Anda di halaman 1dari 15

REKAYASA GENETIKA

PADA TANAMAN PADI


Kelompok 3
Fiqih Firdiansyah 1813010175
Irfan Alryandi 1813010112
Irvara Milinvika Siregar 1813010013
Jumriati Nikma Nasution 1813010097
Laili Wahyunissya 1813010071

 
Latar Belakang

 Padi (Oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi
rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi
sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak
diusahakan di pulau Jawa. Namun saat ini hampir seluruh daerah di
Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di
sawah.
 Dalam proses penanamannya para petani menemukan banyak
kesulitan, baik dari segi lahan pertanian, penggunaan pupuk dan
cuaca musim yang tidak teratur. Sebagaimana yang kita ketahui,
Indonesia adalah negara agraris yang mempunyai banyak lahan
pertanian. Namun sayang perkembangan saat ini banyak lahan
pertanian yang dibuka untuk perkampungan, penginapan,
perindustrian dan lain sebagainya. Begitupun penggunaan pupuk yang
kurang maksimal membuat petani kebingungan dalam melakukan
penanaman padi disawah.
Bagian Vegetatif terdiri dari
 Akar tanaman padi keluar kira-kira 5-6 hari setelah berkecambah, dari batang
yang masih pendek itu keluar akar-akar serabut yang pertama dan sejak itu
perkembangan akar-akar serabut tumbuh teratur. Pada saat tanaman berumur
15 hari akar serabut berkembang dengan pesat.
 Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu
dengan yang lainnya dipisah oleh suatu buku. Ruas batang padi di dalamnya
berongga dan bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin
pendek. Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan
ruas-ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri
sendiri. Pada tiap-tiap buku terdapat sehelai daun. Di dalam ketiak daun
terdapat kuncup yang tumbuh menjadi batang.
 Daun padi terdiri dari helai daun yang berbentuk memanjang seperti pita dan
pelepah daun yang menyelubungi batang. Pada perbatasan antara helai duan
dan upih terdapat lidah daun. Panjang dan lebar dari helai daun tergantung
kepada varietas padi yang ditanam dan letaknya pada batang. Daun ketiga dari
atas biasanya merupakan daun terpanjang sedangkan daun bendera merupakan
panjang daun terpendek dan dengan lebar daun yang terbesar
Bagian generatif terdiri dari :
 Malai Suatu malai terdiri dari sekumpulan bunga-bunga padi (spikelet)
yang timbul dari buku paling atas. Ruas buku terakhir dari batang
merupakan sumbu utama dari malai, sedangkan butir-butir nya
terdapat pada cabang- cabang pertama maupun cabang-cabang
kedua. Pada waktu berbunga, malai berdiri tegak kemudian terkulai
bila butir telah terisi dan menjadi buah
 Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan
bunga. Berkelamin dua dengan bakal buah yang di atas. Jumlah
benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari
besar serta mempunyai kandungan serbuk. Putik mempunyai dua
tangkai putik, dengan dua buah 9 kepala putik yang berbentuk malai
dengan warna pada umumnya putih atau ungu. Malai padi terdiri dari
tangkai bunga, dua sekam kelopak yang terletak pada dasar tangkai
bunga dan beberapa bunga.
 Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,
sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma
dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan
pembuahan. Lemma dan palea serta bagian-bagian lain membentuk
sekam (kulit gabah).
Padi sebagai Tanaman Transgenik

 Salah satu hasil dari adanya rekayasa genetika ialah adanya


padi transgenik. Adanya padi transgenik ini dikembangkan
karena kebutuhan padi yang semakin meningkat dikalang
penduduk di seluruh dunia terutama di benua Asia dan
Afrika. Padi transgenik sendiri ialah tanaman padi yang
telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman
padi yang berbeda atau makhluk hidup lainnya.
 Di Indonesia padi transgenik telah banyak dikembangkan.
Contoh padi hasil transgenik yaitu padi emas (golden rice),
padi hibrida dan padi aromatik pandan putri.
Padi Emas (Golden Rice) Hasil Rekayasa Genetika

 Perkembangan hasil rekayasa genetika pada tumbuhan salah


satunya adalah padi emas (golden rice). Berdasarkan informasi
yang diperoleh dari Badan Litbang Pertanian (2007) dapat
diketahui bahwa istilah padi emas (golden rice) diberikan
kepada padi yang direkayasa secara genetik dengan beras yang
dihasilkan berwarna kuning-orange karena mengandung beta-
karotena (pro-vitamin A) pada bagian endospermanya.
 Berdasarkan informasi dari Sharratt (2014) beta-karotena adalah
pigmen dengan warna dominan merah-jingga yang ditemukan
secara alami pada tumbuhan dan buah-buahan. Menurut Jacinda
(2013) adanya kandungan beta-karotena ini menyebabkan warna
beras dari padi tersebut tampak kuning-kejinggaan. Hal ini
berbeda dengan padi tipe liar (normal), endosperma padi tidak
menghasilkan beta-karotena dan akan berwarna putih hingga
putih kusam
Rekayasa Genetika Padi Emas (Golden Rice)

 Endosperma paditipe liar (normal) tidak akan menghasilkan


beta-karotena tetapi akan menghasilkan geranylgeranyl
diphosphate (GGPP) yang merupakan prekursor awal beta-
karotena. Oleh karena itu perlu menggunakan teknik genetika
rekombinan dengan tujuan untuk mengembangkan
endosperma padi yang akan menghasilkan beta-karotena.
Seluruh beta-karotena jalur biosintesis 2 gen dari
daffodilNarcissus psuedonarcissus (phytoene synthase dan
lycopene beta-cyclase) dan 1 gen bakteri Erwina uredovora
direkayasa dengan menjadikan endosperma padi untuk
mengubah GGPP menjadi beta-karotena. Hasil produk padi
emas (golden rice) 1,6-2,0 mg beta-karotena / g beras
kering.
 Beta-karotena ini tidak beracun dan dapat disimpan oleh
tubuh. Tubuh mengubah beta-karotena menjadi vitamin A
yang beracun pada tingkat tinggi.
Manfaat Golden Rice (Padi Emas)

 Jacinda (2013) mengatakan bahwa manfaat dari


pembuatan beras emas atau padi emas (golden rice)
adalah mampu menyediakan rekomendasi harian yang
dianjurkan dari vitamin A dalam 100-200 gram beras,
sehingga dengan mengkomsumsi beras emas (golden
rice) ini dapat menyediakan kebutuhan vitamin A dan
karbohidrat yang diperlukan oleh tubuh.
 Menyimpulkan bahwa beras dari padi emas boleh
dikonsumsi tetapi jangan berlebih-lebihan. Para
petani pun dapat mengembangkan produksi lahan
mereka dengan menanam padi emas agar hasil panen
yang mereka dapatkan jauh lebih baik dibandingkan
dengan padi biasa.
Kerugian dari Golden Rice

 Kerugian golden rice atau padi emas adalah hal kesehatan


seperti adanya zat penyebab alergi (alergen) berupa protein
yang dapat ditransfer ke bahan pangan, terjadi resistensi
antibiotik karena penggunaan marker gen dan terjadi
outcrossing, yaitu tercampurnya benih konvensional dengan
benih hasil rekayasa genetika yang mungkin secara tidak
langsung menimbulkan dampak terhadap keamanan pangan.
 Terhadap lingkungan dan perdagangan, padi emas (golden rice)
dikhawatirkan merusak keanekaragaman hayati, menimbulkan
monopoli perdagangan karena yang memproduksi PRG(dalam
hal ini Golden rice) secara komersial adalah perusahaan
multinasional, menimbulkan masalah paten yang mengabaikan
masyarakat pemilik organisme yang digunakan di dalam proses
rekayasa, serta pencemaran ekosistem karena merugikan
serangga nontarget misalnya.
Rekayasa Genetika Padi Hibrida

 Imran dan Suriany (2009) mengatakan bahwa padi hibrida


adalah padi hasil turunan pertama dari persilangan antara induk
mandul jantan (GMJ = CMS = A) dan pemulih kesuburan (Restorer
= R). Turunan pertama tersebut memiliki sifat kedua tetuanya.
 Sehingga pada rekayasa genetika padi hibrida ini diharuskan
selalu ada galur mandul jantan, galur pelestari, dan galur
pemulih kesuburan untuk setiap kali akan memproduksi benih
padi hibrida
 Susanto dkk (2003) mengatakan rekayasa genetika padi ini
pembentukannya bertujuan untuk mendapatkan varietas hibrida
yang mempunyai potensi hasil minimal satu ton lebih tinggi
dibandingkan dengan padi inbrida. Menurut Cheng dkk (2007)
mengatakan padi hibrida di rekayasa genetika pertama kali di
Cina dengan menggunakan padi liar yang disebut wild rice yang
disilangkan dengan padi lain untuk menghasilkan jantan steril
yang disebut sebagai galur maintainer.
Prinsip Padi Hibrida

 Menurut Cheng dkk (2007) mengatakan prinsip padi hibrida adalah


memanfaatkan sifat heterosis (hybrid vigor) ketika dua tetua yang
berbeda dikawinkan. Benih yang dihasilkan (F1) ketika ditanam
diharapkan akan memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan dua
tetuanya.
 Varietas padi hibrida mutlak diperlukan tetua A yang memiliki sifat
mandul jantan, karena bunga padi sangat kecil dan banyak yang tidak
mungkin dilakukan kastrasi (membuang benang sari) satu persatu.
 Pada padi hibrida diperlukan 3 tetua, yakni tetua A sebagai galur yang
punya sifat mandul jantan, sering disebut galur CMS (Cytoplasmic Male
Sterilityline) galur B (maintainer line) yang berfungsi sebagai tetua yang
ketika disilangkan dengan tetua A bisa menghasilkan benih yang ketika
ditanam tanamannya adalah mandul jantan juga. Tanpa tetua B benih-
benih tetua A tidak mungkin bisa diproduksi. Tetua yang lain adalah
tetua R (restorer) yakni tetua yang akan disilangkan dengan tetua A
untuk menghasilkan benih F1
Keunggulan dan Kelemahan Tanaman Padi Hibrida

 keunggulan dari tanaman padi hibrida, seperti hasil yang lebih tinggi
daripada hasil padi unggul inbrida, vigor lebih baik sehingga lebih
kompetitif terhadap gulma.
 padi hibrida yaitu padi hibrida lebih responsif terhadap perbaikan
kondisi lingkungan dibandingkan dengan padi inbrida, pengembangan
padi hibrida menguntungkan secara ekonomi, dan keunggulan dari
aspek fisiologi seperti aktivitas perakaran yang lebih luas, area
fotosintesis yang lebih luas, intensitas respirasi yang lebih rendah dan
translokasi asimilat yang lebih tinggi.
 Sedangkan kelemahan tanaman padi hibrida :
 seperti standar heterosis tidak stabil pada lingkungan yang berbeda,
galur-galur CMS sangat peka terhadap hama dan penyakit daerah
tropis, produksi benih cukup rumit dan memerlukan areal penanaman
dengan syarat tumbuh tertentu. Menggunakan padi hibrida secara
berlebih-lebihan. Selain itu petanipun hendaklah tidak terlalu banyak
menanam padi hibrida dikarenakan akan mengganngu terhadap
lingkungan.
REKAYASA GENETIKA PADI AROMATIK PANDAN PUTRI
 Menurut Sugihartati (2010) menyatakan sebagaimana yang kita
ketahui pandanwangi adalah beras kebanggaan masyarakat Cianjur
yang memiliki ciri khas tersendiri seperti baunya harum (aromatik),
rasa nasinya sangat pulen dan penampilan nasinya sangat putih.
Pandan wangi merupakan varietas javanica dengan karakteristrik
berbiji bulat, berbulu dan tahan rontok. Pandan wangi mengandung
kadar amilosa 7-20% dan amilopektin 80-93% yang menyebabkan padi
varietas ini bertekstur pulen
 Wirawan (2010) mengatakan sebagaimana karakteristiknya radiasi
gamma bisa menyebabkan perubahan sifat keturunan apabila
ditembakkan pada bebijian tanaman. Interaksi antara sinar gamma
dengan kromosom bisa menyebabkan struktur kromosom rusak, putus
atau berpindah pasangan. Perubahan yang terjadi dapat
mempengaruhi sifat tanaman yang diradiasi. Sifat baru yang muncul
bisa beragam, bisa lebih bagus atau sebaliknya. Pengamatan
dilakukan terhadap perkembangan tanaman dari sejak proses
penyemaian, masa pertumbuhan hingga waktu panen.
Kelebihan dan Kekurangan Padi Aromatik Pandan Putri

 Kelebihan padi aromatik pandan puti sebagai berikut :


varietas ini bisa ditanam di manapun, tidak seperti
varietas pendahulunya, Pandan Wangi yang hanya bisa
tumbuh di wilayah tertentu. Hasil uji lapangan di 20 titik,
varietas padi pandan putri mengalami peningkatan 10-
20%, terlebih usia panennya hanya sekitar 120 hari
 Kekurangan padi aromatik pandan puti sebagai berikut :
varietas pandan putri ini rentan terhadap wereng
batang cokelat biotipe 1, 2, dan 3 terhadap sundep/beluk
dan rentan penyakit tungro. Selain itu seperti pandan
wangi, ukuran malai pandan putri besar sehingga bulir
padinya sulit dirontokkan. Akibatnya, butuh mesin khusus
untuk merontokkannya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai