Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN

PENYABUNAN

Oleh:

Kelompok 3

Joice Pratiwi Purnamasari Nababan 1810511013

Putu Rica Galicia Putri Yanti 1810511014

Ni Luh Putu Gita Darmasari 1810511015

Lola Ammara Dewi 1810511016

Melda Yanti Naibaho 1810511017

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk golongan
lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik non-polar. Lemak dan minyak secara kimiawi
adalah trigliserida yang merupakan bagian terbesar dari kelompok lipid. Secara
umum, lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada
dalam keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam suhu
ruang berbentuk cair. Secara lebih pasti tidak ada batasan yang jelas untuk
membedakan minyak dan lemak ini.
Analisa minyak dan lemak pada bahan makanan diperlukan untuk penentuan
tingkat kemurnian minyak yang berhubungan erat dengan kekuatan daya
simpannya, sifat gorengannya, rasa, maupun baunya. Tolak ukur kualitas ini
termasuk angka asam lemak bebas (Free Fatty Acid atau FFA), bilangan
peroksida, tingkat ketengikan, kadar air dan angka penyabunan.
Sabun merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi
sopinifikasi. Istilah saponifikasi dalam literatur berarti “soap making”. Akar kata
“sapo” dalam bahasa latin artinya sapo/sabun. Pengertian saponifikasi adalah
reaksi yang terjadi ketika minyak/lemak dicampur dengan larutan alkali. Ada dua
produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu sabun dan gliserin.
Sabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan dan minyak. Gugus induk
lemak disebut fatty acids yang terdiri dari rantai hidrokarbon panjang (C-12
sampai C18) yang berikatan membentuk gugus karboksil. Asam lemak rantai
pendek jarang digunakan karena menghasilkan sedikit busa. Reaksi saponifikasi
tidak lain adalah hidrolisis basa suatu ester dengan alkali (NaOH, KOH). Dalam
praktikum kali ini akan membahas proses penyabunan yang terjadi pada lemak
dan minyak.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui proses terjadinya
penyabunan pada lemak dan minyak dengan pereaksi KOH dan NaOH.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


a. Alat
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Vortex
- Water bath

b. Bahan
- Minyak kelapa
- Margarin
- Natrium Karbonat 0,5%
- NaOH 0,5 N-beralkohol
- Air suling
- KOH 0,5 N-beralkohol
3.2 Prosedur Kerja

Dimasukkan 1 ml minyak kelapa dan 1


g margarin ke dalam tabung reaksi
yang berbeda.

Ditambahkan 3 ml air suling dan 1 ml


NaOH beralkohol.

Dipanaskan campuran tersebut sampai


mendidih selama 1-2 menit. Setelah dingin
dikocok dengan menggunakan vortex dan
diamati pembentukan busa.

Diulangi percobaan, tetapi larutan


NaOH beralkohol diganti dengan KOH
beralkohol dibandingkan hasilnya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Bahan Pereaksi Sebelum Setelah Setelah Warna


Dipanaskan Didinginkan Divorteks Setelah
divorteks
Minyak NaOH Ada Sedikit Terbentuk Keruh
gelembung berbusah dan banyak
yang menjadi masih busa
pemisah terpisah
antara antara bahan
minyak dan pereaksi
dengan
NaOH
Minyak KOH Ada Sedikit Busa agak Agak
gelembung berbusah dan banyak keruh
yang menjadi masih
pemisah terpisah
antara antara bahan
minyak dan pereaksi
dengan KOH
Margarin NaOH Larutan tidak Keruh dan Terbentuk Kuning
larut sedikit banyak
terpisah ada busa
sedikit busa
Margarin KOH Larutan tidak Terpisah dan Busa agak Sedikit
larut sedikit banyak kuning
terbentuk
gelembung
4.2 Pembahasan
Proses penyabunan yang kami lakukan adalah dengan menggunakan dua
media dan dua reaksi yang berbeda. Dimana hal-hal yang kami amati yaitu mulai
dari bahan yang sudah di campurkan dengan pereaksinya sebelum dipanaskan
diamati terlebih dahulu, kemudian setelah didinginkan, setelah divorteks, serta
perubahan warna setelah divorteks.
Saat sebelum dipanaskan, minyak dan bahan pereaksi (NaOH dan KOH)
sama-sama menunjukkan adanya gelembung yang menjadi pemisah antara
minyak dengan pereaksi. Dimana gelembung ini terlihat berbentuk cembung
apabila dilihat dari samping. Sedangkan untuk bahan margarin, kedua pereaksi
(NaOH dan KOH) menunjukkan bentuk larutan yang tidak larut karena margarin
masih berbentuk semi padat.
Saat proses pemanasan dan pendinginan terjadi, minyak dan bahan pereaksi
(NaOH dan KOH) juga sama-sama menunjukkan terbentuknya sedikit berbusa
dan masih terpisah antara bahan dan pereaksi. Untuk yang menggunakan pereaksi
NaOH ada terbentuk satu gelembung ukuran sedang di tengah larutan dan sedikit
gelembung-gelembung kecil di dinding tabung reaksi, sedangkan untuk yang
pereaksinya yaitu KOH terbentuk gelembung-gelembung kecil di dinding-dinding
tabung reaksi. Untuk bahan dengan bahan margarin, bila menggunakan pereaksi
berupa NaOH menunjukan larutan yang berwarna keruh dengan lapisan kuning
akibat margarin yang mencair di bagian atas air suling dengan pereaksi serta
adanya sedikit busa di antara bahan dengan pereaksi. Sedangkan untuk yang
direaksikandengan KOH menunjukkan larutan yang berwarna bening di bagian
bawah dengan gumpalan margarin cair di bagian atasnya sereta ada sedikit busa
yang terbentuk di bagian dinding-dinding tabung reaksi.
Setelah divorteks, bahan berupa minyak yang direaksikan dengan NaOH
menunjukkan adanya banyak busa yang terbentuk dan busa terbanyak terdapat di
bagian atas larutan dengan warna larutan yaitu keruh. Untuk minyak yang
direaksikan dengan KOH juga terlihat adanya busa yang jumlahnya lebih sedikit
bila dibandingkan dengan yang direaksikan dengan bahan NaOH dengan warna
larutan yaitu agak lebih tidak keruh bila dibandingkan dengan bahan yang
direaksikan dengan NaOH. Untuk margarin yang direaksikan dengan NaOH
menunjukkan adanya banyak busa di bagian atas larutan yaitu dilapisan
margainnya dengan warna larutan yang berubahn warna menjadi kuning.
Sedangkan untuk margarin yang di tambahkan pereksi KOH membentuk busa
yang lebih sedikit dibandingkan dengan margarin yang direaksikan dengan NaOH
dengan warna larutan yatu sedikit kuning.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kelompok kami lakukan didapatkan hasil
bahwa bahan berupa minyak yang direaksikan dengan NaOH menunjukkan
adanya banyak busa dengan warna larutan yaitu keruh. Untuk minyak yang
direaksikan dengan KOH juga terlihat adanya busa yang jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan dengan yang direaksikan dengan NaOH dan warnanya juga lebih
jernih dibanding dengan pereaksi NAOH. Untuk margarin yang direaksikan
dengan NaOH menunjukkan adanya banyak busa di bagian atas larutan yaitu
dilapisan margainnya dengan warna larutan yang berubah warna menjadi kuning.
Sedangkan untuk margarin yang di tambahkan pereksi KOH membentuk busa
yang lebih sedikit dibandingkan dengan margarin yang direaksikan dengan NaOH
dengan warna larutan yatu sedikit kuning. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam
proses penyabunan ini dihasilkan busa terbanyak jika menggunakan pereaksi
NaOH.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai