Teknologi Fermentasi
PJ Dosen
J3E213110
Kevin Ray
J3E113035
J3E113057
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Kedelai mengandung protein tertinggi di antara kacang-kacangan lainnya,
yaitu sekitar 40%. Di pasaran terdapat 2 jenis kedelai, yaitu kedelai kuning dan
hitam. Kedelai kuning merupakan dapat dipakai sebagai bahan dasar makanan
turunan kedelai, baik dengan fermentasi maupun tidak. Kedelai hitam biasanya
terbatas hanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan kecap (Purwoko T dan
Handajani S.N.,2007).
Kecap adalah salah satu bumbu masakan tradisonal hasil fermentasi yang
biasanya dikonsumsi di Negara China, Korea, dan Jepang. Kecap merupakan
bumbu masakan yang terkenal di seluruh penjuru dunia selama beberapa tahun
terakhir ini (Lioe et al., 2010). Terdapat beberapa jenis kecap di dunia seperti
kecap manis, kecap asin, kecap tiram, kecap ikan, dan lain sebagainya. Pada
pembuatan kecap melewati proses fermentasi. Fermentasi terdiri dari 2 tahap yaitu
fermentasi kapang (solid stage fermentation) dan fermentasi dalam larutan garam
(brine fermentation). Salah satu mikroba yang bereperan dalam fermentasi kapang
adalah Aspergillus oryzae. A.oryzae dikenal sebagai kapang yang paling banayak
menghasilkan enzim, yaitu -amilase, -galaktosidase, glutaminase, protease, glukosidase (Wedhastri, 1990) dan lipase (Rahayu dkk., 1993). Mikroba yang
diintroduksi secara langsung adalah pada saat fermentasi padat, sedangkan
fermentasi moromi merupakan fermentasi yang terjadi secara spontan (tanpa
introduksi). Karakteristik nilai nutrisi sangat ditentukan oleh jenis kapang pada
saat fermentasi padat (Septiani, 2004).
A.oryzae S. adalah kapang berfilamen yang memiliki kemampuan untuk
menghasilkan sejumlah enzim hidrolitik. Hal ini yang dimanfaatkan dalam
pembuatan kecap fermentasi secara tradisional di kawasan Asia. Proten kedelai
pada koji kedelai yang diinokulasikan dengan A. oryzae S. mengandung protein
yang
termasuk
netral
dan
protease
basa,
amilase,
glutaminase,
dan
yang aman pada makanan karena mengandung gen penghasil aflatoksin yang
rendah (Machida M et al, 2005).
2.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan
produk fermentasi kecap (Soy sauce) , pembuatan propagasi dari kultur starter dari
kecap (Soy sauce), pengawetan kultur, dan perencanaan produksi produk
fermentasi kecap (Soy sauce).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembuatan Kecap
Pembuatan kecap diawali dengan pemilihan kedelai yang baik dan
mempersiapkan bahan lainnya seperti garam dan air. Pada proses fermentasi,
kecap termasuk kedalam fermentasi terkontrol karena adanya starter atau
pemupukan mikroba secara sengaja. Pembuatan kecap lebih lanjut terdapat dalam
diagram alir berikut.
Air (1,5 : 1)
Rendemen (30%)
2 Kg
40 Kg
100g
2 Kg
KB (5%) = (5/100) x 40 Kg = 2 Kg
40 Kg
800
800
32000 Kg
Kultur 100g
100 g
20 g
20 g
20 g
20 g
20 g
KS
100 g
20 20 20 20
(100 g/batch)
80 g
80 g
KB
(2Kg/batch)
80 g
80 g
80 g
untuk diperbanyak
100g 100g
100g
100g
80 80 80 80
KA
(40Kg/batch) 2Kg
2Kg 2Kg
2Kg
38 Kg 38 Kg 38 Kg 38 Kg
KK
(800 Kg/batch) 40 Kg 40 Kg 40 Kg 40 Kg
terbentuk
kristal-kristal
es
yang
mengakibatkan
terjadinya
peningkatan
konsentrasi elektrolit dan proses ini akan memindahkan air dari protein dan DNA
sehingga akan merusak sel-sel mikroba. Untuk menghindari kerusakan ini, maka
suatu medium pelindung berupa pelarut (suspending fluid perlu ditambahkan).
BAB III
KESIMPULAN
Kecap adalah salah satu bumbu masakan tradisonal hasil fermentasi yang
biasanya dikonsumsi di Negara China, Korea, dan Jepang. Kecap merupakan
bumbu masakan yang terkenal di seluruh penjuru dunia selama beberapa tahun
terakhir ini. Pada pembuatan kecap melewati proses fermentasi. Fermentasi terdiri
dari 2 tahap yaitu fermentasi kapang (solid stage fermentation) dan fermentasi
dalam larutan garam (brine fermentation). Salah satu mikroba yang bereperan
dalam fermentasi kapang adalah Aspergillus oryzae. Pembuatan kecap diawali
dengan pemilihan kedelai yang baik dan mempersiapkan bahan lainnya seperti
garam dan air. Pada proses fermentasi, kecap termasuk kedalam fermentasi
terkontrol karena adanya starter atau pemupukan mikroba secara sengaja. Pada
pengawetan kultur Aspergillus oryzae, dipilih metode pengeringan-bekuan (freeze
drying). Pengawetan mikroba dengan metode pengeringan-bekuan (freeze drying)
adalah metode pengawetan yang berteknologi tinggi, tetapi relatif mudah dalam
pengoperasiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Lapage, S.P., J.E. Shelton, T.G. Mitchell and A.R. Marckenzic. 1970. Method in
Microorganisms. Acad. Press London. 1984. Ch. 4. P. 27.
Lioe, H.N., J. Selamat and M. Yasuda, 2010. Soy Sauce and its umami taste: A
link from the past to current situation. J. Food Sci., 75(3): 71-76.
Liang Y, Pan L, Lin Y. Analysis of extracelular proteins of Aspergillus oryzae
grown on soy sauce koji. Biosci Biotechnol Biochem 2009;73:192-5.
Machida M, Asai K, Sano M, Tanaka T, Kumagai T, Terai G, et al. Genome
sequencing and analysis of Aspergillus oryzae. Nature 2005;43:1157-61.
Purwoko T.,Handajani S.N..2007. Kandungan Protein Kecap Manis Tanpa
Fermentasi
Moromi
Hasil
Fermentasi
Rhizopus
oryzae
dan
R.
Kegiatan
Bulan
1
Perbanyakan
Kultur
KS
KB
KA
KK
Produksi Soy
Sauce Fermentasi
ke-2
Panen
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum'at
Sabtu
LAMPIRAN
MATRIKS KERJA PEMBUATAN KECAP (Soy Sauce)
Minggu 1, 2, 3, dan 4
Bulan
Kegiatan
Bulan
2
Perbanyakan
Kultur
KS
KB
KA
KK
Produksi Soy
Sauce Fermentasi
ke-2
Panen
Bulan
Kegiatan
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum'at
Sabtu
Minggu 1 / Minggu 2
Minggu
Minggu 1, 2, 3, dan 4
Bulan
Kegiatan
Perbanyakan
Kultur
KS
Perbanyakan
Kultur
KS
KB
KA
KK
Produksi Soy
Sauce Fermentasi
ke-2
Panen
Selasa
Senin
Bulan
2
Bulan
3
Senin
Rabu
Kamis
Selasa
Rabu
Sabtu
Minggu
Sabtu
Minggu
Kamis
Jum'at
Jum'at
Minggu 1, 2, 3, dan 4
Bulan
Kegiatan
Bulan
4
Perbanyakan
Kultur
KS
KB
KA
KK
Produksi Soy
Sauce Fermentasi
ke-2
Panen
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum'at
Sabtu
Minggu
Minggu 1, 2, 3, dan 5
Bulan
Bulan
5
Kegiatan
Perbanyakan
Kultur
KS
KB
KA
KK
Produksi Soy
Sauce Fermentasi
ke-2
Panen
Senin
Selasa
Rabu
(minggu
ke-2 dan
4)
Kamis
Jum'at
Sabtu
(minggu
ke-1 dan
3)
Minggu