TUJUAN
Untuk mengetahui proses pembuatan yoghurt;
Untuk mengetahui uji organoleptik yoghurt;
Untuk menganalisis kandungan pada yoghurt.
Lactobacillus. Sp
Lactobacillus bulgaricus
Susu merupakan bahan makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi,
karena mengandung unsur kimia yang dibutuhkan oleh tubuh seperti
Kalsium, Fosfor, Vitamin A, Vitamin B, dan Ribolflavin yang tinggi. Susu
memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, komposisi susu terdiri dari air
(87,1%), laktosa (5%), lemak (3,9%), protein (3,3%), dan mineral (0,7%).
Susu yang rentan akan kontaminasi bakteri memerlukan pengolahan agar
tidak mudah rusak (Eniza, 2004).
Dari berbagai jenis susu olahan, yang paling disarankan adalah susu
UHT. Susu yang diproses secara UHT dapat mempertahankan nilai gizi lebih
baik daripada pengolahan lainnya. Susu UHT disebut juga sterlisasi yaitu
susu yang dipasteurisasi dengan menggunakan Ultra High Temperature
(UHT), 1430C dalam detik, diolah menggunakan pemanasan dengan suhu
tinggi (135- 1450C) dalam waktu singkat selama 2-5 detik. Pemanasan suhu
tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme (baik pembusuk
maupun patogen). Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk
mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma,
dan rasa yang relatif tidak berubah, seperti susu segarnya (Ide, 2008).
Yoghurt
V. PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan Yogurt
1. Menyiapkan dan mencuci 10 buah botol UC
2. Memipet 100 ml susu UHT ke dalam masing-masing botol Uc
3. Menimbang glukosa sebanyak 2, 4, 6, 8 dan 10 gram, kemudian
memasukkan ke dalam 5 botol UC yang telah disiapkan.
4. Menimbang sukrosa dan glukosa sebanyak 1, 2, 3, 4 dan 5 gram,
kemudian dicampurkan.
5. Memasukkan campuran sukrosa dan glukosa ke dalam 5 botol UC
lainnya sehingga setiap botol berisi sukrosa + glukosa dengan (1 g
+ 1 g), (2 g + 2 g) dan seterusnya.
6. Memanaskan botol yang berisi sukrosa dan campuran antara
glukosa dan sukrosa ke dalam panci serta gelas ukur kosong 25 ml
sampai mendidih.
7. Membiarkan mendidih kira-kira 15-20 menit
8. Memasukkan semua botol ke dalam en-kast setelah proses
pemanasan.
9. Memipet 10 ml yakult, kemudian dimasukkan ke dalam botol UC
1, 2, 3, 6, 7, dan 8
10. Memipet 15 ml yakult, kemudian dimasukkan ke dalam botol UC
4, 5, 9 dan 10
11. Memasukkan ke dalam inkubator setelah diinokulasi pada suhu
40ºC selama 24 jam.
B. Analisis Kadar Asam
1. Menyiapkan Erlenmeyer 100 ml
2. Memipet yakult yang telah dibuat sebanyak 25 ml kemudian
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
3. Menambahkan aquadest sebanyak 25 ml ke dalam erlenemeyer.
4. Menambahkan indikator PP sebannyak 3 tetes .
5. Mentirasi yogurt dengan NaOH 0,1 N.
6. Mencatat volume penitrasi
7. Melakukan langkah di atas untuk masing-masing botol.
VI. DATA PENGAMATAN
Uji Organoleptik
Ket:
A = Asam TM = Tidak Manis
M = Manis TA = Tidak Asam
S = Sukrosa
G = Glukosa
Kelompok 1 :
Uji organoleptik
Botol
A&M A & TM TA & TM TA & M
1S +1 G 10%
4 gram Glukosa 10 %
2 S + 2 G 10%
6 gram Glukosa 10%
3 S + 3 G 10%
4 S+4 G 15%
5 S + 5 G 15%
Kelompok 2:
Uji organoleptik
Botol
A&M A & TM TA & TM TA & M
10 g sukrosa
8 gram sukrosa
6 gram sukrosa
4 gram sukrosa
2 gram sukrosa
5 G +5 S
4G+4S
3G+3S
2G+2S
1G+1S
Kelompok 3 :
24
48
68
87
106
Kelompok 4:
24
36
48
60
72
Analisi Kadar Asam
Sampel
Vol. Titrasi (mL)
Glukosa Sukrosa
10 g - 27,1
8g - 20,4
6g - 31,7
4g - 30,5
2g - 20,7
5g 5g 34
4g 4g 23,1
3g 3g 35,3
2g 2g 37,6
1g 1g 21,3
VII. PERHITUNGAN
VIII. PEMBAHASAN
IX. KESIMPULAN
Yoghurt merupakan minuman hasil pengolahahan susu yang telah
diinokulasikan dengan bakteri. Bakteri Lactobacillus bulgaricus
akan memicu proses fermentasi dari susu, mengubah laktosa pada
susu menjadi asam laktat.
Pemanasan susu dilakukan untuk membunuh mikroorganisme
pencemar,menurunkan potensial redoks campuran tersebut, dan
menghasilkan faktor-faktor dan kondisi yang menguntungkan untuk
perkembangan bakteri yang dimasukkan sebagai inokulum.
Tekstur yang menggumpal pada yoghurt diakibatkan oleh kegiatan
enzim dan terbentuknya asam oleh Lactobacillus bulgaricus.
Uji yang dilakukana adalah uji organoleptik yakni uji rasa.