Disusun oleh :
Kelompok 5
SEKOLAH VOKASI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Dilakukannya proses pembuatan pikel cabe rawit ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaaan antara dua perlakuan pada pembuatan pikel dan
memperpanjang umur simpan dari cabe rawit
BAB II
METODOLOGI
Masukkan
cabaidalamwadah/toplesberisilarutan
garam 5%, tutup
Tambahkanpemberatberupaplastikberisilar
utan garam
Panaskanselama ± 5 menit
Masukkan
cabaikedalamwadah/toplesberisi air tajin +
Lakukanfermentasiselama 4 hari
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
3.2.1. Bakteri Asam Laktat (BAL)
Bakteri asam laktat didefinisikan sebagai bakteri yang mampu menghasilkan
asam laktat dari sumber karbohidrat yang dapat difermentasi (Salminen dan Wright,
1993). Dalam industri pangan bakteri asam laktat telah digunakan secara luas sebagai
kultur starter untuk berbagai ragam fermentasi daging, susu, sayuran dan rerotian atau
bakeri. Semula peranannya terutama adalah untuk memperbaiki citarasa produk
fermentasi. Tetapi ternyata bakteri asam laktat juga mempunyai efek pengawetan
pada produk yang dihasilkan, sehingga sekarang berkembang penerapan bakteri asam
laktat atau senyawa yang dihasilkan dengan tujuan utama untuk pengawetan pangan
baik terhadap produk fermentasi maupun nonfermentasi.
Bakteri Asam Laktat yang menghasilkan dua molekul asam laktat dari
fermentasi glukosa termasuk didalam kelompok bakteri asam laktat bersifat
homofermentatif, sedangkan Bakteri Asam Laktat yang menghasilkan satu molekul
asam laktat dan satu molekul etanol serta satu molekul karbon dioksida dikenal dalam
kelompok bakteri asam laktat bersifat heterofermentative (Reddy et al., 2008).
Bakteri Asam Laktat menghasilkan antibakteri berupa asam organik, bakteriosin,
metabolit primer, hidrogen peroksida, diasetil, karbondioksida, asetaldehid dan
menurunkan pH lingkungannya dengan mengeksresikan senyawa yang mampu
menghambat bakteri patogen (Usmiati, 2012).
Beberapa genera yang memproduksi bakteriosin danmempunyai aktivitas
hambat besar terhadap pertumbuhan beberapa bakteri patogenadalah Lactobacillus,
Lactococcus, Streptococcus,Leuconostoc, Pediococcus,Bifidobacterium dan
Propionibacteriumterdapat di dalam saluran pencernaan (Usmiati, 2012).
Bakteri asam laktat mempunyai efek pengawetan karena menghasilkan
senyawa-senyawa yang mampu menghambat pertumbuhan berbagai mikroba.
Sebagian besar efek antimikroba ini disebabkan oleh pembentukan asam laktat dan
asam asetat serta penumnan pH yang dihasilkan. Selain itu bakteri asam laktat juga
menghasilkan senyawa-senyawa penghambat lain seperti hidrogen peroksida, diasetil,
karbondioksida, reuterin dan bakteriosin (De Vuyst dan Vandamme, 1994).
2. Rasa
Pada parameter rasa, didapatkan hasil bahwa rasa asin pada cabai rawit
semakin harinya semakin kuat karena semakin lama fermentasi terjadi maka
rasa akan timbul lebih kuat. Kandungan nutrisi yang cukup dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk pertumbuhan bakteri asam laktat
menghasilkan asam laktat, asam asetat, etanol, manitol, dekstran, ester dan
CO2. Kombinasi dari asam, alkohol dan ester yang proporsional akan
menghasilkan rasa yang spesifik dan disukai (Pederson, 1971).
3. Aroma
Pada parameter aroma, aroma masam pada cabai juga semakin kuat
pada setiap harinya. Kadar asam yang dihasilkan berkisar antara 0,8 – 1,5%
dinyatakan sebagai asam laktat. Tipe fermentasi ini berlangsung dalam suatu
larutan garam berkonsentrasi 5 – 15%. Larutan bakteri tersebut menyebabkan
hanya bakteri asam laktat yang tumbuh (Pato, 2003). Pada produk sayur dan
pikel kadar asam tinggi dihasilkan oleh inokulum yang menghambat
pertumbuhan bakteri pembusuk, sedangkan kadar garam yang diberikan
menumbuhkan inoculum tetapi menghambat mikroorganisme pembusuk
(Tjahjadi, 2008). Lama fermentasi dapat mempengaruhi TAT (Total Asam
Tertitrasi), semakin lama waktu fermentasi masa TAT akan semakin
meningkat (Oktaviani P, 2016).
4. Kontaminan
Pada parameter kontaminan, sejak hari ke-0 sampai hari ke-4 tidak
ditemukan adanya kontaminan pada pikel cabai. Hal ini dikarenakan terdapat
garam pada medium yang berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan
kapang. Senyawa bakteriostatik pada garam menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Garam juga dapat mengikat air dan menurunkan Aw yang
menjadi factor pendukung pertumbuhan mikroba (Buckle et al, 2009).
2. Rasa
Pada parameter rasa, semakin lama proses fermentasi maka rasa asin
pada cabai rawit semakin tinggi. Kandungan nutrisi yang cukup yang
dioptimalakn dengan penuh untuk pertumbuhan bakteri asam laktat sehingga
menghasilkan asam laktat, asam asetat, etanol, mannitol, dekstran, ester dan
CO2. Kombinasi dari asam, alcohol dan ester yang proporsional akan
menghasilkan rasa yang spesifik dan disukai (Pederson, 1971).
Tetapi pada percobaan fermentasi cabai rawit dengan larutan garam
konsentrasi 5% saja masih terdapat rasa pedas yang dihasilkan dari biji cabai
rawit sehingga diambil kesimpulan juga bahwa waktu fermentasi yang
dibutuhkan masih kurang sehingga dapat menciptakan pikel cabai rawit yang
asim tidak timbul rasa pedas.Rasa asam yang dihasilkan pada hari ke-4 yang
didapatkan tidak se-asam percobaan fermentasi dengan menggunakan air
tajin karena dalam air tajin mengandung berbagai nutrisi seperti protein,
kalsium dan mineral yang mendukung mempercepat pertumbuhan bakteri
asam laktat untuk fermentasi.
3. Aroma
Pada parameter aroma, lamanya waktu fermentasi mengakibatkan aroma
asam yang dihasilkan semakin kuat. Hal ini disebabkan oleh fermentasi
menggunakan air garam dengan konsentrasi garam 5% sehingga
menyebabkan hanya bakteri asam laktat saja yang tumbuh. Pada produk
sayur dan pikel (termasuk cabai rawit) kadar asam yang tinggi dihasilkan dari
inoculum yang menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk sedangkan air
garam yang diberikan untuk menghambat mikroorganisme pembusuk. Lama
proses fermentasi dapat mempengaruhi TAT (Total Asam Tertitrasi)
sehingga semakin lama waktu fermentasi maka kadar TAT semakin tinggi.
4. Kontaminan
Pada parameter kontaminan, Mulai dari hari ke-0 hingga ahari ke-4 tidak
ditemukan adanya kontaminasi pada pikel cabai berupa kapang, hal ini
disebabkan karena konsentrasi garam pada medium fermentasi sanat
berpengaruh untuk menghambat pertumbuhan kapang. Senyawa pada garam
berupa bakteriostatik dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
selain itu garam dapat mengikat air dan menurunkan Aw sehingga menjadi
faktor pendukung pertumbuhan mikroba (Buckle et al, 2009).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dalam pembuatan pikel cabai rawit dilakukan proses fermentasi dibantu oleh
bakteri asam laktat (BAL). Bakteri asam laktat didefinisikan sebagai bakteri yang
mampu menghasilkan asam laktat dari sumber karbohidrat yang dapat difermentasi.
Dalam percobaanya fermentasi cabai rawit dengan air tajin dan garam lebih unggul
disbanding percobaan fermentasi cabai rawit dengan air garam saja karena pada air
tajin didapatkan berbagai nutrisi seperti protein, kalsium dan mineral yang
mendukung pertumbuhan bakteri asam laktat untuk fermentasi. Sehingga terdapat
perbedaan pada hasil organoleptik dari segi penampakan, rasa dan aroma. Sehingga
disimpulkan bahwa perlakuan tebaik didapat pada fermentasi cabai rawit dengan air
tajin dan garam.
4.2 Saran
Dalam percobaan pembuatan pikel diharpak dilakukan sanitasi dan higine
sehingga keberhasilan percobaan pembuatan pikelpun tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Silvia. 2009. Penetapaan kadar kalsium pada susu sapi, susu sapi kemasan, dan air
tajin secara spektrofotometri serapan atom. Medan (ID) : Universitas Sumatra Utara.
[skripsi]. [diakses pada 2020 Mei 7]. Tersedia pada http://repository.usu.ac.id.
Buckle, K. A., et al. 1987.Ilmu Pangan. Penerjemah : Purnama, H dan Adiono. UI-
Press, Jakarta.
Patiya LG. 2019. Pengaruh konsentrasi garam dan lama fermentasi terhadap mutu
kimchi rebung (Dendrocalamus asper). Bandung (ID) : Universitas Pasundan.
[skripsi]. [diakses pada 2020 Mei 7]. Tersedia pada http://repository.unpas.ac.id.
Widowati, S. dan Misgiyarta. 2003.Efektifitas Bakteri Asam Laktat (BAL) dalam
Pembuatan Produk Fermentasi Berbasis Protein/Susu Nabati. Prosiding Seminar
Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman 360-373.
Wulan, IC. 2004. Pengaruh Konsentrasi Garam dan Lama Fermentasi Terhadap Sifat
Kimia dan Organoleptik Pikel Wortel (Daucus carota L). [skripsi] Bandar Lampung
(ID) : UNILA
Sadek, N. F., M. Wibowo dan E. Kusumaningtyas. 2009. Pengaruh konsentrasi garam
dan penambahan sumber karbohidrat terhadap mutu organoleptik produk sawi asin.
Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
Hari ke-4
LAMPIRAN
Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4