FERMENTASI BAKASANG
16 507 041
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat
bagi Penulis sehingga telah menyelesaikan Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan
dengan judul “Fermentasi Bakasang”.
Penulis
Cover ............................................................................................................................................ i
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan merupakan salah satu sumber protein yang paling digemari oleh masyarakat,
karena kandungan proteinnya tinggi dibandingkan dengan kandungan gizi lainnya
(lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral). Selain itu ikan juga memiliki rasa yang
cukup gurih, mudah diperoleh, dan harganya terjangkau.Produk perikanan memiliki
kelemahan utama yang mudah mengalami pembusukan akibat pengaruh fisiologis,
mekanis, fisis kimiawi, dan mikrobiologis (Winarno et al., 1984).
Upaya mempertahankan mutu ikan agar tetap baik maka diperlukan suatu proses
pengolahan dan pengawetan ikan guna memperpanjang daya tahan mutunya (Afrianto
& Liviawaty, 1989). Salah satu teknik pengolahan ikan yang sederhana dan mudah
adalah fermentasi.
1.2. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bakasang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri asam laktat telah berhasil di isolasi
dari bakasang yang telah dikomersialkan. Isolat bakteri asam laktat yang
diidentifikasi adalah Streptococcus (strain SIBks) dan Lactobacillus (strain LIBks).
Bakteri-bakteri tersebut mampu untuk memfermentasi bakasang jeroan ikan
tongkol dan menghasilkan bakasang dengan karakteristik hampir sama dengan
bakasang komersial serta memiliki kandungan asam organik yang lebih tinggi
(asam laktat (5,58%) dan gula yang terkandung hampir terfermentasi semua
(Lawalata, 2001)
Aktivitas dari inokulan kultur campuran bakteri asam laktat dalam fermentasi
bakasang meningkatkan keasaman bakasang dibandingkan dengan inokulan kultur
tunggal Streptococcus (strain SIBks) atau Lactobacillus (strain bBks). Komponen-
komponen senyawa flavor dari bakasang jeroan ikan tongkol yang diperlihatkan
melalui kromatografi gas meliputi asam-asam volatil (asam oleat, asam palmitat),
hidrokarbon dan fenol. Berdasarkan penilaian sensori, bakasang jeroan ikan tongkol
masih disukai/diterima oleh konsumen (Lawalata, 2001)
Proses fermentasi yang terjadi pada ikan merupakan proses penguraian secara
biologis atau semibiologis terhadap senyawa-senyawa kompleks terutama protein
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana dalam keadaan terkontrol. Selama
proses fermentasi, protein ikan akan terhidrolisis menjadi asam-asam amino dan
peptida yang berperan dalam pembentukan cita rasa produk. Jika ke dalam bahan
mentahnya ditambahkan sumber karbohidrat, misalnya pati atau nasi, maka selama
fermentasi akan terjadi pemecahan pati menjadi komponen-komponen yang lebih
sederhana seperti asam dan alkohol (Rahayu et al.,1992)
Bakasang.
Khusus pada pembuatan bakasang terjadi fermentasi garam dengan cara basah
yang juga berlanjut dengan fermentasi laktat. Fermentasi garam dapat dibedakan
menjadi dua cara, yaitu :
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum pembuatan produk bakasang ini dilakukan selama 3 hari yaitu dimulai
dari tanggal 16 Juni 2019 sampai dengan 19 Juni 2019, dan bertempat di Bitung dan
Tondano.
Alat
Pisau
Piring
Sendok
Timbangan
Bahan
Telur ikan cakalang : 500 gram
1. Telur ikan cakalang ditimbang seberat 500 gram, kemudian dicuci bersih.
3. Garam yang akan digunakan sebelumnya ditimbang sebanyak 15% dari berat
total telur ikan cakalang yang akan difermentasikan yaitu 75 gram.
4. Siapkan botol ar mineral sebagai wadah fermentasi yang sudah dicuci bersih.
6. Jemurlah dibawah sinar matahari, dan tunggu hasil fermentasi beberapa hari
kemudian.
BAB IV
PEMBAHASAN
Bakasang merupakan salah satu produk fermentasi, umum- nya dibuat dari
jeroan ikan cakalang, dimana ikan cakalang termasuk golongan scombroid yang
berasal dari famili Scombroidae. Menurut McLauchlin et al. (2005) dan Jiang et
al.(2007) ikan golongan scombroid banyak mengandung histidin bebas di dalam
jaringan daging maupun jeroan, yang dapat diubah menjadi histamin melalui
dekarboksilasi dan aktivitas bakteri penghasil histamin.
Praktikum kali ini menggunakan bahan baku dari telur ikan cakalang 500 gram
dan kadar garam yang digunakan adalah 25% dari berat total bahan baku telur ikan
cakalang tersebut. Berdasarkan penelitian penggunaan garam yang dianjurkan
untuk fermentasi terbaik adalah 25%.
Chen et al. (2010) menyatakan bahwa selama proses fermentasi, garam yang
masuk ke dalam jaringan jeroan menimbulkan berbagai perubahan kimia yang
mengakibatkan beberapa komponen seperti protein terekstrak, lemak dan
karbohidrat diubah menjadi senyawa lebih sederhana oleh enzim yang terdapat
dalam jeroan ataupun oleh mikro-organisme yang tumbuh. Segera setelah penarikan
air, sebagian protein dalam jaringan ikan terlarut ke dalam cairan garam, atau
bahkan menguap jika telah terbentuk N bebas atau turunannya.
Ikan hidup mempunyai nilai pH 7, namun setelah mati sisa glikogen diuraikan
menjadi asam piruvat, kemudian menjadi asam laktat. Fermentasi asam laktat dapat
terjadi sebagai akibat aktivitas bakteri asam laktat yang dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu :
Bakteri ini dapat mengubah 95% dari glukosa atau heksosa lainnya menjadi
asam laktat. Karbondioksida dan asam-asam volatil lainnya juga dihasilkan,
tetapi jumlahnya sangat kecil. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
(Asetaldehid)
CH3CH2OH
(Etanol)
BAB V
PENUTUP
5.1. Rangkuman
3) Fermentasi asam laktat dapat terjadi sebagai akibat aktivitas bakteri asam
laktat terbagi 2 yaitu :
Chen HC, Huang YR, Hsu HH, Lin CS, Chen WC, Lin CM, Tsai YH. 2010.
Determination of histamine and biogenic amines in fish cubes (Tetrapturus
angustirostris) implicated in a food-borne poisoning. Food Control 21: 13–18.
DOI: 10.1016/j.foodcont.2009.03.014.
Gunena M. 2000. Karakteristik biokimia bakteri kokus dan basil yang diisolasi dari
fermentasi bakasang [skripsi]. UNSRAT : Manado
Hutkins, R.W. 2006. Microbiology and Technology of Fermented Foods.Blackwell
Publishing Asia. Australia.
Jiang JJ, Qing XZ, Zhi WZ, Li YZ. 2007. Chemical and sensory changes associated
Yu-lu–atradisional Chinese fish sauce. Food Chem 104: 1629-1634. DOI:
10.1016/j.foodchem. 2007.03.024.
Lawalata, J.H. Fermentasi bakasang oleh bakteri asam laktat dengan jeroan ikan
tongkol (Euthynnus affinis) sebagai substrat. UGM : Yogyakarta
McLauchlin J, Little CL, Grant KA, Mithani V. 2005. Scombrotoxic fish poisoning.
Public Health 28: 61-62. DOI: 10.1093/pubmed/fdi063.
Winarno, F. G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 2. Garam
Gambar 3. Telur ikan cakalang dan garam dimasukan kedalam botol, kemudian
dijemur dibawah sinar matahari tunggu hasil fermentasi setelah
beberapa hari.