PIKEL
Oleh :
( ) Sri Muliani
BAB I. PENDAHULUAN
Pikel adalah hasil pengolahan buah dan sayur dengan menggunakan garam
dan diawetkan secara asam, dengan atau tanpa penambahan gula dan rempah-
rempah sebagai bumbu. Garam digunakan sebagai salah satu metode pengawetan
pangan yang pertama dan masih digunakan secara luas untuk mengawetkan
berbagai macam makanan. Sifat antimikroorganisme garam akan menghambat
secara selektif. Air ditarik dari dalam sel menjadi kering, yang disebut proses
osmosis (Saputri dkk., 2017).
Ubi jalar ungu merupakan salah satu komoditi yang berpotensi dijadikan
pikel, karena merupakan sumber kalori yang efisien dan mempunyai banyak
manfaat. Proses pembuatan pikel dilakukan dengan mengawetkan bahan pangan
(sayuran atau buah) ke dalam larutan dari campuran garam, gula, asam atau
berbagai jenis rempah-rempah. Proses pembuatan pikel meliputi pencucian,
pembersihan dan pengecilan ukuran bahan segar, kemudian direndam pada larutan
garam dan difermentasi selama 4 hari pada suhu ruang. Pembuatan pikel juga
dapat dilakukan dengan penambahan asam cuka pada larutan perendaman buah
atau sayuran (Setiawan dkk., 2016).
Terdapat dua jenis pikel, yaitu pikel jadi dan pikel setengah jadi. Pikel jadi
adalah buah-buahan dan sayur-sayuran yang diawetkan dalam cuka. Pikel jadi
terbagi dua, yaitu pikel jadi tanpa fermentasi dan dengan fermentasi. Pikel jadi
tanpa fermentasi banyak diterapkan dalam pembuatan skala industri, pikel tanpa
fermentasi akan memiliki rasa lebih baik jika didiamkan beberapa minggu setelah
ditutup. Keuntungan dari pikel jadi tanpa fermentasi adalah proses pembuatannya
yang cepat, rasa asam lebih tajam, tidak perlu pengawasan lebih dalam
pembuatannya dan peluang kegagalan dalam proses produksi dapat diminimalisir
(Novitasari, 2018).
Proses fermentasi asam sunti dapat dicirikan sebagai fermentasi
tradisional. Hal ini disebabkan karena alat yang digunakan masih sangat
sederhana, mengawetkan bahan yang mudah rusak, biaya produksi keseluruhan
yang cukup murah serta cara pengolahannya relatif mudah yang diperoleh secara
turun temurun dari masyarakat zaman dulu. Berdasarkan pengelompokan bahan
pangan hasil fermentasi, asam sunti dapat dikategorikan sebagai pikel atau produk
fermentasi buah dan sayuran yang hanya digunakan sebagai bumbu. Penggunaan
garam (dengan metode penggaraman kering) untuk membuat asam sunti
merupakan salah satu metode yang diterapkan dalam pembuatan pikel (Muzaifa,
2013).
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
BAB V. KESIMPULAN
A. Diagram Alir
Bahan
Dicuci bersih
Disiapkan Botol
Disimpan dalam
runagan
Dilihat Perubahan
Hasil
B. Olahan Data
Berat awal = 140 gr
140
Garam (gr) = = 70 gr
2
= 70 gr x 8%
= 5,6 gr
C. Dokumentasi