Anda di halaman 1dari 27

PROGRAM STUDI

AGROTEKNOLOGI
Mata Kuliah : Teknologi Pengelolaan Tanah
dan Air
Semester : 6 (enam)
Pertemuan Ke : 9 (Sembilan)
Pokok Bahasan : Irigrasi dan Drainase
Dosen : Ir. Marahadi Siregar, MP
VII.1. PENGERTIAN

 Tata guna air pada tingkat usaha tani  semua usaha dan kegiatan
petani untuk memanfaatkan air bagi kepentingan produksi pertanian
mereka sendiri
 Tata guna air  suatu kesatuan proses sejak dari pengambilan air dari pintu
tersier, penyaluran dan pembagian sampai petakan2 sawah dan pembuangan
air kelebihan
 Saluran tersier mendapatkan air dari saluran sekunder, saluran
sekunder dari saluran primer yg menerima air dari bangunan
penangkap air
 Jika ditinjau proses pengaturan air ditingkat usaha tani  tdk bisa
dipisahkan dengan proses pengelolaan air pada tingkat jaringan
utama
PERMASALAHAN

 Tingkat tersier usaha pengelolaan air memp masalah teknis


dan non teknis  modal, waktu pengerjaan sawah dan
tenaga yg tersedia
 Pembinaan tataguna air yg penting  tingkat tersier 
pengembangan lanjut dan penerapan teknologi efektif dan
efisien akan berhasil
 Petani blm memahami nilai ekonomis air irigasi
 Pemberian air secara terus-menerus dan berlebihan
Permasalahan di atas perlu diperbaiki dengan
membentuk organisasi pemakai air

 Perbaikan jaringan tersier,


 perbaikan metode pemberian air yang tepat,
 memberi kesadaran pada petani mengenai nilai
ekonomis dari air irigasi.
Sungai Euphrates melintasi tiga negara di Timur Tengah, sumberdaya
air yang penting di tiga negara.
Pemborosan air irigasi karena penggenangan yang
berlebihan.
Untuk perbaikan perlu syarat2
 Adanya data kebutuhan air bagi tanaman dan
hujan yg cukup
 Pengelompokan petak2 kwarter dlm petak tersier
perlu diatur secara baik
 Adanya sarana tersier yg baik menurut kebutuhan
suatu petak tersier teknis
 Para petani pemakai air hrs aktif, mengerti nilai
ekonomis air irigasi, dan memiliki rasa tanggung
jawab bersama
2. Pembinaan Organisasi Petani
Pemakai Air
 Perkumpulan petani pemakai air 
kelembagaan pengelolaan irigasi yang
menjadi wadah petani pemakai air dlm suatu
daerah pelayanan irigasi yg dibentuk oleh
petani pemakai air sendiri secara
demokratis, termasuk lembaga lokal
pengelola irigasi ( PP No. 20 th 2006 tentang
Irigasi, pasal 1, ayat 21
 Pemerintah melakukan pembinaan dari segi
enginering dan petani pemakai air
Saluran merupakan prasarana untuk irigasi secara
penggenangan terkendali.
Maksud dan tujuan P3A
 Agar pengelolaan air irigasi tertib dan teratur dg
ketentuan2 yg berlaku
 Adanya ketentuan tsb didukung kewajiban2 anggota dpt
melaksanakan dan meningkatkan pemeliharaan jaringan
irigasi
 Agar para anggota tenang dan bergairah melakukan usaha
taninya
 Wilayah kerja P3A : sistem irigasi teknis meliputi satu
petak tersier, dan pada sistem irigasi sederhana yaitu satu
areal irigasi pedesaan yg luasnya berbeda
Tugas pokok P3A
 Melakukan pemeliharaan dan perbaikan jaringan irigasi tersier
 Membuat peraturan dan ketentuan pembagian air, serta
pengamanan jaringan irigasi
 Mengatasi dan menyelesaikan permasalahan yg terjadi pada
para anggota
 Mengumpulkan dan mengurus iuran pembiayaan eksploitasi
dan pemeliharaan
 Berperan serta melakukan kewajiban pemerintah dlm kegiatan
yg menyangkut persoalan irigasi
Anggota P3A

 Pemilik sawah bukan penggarap


 Pemilik sawah penggarap sendiri
 Para penyewa/penggarap sawah
 Pamong desa
 Pemilik dan penggarap kolam
 Pimpinan badan usaha yg mengusahakan sawah
Anggota P3A

 Anggota tetap  para pemilik penggarap sawah


 Anggota tidak tetap/anggota musiman  para penyewa
sawah
Hak dan kewajiban

 Hak dipilih dan memilih untuk pengurus


 Hak mendapatkan pembagian air yg adil dan merata
 Hak suara mengajukan saran, usul atau hal lain yg
berkaitan dg irigasi
 Kewajiban memenuhi dan melaksanakan semua
ketentuan yg berlaku
 Kewajiban membayar iuran
 Tujuan pembinaan  meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan, dan rasa tanggung jawab bersama dlm
pengaturan air irigasi pada tingkat tersier
 keberhasilan pembinaan tergantung faktor-faktor :
a. tingkat penget petani dan para pemuka
b. tingkat penget dan kecakapan para pembina
c. adat istiadat, kepercayaan dan tradisi
d. tingkat dan jenis usaha tani yg dilakukan
e. struktur lembaga desa yg sudah ada
f. sarana2 yg ada
 pembinaan secara bertahap  tahap persiapan,
pembentukan organisasi yg dibina dan dikembangkan hingga
mampu berkembang sendiri
Memanen air hujan (water harvesting) dengan membuat
alur/cekungan di sekitar tanaman
3. Pelaksanaan tata guna air

 Jika faktor2 di atas terpenuhi pelaksanaan tata guna air pada


tingkat usaha tani relatif mudah
 Tahapan pertama  diterapkan sistem pemberian air secara
terus menerus, pada saat kekurangan air diganti dg sistem
pemberian air bergiliran
 Jika air cukup tersedia semua lubang pada box pembagi dlm
keadaan terbuka seluruhnya
 secara praktis air akan mengalir otomatis proporsional menurut
lebar lubang sesuai dg luas bagian yg dilayani
Sebuah teknik memanen air hujan yang telah diterapkan selama
ratusan tahun tetapi masih sangat sesuai untuk kondisi alam yang
kering dan sedikit hujan.
6.3
 Lebar lubang dibuat sebanding dg luas bagian yg
dilayani
 Saat debit tersedia tdk cukup  pemberian air
dilakukan secara giliran dg periode tertentu sesuai
banyaknya air yg tersedia
 Giliran dapat dilakukan antar petak kwarter  berarti
diatur pada box sub tersier
 Juga bisa dilakukan antar petak sub tersier  berarti
diatur pada box tersier

Anda mungkin juga menyukai