook) dan gantungkan hanger massa pada
tali.
3. Tambahkan massa pada hanger sampai indikator menunjuk pada skala 10 mm
pada label. Sesuaikan massa sampai sedekat mungkin dengan skala 10 mm pada
label. Perkirakan ketakpastiannya.
4. Catat jumlah total massa (termasuk massa hanger) dalam tabel data. Catat
ketakpastiannya.
5. Tambahkan massa pada hanger sampai indikator menunjuk skala 20 mm pada
label dan catat jumlah massa total dan ketakpastiannya.
6. Ulangi proses tersebut sehingga indikator turun setiap 10 mm sampai indikator
menunjuk pada skala 80 mm pada label. Catat untuk masing-masing jumlah massa
total dan ketakpastiannya.
Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
17 | P a g e

1.4 TABEL DATA

No Perubahan pegas (m) Massa (kg) Ketakpastian Berat (N)

3.5 TUGAS

1. Menggunakan formula F = mg, dimana m massa dan g konstanta percepatan


gravitasi, hitung berat dalam satuan newton (N) pada setiap percobaan. Catat berat
dalam table data (untuk memperoleh gaya dalam satuan N, konversi massa ke
satuan kg).
2. Menggunakan kertas millimeter blok, buatlah grafik Berat (N) pada sumbu y vs
Perubahan pegas (m) pada sumbu x.
3. Gambarkan garis terbaik yang melewati titik-titik data pada grafik. Hitung
kemiringan garis (slope). Slope adalah konstanta pegas k untuk pegas dalam skala
pegas.
4. Tentukan skala pegas k dari grafik dan catat hasilnya. Ingat satuannya adalah N/m.

Menggunakan skala pegas untuk mengukur gaya


1. Gantungkan massa 160 gram (0,160 kg) pada dinamometer. Hitung berat degan
formula F = mg. Baca berapa besar gaya (N) pada dinamometer.

Berat = …………… Pembacaan dinamometer = ……………………


2. Bagaimana hasil pengukuran dari dinamometer dibandingkan dengan berat
sesungguhnya?

3. Hitung persentase perbedaannya: = …..

Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
18 | P a g e

3.6 Pertanyaan
1. Hukum Hooke menyatakan bahwa hubungan antara gaya dan perubahan pegas
adalah linear. Jika Hukum Hooke tidak valid, apakah pegas masih dapat
digunakan untuk mengukur gaya? Jelaskan!
2. Dengan cara bagaimana Hukum Hooke berguna ketika mengkalibrasi pegas untuk
mengukur gaya?
3. Pada grafik anda, Berat vs Perubahan pegas, apakah garis terbaik melewati titik
nol (origin)? Jika tidak apa artinya?

Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado
19 | P a g e

Daftar Pustaka

Abdullah, M. 2016. Fisika Dasar 1 (e-book). Institut Teknologi Bandung.


Giancoli, D. C.2009, FISIKA, Jilid 1, Edisi keempat, Alih bahasa : Imawan, C. Jakarta :
Erlangga.

Halliday, D. dan Resnick, R. 2010, FISIKA, Jilid 1, Edisi Ketujuh, Alih bahasa : Tim
Pengajar ITB. Jakarta : Erlangga.

Kanginan M, 2007. FISIKA untuk SMA Kelas XI, Jilid 2, Jakarta : Erlangga

Kanginan M, 2007. FISIKA untuk SMA Kelas X, Jilid 1, Jakarta : Erlangga

Tim Fisika Dasar, 2014 : Panduan Praktikum Fisika Dasar, Laboratorium Fisika Dasar
FMIPA UNSRAT. Manado

Tipler, P. A.1998, FISIKA Untuk Sains dan Teknik, jilid 1, Edisi ketiga, Alih bahasa :
Prasetyo, L. dan Adi R. W. Jakarta : Erlangga.

Tim Lab. IPA MAN Purwokerto. 2012. Petunjuk Praktikum Fisika.

Young, H. D. dan Freedman, R. A. 2002; FISIKA Universitas, Jilid 1, Edisi kesepuluh


Alih bahasa : Juliastuti, Endang, Jakarta : Erlangga

Tahun 2018
Handy Indra Regain Mosey, S.Si.,M.Si
FMIPA-UNSRAT
Manado

Anda mungkin juga menyukai