Anda di halaman 1dari 24

JENIS FORTIFIKAN

Presented By:
Nova Rahmi Yanti (1705105010009)
Amalia Rachmatillah (1705105010010)
Yuniar Atmajaya (1705105010017)
Sri Muliani (1705105010041)
JENIS FORTIFIKAN

Zat besi yang sering


digunakan yaitu:

Fe2+

Zat besi merupakan trace element yang penting


bagi tubuh. Kekurangan zat besi dapat Fe3+
menyebabkan anemia baik pada anak-anak
maupun orang dewasa
Fortifikasi Zat Besi
Serelia dan Tepung Susu Cair

W
Ferrous sulphate, ferrous fumarate, Ferrous biglycinate, micronized
encapsulated ferrous sulphate, dispersible, ferric pyrophosphate dan
fumarate, electrolytic iron, ferric ferric smonium citrate
pyrophosphate dan NaFeEDTA
Berdasarkan Sifatnya

Cocok digunakan untuk fortifikasi tepung-tepungan,


serelia, atau makanan kering seperti pasta atau
susu bubuk. Jenis fortifikasi zat besi larut air yang
Fortifikasi Zat Besi Larut Air paling sering digunakan adalah ferro sulfat

Fortifikasi Zat Besi yang Sulit Larut Fortifikasi zat besi dari jenis ini yang paling
dalam Air, tetapi Mudah Larut dalam banyak digunakan adalah ferro fumarate
Larutan Bersifat Asam dan ferri saccharate

Fortifikasi Zat Besi yang Tidak Larut


Air dan Sulit Larut dalam Larutan Fortifikan zat besi jenis ini yang paling
Bersifat Asam umum digunakan adalah kelompok ferri
phospat (ferri ortophospat dan ferri
pyrophospat
Sumber : Asterini dkk., 2016
Zink Glukonat

Zink aspartat

Sebagai zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, Zink Sulfat


zink juga sering digunakan sebagai fortifikan. Salah
satu fortifikan zink pernah dilakukan pada susu
fermentasi.
Berdasarkan Sifatnya

Zink Zink
glukonat Oksida
Zink Zink Zink
Asetat sulfat klorida
Tidak larut air
tapi larut
asam
Sangat larut air
Larut air
Vitamin A murni dan β-karoten
akan bersifat tidak stabil jika :
- Terpapar sinar ultraviolet
- Oksigen
- Udara

Oleh sebab itu dibutuhkan


antioksidan untuk membuatnya
lebih stabil.
Jenis fortifikan vitamin A utama untuk fortifikasi adalah :

Retinil
asetat
Merupakan bentuk sterifikasi vitamin A
komersial yang biasa digunakan sebagai bahan
Retinil fortifikasi makanan
palmitat

Provitamin A
(β-karoten )
 Provitamin A berwarna kuning kemerahan sehingga banyak digunakan untuk
fortifikasi margarin atau minuman berwarna serupa.

 Umumnya vitamin A difortifikasikan ke bahan makanan berbasis lemak karena


sifat vitamin A merupakan vitamin yang larut lemak.

 Bentuk fortifikan vitamin A dapat berupa vitamin A bentuk kering yang dapat
dicampurkan ke bahan makanan kering ataupun dilarutkan dalam bahan
makanan berbasis air

 Vitamin A bentuk lemak dapat dicampurkan ke bahan makanan berbasis lemak


seperti minyak, margarin atau susu.
lanjutan
 Untuk bahan makanan yang berbasis air atau berbentuk
kering, vitamin A dapat ditambahkan dalam bentuk
terenkapsulasi

Berdasarkan hal tersebut fortifikan vitamin A dapat


dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

Dalam komponen
lemak (oily form)

Bentuk kering
(terenkapsulasi).
Tabel 1. Jenis-Jenis Fortifikasi Vitamin A, Karakteristik dan Penggunaannya.
Makanan yang Difortifikasi dengan Vitamin A

Tabel 2. Contoh Produk Makanan yang Difortifikasi


Vitamin A.
Keduanya mempunyai
kesamaan yaitu:

1. Aktivitas biologis yang


sama

Bentuk vitamin D2 (ergokalsiferol) maupun D3 2. Sensitif terhadap oksigen

(kolekalsiferol) dapat digunakan untuk fortifikasi vitamin D dan kelembapan

pada makanan. 3. Mudah bereaksi dengan


mineral.
 Vitamin D3 lebih banyak digunakan untuk fortifikasi pada serealia dengan level
fortifikasi sebanyak 100.000 IU atau 25 mg D3 per gram.
 Bentuk kering fortifikan vitamin D biasanya mengandung tokoferol sebagai
pelindung dari reaksi oksidasi atau interaksi dengan mineral lainnya

Makanan yang difortifikasi dengan vitamin D

Yoghurt Minyak
sayur
Sereal
untuk Margarin
sarapan
Bentuk kimiawi dari yodium
yang dapat digunakan
untuk fortifikasi bahan
makanan, yaitu:

Iodida

Yodium merupakan salah satu unsur mineral Iodat


makro yang sangat dibutuhkan tubuh dalam
jumlah relatif kecil.
 Kalium iodida (KI) ditambahkan ke garam meja
 Kalium iodat (KIO3) adalah bentuk lain untuk
makanan fortifikasi.
 Bentuk iodat memiliki kelarutan dalam air lebih rendah
daripada bentuk iodida.
 Iodida biasanya tidak berwarna tapi menjadi kuning setelah
berada di udara karena iodida dioksidasi menjadi Iodium.
 Proses pengolahan dan lama penyimpanan akan
mempengaruhi kandungan yodium.
 Iodium menguap saat dipanaskan, menghasilkan uap ungu
terang.
Sumber tinggi asam folat:

Sayur-
sayuran hijau

Asam folat adalah vitamin yang penting


untuk pembentukan sel darah merah
normal. Hati
Fungsi: untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan kesehatan tubuh
Ciri dan Sifat Asam Folat
Berwarna Mudah dioksidasi dalam larutan
kuning cerah asam
Penambahan
berkisar 1,5- Tidak berpengaruh pada sensoris
2,4 ppm makanan

Larut dalam air Dilakukan bersamaan dengan


vitamin b1, vit b2, zat besi dan zink

o Folat dalam makanan terdapat sebagai Poliglutamat


o Fortifikasi asam folat banyak dilakukan pada tepung terigu dan beras
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M dan B. Wijatmadi. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat.


Kencana, Jakarta.
Allen, L., B. Benoist., O. Dary and R. Hurrel. (Eds) 2006. Guidelines of
Fortification of Food with Micronutrient. WHO and FAO.
Hemyati, S., E. Yuliati, N. P. Pamungkas dan N. Y. Hendarta. 2018.
Fortifiasi Pangan Berbasis Sumber Daya Nusantara: Upaya
Mengatasi Masalah Defisiensi Zat Gizi Mikro Diindonesia. UGM
Press, Yogyakarta.
Wijayanti, N. 2017. Fisiologi Manusia dan Metabolisme Zat Gizi. UB
Press, Malang.

Anda mungkin juga menyukai