DISUSUN OLEH:
NIM:P00313018019
KELOMPOK 4
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan nikmat,
taupik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga saya pada akhirnya bisa menyelesaikan
laporan praktikum ilmu pangan tepat pada waktunya.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan pada dosen pembimbing yang selalu memberikan
dukungan serta bimbingannya sehingga laporan praktikum ilmu pangan ini dapat di susun
dengan baik.
Semoga laporan praktikum ilmu pangan yang telah kami susun ini turut memperkaya
khazanah ilmu pangan serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna kami juga
menyadari bahwa laporan praktikum ilmu pangan ini juga masih memiliki banyak kekurangan.
Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukkan dari para pembaca sekalian demi
penyusunan laporan praktikum ilmu pangan dengan teman serupa dan lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 DASAR TEORI
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM
BAB II PERCOBAAN
A. ALAT
B. BAHAN
3.1 HASIL
3.2 PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 DASAR TEORI
Penyimpanan hasil pertanian dirasakan perlu dilakukan setelah terjadinya perubahan dan
teknik bercocok tanam yang selalu berpindah ke teknik tanam yang menetap. Disamping itu
pengalaman sejarah menunjukan bahwa penyimpanan bahan makanan memberikan keuntungan
seperti terhindar dari kerusakan yang merugikan, dapat sebagai pengendali persediaan makanan
sehingga terhindar dari kekurangan makanan.
Masalah yang dihadapi dalam penyimpanan makanan sangat bervariasi tergantung pada
tingkat teknologi yang dimiliki. Kondisi penyimpanan yang kurang baik dapat mengakibatkan
penurunan mutu bahan pangan. Tindakan penyimpanan bahan makanan di maksudkan untuk
memperpanjang usia bahan makanan tersebut sehingga dapat digunakan dalam yang relatif
panjang.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperpanjang usia bahan makanan selama
penyimpanan bahan makanan juga mengalami perubahan kimia dan biokimia serta fisik dan
terjadinya perunbahan-perubahan tergantung pada lamanya penyimpanan,jenis bahan makanan
dan cara penyimpanan yang dilakukan.pada suhu ruang, biasanya mikroorganisme akan lebih
cepat berkembang sehingga buah-buahan menjadi cepat busuk. Sedangkan pada suhu yang lebih
rendah, metabolisme mikroorganisme akan melemah buah pun menjadi awet. Karna itu mutlak
diperlukan suatu metode penyimpanan dan pengemasan yang baik untuk memperpanjang rentang
waktu proses pembusukan buah tersebut agar dapat dimaafaatkan semaksimal mungkin.
Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur menurut macam,golongan ,ataupun urutan
pemakaian bahan makanan suhu cukup sejak,udara kering dengan ventilasi yang baik. Ruangan
yang bersih ,kering,lantai dan dinding tidak lembab.rak-rak berjarak minimal 15cm dari
lantai ,5cm dari dinding dan 60cm dari langit-langit suhu ruang harus kering (berkisar 19-21 c).
Rak mudah dibersihkan. Penempatan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO(Firs in
first out) dan FEFO(First expired first out). Semua lubang yang ada di gudang harus
berkasa ,serta bila terjadi kerusakan oleh binatang pengerat misalnya,harus segara diperbaiki.
Jenis penyimpanan:
PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR /RUANG
Jenis sayuran umbi:kentang ,bawang putih,bawang merah,atau sayuran umbi lain bersama
tunasnya .tempat penyimpanan harus kering ,tidak terkena cahaya matahari langsung ,sirkulasi
udara baik.
Perubahan yang terjadi: kondisi yang lembab akan mempercepat kerusakan ,sedangkan cahaya
dapat merangsang pertumbuhan klorofil ,(kentang akan berubah warna menjadi hijau .cahaya
biasa menyebabkan terbentuknya solanin(racun).
Suhu yang baik untuk pembekuan daging -12sampai 14 c .pembekuancepat (quick freezing)
dilakukandengansuhu -24c sampai -40c pembekuanlambat (3-27 jam padasuhu -15c)
Setelah proses pemanenan baik itu pemetikan ataupun penyembelihan, produk hasil peternakan
pertanian tetap melakukan aktivitas fisiologis (respirasi) sehingga dapat disebut jaringan yang
hidup adanya aktivitas fisiologis menyebabkan produk pertanianakan terus mengalami
perubahan yang tidak dapat dapatdiperlambatataudihambatsampaibataswaktutertentu .
Setiap bahan mempunyai suhu optimum untuk berlangsungan proses metabolism secara
normal .jika suhu penyimpanan lebih tinggi dari suhu optimum akan mempercepat proses
metabolism serta mempercepat terjadinya proses pembusukan suhu rendah diatas suhu
pembekuan dibawah 15c efektif mengurangi laju metabolism bahan pangan. Suhu seperti ini
sangat cocok untuk pengawetan jangka pendek. Setiap penurunan suhu 8c, maka laju metabolism
akan berkurang setengahnya .
Penyimpanan bahan pangan adalah proses, cara dan kegiatan menyimpan bahan pangan baik
disaran produksi maupun distribusi.
Syarat menyimpan bahan pangan disesuaikan dengan jangka waktu penyimpanan sementara atau
jangka pendek ialah penyimpanan bahan pangan dipetik, ditangkap/dipotong hari ini untuk
dibawah kepasar besok atau beberapa hari atau menunggu pengolahan . Tempat pengolahan
harus menghambat kerusakan termaksud mencegah kerusakan karna tikus, kucing, dll. Seperti di
dalam gudang penyimpanan, lemari, kulkas atau alat lainya.
Pada umumnya kerusakan bahan pangan yang lebih besar terjadi pada penyimpanan dengan
waktu yang lebih lama, kecuali untuk beberapa pangan tertentu seperti keju,minuman anggur dll
yang tidak rusak selama penyimpanan.
3.1 HASIL
3.2 PEMBAHASAN
Kangkung yang dikemas dan disimpan pada suhu ruang dan suhu dingin
Dari hasil pengamatan pada suhu ruang, terlihat bahwa warna sayur kangkung yang
disimpan dengan delapan perlakuan pada akhir pengamatan cenderung mengalami penurunan.
Sedangkan pada suhu dingin (11 derajat C), kangkung yang dikemas masih berwarna hijau.
Pemudaran warna kangkung ini disebabkan karena terserapnya air masuk ke dalam daun selama
penyimpanan sehingga mengurangi intensitas warna daun kangkung
Tekstur kangkung dapat diwakili oleh tingkat kelunakan. Pada penyimpanan di suhu
ruang tekstur kangkung sudah mulai melunak di akhir pengamatan. Sedangkan pada
penyimpanan suhu dingin tekstur kangkung masih keras. Penurunan intensitas kekerasan ini
terjadi karena beberapa jaringan dalam daun telah rusak dan karena banyaknya jumlah air yang
terserap ke dalam daun selama penyimpanan.
Bau yang timbul setelah tujuh hari pada penyimpanan suhu ruang adalah bau kangkung
segar namun dengan intensitas yang lebih kecil. Pada penyimpanan suhu dingin bau kangkung
masih segar. Intensitas penurunan bau yang terjadi pada kangkung pada suhu ruang lebih rendah
daripada kangkung pada suhu dingin. Penurunan intensitas ini disebabkan karena senyawa
volatile yang menimbulkan bau spesifik akan menguap dan hilang. Bau pada kangkung yang
dikemas dalam plastik lebih terjaga daripada kertas. Hal ini menunjukkan bahwa permeabilitas
plastik lebih rendah daripada kertas sehingga dapat menahan senyawa volatile agar tidak
menguap.
Pada suhu ruang semua sampel mengalami penurunan berat sampel kangkung yang tanpa
dikemas adalah yang paling besar penurunanya. Pada suhu dingin sebagian sampel mengalami
penurunan berat dan sebagiannya lagi mengalami penaikan berat sampel yang dikemas dengan
plastik PP dan PE adalah salah satu nya ini disebabkan oleh Bahan kemasan plastik dan kemasan
plastik mempunyai sifat dapat ditembus oleh uap air dan gas seperti O2, CO2, N2 dan lain-lain.
Kemudahan bahan kemasan dan kemasan plastik dapat ditembus oleh beberapa jenis gas sangat
dipengaruhi oleh tipe dan jumlah plastisier, kelembaban udara dan suhu, tipe dan kualitas bahan
pelapis (coating material) dan tingkat kristalisasi bahan.
Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa penyimpanan kangkung pada suhu dingin relatif
lebih baik daripada penyimpanan suhu ruang. Hal ini terlihat dari ketampakan, bau, penambahan
berat dan tekstur kangkung yang disimpan pada suhu dingin lebih baik dan terjaga daripada
disimpan pada suhu ruang. Meskipun demikian, penyimpanan dengan perlakuan suhu yang
terlalu rendah pada buah ataupun sayuran dalam waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya
chilling injury. Chilling injury terjadi secara kumulatif dari faktor suhu dan waktu. Semakin
rendah suhu semakin mudah mengalami chilling injury. Jaringan yang mengalami chilling injury
akan tampak cokelat. Chilling akan menurunkan kualitas dan mengurangi umur simpan. Chilling
akan mempengaruhi pemecahan vakuola dan akan mengubah pati menjadi glukosa
( Hawa, La Choviya. 2006.)
Terong yang dikemas dan disimpan pada suhu ruang dan suhu dingin
Pada penyimpanan terong dikemas dan disimpan pada suhu ruang, pada hari pertama terong
masih sangat segar dan tidak mengalami perubahan, pda pengamtan kedua terong masih
berwarna hijau dan bertekstur keras, pada pengamtan hari ketiga terong masih segar memilki
tekstur sedikit layu,pada pengamatan keempat tekstur terong mulai berubah menjadi layu,pada
pengamtan kelima terong sedikit layu dan bertekstur lembek,pada pengamtan hari ke enam
terong layu dan bertekstur lembek,pada pengamatan ke tujuh terong sudah layu dan lembek
tetapi bentuknya masih sama seperti aslinya.
Pada penyimpanan terong dikemas dan disimpan pada suhu dingin , pada hari pertama terong
masih sangat segar dan tidak mengalami perubahan, pada pengamtan kedua terong masih
berwarna hijau dan bertekstur keras, pada pengamatan hari ketiga terong masih segar memilki
tekstur keras,pada pengamatan keempat tekstur terong mulai berubah menjadi keras,pada
pengamatan kelima dan bertekstur keras,pada pengamtan hari ke enam terong bertekstur
layu,pada pengamatan ke tujuh terong sudah layu dan lembek tetapi bentuknya masih sama
seperti aslinya.( M.Amin,Jaksen.2009.”Rekayasa Bioproses”.)
Koll yang dikemas dan disimpan pada suhu ruang dan dingin
Sayur kol yang dapat disimpan pada temperatur ruang selama beberapa hari tanpa mengalami
kelayuan tidak akan mengalami penurunan kelembaban secara cepat. Kehilangan kelembaban
dapat dikurangi dengan menyimpannya di dalam plastik berongga yang berarti bahwa jangan
disimpan dalam bungkusan yang tertutup. Hal ini untuk mencegah terlambatnya pematangan
dan terjadinya pembusukan akibat akumulasi CO2 dan berkurangnya O2. sayuran yang disimpan
dalam lemari pendingin harus terdapat dalam kemasan berventilasi. Letakkan sayuran dalam
tempat yang berbeda sehingga dapat meminimalkan pengaruh ethylene . segera konsumsi sayur
tersebut karena penyimpanan yang terlalu lama akan mengakibatkan kehilangan rasa dan
kesegarannya. (Adel Kader, Jim Thompson, and Kathi Sylva)
Pada penyimpanan buncis di kemas dan disipan pada suhu ruang, pada hari pertama berwarna
hijau dan masih segar,dan bertekstur lembut dan keras, pada pengamatan hari kedua yang di
simpan di suhu ruang warna buncis masih hijau tidak mengalami perubahan, pada pengamatan
hari ketiga buncis masih berwarna hijau namun sudah tidak segar , pada pengamatan hari ke
empat buncis sudah mulai berwarna hijau kuning dan sudah mengalami perubahan dan bertekstur
lembek,pada pengamatan ke empat buncis sudah berwarna kuning dan bertekstur lembek, pada
pengamatan ke lima warna buncis sudah menguning sudah tidak beraroma khas buncis,pada
pengamatan ke tujuh sudah tidak dilanjutkan lagi pengamatan karena pada suhu ruang karna
buncis sudah membusuk. . (Adel Kader, Jim Thompson, and Kathi Sylva)
Buncis yang dikemas dan disimpan pada suhu dingin dan suhu ruang
Pada penyimpanan buncis di kemas dan disimpan pada suhu ruang, pada hari pertama
berwarna hijau dan masih segar,dan bertekstur lembut dan keras dan mengalami proses
pendinginan, pada pengamatan ke dua yang di simpan didalam plastik pada suhu dingin masih
berwarna hijau dan tidak mengalami perubahan masih segar, pada pengamatan ke tiga warna
buncis masih tetap berwarna hijau dan bertekstur lembek, pada pengamatan ke empat warna
buncis masih warna kehijauan mengalami proses pendinginan dab bertekstur lembek, pada
pengamtan kelima buncis sudah mulai menguning dan bertekstur lembek,pada pengamatan ke
enam buncis berwarna hijau kuning dan sudah tidak beraroma khas buncis lagi,pada pengamatan
ke tujuh sudah tidak dilakukan lagi pengamatan karna buncis sudah lembek dan berwarna
kuning.( Julianti, E dan Mimi, N. 2006)
Sedngkan pisang yang disimpan pada suhu dingin dihari pertama masih berwarna hijau belum
ada baud an teksturnya masih mentah/keras, dihari kedua masih sama belum ada perunahan
Dihari ketiga warna pisang menjadi hijau kehitaman tapi masih tetap keras,dan dihari 5,6,dan 7
pisang mulai menguning dan teksturnya lembek dan B. Suneto,.( Susanto, T. 1994.)
Telur ayam ras yang dikemas dan disimpan pada suhu ruang dan suhu dingin
Pada penyimpanan telur di simpan pada suhu ruang, pada pengamatan pertama telur berwarna
coklat betekstur keras dan tidak memiliki aroma,pada pengamatan ke dua berwarna coklat tidak
mengalami perubahan,pada pengamatan ke tiga telur masih bertekstur keras dan berwarna
coklat,pada pengamatan ke empat telur tidak mengalami perubahan,pada pengamatan ke lima
telur belum mengalama perubahan (sama sekali,pada pengamatan ke enam telur sudah mulai
membusuk karna disimpan di suhu ruang, bertekstur keras,pada suhu ke tujuh telur sudah
membusuk dan tidak dapat lagi melakukan pengamatan
Pada penyimpanan telur di simpan pada suhu dingin, pada pengamatan pertama telur
berwarna coklat betekstur keras dan tidak memiliki aroma mengalami proses pendinginan ,pada
pengamatan ke dua berwarna coklat tidak mengalami perubahan,pada pengamatan ke tiga telur
masih bertekstur keras dan berwarna coklat,pada pengamatan ke empat telur tidak mengalami
perubahan,pada pengamatan ke lima telur belum mengalama perubahan sama sekali,pada
pengamatan ke enam telur sudah mulai membusuk karna disimpan di suhu ruang, bertekstur
keras,pada suhu ke tujuh telur sudah membusuk dan tidak dapat lagi melakukan
pengamatan(winarno,f.g.1982.kimia pangan dan gizi.gramedia:Jakarta)
Kentang yang dikemas dan disimpan pada suhu ruang dan suhu dingin
Pada penyimpanan kentang yang disimpan pada suhu ruang, pada hari pertama berwarna
coklat dan masih sangat segar,pada hari kedua kentang belum mengalami perubahan dan masih
sama dengan hari pertama,pada hari ke3 kentang berwarna coklat dan didalamnya berbintik-
bintik kehitaman,pada hari keempat kentang masih segar dan sama dengan hari ketiga,pada hari
kelima kentang mulai layu tetapi bentuknya masih sama dan belum rusak ,pada hari keenam
kentang mulai layu tetapi bentuknya masih segar pada hari ketujuh kentang mulai melayu dan
dalmnya terdapat bintik-bintik hitam .
Pada penyimpanan kentang yang disimpan pada suhu dingin ,pada hari pertama kentang
berwarna coklat dan masih segar ,pada hari kedua kentang belum mengalami perubahan dan
bertekstur lembut ,pada hari ketiga kentang berwarna coklat dan masih mempunyai tekstur yang
sama dengan hari kedua ,pada hari keempat kentang mulai mengalami perubahan terdapat bintik
–bintik didalam isi kentang ,pada hari keenam kentang masih sama dengan hari kelima,pada hari
ketujuh kentang masih sama hanya saja teksturnya yang lembek (winarti,f.g.1982.kimia pangan
dan gizi.gramedia:Jakarta)
Ubi kayu yang dikemas dan di simpan pada suhu ruang dan suhu dingin
Pada penyimpanan ubi kayu yang disimpan pada suhu ruang, pada hari pertama berwarna
coklat dan masih sangat segar,pada hari kedua ubi kayu belum mengalami perubahan dan masih
sama dengan hari pertama,pada hari ke3 ubi kayu berwarna coklat dan didalamnya berbintik-
bintik kehitaman,pada hari keempat ubi kayu masih segar dan sama dengan hari ketiga,pada hari
kelima ubi kayu mulai layu tetapi bentuknya masih sama dan belum rusak ,pada hari keenam ubi
kayu mulai layu tetapi bentuknya masih segar pada hari ketujuh ubi kayu mulai layu dan
dalmnya terdapat bintik-bintik hitam .
Pada penyimpanan ubi kayu yang disimpan pada suhu ruang, pada hari pertama berwarna
coklat dan masih sangat segar,pada hari kedua belum mengalami perubahan dan masih sama
dengan hari pertama,pada hari ke tiga ubi kayu berwarna coklat dan didalamnya berbintik-bintik
kehitaman,pada hari keempat ubi kayu masih segar dan sama dengan hari ketiga,pada hari
kelima ubi kayu mulai layu tetapi bentuknya masih sama dan belum rusak ,pada hari keenam ubi
kayu mulai layu tetapi bentuknya masih segar pada hari ketujuh ubi kayu mulai melayu dan
dalmnya terdapat bintik-bintik hitam (winarti c,f.g.1982.kimia pangan dan gizi.gramedia:Jakarta)
Pada penyimpanan ubi jalar yang disimpan pada suhu ruang, pada hari pertama berwarna
ungu dan masih sangat segar,pada hari kedua ubi jalar belum mengalami perubahan dan masih
sama dengan hari pertama,pada hari ketiga ubi jalar berwarna ungu dan isinya mulai ada
berbintik-bintik kehitaman,pada hari keempat ubi jalar masih segar dan sama dengan hari
ketiga,pada hari kelima ubi jalar mulai layu tetapi bentuknya masih sama dan belum rusak ,pada
hari keenam ubi jalar mulai layu tetapi bentuknya masih segar pada hari ketujuh ubi jalar mulai
layu dan dalmnya terdapat bintik-bintik hitam .
Pada penyimpanan ubi jalar yang disimpan pada suhu dingin, pada hari pertama berwarna
ungu dan masih sangat segar,pada hari kedua belum mengalami perubahan dan masih sama
dengan hari pertama,pada hari ke tiga ubi jalar berwarna coklat dan didalamnya berbintik-bintik
kehitaman,pada hari keempat ubi jalar masih segar dan sama dengan hari ketiga,pada hari kelima
ubi jalar mulai layu tetapi bentuknya masih sama dan belum rusak ,pada hari keenam ubi jalar
mulai layu tetapi bentuknya masih segar pada hari ketujuh ubi jalar mulai melayu dan dalmnya
terdapat bintik-bintik hitam (Agustina 2006)
Kunyit yang dikemas dan di simpan pada suhu ruang
Pada penyimpanan kunyit yang disimpan pada suhu ruang, pada pengamatan hari pertama
kunyit masih segar dan berwarna coklat,pada pengamtan kedua, kunyit masih sama dengan hari
pertama,pada pengamatan ketiga kunyit masih segar dan tidak mengalami perubahan bertekstur
keras,pada pengamatan ke empat kunyit masih sama dengan hari ke tiga,pada pengamatan ke
limatekstur kunyit masih sama yaitu keras,pada pengamatan ke enam kunyit mulai layu dan
mengalami perubahan bertekstur lembek,pada hari ketujuh kunyit mengalami perubahan
bertekstur lembek
Pada penyimpanan kunyit yang disimpan pada suhu dingin,pada pengamatan hari pertama
kunyit masih segar dan berwarna coklat,pada pengamtan kedua, kunyit masih sama dengan hari
pertama,pada pengamatan ketiga kunyit masih segar dan tidak mengalami perubahan bertekstur
keras,pada pengamatan ke empat kunyit masih sama dengan hari ke tiga,pada pengamatan ke
limatekstur kunyit masih sama yaitu keras,pada pengamatan ke enam kunyit mulai layu dan
mengalami perubahan bertekstur lembek,pada hari ketujuh kunyit mengalami perubahan
bertekstur lembek (Mudjajanto edy setyo,yuliati ,lilik nor,2002)
Pada penyimpanan lengkuas yang disimpan pada suhu dingin, pada pengamatan hari pertama
lengkuas masih segar dan berwarna coklat,pada pengamtan kedua, lengkuas masih sama dengan
hari pertama,pada pengamatan ketiga lengkuas masih segar dan tidak mengalami perubahan
bertekstur keras,pada pengamatan ke empat lengkuas masih sama dengan hari ke tiga,pada
pengamatan ke limatekstur lengkuas masih sama yaitu keras,pada pengamatan ke enam
lengkuas mulai layu dan mengalami perubahan bertekstur lembek,pada hari ketujuh lengkuas
mengalami perubahan bertekstur lembek (hartanto,andry.2006)
Pada penyimpanan ikan putih yang disimpan pada suhu dingin,pada pengamatan hari pertama
ikan masih sangat segar dan memiliki tekstur yang lembek,pada pengamtan kedua ikan masih
sama dengan hari pertama tidak mengalami perubahan,pada pengamtanke tiga ikan mulai
berwarna merah kecoklatan dan memiliki tekstur yang lembek,pada pengamtan ke empat ikan
mulai berwarna coklat dan memiliki bau yang amis,pada hari ke lima ikan masih sama dengan
hari ke empat hanya saja warnanya berwarna coklat pekat,pada pengamatan hari ke enam ikan
sudah membusuk dan berwarna coklat, bertekstur lembek,dan berlendir, pada pengamatan hari
ketujuh sudah tidak dilanjutkan lagi karna ikan sudah membusuk.
Pada penyimpanan ikan putih yang disimpan pada suhu beku,pada pengamatan hari pertama
ikan masih sangat segar dan memiliki tekstur yang keras,pada pengamatan kedua ikan masih
sama dengan hari pertama tidak mengalami perubahan,pada pengamatanke tiga ikan mulai
berwarna merah dan memiliki tekstur yang keras ,pada pengamtan ke empat ikan mulai berwarna
merah,pada hari ke lima ikan masih sama dengan hari ke empat,pada pengamatan hari ke enam
ikan masih berteksturkeras, pada pengamatan hari ketujuh ikan masih bertekstur
keras(Triyono,A.2002).
Pada penyimpanan danging sapi yang disimpan pada suhu dingin,pada pengamatan hari
pertama danging masih sangat segar dan memiliki tekstur yang lembek,pada pengamtan kedua
danging masih sama dengan hari pertama tidak mengalami perubahan,pada pengamtanke tiga
danging mulai berwarna merah kecoklatan dan memiliki tekstur yang lembek,pada pengamtan
ke empat danging mulai berwarna coklat dan memiliki bau yang amis,pada hari ke lima ikan
masih sama dengan hari ke empat hanya saja warnanya berwarna coklat pekat,pada pengamatan
hari ke enam danging sudah membusuk dan berwarna coklat, bertekstur lembek,dan berlendir,
pada pengamatan hari ketujuh sudah tidak dilanjutkan lagi karna danging sudah membusuk.
Pada penyimpanan Danging sapi yang disimpan pada suhu beku,pada pengamatan hari pertama
Danging sapi masih sangat segar dan memiliki tekstur yang keras,pada pengamatan kedua
Danging sapi masih sama dengan hari pertama tidak mengalami perubahan,pada pengamatan ke
tiga Danging sapi mulai berwarna merah dan memiliki tekstur yang keras ,pada pengamtan ke
empat Danging sapi mulai berwarna merah,pada hari ke lima Danging sapi masih sama dengan
hari ke empat,pada pengamatan hari ke enam Danging sapi masih berteksturkeras, pada
pengamatan hari ketujuh Danging sapi masih bertekstur keras.(Anitonang,irianton 2012)
Pada penyimpanan danging ayam yang disimpan pada suhu dingin,pada pengamatan hari
pertama danging ayam masih sangat segar dan memiliki tekstur yang lembek,pada pengamtan
kedua danging ayam masih sama dengan hari pertama tidak mengalami perubahan,pada
pengamtanke tiga danging ayam mulai berwarna merah kecoklatan dan memiliki tekstur yang
lembek,pada pengamtan ke empat danging ayam mulai berwarna coklat dan memiliki bau yang
amis,pada hari ke lima danging ayam masih sama dengan hari ke empat hanya saja warnanya
berwarna coklat pekat,pada pengamatan hari ke enam danging ayam sudah membusuk dan
berwarna coklat, bertekstur lembek,dan berlendir, pada pengamatan hari ketujuh sudah tidak
dilanjutkan lagi karna danging sudah membusuk.
Pada penyimpanan Danging ayam yang disimpan pada suhu beku,pada pengamatan hari
pertama Danging ayam masih sangat segar dan memiliki tekstur yang keras,pada pengamatan
kedua Danging ayam masih sama dengan hari pertama tidak mengalami perubahan,pada
pengamatan ke tiga Danging ayam mulai berwarna merah dan memiliki tekstur yang keras ,pada
pengamtan ke empat Danging ayam mulai berwarna merah,pada hari ke lima Danging ayam
masih sama dengan hari ke empat,pada pengamatan hari ke enam Danging ayam masih
berteksturkeras, pada pengamatan hari ketujuh Danging ayam masih bertekstur keras.
(Astawan ,made 2006).
Sumber: (winarno,f.g.)
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan
Dari praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Penyimpanan terhadap suhu rendah berpengaruh terhadap warna,tekstur, dan bau pada
bahan segar.
2. Pada penyimpanan sawi, penyimpanan yang paling tahan lama yaitu dikemas pada
kantung plastik yang disimpan pada suhu dingin dan dalam keadaan kering.
3. Pada penyimpanan rebon yang paling tahan lama yaitu disimpan pada suhu beku dan
dalam keadaan tertutup.
4. Pada penyimpanan kelengkeng yang paling tahan lama yaitu disimpan dalam suhu dingin
SARAN
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, kami menyarankan bahwa untuk mendapatkan
bahan pangan segar yang tahan lama sebaiknya disimpan pada suhu dingin karena pada suhu
dingin memperlambat pertumbuhan mikroba. Tetapi khusus untuk bahan segar seperti rebon dan
sejenis ikan sebaiknya disimpan dalam freezer dan disaat melakukan penyimpanan sebaiknya
jangan disimpan bercampuran dengan bahan makanan hewani dengan bahan makanan nabati
karena dapat menimbulkan kontaminasi dan jangan menyimpannya secara bertumpuk karena
dapat meurunkan mutu dan kualitas bahan pangan.
DAFTAR PUSTAKA