Dosen Pengampu :
Dr. Nita Kuswardhani, S.TP., M.Eng.
Oleh
Ridatul Winda Hidayah
191710301074 / TIP B
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum rekayasa proses pada pembuatan kopi biji papaya
dengan penambahan jahe, yaitu :
1. Mengetahui manfaat kopi biji papaya dengan penambahan jahe
2. Mengetahui nilai pangan pada kopi biji papaya dengan penambahan jahe
3. Mengetahui perhitungan neraca massa dan energi dalam proses pembuatan
kopi biji papaya dengan penambahan jahe.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum rekayasa proses pada pembuatan kopi biji
papaya dengan penambahan jahe, yaitu :
1. Pemanfaatan biji papaya dan jahe yang memiliki kandungan antioksidan
sebagai pengganti biji kopi dalam pembuatan kopi.
2. Membunuh parasit yang ada dalam pencernaan misalnya diare
3. Menurunan kadar kolesterol
4. Menghilangkan racun yang nemumpuk di usus dan lever
5. Melindungi ginjal dari racun yang memicu masalah gagal ginjal.
BAB 2. METODOLOGI PRAKTIKUM
Pangan bersifat multi fungsi. Sehingga, nilai suatu produk pangan (value of food)
bisa diukur dari berbagai sisi. Nilai pangan bisa dihargai dari sisi fungsi dasarnya,
yaitu sisi nilai energi dan nilai gizinya, tetapi bisa pula dihargai dari nilai
fungsionalitas, nilai ekonomi, nilai sosial budaya, bahkan bisa juga dari nilai
politisnya. A, B, X dan Y adalah kelompok karakteristik khas produk pangan
yang erat kaitannya dengan nilai pangan. X adalah karakteristik produk pangan
yang bersifat positif terhadap kepuasan konsumen pangan dan karena itu perlu
perlu ditingkatkan (dimaksimalkan), Y adalah karakteristik produk pangan yang
bersifat negatif terhadap kepuasan konsumen pangan, sehingga perlu
diminimalkan. Sedangkan A dan B adalah konstanta-konstanta faktor keamanan.
Oleh karena itu, pada formula nilai pangan terdapat dua faktor A dan B, yang
merupakan faktor keamanan, yaitu keamanan fisiologis atau jasmani (A) dan
keamanan psikologis atau rohani (B). Karakteristik produk pangan yang berkaitan
erat dengan kepuasan konsumen (X dan Y) bisa diidentifikasi secara detail, sesuai
dengan konsep mengenai produk pangan yang diinginkan. Untuk faktor X pada
awalnya masyarakat konsumen menilai produk pangan berdasarkan pada ukuran
jumlah/kalori atau porsinya saja sedangkan untuk faktor Y konsumen sangat
memperhatikan faktor harga. Untuk produk pangan dengan harga (faktor Y) yang
sama, maka semakin besar jumlah/kalori ukuran (faktor X) akan memberikan
nilai, yaitu hasil pembagian X/Y, yang lebih besar. Namun, dengan
berkembangnya status sosial ekonomi konsumen, maka faktor X ini kemudian
berkembang, dimana konsumen tidak hanya memperhatikan jumlah/kalori ukuran,
tetapi mempunyai tuntutan yang tinggi terhadap aspek citarasa, gizi, sensori,
kinerja, fungsionalitas, ukuran dan lingkungan (Purwiyatno,H. 2017).
3.1.1 Faktor Keamanan Pangan
1. Faktor A (Fisiologis)
Faktor keamanan pangan secara fisiologis atau jasmani (A) pada kopi biji
papaya dengan penambahan jahe yaitu aman untuk dikonsumsi karena tidak
mengandung kafein sehingga tidak akan menyebabkan ketergantungan dan
tidak akan mengganggu pada kesehatan. Biji papaya dan jahe juga tidak
berbahaya karena terbuat dari bahan yang alami mengandung antioksidan,
bergizi tinggi, dapat membunuh racun dan parasit yang ada dalam
percernaan sehingga bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
2. Faktor B (Psikologis)
Faktor keamanan pangan secara psikologis atau rohani (A) biji kopi papaya
dengan penambahan jahe merupakan produk yang halal karena memiliki
manfaat baik bagi kesehatan tubuh dan tidak ada larangan dalam islam
untuk dikonsumsi. Kopi biji papaya dengan penambahan jahe merupakan
produk masa kini yang memberikan nilai tambah bagi produk pangan yang
dihasilkan dengan pengembangan kreativitas dan inovasi baru pada industri
pangan.
3.1.2 Faktor Mutu Pangan
1. Faktor X
a. Kinerja :
Proses pembuatan kopi sangat efektif dan kopi merupakan minuman
populer saat ini yang memiliki rasa dan aroma khas yang menjadikan kopi
disukai oleh hampir semua kalangan masyarakat.
b. Pilihan :
Biji papaya yang selama ini tidak termanfaatkan dan hanya terbuang
tersebut dapat memiliki nilai apabila mendapatkan perlakuan dan inovasi.
Sehingga diharapkan dari pemanfaatan hal tersebut dapat meningkatkan
nilai tambah bagi biji papaya. Salah satu pemanfatan biji papaya tersebut
adalah inovasi produk kopi.
c. Sensori :
Warna
Warna dasar yang dimiliki bubuk kopi biji papaya adalah hitam
pekat bahkan melebihi dari warna bubuk kopi asli. Sedangkan untuk
bahan penambahnya jahe memiliki warna kuning. Kombinasi kedua
bahan menjadikan adanya perbedaan warna yang dihasilkan dengan
penambahan bubuk jahe memiliki warna yang lebih menarik dengan
adanya warna bubuk jahe yang cenderung lebih terang. Sehingga
penambahan bubuk jahe mampu memberikan warna yang lebih cerah.
Aroma
Aroma kopi muncul akibat dari senyawa volatil yang tertangkap
oleh indera penciuman manusia. Senyawa volatil yang berpengaruh
pada aroma kopi sangrai dibentuk dari reaksi Maillard atau reaksi
browning nonenzimatik, degradasi asam amino, degradasi gula,
dandegradasi senyawa fenolik. Selain dipengaruhi oleh proses
penyangraian, biji pepaya memiliki aroma yang sangat tajam dan khas,
ditambah dengan proses pemanasan atau penyangraian maka
menimbulkan perubahan warna dan membentuk aroma yang lebih
spesifik.
Rasa
Pemberian bubuk jahe mampu meningkatkan rasa kopi biji papaya
dan berdampak pada rasa hangat pada tubuh. Banyak masyarakat yang
menyukai aroma khas pada jahe, namum jahe juga dapat memberikan
sensasi rasa pedas dan hangat. Aroma pada jahe disebabkan oleh
minyak atsiri, kandungan oleoresin yang terdiri dari gingerol dan
shogaol menyebabkan rasa pedas sedangkan senyawa turunan terpenoid
pada jahe seperti seskuiterpen zingiberene juga memberikan kontribusi
sensori rasa hangat. Rasa yang dimiliki oleh formulasi kopi biji papaya
sangat berbeda dengan kopi sesungguhnya. Kopi dari biji papaya
memiliki rasa khas yang pahit seperti jamu herbal.
Tekstur
Kopi biji papaya dengan penambahan jahe memiliki tekstur kurang
halus berampas, setelah dilakukan pengayakan kopi biji papaya dengan
penambahan jahe aka menjadi halus berampas.
Gizi
Kandungan biji dalam buah pepaya kira-kira 14,3 % dari
keseluruhan buah pepaya. Kandungannya berupa asam lemak tak jenuh
yang tinggi, yaitu asam oleat dan palmitat. Selain mengandung asam-
asam lemak, biji pepaya diketahui mengandung senyawa kimia lain
seperti golongan fenol, alkaloid, terpenoid dan saponin. Zat-zat aktif
yang terkandung dalam biji pepaya tersebut bisa berefek sitotoksik
(senyawa yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan
menghentikan pertumbuhan sel kanker), anti androgen (lawan reseptor
hormon) atau estrogenik (sekelompok senyawa steroid yang berfungsi
terutama sebagai hormon).
Biji papaya merupakan sumber saponin yang cukup baik dan
mempunyai sifat antimikroba. Karena itu bijinya dapat digunakan untuk
mencegah dan membasmi cacing yang bersarang didalam saluran
pencernaan. Jahe atau Ginger mengandung berbagai nutrisi atau gizi
serta mineral dan senyawa tumbuhan yang bermanfaat bagi kesehatan
manusia. Berikut ini adalah nutrisi-nutrisi atau gizi dan mineral yang
dikandung oleh Jahe. Kalori: 4,8, Karbohidrat: 1,07 gram, Serat: 0,12
gram, Protein: 0,11 gram, Lemak: 0,05 gram, Gula: 0,1 gram.
Fungsionalitas
Kopi biji papaya dengan penambahan jahe menguraikan, senyawa
yang terdapat dalam biji pepaya antara lain tanin, fenol, saponin, dan
alkaloid bermanfaat sebagai antidiare. Selain itu, biji pepaya juga dapat
digunakan sebagai antioksidan alami karena adanya kandungan etanol,
petroleum eter, etil asetat, dan n-butanol. Membunuh parasit yang ada
dalam pencernaan, sebagai antioksidan dalam darah dan non kafein
sehingga aman karena tidak akan menyebabkan ketergantungan.
Ukuran
Kopi biji papaya dengan penambahan jahe memiliki berukuran
kecil kurang halus berampas, setelah dilakukan pengayakan kopi biji
papaya dengan penambahan jahe akan menjadi halus berampas.
Lingkungan
Biji papaya selama ini hanya dianggap sebagai limbah yang tidak
termanfaatkan dengan baik dan hanya dibuang begitu saja. Kopi biji
papaya dengan penambahan jahe juga memberikan nilai tambah bagi
produk pangan yang dihasilkan dengan pengembangan kreativitas dan
inovasi baru pada industri pangan. Berdasarkan kandungan gizi yang
terdapat pada biji papaya baik bagi kesehatan sehingga penting untuk
dikembangkan sebagai produk pangan menjadi kopi bebas kafein dan
ramah lingkungan.
2. Faktor Y
a. Harga
Harga biji papaya dan jahe relatif murah karena mudah didapatkan dan
biji papaya yang selama ini tidak termanfaatkan dan hanya terbuang tersebut
dapat memiliki nilai apabila mendapatkan perlakuan dan inovasi. Sehingga
diharapkan dari pemanfaatan hal tersebut dapat meningkatkan nilai tambah
bagi biji papaya. Salah satu pemanfatan biji papaya tersebut adalah inovasi
produk kopi.
b. Waktu penyiapan
Faktor waktu persiapan yang dibutuhkan yaitu untuk lama pengeringan
biji papaya dengan menggunakan sinar matahari selama 1 sampai 2 hari
sedangkan menggunakan oven menggunkan suhu 100oC selama 30 menit
dan lama proses penyangraian 10-15 menit untuk mendapatkan hasil yang
baik pada kopi biji papaya dengan penambahan jahe.
BAB 4. PERHITUNGAN NERACA MASSA DAN NERACA
ENERGI DALAM PROSES
A. Neraca Massa
1. Pencucian
Jahe = 50 gr x 100% =50 gr
2. Pengeringan
Biji pepaya = 50 kg x 100% = 50 kg
3. Penyangraian
(k.a 81%)
Uap air 0,611 gram
Biji papaya = 50 kg x 100% = 50 kg
Jahe = 50 gr x 100% =50 gr = 0,05 kg
Massa komponen (total solid)
Mass in x 0,81 = Mass out x 0,82
50,05 x 0,81 = Mass out x 0,82
40,54 kg = Mass out x 0,82
Mass out = 49,439 kg
Tabel 2. Neraca massa proses penyangraian
Bahan Massa Masuk (in) Massa Keluar (out)
Biji papaya 50 kg
0,611 kg
Jahe 0,05 kg
Jumlah 50,05 kg 49,439 kg
4. Penghalusan
(k.a 84%)
Loss 0,579 kg
B. Neraca Energi
1. Pencucian
Masuk : M jahe = 50 gram = 0,05 kg
T = 25oC
C jahe = 2400 J/KgoC
Q in = m. c.
= 0,05 x 2400 x 25
= 3000 J
= 3 KJ
2. Pengeringan
Masuk : M biji pepaya = 50 kg
T = 25oC
C biji pepaya = 1806 J/KgoC
Q in = m. c.
= 50 x 1806 x 25
= 2.257.500 J
= 2.257,50 KJ
Keluar : M biji pepaya = 50 kg
T = 25oC
C jahe = 1806 J/KgoC
Q out = m. c.
= 50 x 1806 x 25
= 2.257.500 J
= 2.257,50 KJ
Q masuk = Q keluar
Bahan Massa Masuk (in) Massa Keluar (out)
Biji papaya 2.257,50 KJ 2.257,50 KJ
Jumlah 2.257,50 KJ 2.257,50 KJ
3. Penyangraian
Masuk : M biji pepaya = 50 kg
k.a = 81 %
T = 25oC
C biji pepaya = 1806 J/KgoC
Q in = m. c.
= 50 x 1806 x 25
= 2.257.500 KJ
= 2.257,50 KJ
4. Penghalusan
Masuk : M biji pepaya = 49,439 kg
T = 25oC
C biji pepaya = 1806 J/KgoC
Q in = m. c.
= 49,439 x 1806 x 25
= 2.232.170,85 J
= 2.232,17 KJ
Keluar : M biji pepaya = 48,86 kg
T = 25oC
C biji pepaya = 1806 J/KgoC
Q out = m. c.
= 48,86 x 1806 x 25
= 2.206.029 J
= 2.206,03 KJ
Bahan Massa Masuk (in) Massa Keluar (out)
Biji papaya dan jahe 2.232,17 KJ 2.206,03 KJ
Jumlah 2.232,17 KJ 2.206,03 KJ
5. Pengayakan
Masuk : M biji pepaya = 48,86 kg
T = 25oC
C biji pepaya = 1806 J/KgoC
Q in = m. c.
= 48,86 x 1806 x 25
= 2.206.029 J
= 2.206,03 KJ
Angelia, I. O. (2018). Uji Karakteristik Kopi Non-Kafein dari Biji Pepaya dengan
Variasi Lama Penyinaran. Journal of Agritech Science, Vol. 2 No. 1:
16-29.
Khomsan, Ali. 2006. Solusi Makanan Sehat. Jakarta : Raja Grafindo Persada .
Purnamayanti, N,. Gunandnya, & Arda. 2017. Pengaruh Suhu Dan Lama Penyangraian
Terhadap Karakteristik Fisik Dan Mutu Sensorik Kopi Arabika. Jurnal Beta. 5(2):
39-48.
Sutarsi, Elisa, R., & Taruna, I. (2016). Penentuan Tingkat Sangrai Kopi
Berdasarkan Sifat Fisik Kimia Menggunakan Mesin Penyangrai Tipe
Rotari. Seminar Nasional APTA, 5, 306–312.