Liquid-Liquid/Liquid-Solid Mixing
Oleh:
Kelompok 1
Ririn Sinaga, S. Farm
138115152
138115153
138115154
138115155
Liquid-Liquid/Liquid-Solid Mixing
A. Mixing
Definisi mixing/pencampuran adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk
mengubah
sistem
yang
non
homogen/seragam
menjadi
sistem
yang
homogen/seragam.
Pencampuran dapat dilakukan pada satu fase yang sama atau campuran
fase, yaitu padat, cair dan gas. Pada pencampuran dengan fase yang berbeda tentu
membutuhkan jenis alat yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan.
Tipe campuran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Campuran positif
Jenis campuran terbentuk ketika dua atau lebih dari dua gas atau cairan
yang dapat terlarut dicampur bersama-sama dengan cara proses difusi.
Dalam hal ini tidak ada energi yang diperlukan untuk pembentukan
campuran. Pencampuran bahan ini tidak menimbulkan masalah dalam
pencampuran.
2. Campuran negatif
Jenis campuran terbentuk ketika padatan yang tidak larut dicampur dengan
cairan pembawa untuk membentuk suspensi atau ketika dua cairan tidak
saling bercampur dicampur untuk membentuk emulsi. Campuran ini lebih
sulit untuk dibentuk dan membutuhkan derajat pencampuran yang tinggi
dengan bantuan external force karena ada kecenderungan komponen
campuran ini memisah kembali kecuali mereka terus diaduk.
3. Campuran netral
Banyak produk farmasi seperti pasta dan salep adalah contoh dari
campuran netral. Masing-masing komponen pada produk tersebut tidak
memiliki kecenderungan untuk bercampur secara spontan tetapi jika
komponen dalam produk tersebut dicampurkan, mereka tidak dapat
memisah dengan mudah.
B. Tujuan Mixing
Tujuan dilakukannya pencampuran atau mixing adalah:
1. Menghasilkancampuranbahandengankomposisitertentudanhomogen.
2. Mempertahankankondisicampuranselama
proses
kimiadanfisika
agar
tetaphomogen.
sediaan berbentuk emulsi dimana suhu menjadi salah satu titik kritis dalam
proses pembuatannya.
Contoh:
Liquid-liquid
Mencampurkan
Solid-liquid
liquid
(saling
larut)
Mendispersikan
liquid
(tidak
pindah
panas
Kristalisasi
saling larut)
Meningkatkan
D. Mekanisme Mixing
1. Bulk transport
Gerakanbahandalamjumlahbesar yang dicampurdarisatutempatketempat
lain dalamsatusistem secara bersama-sama. Contoh dalam mekanisme ini
yaitu ketika mencampurkan dua macam bahan yang berbeda dalam sebuah
botol, ketika botol tersebut dibalikkan maka kedua bahan tersebut
berpindah secara bersama-sama. Ketika kedua bahan tersebut berpindah
maka ada proses pencampuran kedua bahan tersebut sehingga dapat
tercapai produk akhir berupa campuran bahan tersebut yang homogen.
2. Turbulent mixing
Aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak
stabil dengan kecepatan berfluktuasi. Karena gerakan partikel yang tidak
beraturan maka garis alir antar partikel fluidanya saling berpotongan.
Akibat yang ditimbulkan oleh mekanisme ini yaitu terjadi proses
pencampuran antara partikel yang berada pada sisi tertentu berpindah ke
sisi yang lain yang saling memotong garis alir antar partikel fluida.
Mekanisme tubulen ini merupakan yang dibutuhkan pada proses
pencampuran karena dengan mekanisme ini partikel dapat tersebar merata
ke semua sisi sistem campuran. Gambar aliran turbulen:
3. Laminar mixing
Aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan yang
membentuk garis-garis alir dan tidak berpotongan satu sama lain.Pada
mekanisme ini partikel tidak saling memotong garis alir fluida yang
menyebabkan partikel yang berada diatas tetap diatas dan partikel yang
berada dibawah tetap dibawah. Oleh karena itu proses pencampuran tidak
dapat terjadi merata atau jika memungkinkan merata maka memerlukan
waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan aliran turbulen.
4. Molecular mixing
Pencampuran pada tingkat molekuler yang dihasilkan dari gerak termal
molekul.Pada mekanisme ini pencampuran dapat terjadi dengan mudah
karena gerakan partikel secara molekular. Adanya termal membuat
partikel bergerak lebih cepat sehingga akan tercampur dengan sendirinya
pada larutan pembawanya. Contohnya pada pewarna yang diteteskan pada
air jernih. Semakin lama maka pewarna akan tercampur merata pada air,
dan akan lebih cepat merata jika suhunya dinaikkan.
diatas. Perbedaan densitas ini akan membuat kedua liquid yang akan
dicampurkan menjadi lebih susah tercampur.
Berdasarkan sifat aliran
Aliran yang turbulen meningkatkan proses mixing dibandingkan aliran
yang laminar. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sifat aliran yang
turbulen akan membuat partikel bergerak saling memotong garis alir fluida
sehingga partikel akan saling berpindah dan menjadi tercampur di semua
sisi bagian campuran. Sifat aliran ini dapat dipengaruhi oleh bentuk vessel
atau tangki pengaduk dan juga pengaduk. Dalam vessel seringkali
ditambahkan baffle untuk membuat aliran yang terjadi selama pengadukan
menjadi turbulen. Pengaduk juga berpengaruh dari bentuk pengaduk dan
letak pengaduk disesuaikan pada masing-masing alat untuk membuat
aliran menjadi turbulen.
Partikel solid yang memiliki bentuk yang tidak teratur cenderung akan
lebih susah untuk dicampurkan, hal ini dikarenakan bentuknyanya yang
tidak teratur dapat mengakibatkan terjadinya interlocking antar partikel
solid. Ketika antar partikel solid mengalami interlocking maka akan
lebih susah terpisah kembali selama proses pencampuran. Berbeda
halnya jika bentuk partikel solid lebih beraturan dan permukaannya
cenderung rata maka akan mudah untuk berpindah dan kecenduran
untuk mengalami interlocking akan lebih kecil, sehingga ketika proses
pencampuran partikel solid akan lebih mudah dicampurkan dan menjadi
homogen.
3. Kelarutan
Partikel solid yang larut pada bahan cair yang dicampurkan akan lebih
mudah tercampur. Namun jika partikel solid tidak terlarut pada bahan
cair yang dicampurkan maka diperlukan tambahan suspending agent
untuk membuat partikel solid terdispersi secara merata di semua bagian
bahan cair sehingga campuran yang terbentuk homogen.
Berdasarkan sifat aliran
Sama seperti penjelasan pada sebelumnya bahwa sifat aliran yang turbulen
akan membuat partikel bergerak saling memotong garis alir fluida
sehingga partikel akan saling berpindah dan menjadi tercampur di semua
sisi bagian campuran.
Keterangan gambar:
(a) Partial suspension
Pada proses ini partikel solid belum tercampur seluruhnya, secara visual
partikel solid hanya berada pada bagian bawah vessel atau tangki
pengadukan. Pada kasus ini tidak semua permukaan solid dapat
mengalami kontak langsung dengan bagian liquid yang berada diatasnya
untuk mengalami transfer massa, transfer panas atau reaksi kimia. Partial
suspension ini merupakan tingkat pengadukan suspensi yang cukup dapat
mencampurkan bahan solid dengan liquid dengan syarat partikel solid
merupakan bahan yang sangat mudah larut pada bahan liquid.
(b) Complete suspension
Pada proses ini semua partikel solid telah mengalami perpindahan
dengan tidak adanya partikel solid yang berada di bagian dasar vessel
selama lebih dari 2 detik. Dengan tingkat suspensi ini maka permukaan
solid dari semua partikel dapat mengalami kontak dengan bahan cair
untuk mengalami transfer massa, transfer panas atau reaksi kimia.
(c) Uniform suspension
Pada proses ini semua partikel solid telah tercampur merata dengan
liquid di seluruh bagian liquid. Keadaan ini merupakan keadaan
sempurna dimana homogenitas partikel tercapai dengan baik.
c. Axial : Pengaduk ini akan menimbulkan arus atau aliran yang sejajar dengan
sumbu poros pengaduk. Aliran fluida akan menuju dasar vessel kemudian naik ke
atas dan kembali turun menuju poros pengaduk. Aliran ini dapat terbentuk
menggunakan bantuan adanya baffle dan bentuk pengaduk yang sesuai seperti
propeller.
I.
Liquid-Liquid/Liquid-Solid Mixer
Shaker mixers
Dalam mixer ini, bahan yang ada didalam wadah akan diaduk oleh
oscillator. Prinsip dari alat ini adalah pencampuran yang diakibatkan oleh
getaran dari oscillator. Getaran yang ditimbulkan akan menimbulkan
gesekan antar zat dan membuat aliran turbulen. Aliran tersebut akan
meningkatkan kontak antar zat dan perpindahan antar zat, lama waktu
getar dan kecepatan gerak oscillator akan dioptimasi disesuaikan dengan
karakteristik zat yang akan dicampur dan kuantitas dari zat tersebut.
Kelemahan dari shaker mixers adalah tidak dapat digunakan untuk
mencampur zat dengan viskositas tinggi, selain itu waktu pencampuran
relatif lama.
Propeller mixers
Static mixer pada dasarnya adalah alat untuk mixing dimana mixer
yang digunakan untuk mencampurkan dalam kondisi statis atau tidak
bergerak, melainkan aliran fluidanya yang dilewatkan melalui mixer.
Mixer berupa alat yang berbentuk sekat-sekat yang memiliki pola tertentu
sehingga ketika fluida dialirkan maka akan mengalami manipulasi arah
aliran. Aliran fluida akan terbagi ketika melewati satu sekat kemudian
ketika melewati sekat berikutnya akan terbagi lagi sehingga partikelpartikel yang sebelumnya terpisah menjadi tersebar dan menjadi homogen.
Fluida dialirkan ke dalam sebuah pipa yang berisi mixer tersebut dan
dengan cara ini maka jika pipa mixer yang digunakan semakin panjang
maka fluida akan semakin banyak mengalami manipulasi sehingga
campuran yang terbentuk akan makin homogen.
J.
Case Study
Pada sebuah industri farmasi hendak membuat suatu produk sirup
dimana konsentrasinya 60-75% yang terdiri dari sukrosa, maltodextrin,
glukosa, dan sisanya merupakan bahan pengental, bahan penstabil dan zat
aktif.
Untuk memproduksi sirup tersebut maka pabrik tersebut harus
mencapai poin penting:
Melarutkan gula untuk membentuk syrup
Membasahi bahan yang berbentuk bubuk
Memadukan bahan viskositas yang sangat berbeda
Mendispersikan atau melarutkan bahan aktif
Sirup yang terbentuk harus lembut, tidak mengalami aglomerasi dan
homogen
Peralatan harus sesuai dengan standar GMP
Permasalahan yang muncul apabila pabrik menggunakan mixer
konvensional yang hanya menggunakan agitator yaitu:
Agitator konvensional tidak dapat melarutkan gula konsentrasi tinggi pada
suhu kamar.
Pemanasan
dilakukan
untuk
membantu
proses
pelarutan,
dan
K. Diskusi
1. Omega/138115150
Pertanyaan: Apakah tekanan aliran fluida berpengaruh pada pencampuran
dengan static mixer?
Jawaban: Tekanan aliran memiliki pengaruh terhadap pencampuran
dengan static mixer karena static mixer bekerja dengan melakukan
manipulasi aliran fluida sehingga bahan yang sebelumnya terpisah dapat
terbagi oleh karena adanya sekat dalam pipa dan semakin banyak sekat
maka aliran akan banyak terbagi yang menjadikan fluida yang homogen.
Dapat terjadi ketika melewati satu sekat dan hendak menuju ke sekat
kedua, liquid sudah saling bergabung kembali ke liquid sejenisnya jika
tekanannya kurang kuat. Oleh karena itu tekanan harus tepat untuk
menghasilkan manipulasi aliran yang diinginkan.
2. Mbak Melani
Pertanyaan: Apakah static mixer dapat digunakan pada pembuatan emulsi?
Kalau ukuran nano partikel bagaimana?
Jawaban: Static mixer dapat digunakan untuk pembuatan emulsi, tetapi
karena sifat bahan yang tidak saling larut maka ada kemungkinan setelah
selesai melewati mixer maka kedua fase liquid akan memisah kembali.
Oleh karena itu diperlukan suatu bahan tambahan yaitu emulgator untuk
mempertahankan kondisi pencampuran sehingga setelah melalui mixer
dan
kecepatan
putar
yang
rendah
sudah
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Bhatt, B., and Agrawal S.S., 2007, Pharmaceutical Engineering, Delhi Institute of
Pharmaceutical Science and Research, New Delhi, 3-9.
Paul, E., Atiemo-Obeng, V., and Kresta, S., 2004, Handbook of Industrial Mixing:
Science and Practice, John Wiley and Sons Inc., 556.
Ross, C., 2014, Static Mixer Designs and Applications, Ross White Paper:
Solutions to Batch Mixing Issues, New York, 2-3.
Silverson, 2014, Production of Cough Mixtures and Pharmaceutical Syrups,
Silverson Machines, Inc, 2-4.