Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

MATAKULIAH REKAYASA PROSES

KOPI BIJI PEPAYA DENGAN PENAMBAHAN JAHE

Dosen Pengampu :
Dr. Nita Kuswardhani, S.TP., M.Eng.

Oleh
Ridatul Winda Hidayah
191710301074 / TIP B

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman hortikultura yang banyak
dibudidayakan. Tanaman pepaya sangat digemari dikalangan masyarakat
Indonesia. Selain dikonsumsi untuk buah segar, buah pepaya matang juga
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman. Pemanfaatan
buah papaya selama ini banyak dikonsumsi sebagai buah segar disamping juga
bisa dimanfaatkan sebagai olahan, diantaranya selai, manisan, dodol dan lain-lain.
Buah pepaya juga merupakan sumber gizi yang penting terutama sebagai sumber
vitamin C, A dan B kompleks. Buah pepaya memiliki tekstur yang lembut ketika
sudah masak dengan rasa yang enak dan hampir semua orang menyukai buah
tersebut. Selain rasanya yang enak buah pepaya juga memiliki kandungan nutrisi
dan vitamin yang relatif tinggi, hal ini tentu sangat baik bagi yang mengkonsumsi
buah tersebut. Pemanfaatan buah papaya tersebut tidak lepas dari limbah yang
dihasilkan yaitu kulit buah dan biji. Selama ini kulit buah hanya terbuang menjadi
sampah, namun apabila tersedia dalam jumlah besar, maka kulit buah dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak ataupun kompos. Sedangkan untuk biji buah
pepaya yang memiliki rasa pahit hanya dibuang begitu saja dan tidak ada yang
memanfaatkannya bahkan sampai tumbuh menjadi tanaman baru. Biji papaya
yang selama ini tidak termanfaatkan dan hanya terbuang tersebut dapat memiliki
nilai tambah apabila mendapatkan perlakuan dan inovasi. Sehingga diharapkan
dari pemanfaatan hal tersebut dapat meningkatkan nilai tambah bagi biji papaya.
Salah satu pemanfatan biji papaya tersebut adalah inovasi produk kopi.
Berdasarkan berbagai kandungan yang ada didalam biji pepaya, maka
dibuatlah biji pepaya tersebut menjadi kopi biji pepaya. Biji pepaya memiliki rasa
yang pahit sehingga lebih cocok jika dibuat menjadi kopi. Kopi merupakan
minuman populer saat ini yang memiliki rasa dan aroma khas yang menjadikan
kopi disukai oleh hampir semua kalangan masyarakat. Namun, kopi yang
dihasilkan oleh biji papaya ini belum memiliki rasa yang diminati. Sehingga perlu
dilakukan adanya formulasi kopi biji dengan penambahan jahe. Sehingga
harapannya rasa kopi yang dihasilkan menjadi lebih diminati. Pada pembuatan
kopi biji pepaya ini akan dikombinasikan dengan jahe. Jahe sendiri merupakan
salah satu rempah-rempah yang telah dikenal luas oleh masyarakat, biasa
digunakan sebagai bahan tambahan masakan ataupun sebagai minuman obat-
obatan herbal. Menurut Khomasan, (2006) jahe mengandung senyawa-senyawa
yang bersifat antioksidan dari golongan fenol berupa Gingerol, Shogaol dan
zingeron. Pada Gingerol yang terkandung dalam jahe mempunyai aktivitas
antioksidan lebih tinggi dari vitamin E sehingga dapat mencegah penuaan dini.
Dilihat dari kandungan jahe tersebut menjadikan nilai tambah pada jahe sebagai
penyumbang antioksidan pada kopi biji pepaya. Selain itu jahe berfungsi sebagai
perasa hangat jika diminum dan mempunyai manfaat meningkatkan daya tahan
tubuh (Sutarsi, Elisa & Taruna, 2016).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum rekayasa proses pada pembuatan kopi biji papaya
dengan penambahan jahe, yaitu :
1. Mengetahui manfaat kopi biji papaya dengan penambahan jahe
2. Mengetahui nilai pangan pada kopi biji papaya dengan penambahan jahe
3. Mengetahui perhitungan neraca massa dan energi dalam proses pembuatan
kopi biji papaya dengan penambahan jahe.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum rekayasa proses pada pembuatan kopi biji
papaya dengan penambahan jahe, yaitu :
1. Pemanfaatan biji papaya dan jahe yang memiliki kandungan antioksidan
sebagai pengganti biji kopi dalam pembuatan kopi.
2. Membunuh parasit yang ada dalam pencernaan misalnya diare
3. Menurunan kadar kolesterol
4. Menghilangkan racun yang nemumpuk di usus dan lever
5. Melindungi ginjal dari racun yang memicu masalah gagal ginjal.
BAB 2. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
1. Wajan
2. Kompor
3. Spatula
4. Blender
5. Timbangan digital
6. Nampan
7. Saringan atau ayakan
8. Pisau
9. Sendok
10. Baskom
2.1.2 Bahan
1. Biji papaya
2. Jahe

2.2 Diagram Alir Proses


Penjelasan dari diagram alir diatas, yaitu :
1. Pengupasan pada buah pepaya
2. Pisahkan buah papaya, kulit dan biji buah papaya
3. Biji buah papaya dicuci bersih
4. Kemudian dilakukan pengeringan pada biji pepaya dengan menggunakan
sinar matahari selama 1 sampai 2 hari sedangkan menggunakan oven
menggunkan suhu 100oC selama 30 menit.
5. Biji papaya dilakukan penimbangan sebesar 50 kg dan jahe sebesar 50 gram.
6. Penyangraian biji papaya dan jahe dilakukan selama 10-15 menit untuk
mendapatkan hasil yang baik pada kopi biji papaya dengan penambahan jahe.
7. Penghalusan biji papaya dan jahe menggunakan blender
8. Pengayakan pada bubuk kopi biji papaya dan jahe kemudian pisahkan ampas
dan bubuk kopi yang sudah halus.

2.3 Rekayasa Proses


Rekayasa proses pada pembuatan kopi biji papaya dengan penambahan jahe
yaitu pada proses pengeringan dan proses penyangraian. Proses pengeringan pada
biji papaya dapat dilakukan dengan dua cara tergantung dengan kondisi cuaca
yaitu pengeringan dilakukan menggunakan sinar matahari dengan waktu selama
1-2 hari apabila pada musim kemarau dan sedangkan pada musim penghujan
pengeringan dapat dilakukan dengan cara pengovenan dengan suhu 100oC dengan
waktu selama 30 menit. Pengeringan biji papaya ini bertujuan supaya limbah biji
pepaya tidak mudah busuk dan berjamur, sehingga dapat tahan lama dalam
penyimpanan, aman untuk dikonsumsi dan tidak mudah rusak apabila dijadikan
kopi biji papaya (Angelia, 2018).
Proses penyangraian pada biji papaya dan jahe dapat dilakukan dalam waktu
10-15 menit dengan suhu normal 100-150oC. Lama penyangraian sangat
berpengaruh pada antioksidan, semakin tinggi suhu dan waktu penyangraian
menyebabkan kehilangan antioksidan yang lebih besar, suhu diatas 150oC
menyebabkan kehilangan antioksidan 10%. Menurut penelitian Purnamayanti,
Gunandnya, dan Arda. (2017) hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi
suhu dan lama penyangraian, maka aktivitas antioksidan yang diperoleh semakin
kecil. Pembuatan kopi biji papaya dan jahe membutuhkan lama penyangraian
yang optimal untuk menjaga antioksidan. Aroma dan cita rasa biji papaya dan jahe
akan keluar disebabkan oleh proses penyangraian.
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Nilai Pangan


Berdasarkan praktikum rekayasa proses pada pembuatan kopi biji papaya
dengan penambahan jahe yang telah dilakukan, dimana pada praktikum ini untuk

mendapatkan data yang nantikan akan dibahas yaitu nilai pangan = AB x ( ).

Pangan bersifat multi fungsi. Sehingga, nilai suatu produk pangan (value of food)
bisa diukur dari berbagai sisi. Nilai pangan bisa dihargai dari sisi fungsi dasarnya,
yaitu sisi nilai energi dan nilai gizinya, tetapi bisa pula dihargai dari nilai
fungsionalitas, nilai ekonomi, nilai sosial budaya, bahkan bisa juga dari nilai
politisnya. A, B, X dan Y adalah kelompok karakteristik khas produk pangan
yang erat kaitannya dengan nilai pangan. X adalah karakteristik produk pangan
yang bersifat positif terhadap kepuasan konsumen pangan dan karena itu perlu
perlu ditingkatkan (dimaksimalkan), Y adalah karakteristik produk pangan yang
bersifat negatif terhadap kepuasan konsumen pangan, sehingga perlu
diminimalkan. Sedangkan A dan B adalah konstanta-konstanta faktor keamanan.
Oleh karena itu, pada formula nilai pangan terdapat dua faktor A dan B, yang
merupakan faktor keamanan, yaitu keamanan fisiologis atau jasmani (A) dan
keamanan psikologis atau rohani (B). Karakteristik produk pangan yang berkaitan
erat dengan kepuasan konsumen (X dan Y) bisa diidentifikasi secara detail, sesuai
dengan konsep mengenai produk pangan yang diinginkan. Untuk faktor X pada
awalnya masyarakat konsumen menilai produk pangan berdasarkan pada ukuran
jumlah/kalori atau porsinya saja sedangkan untuk faktor Y konsumen sangat
memperhatikan faktor harga. Untuk produk pangan dengan harga (faktor Y) yang
sama, maka semakin besar jumlah/kalori ukuran (faktor X) akan memberikan
nilai, yaitu hasil pembagian X/Y, yang lebih besar. Namun, dengan
berkembangnya status sosial ekonomi konsumen, maka faktor X ini kemudian
berkembang, dimana konsumen tidak hanya memperhatikan jumlah/kalori ukuran,
tetapi mempunyai tuntutan yang tinggi terhadap aspek citarasa, gizi, sensori,
kinerja, fungsionalitas, ukuran dan lingkungan (Purwiyatno,H. 2017).
3.1.1 Faktor Keamanan Pangan
1. Faktor A (Fisiologis)
Faktor keamanan pangan secara fisiologis atau jasmani (A) pada kopi biji
papaya dengan penambahan jahe yaitu aman untuk dikonsumsi karena tidak
mengandung kafein sehingga tidak akan menyebabkan ketergantungan dan
tidak akan mengganggu pada kesehatan. Biji papaya dan jahe juga tidak
berbahaya karena terbuat dari bahan yang alami mengandung antioksidan,
bergizi tinggi, dapat membunuh racun dan parasit yang ada dalam
percernaan sehingga bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
2. Faktor B (Psikologis)
Faktor keamanan pangan secara psikologis atau rohani (A) biji kopi papaya
dengan penambahan jahe merupakan produk yang halal karena memiliki
manfaat baik bagi kesehatan tubuh dan tidak ada larangan dalam islam
untuk dikonsumsi. Kopi biji papaya dengan penambahan jahe merupakan
produk masa kini yang memberikan nilai tambah bagi produk pangan yang
dihasilkan dengan pengembangan kreativitas dan inovasi baru pada industri
pangan.
3.1.2 Faktor Mutu Pangan
1. Faktor X
a. Kinerja :
Proses pembuatan kopi sangat efektif dan kopi merupakan minuman
populer saat ini yang memiliki rasa dan aroma khas yang menjadikan kopi
disukai oleh hampir semua kalangan masyarakat.
b. Pilihan :
Biji papaya yang selama ini tidak termanfaatkan dan hanya terbuang
tersebut dapat memiliki nilai apabila mendapatkan perlakuan dan inovasi.
Sehingga diharapkan dari pemanfaatan hal tersebut dapat meningkatkan
nilai tambah bagi biji papaya. Salah satu pemanfatan biji papaya tersebut
adalah inovasi produk kopi.
c. Sensori :
 Warna
Warna dasar yang dimiliki bubuk kopi biji papaya adalah hitam
pekat bahkan melebihi dari warna bubuk kopi asli. Sedangkan untuk
bahan penambahnya jahe memiliki warna kuning. Kombinasi kedua
bahan menjadikan adanya perbedaan warna yang dihasilkan dengan
penambahan bubuk jahe memiliki warna yang lebih menarik dengan
adanya warna bubuk jahe yang cenderung lebih terang. Sehingga
penambahan bubuk jahe mampu memberikan warna yang lebih cerah.
 Aroma
Aroma kopi muncul akibat dari senyawa volatil yang tertangkap
oleh indera penciuman manusia. Senyawa volatil yang berpengaruh
pada aroma kopi sangrai dibentuk dari reaksi Maillard atau reaksi
browning nonenzimatik, degradasi asam amino, degradasi gula,
dandegradasi senyawa fenolik. Selain dipengaruhi oleh proses
penyangraian, biji pepaya memiliki aroma yang sangat tajam dan khas,
ditambah dengan proses pemanasan atau penyangraian maka
menimbulkan perubahan warna dan membentuk aroma yang lebih
spesifik.
 Rasa
Pemberian bubuk jahe mampu meningkatkan rasa kopi biji papaya
dan berdampak pada rasa hangat pada tubuh. Banyak masyarakat yang
menyukai aroma khas pada jahe, namum jahe juga dapat memberikan
sensasi rasa pedas dan hangat. Aroma pada jahe disebabkan oleh
minyak atsiri, kandungan oleoresin yang terdiri dari gingerol dan
shogaol menyebabkan rasa pedas sedangkan senyawa turunan terpenoid
pada jahe seperti seskuiterpen zingiberene juga memberikan kontribusi
sensori rasa hangat. Rasa yang dimiliki oleh formulasi kopi biji papaya
sangat berbeda dengan kopi sesungguhnya. Kopi dari biji papaya
memiliki rasa khas yang pahit seperti jamu herbal.
 Tekstur
Kopi biji papaya dengan penambahan jahe memiliki tekstur kurang
halus berampas, setelah dilakukan pengayakan kopi biji papaya dengan
penambahan jahe aka menjadi halus berampas.
 Gizi
Kandungan biji dalam buah pepaya kira-kira 14,3 % dari
keseluruhan buah pepaya. Kandungannya berupa asam lemak tak jenuh
yang tinggi, yaitu asam oleat dan palmitat. Selain mengandung asam-
asam lemak, biji pepaya diketahui mengandung senyawa kimia lain
seperti golongan fenol, alkaloid, terpenoid dan saponin. Zat-zat aktif
yang terkandung dalam biji pepaya tersebut bisa berefek sitotoksik
(senyawa yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan
menghentikan pertumbuhan sel kanker), anti androgen (lawan reseptor
hormon) atau estrogenik (sekelompok senyawa steroid yang berfungsi
terutama sebagai hormon).
Biji papaya merupakan sumber saponin yang cukup baik dan
mempunyai sifat antimikroba. Karena itu bijinya dapat digunakan untuk
mencegah dan membasmi cacing yang bersarang didalam saluran
pencernaan. Jahe atau Ginger mengandung berbagai nutrisi atau gizi
serta mineral dan senyawa tumbuhan yang bermanfaat bagi kesehatan
manusia. Berikut ini adalah nutrisi-nutrisi atau gizi dan mineral yang
dikandung oleh Jahe. Kalori: 4,8, Karbohidrat: 1,07 gram, Serat: 0,12
gram, Protein: 0,11 gram, Lemak: 0,05 gram, Gula: 0,1 gram.
 Fungsionalitas
Kopi biji papaya dengan penambahan jahe menguraikan, senyawa
yang terdapat dalam biji pepaya antara lain tanin, fenol, saponin, dan
alkaloid bermanfaat sebagai antidiare. Selain itu, biji pepaya juga dapat
digunakan sebagai antioksidan alami karena adanya kandungan etanol,
petroleum eter, etil asetat, dan n-butanol. Membunuh parasit yang ada
dalam pencernaan, sebagai antioksidan dalam darah dan non kafein
sehingga aman karena tidak akan menyebabkan ketergantungan.
 Ukuran
Kopi biji papaya dengan penambahan jahe memiliki berukuran
kecil kurang halus berampas, setelah dilakukan pengayakan kopi biji
papaya dengan penambahan jahe akan menjadi halus berampas.
 Lingkungan
Biji papaya selama ini hanya dianggap sebagai limbah yang tidak
termanfaatkan dengan baik dan hanya dibuang begitu saja. Kopi biji
papaya dengan penambahan jahe juga memberikan nilai tambah bagi
produk pangan yang dihasilkan dengan pengembangan kreativitas dan
inovasi baru pada industri pangan. Berdasarkan kandungan gizi yang
terdapat pada biji papaya baik bagi kesehatan sehingga penting untuk
dikembangkan sebagai produk pangan menjadi kopi bebas kafein dan
ramah lingkungan.
2. Faktor Y
a. Harga
Harga biji papaya dan jahe relatif murah karena mudah didapatkan dan
biji papaya yang selama ini tidak termanfaatkan dan hanya terbuang tersebut
dapat memiliki nilai apabila mendapatkan perlakuan dan inovasi. Sehingga
diharapkan dari pemanfaatan hal tersebut dapat meningkatkan nilai tambah
bagi biji papaya. Salah satu pemanfatan biji papaya tersebut adalah inovasi
produk kopi.
b. Waktu penyiapan
Faktor waktu persiapan yang dibutuhkan yaitu untuk lama pengeringan
biji papaya dengan menggunakan sinar matahari selama 1 sampai 2 hari
sedangkan menggunakan oven menggunkan suhu 100oC selama 30 menit
dan lama proses penyangraian 10-15 menit untuk mendapatkan hasil yang
baik pada kopi biji papaya dengan penambahan jahe.
BAB 4. PERHITUNGAN NERACA MASSA DAN NERACA
ENERGI DALAM PROSES

A. Neraca Massa
1. Pencucian
Jahe = 50 gr x 100% =50 gr

Jahe 50 gram Ditimbang dan dicuci Jahe 50 gram

Tabel 1. Neraca massa proses penimbangan dan pencucian


Bahan Massa Masuk (in) Massa Keluar (out)
Jahe 50 gram 50 gram
Jumlah 7 gram 7 gram

2. Pengeringan
Biji pepaya = 50 kg x 100% = 50 kg

Biji papaya 50 kg Pengeringan dan


Biji papaya 50 kg
penimbangan

Tabel 2. Neraca massa proses penimbangan dan pengeringan


Bahan Massa Masuk (in) Massa Keluar (out)
Biji papaya 50 kg 50 kg
Jumlah 50 kg 50 kg

3. Penyangraian

Kopi biji pepaya jahe


Biji papaya 50 kg Penyangraian 49,439 kg
Dan jahe 50 gram (k.a 82%)

(k.a 81%)
Uap air 0,611 gram
Biji papaya = 50 kg x 100% = 50 kg
Jahe = 50 gr x 100% =50 gr = 0,05 kg
 Massa komponen (total solid)
Mass in x 0,81 = Mass out x 0,82
50,05 x 0,81 = Mass out x 0,82
40,54 kg = Mass out x 0,82
Mass out = 49,439 kg
Tabel 2. Neraca massa proses penyangraian
Bahan Massa Masuk (in) Massa Keluar (out)
Biji papaya 50 kg
0,611 kg
Jahe 0,05 kg
Jumlah 50,05 kg 49,439 kg

4. Penghalusan

Kopi biji pepaya jahe


Biji papaya jahe Penghalusan 48,86 kg
49,439 kg (k.a 85%)

(k.a 84%)
Loss 0,579 kg

Massa komponen (total solid)


Mass in x 0,84 = Mass out x 0,85
49,439 kg x 0,84 = Mass out x 0,85
41,53 kg = Mass out x 0,85
Mass out = 48,86 kg
Tabel 2. Neraca massa proses penghalusan
Bahan Massa Masuk (in) Massa Keluar (out)
Kopi biji papaya jahe 49,439 kg 0,579 kg
Jumlah 49,439 kg 48,86 kg
5. Pengayakan

Kopi biji pepaya jahe


Biji papaya 48,86 kg Pengayakan 43,77 kg
(k.a 96%)
(k.a 86%)

Ampas kopi 5,09 kg

Massa komponen (total solid)


Mass in x 0,86 = Mass out x 0,96
48,86 kg x 0,86 = Mass out x 0,96
42,02 kg = Mass out x 0,96
Mass out = 43,77 kg
Tabel 2. Neraca massa proses pengayakan
Bahan Massa Masuk (in) Massa Keluar (out)
Kopi biji papaya jahe 48,86 kg 5,09 kg
Jumlah 48,86 kg 43,77 kg

B. Neraca Energi
1. Pencucian
Masuk : M jahe = 50 gram = 0,05 kg
T = 25oC
C jahe = 2400 J/KgoC
Q in = m. c.
= 0,05 x 2400 x 25
= 3000 J
= 3 KJ

Keluar : M jahe = 50 gram = 0,05 kg


T = 25oC
C jahe = 2400 J/KgoC
Q out = m. c.
= 0,05 x 2400 x 25
= 3000 J
= 3 KJ
Q masuk = Q keluar
Bahan Q Masuk (in) Q Keluar (out)
Jahe 3 KJ 3 KJ
Jumlah 3 KJ 3 KJ

2. Pengeringan
Masuk : M biji pepaya = 50 kg
T = 25oC
C biji pepaya = 1806 J/KgoC
Q in = m. c.
= 50 x 1806 x 25
= 2.257.500 J
= 2.257,50 KJ
Keluar : M biji pepaya = 50 kg
T = 25oC
C jahe = 1806 J/KgoC
Q out = m. c.
= 50 x 1806 x 25
= 2.257.500 J
= 2.257,50 KJ
Q masuk = Q keluar
Bahan Massa Masuk (in) Massa Keluar (out)
Biji papaya 2.257,50 KJ 2.257,50 KJ
Jumlah 2.257,50 KJ 2.257,50 KJ
3. Penyangraian
Masuk : M biji pepaya = 50 kg
k.a = 81 %
T = 25oC
C biji pepaya = 1806 J/KgoC
Q in = m. c.
= 50 x 1806 x 25
= 2.257.500 KJ
= 2.257,50 KJ

Keluar : M biji pepaya = 49,439 kg


T = 25oC
C biji pepaya = 1806 J/KgoC
Q out = m. c.
= 49,439 x 1806 x 25
= 2.232.170,85 J
= 2.232,17 KJ
Bahan Massa Masuk (in) Massa Keluar (out)
Biji papaya dan jahe 2.257,50 KJ 2.232,17 KJ
Jumlah 2.257,50 KJ 2.232,17 KJ

4. Penghalusan
Masuk : M biji pepaya = 49,439 kg
T = 25oC
C biji pepaya = 1806 J/KgoC
Q in = m. c.
= 49,439 x 1806 x 25
= 2.232.170,85 J
= 2.232,17 KJ
Keluar : M biji pepaya = 48,86 kg
T = 25oC
C biji pepaya = 1806 J/KgoC
Q out = m. c.
= 48,86 x 1806 x 25
= 2.206.029 J
= 2.206,03 KJ
Bahan Massa Masuk (in) Massa Keluar (out)
Biji papaya dan jahe 2.232,17 KJ 2.206,03 KJ
Jumlah 2.232,17 KJ 2.206,03 KJ

5. Pengayakan
Masuk : M biji pepaya = 48,86 kg
T = 25oC
C biji pepaya = 1806 J/KgoC
Q in = m. c.
= 48,86 x 1806 x 25
= 2.206.029 J
= 2.206,03 KJ

Keluar : M biji pepaya = 43,77 kg


T = 25oC
C biji pepaya = 1806 J/KgoC
Q out = m. c.
= 43,77 x 1806 x 25
= 1.976.215,5 J
= 1.976,22 KJ
Bahan Massa Masuk (in) Massa Keluar (out)
Biji papaya dan jahe 2.206,03 KJ 1.976,22 KJ
Jumlah 2.206,03 KJ 1.976,22 KJ
BAB 4. NILAI TAMBAH PRODUK DAN KEAMANAN PANGAN

Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah yang telah menyebar


luas di Indonesia. Hampir di semua daerah pepaya dapat tumbuh dengan baik. Biji
buah pepaya yang memiliki rasa pahit hanya dibuang begitu saja dan tidak ada
yang memanfaatkannya bahkan sampai tumbuh menjadi tanaman baru. Biji
papaya yang selama ini tidak termanfaatkan dan hanya terbuang tersebut dapat
memiliki nilai tambah apabila mendapatkan perlakuan dan inovasi. Sehingga
diharapkan dari pemanfaatan hal tersebut dapat meningkatkan nilai tambah bagi
biji papaya. Salah satu pemanfaatan biji papaya tersebut adalah inovasi produk
kopi. Kopi merupakan minuman populer saat ini yang memiliki rasa dan aroma
khas yang menjadikan kopi disukai oleh hampir semua kalangan masyarakat.
Kandungan biji dalam buah pepaya kira-kira 14,3 % dari keseluruhan buah
pepaya. Biji pepaya juga memiliki efek farmakologis bagi tubuh manusia. Oleh
sebab itu membuang biji papaya memiliki banyak manfaat dan memiliki
kandungan yang banyak. Jika diurai, maka kandungan biji papaya antara lain
alkaloid, steroid, tanin, dan juga minyak atsiri. Secara mendetil, kandungan biji
tersebutberupa beberapa asal lemak tak jenuhdalam jumlah tinggi. Asam tersebut
adalah oleat dan asam palmiat. Selain itu, biji papaya juga diketahui mengandung
senyawa kimia golongan fenol, terpeniod, dan juga saponin. Senyawa ini bersifat
sitoksik, anti-androgen dan berefek estrogenik. Selanjutnya, biji papaya juga
mengandung karbohidrat dalam jumlah kecil, air, abu, protein, dan juga lemak.
Sementara itu, terkait manfaatnya sebagai penghitam rambut, terkait erat dengan
kandungan senyawa Glucoside carcirin didalam biji papaya itu sendiri. Biji
pepaya tentu sangat bermanfaat karena dapat menyembuhkan penyakit terutama
gangguan saluran pencernaan dan mencegah penyakit gagal ginjal, oleh karena itu
jika kita membuang biji pepaya sama dengan membuang obat yang boleh jadi
sangat dibutuhkan oleh masyarakat (Ramadhana dan Syukri. 2016). Selain itu
manfaat biji pepaya bagi kesehatan tubuh yaitu untuk menurunan kadar kolesterol,
menghilangkan racun yang nemumpuk di usus dan lever dan melindungi ginjal
dari racun yang memicu masalah gagal ginjal.
Kopi biji pepaya pada praktikum rekaya proes ini ditambahkan dengan jahe.
Jahe atau Ginger mengandung berbagai nutrisi atau gizi serta mineral dan
senyawa tumbuhan yang yang merupakan obat tradisional dan obat herbal alami.
Sehingga kopi biji pepaya dengan penambahan jahe aman dan halal untuk
dikonsumsi karena bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan terbuat dari bahan herbal
alami.
Tabel 1. Kandungan gizi dalam setiap 100 jahe,
Komponen Satuan Jumlah
Energi kkal 79
Karbohidrat g 17,86
Serat g 3,60
Protein g 3,57
Sodium mg 14
Zat besi g 1,15
Vitamin C mg 7,7
Sumber : Widiyanti (2009)
DAFTAR PUUSTAKA

Angelia, I. O. (2018). Uji Karakteristik Kopi Non-Kafein dari Biji Pepaya dengan
Variasi Lama Penyinaran. Journal of Agritech Science, Vol. 2 No. 1:
16-29.

Khomsan, Ali. 2006. Solusi Makanan Sehat. Jakarta : Raja Grafindo Persada .

Purnamayanti, N,. Gunandnya, & Arda. 2017. Pengaruh Suhu Dan Lama Penyangraian
Terhadap Karakteristik Fisik Dan Mutu Sensorik Kopi Arabika. Jurnal Beta. 5(2):
39-48.

Purwiyatno,H. 2017. Keamanan Pangan: Prasyarat Dasar Pangan. Article.


Bogor Agricultural University

Ramadhana, N., Syukri, M. (2016). Identifikasi Potensi Lokal pada Tumbuhan


Biji Pepaya (Carica Papaya) sebagai Obat Tradisional Masyarakat di
Kecamatan Banggae Timur. Prosiding Seminar dan Poster Ilmiah FDI
DPD-Sulbar.

Sutarsi, Elisa, R., & Taruna, I. (2016). Penentuan Tingkat Sangrai Kopi
Berdasarkan Sifat Fisik Kimia Menggunakan Mesin Penyangrai Tipe
Rotari. Seminar Nasional APTA, 5, 306–312.

Widiyanti, Ratna. F. 2009. Analisis Kandungan Jahe. Skripsi Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai