Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT karena berkat limpahan rahmat, hidayah
dan karunia-Nya sehingga makalah ini dengan judul RHEOLOGI DAN VISKOSITAS
sebagai tugas Farmasi fisika 2 dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini, Penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk
mencapai hasil terbaik namun keterbatasan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki
mejadikan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, untuk kepentingan perbaikan makalah-makalah berikutnya maka
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan.
Terima kasih.

Cimahi 11 januari 2016


Penulis

Ardi Saputra
3311141102
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................


Kata Pengantar ...................................................................................................
Daftar Isi ..............................................................................................................
Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang ..................................................................................................
b. Rumuan Masalah ...............................................................................................
Bab II Pembahasan
a. Dasar Teori Rheologi .......................................................................................
b. Peranan Rheologi Dalam Dunia Farmasi ..........................................................
c. Dasar Teori Viskositas ......................................................................................
d. Macam-Macam Viskometer ..............................................................................
e. Cara Penggunaan Viskometer ...........................................................................
Bab III Penutup
a. Kesimpulan .......................................................................................................
b. Saran .................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang


Salah satu materi dalam mata kuliah Farmasi Fisika 2 adalah Rheologi dan
Viskositas. Rheologi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran cairan dan
deformasi dari padatan. Rheologi mempelajari hubungan antara tekanan gesek (shearing
stress) dengan kecepatan geser (shearing rate) pada cairan atau hubungan antara strain dan
stress pada benda padat. Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir.
Praktikum ini membahas masalah cara perhitungan Viskositas dengan menggunakan alat
tertentu yang dikenal dengan nama Viscometer Ostwald.
Beberapa alat yang biasa digunakan dalam praktikum rheologi yaitu Viscometer
Ostwald, Viscometer Bola Jatuh serta Viscometer kerucut dan lempeng.
Beberapa tahun terakhir ini, prinsip dasar rheologi telah digunakan dalam
penyelidikan cat, tinta, berbagai adonan, bahan–bahan untuk pembuat jalan, kosmetik,
produk hasil peternakan serta bahan–bahan lain. Terkadang dalam literatur tidak dicantumkan
nilai viscositas atau terkadang senyawa tersebut nilai viskositasnya tidak sesuai dengan
literatur. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa Farmasi harus mampu menghitung nilai
viskositas suatu zat.

B.       Rumusan Masalah


1. Menjelaskan dasar teori rheologi
2. Menjelaskan peranan rheologi dalam dunia Farmasi
3. Menjelaskan dasar teori viskositas
4.Menyebutkan macam-macam viskometer
5.Menjelaskan cara penggunaan viskometer
C. Tujuan penulisan
a.Untuk mengetahui apa itu viskositas dan rheologi
b.Untuk mengetahui teori tentang aliran
c.Untuk mengetahui perbedaan cairan newton dan non newton
d.Untuk mengetahui pengukuran
e.Untuk mengetahui manfaat viskositas dalam kehidupan bidang farmasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Teori Rheologi


Rheologi berasal dari bahasa yunani mengalir (rheo) dan logos (ilmu). Digunakan
istilah ini untuk pertama kali oleh Bingham dan Croeford untuk menggunakan aliran cairan
dan deformasi dari padatan. Rheologi mempelajari hubungan antara tekanan gesek (shearing
stress) dengan kecepatan geser (shearing rate) pada cairan, atau hubungan antara strain dan
stress pada benda padat.
Rheologi merupakan ilmu yang mempelajari sifat zat cair atau deformasi zat padat.
Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Dalam bidang Farmasi, prinsip–prinsip rheologi
diaplikasikan dalam pembuatan krim, suspensi, emulsi, lotion, pasta, penyalut tablet dan lain
sebagainya. Selain itu, prinsip rheologi digunakan untuk karakterisasi produk sediaan
Farmasi (Dosage Form). Sebagai penjamin kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi
juga meliputi pencampuran aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube atau
pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi
penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh
(bioavailability). Sehingga viskositas telah terbukti dapat mempengaruhi laju absorbsi obat
dalam tubuh.
Sifat-sifat rheologi dari sistem farmaseutika dapat mempengaruhi pemilihan alat
yang akan digunakan untuk memproses produk tersebut dalam pabriknya. Lebih-lebih lagi
tidak adanya perhatian terhadap pemilihan alat ini akan berakibat diperolehnya hasil yang
tidak diinginkan. Aspek ini dan banyak lagi aspek-aspek rheologi yang diterapkan dibidang
farmasi.
Ada beberapa istilah dalam rheologi ini :
a. Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara dua
bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).
b. Shearing stress (τ atau F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang
diperlukan untuk menyebabkan aliran.

B.     Penerapan Rheologi Dalam Dunia Farmasi


1.      Sifat Rheologi Dalam Suspensi
Viskositas dari suatu suspensi apabila mempengaruhi pengendapan dari
partikelpartikel zat terdispersi perubahan dalam sifat-sifat aliran dari suspensi bila wadahnya
dikocok dan bila produk tersebut dituang dari botol dan kualitas penyebaran dari cairan
(lotio) bila digunakan untuk suatu bagian permukaan yang akan diobati. Pertimbangan
rheologi juga penting dalam pembuatan suspensi.
Satu-satunya shear yang terjadi dalam suatu suspensi pada penyimpanan adalah
lantaran pengendapan dari partikel-partikel yang tersuspensi. Gaya ini diabaikan dan bisa
dibuang. Tetapi jika wadah dikocok dan produk dituang dari botol terdapat laju shearing yang
tinggi. Zat pensuspensi yang ideal harus mempunyai viskositas yang tinggi pada shear yang
dapat diabaikan yakni selama penyimpanan dan zat pensuspensi itu harus mempunyai
viskositas yang rendah pada laju shearing yang tinggi yakni ia harus bebas mengalir selama
pengocokan, penuangan, dan penyebarannya ini.

2.      Sifat Rheologi Dalam Emulsi


Produk yang diemulsikan mungkin mengalami berbagai shear-stress selama
pembuatan atau penggunaanya. Pada kebanyakan proses ini sifat aliran produk akan menjadi
sangat penting untuk penampilan emulsi yang tepat pada kondisi penggunana dan
pembuatannya. Jadi penyebaran produk dermatologik dan produk kosmetik harus dikontrol
agar didapat suatu preparat yang memuaskan. Aliran emulsi parenteral melalu jarum
hipodermik, pemindahan suatu emulsi dari botol atau tube dan sifat dari satu emulsi dalam
berbagai proses penggilingan yang digunakan dalam pembuatan produk ini secara besar-
besaran, menunjukkan perlunya karakteristik aliran yang tepat.
Kebanyakan emulsi, kecuali emulsi encer menunjukkan aliran non Newton yang
mempersulit interpretasi data dan perbandingan kuantitatif antara sistem-sistem dan
formulasi-formulasi yang berbeda.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan fase terdispersi meliputi perbandingan
dengan fase terdispers meliputi perbandingan volume fase, distribusi ukuran partikel dan
viskositas dari fase dalam itu sendiri. Jadi, jika konsentrasi volume dari fase terdispers rendah
(kurang dari 0,05), sistem tersebut adalah Newton. Dengan naiknya konsentrasi volume,
sistem tersebut menjadi lebih tahan terhadap aliran dan menujukkan karekteristik aliran
pseudoplastis. Pada konsentrasi yang cukup tinggi, terjadi aliran plastis. Jika konsentrasi
volume mendekati 0,74 mungkin terjadi inversi dengna berubahnya viskositas secara nyata.
Pengurangan ukuran partikel rata-rata akan menaikkan viskositas. Makin luas distribusi
ukuran partikel, makin rendah viskositasnya jika dibandingkan dengan sistem yang memiliki
ukuran partikel rata-rata serupa tetapi dengan distribusi ukuran partikel yang lebih sempit.

3.      Sifat Rheologi Dalam Semisolid


Pembuat salep farmasetik dan krim kosmetik menyadari adanya keinginan untuk
mengontrol konsistensi bahan non-Newton. Instrumen yang paling baik untuk menentukan
sifat-sifat rheologi dari semisolid di bidang Farmasi adalah viskometer putar (rotational
viscometer). Untuk analisis semisolid yang berbentuk emusi dan suspensi digunakan cone-
plate viscometer. Viscometer Stormer terdiri dari cup yang stationer dan bob yang berputar,
dan alat ini juga baik untuk semisolid.

4.      Sifat Aliran Pada Serbuk


Serbuk bulk agak analog dengan cairan non Newton menunjukkan aliran plastik
dan kadang-kadang dilatansi partikel-partikel dipengaruhi oleh gaya tarik menarik sampai
derajat yang bervariasi. Oleh karena itu, serbuk bisa jadi mengalir bebas (free-flowing) atau
melekat. Dalam pengertian khusus yaitu ukuran partikel porositas dan kerapatan, dan
kehalusan permukaan. Sifat-sifat dari zat padat yang menentukan besarnya interaksi partikel-
partikel.
Akan halnya partikel-partikel yang relati kecil (kurang dari 10µm), aliran partikel
melalui lubang dibatasi karena gaya lekat antara partikel besarnya sama dengan gaya
gravitasi. Karena gaya yang terakhir ini merupakan fungsi dari garis tengah yang di naikkan
pangkat tiga, gaya-gaya tersebut menjadi lebih bermakna apabila ukuran partikel meningkan
dan aliran dipermudah. Laju aliran maksimum dicapai setelah aliran berkurang apabila
ukuran partikel mendekati besarnya lubang tersebut. Jika suatu serbuk mengandung sejumlah
partikel-partikel kecil, sifat-sifat aliran serbuk bisa diperbaiki dengan menghilangkan “fines”
atau mengadsorbsinya pada partikel-partikel yang lebih besar. Kadang kadang, aliran yang
jelek bisa diakibatkan karena adanya kelembapan dalam hal mana pengeringan partikel-
partikel akan mengurangi lekatnya partikel-partikel tersebut.
Partikel-partikel panjang atau plat cenderung untuk mengepak walaupun dengan
sangat longgar sehingga memberikan serbuk yang mempunyai porositas tinggi. Partikel-
partikel dengan kerapatan tinggi dan porositas dalam rendah cenderung untuk mempunyai
sifat-sifat bebas mengalir. Ini dapat dikurangi dengan kasarnya permukaan, yang cenderung
mengakibatkan karakteristik aliran yang jelek disebabkan oleh gesekan dan kelekatannya.
Serbuk yang mengsalir tidak baik atau granulat memberikan banyak kesulitan
pada industri farmasi. Produksi unit sediaan tablet yang seragam terbukti bergantung pada
beberapa sifat granulat. Jika ukuran granular berkurang, variasi berat tablet pun berkurang.
Variasi berat minimum dicapai pada granul yang mempunyai garis tengah 400 sampai 800
µm. Jika ukuran granul dikurangi lagi, granul mengalir kurang bebas dan variasi berat granul
meningkat. Distribusi ukuran partikel mempengaruhi aliran dalam dan pemisahan dari suatu
granulat.

Klasifikasi serta Karakteristik Rheologi

Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi ada 2 yaitu Sistem Newtonian
dan Sistem Non-Newtonian.

1. Sistem Newtonian

Jika bidang cairan paling atas bergerak dengan suatu kecepatan konstan, setiap lapisan
di bawahnya akan bergerak dengan suatu kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak dari
lapisan dasar yang diam.

2. Sistem Non-Newtonian

Ada 3 jenis tipe aliran dalam sistem Non-Newtonian, yaitu : PLASTIS,


PSEUDOPLASTIS, dan DILATAN.

a. Aliran Plastis

Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing stress
(atau auakan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu)
pada suatu titik tertentu yang dikenal dengan sebagai harga yield. Cairan plastis tidak akan
mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield value tersebut. Pada harga stress di
bawah harga yield value, zat bertindak sebagi bahan elastis (meregang lalu kembali ke
keadaan semula, tidak mengalir).
U=(F–f)
G
U adalah viskositas plastis, dan f adalah yield value.

Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel-partikel yang tersuspensi dalam


suspensi pekat. Adanya yield value disebabkan oleh adanya kontak antara partikel-partikel
yang berdekatan (disebabkan oleh adanya gaya van der Waals), yang harus dipecah sebelum
aliran dapat terjadi. Akibatnya, yield value merupakan indikasi dari kekuatan flokulasi.
Makin banyak suspensi yang terflokulasi, makin tinggi yield value-nya. Kekuatan friksi antar
partikel juga berkontribusi dalam yield value. Ketika yield value terlampaui (shear stress di
atas yield value), sistem plastis akan menyerupai sistem newton.

2. Aliran Pseudoplastis

Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi yaitu gom alam dan
sisntesis seperti dispersi cair dari tragacanth, natrium alginat, metil selulosa, dan natrium
karboksimetil selulosa. Aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam
larutan, hal ini berkebalikan dengan sistem plastis, yang tersusun dari partikel-partikel
tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai dari (0,0) , tidak ada
yield value, dan bukan suatu harga tunggal.

Viskositas aliran pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of shear.


Rheogram lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis ini disebabkan adanya aksi shearing
terhadap molekul-molekul polimer (atau suatu bahan berantai panjang). Dengan
meningkatnya shearing stress, molekul-molekul yang secara normal tidak beraturan, mulai
menyusun sumbu yang panjang dalam arah aliran. Pengarahan ini mengurangi tahanan dari
dalam bahan tersebut dan mengakibatkan rate of shear yang lebih besar pada tiap shearing
stress berikutnya.

FN = η’ G
Eksponen N meningkat pada saat aliran meningkat hingga seperti aliran newton. Jika N=1
aliran tersebut sama dengan aliran newton.

3. Aliran Dilatan

Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat padat terdispersi
dengan konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk mengalir (viskositas)
dengan meningkatnya rate of shear. Jika stress dihilangkan, suatu sistem dilatan akan kembali
ke keadaan fluiditas aslinya.
Pada keadaaan istirahat, partikel-partikel tersebuat tersususn rapat dengan volume antar
partikel pada keadaan minimum. Tetapi jumlah pembawa dalam suspensi ini cukup untuk
mengisi volume ini dan membentuk ikatan lalu memudahkan partikel-partikel bergerak dari
suatu tempat ke tempat lainnya pada rate of shear yang rendah. Pada saat shear stress
meningkat, bulk dari system itu mengembang atau memuai (dilate). Hal itu menyebabkan
volume antar partikel menjadi meningkat dan jumlah pembawa yang ada tidak cukup
memenuhi ruang kosong tersebut. Oleh karena itu hambatan aliran meningkat karena
partikel-partikel tersebut tidak dibasahi atau dilumasi dengan sempurna lagi oleh pembawa.
Akhirnya suspensi menjadi pasta yang kaku.

C.    Dasar Teori Viskositas


Viskositas adalah suatu ungkapan dari resistensi zat cair untuk mengalir. semakin
tinggi viskositas aliran akan semakin besar resistensinya. Viskositas berpengaruh terhadap
laju penyerapan obat dari saluran pencernaan dalamn penelitian dan teknologi farmasetik dan
sejenisnya. Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan
bentuk dibawah tekanan shear. Viskometer merupakan ukuran resistensi zat cair untuk
mengalir. Biasanya Viscometer diterima sebagai kekentalan atau penolakan terhadap
penuangan. Viscositas menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dan dapat
dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air memiliki viskositas rendah
sedangkan minyak sayur memiliki Viskositas tinggi.
Viskositas berpengaruh terhadap laju penyerapan obat dari saluran pencernaan serta
dalam penelitian dan teknologi farmasetik dan sejenisnya. Penggolongan sistem cair menurut
tipe aliran dan deformasinya ada dua yaitu: Sistem Newton dan Sistem non-Newton. Pada
cairan Newton, hubungan antara shearing rate dan shearing stress adalah linear dengan suatu
tetapan yang dikenal dengan viskositas atau koefisien viskositas. Sedangkan pada cairan non-
Newton, shearing rate dan shearing stress tidak memiliki hubungan linear, viskositasnya
berubah-ubah tergantung dari besarnya tekanan yang diberikan. Tipe aliran non-Newton
terjadi pada dispersi heterogen antara cairan dengan padatan seperti pada koloid, emulsi dan
suspensi.
D.    Macam-Macam Viskometer
Alat pengukur viskositas berdasarkan prinsip kerjannya dibedakan atas 4 tipe, yaitu:
1. Viskosimeter kapiler/otswald
2. Viskosimeter bola jatuh
3. Viskosimeter Cup and Bob
4. Viskosimete Cone and Plate (kerucut dan lempeng)
Viskosimeter kapiler dan viskosimeter bola jatuh hanya digunakan untuk mengukur
viskositas sistem Newton. Sedangkan viskosimeter cup and bob serta viskosimeter cone and
plate bisa digunakan baik untuk cairan bersistem Newton maupun non-Newton.

E.     Cara Penggunaan Viskometer


Viskositas dari cairan Newton bisa ditentukan dengan mengukur waktu yang
diperlukan bagi cairan Newton untuk lewat antara dua tanda (tanda atas dan tanda bawah)
melalui suatu tabung kapiler yang vertikal yang dikenal sebagai Viskosimeter Ostwald.
1. Viscometer Kapiler/Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi
cairan tersebut untuk lewat antara dua tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui
viscometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang
dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat dua
tanda tersebut.
2. Viscometer Hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum terjadi keseimbangan
sehingga gaya gesek sama dengan gaya berat – gaya Archimedes. Prinsip kerjanya adalah
menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca) melalui tabung gelas yang berisi zat cair
yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel.

3. Viscometer Cup dan Bob


Prinsip kerjanya simple digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah – tengah. Kelemahan viscometer
ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjang keliling
bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengah
zat yang ditekan keluar memadat.
4. Viscometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya dengan cara sampel ditempatkan ditengah – tengah papan,
kemudian dinaikan sehingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakan oleh motor dengan
bermacam kecepatan dan sampelnya digeser kedalam ruang semitransparan yang diam dan
kemudian kerucut yang berputar.

F. Manfaat viskositas dikehidupan dalam bidang farmasi.

a)      Cairan

         Pencampuran

         Pengurangan ukuran partikel dari sistem sistem dispersi dengan shear

         Pelewatan melalui mulut,penuangan, pengemasan dalam botol, pelewatan melalui jarum

suntik

         Perpindahan cairan

         Stabilitas fisik sistem disperse

b)      Semi solid

         Penyebaran dan pelekatan pada kulit

         Pemindahan dari wadah/tube

         Kemampuan zat padat untuk bercampur dengan cairan-cairan

         Pelepasan obat dari basisnya

c)      Padatan

         Aliran serbuk dari corong ke lubang cetakan tablet/kapsul

         Pengemasan serbuk/granul

d)     Pemprosesan

         Kapasitas produksi alat

         Efisiensi pemrosesan


BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.      Rheologi berasal dari bahasa yunani mengalir (rheo) dan logos (ilmu). Digunakan istilah ini
untuk pertama kali oleh Bingham dan Croeford untuk menggunakan aliran cairan dan
deformasi dari padatan.
2.      Viskositas adalah suatu ungkapan dari resistensi zat cair untuk mengalir. semakin tinggi
viskositas aliran akan semakin besar resistensinya.

B.  Saran
Dalam penyusunan makalah ini, Penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk
mencapai hasil terbaik namun keterbatasan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki
mejadikan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, untuk kepentingan
perbaikan makalah-makalah berikutnya maka kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Martin Alfred.1983. Farmasi Fisik Edisi III Jilid I. Jakarta. UI Press


Martin Alfred.1983. Farmasi Fisik Edisi III Jilid II. Jakarta. UI Press
Voight. 1951. Tekhnologi Farmasi. Jakarta. UI Press

Anda mungkin juga menyukai