PENDAHULUAN
Dalam bidang pangan banyak mikroorganisme yang mempunyai peranan, baik peranan
positif (memberikan keuntungan) atau peranan negatif (menimbulkan kerugian). Peranan
mikroorganisme dalam bidang pangan diklasifikasikan menjadi beberapa bagian (Budiyanto,
2002). Berbagai penyakit atau infeksi yang berbeda-beda mungkin terjadi karena memakan
makanan yang terkontaminasi dengan organisme patogen. Infeksi makanan terjadi karena
memakan makanan yang mengandung organisme hidup yang mampu sembuh atau
bersporulasi dalam usus yang menimbulkan penyakit (Volk, 1990).
Beberapa mikroorganisme menggunakan makanan yang sama dengan yang kita makan
sehingga, untuk sebagian besar, pengawet makanan melibatkan pembinasaan
mikroorganisme yang terdapat pada makanan atau pencegahannya agar tidak tumbuh (Volk,
1990). Berbagai manfaat mikroorganisme dalam beberapa jenis makanan dan minuman
misalnya fermentasi seperti tempe, kecap, tauco, sosis, keju, bier, anggur dan sebagainya telah
sejak lama dikenal melengkapi menu makanan atau minuman sehari-hari. Makanan dan
minuman tersebut diolah secara fermentasi dengan menggunakan kemampuan mikroba.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil
(Kusnadi dalam Ali, 2008). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan
untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami
pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.
Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme
ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada
interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi
pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan
enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak
akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk
perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tembat yang besar, mudah ditumbuhkan
dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni dalam Ali, 2008).
Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan
dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan. Sekilas, makna
praktis dari mikroorganisme disadari tertutama karena kerugian yang ditimbulkannya
pada manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Misalnya dalam bidang mikrobiologi
kedokteran dan fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang pathogen yang
menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas. Walaupun di bidang
lain mikroorganisme tampil merugikan, tetapi perannya yang menguntungkan jauh lebih
menonjol (Ali, 2008)
B. Klasifikasi Mikroorganisme dalam Bidang Pangan
Klasifikasi mikroorganisme dalam bidang pangan yang sering digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Bakteri basil dan koki gram negatif
2. Bakteri basil gram negatif, anaerobik fakultatif
3. Bakteri basil gram negatif anaerobik
4. Bakteri basil dan kokobasil gram negatif
5. Bakteri gram positif
6. Bakteri basil gram positif, tidak berspora
7. Bakteri pembentuk spora
8. Bakteri dengan sel bercabang/bertunas (Budiyanto, 2002).
C. Peran Positif Bakteri dalam Bidang Pangan
Menurut Schlegel (1994) beberapa bukti mengenai peranan mikrobiologi dapat
dikemukakan sebagai proses klasik menggunakan bakteri. Di Jepang dan Indonesia
sudah sejak zaman dahulu kacang kedelai diolah dengan menggunakan bantuan fungi,
ragi, dan bakteri asam laktat. Bahkan sudah sejak zaman perang dunia pertama
fermentasi terarah dengan ragi digunakan untuk membuat gliserin. Asam laktat dan asam
sitrat dalam jumlah besar yang diperlukan oleh industri makanan, masing-masing dibuat
dengan pertolongan bakteri asam laktat dan cendawan Aspergillus niger.
1. Infeksi Makanan
Infeksi makanan terjadi karena memakan makanan yang mengandung organisme
hidup yang mampu sembuh atau bersporulasi di dalam usus yang menimbulkan
penyakit. Organisme penting yang menimbulkan infeksi makanan
meliputi C. Perfringens, Vibrio parahaemolyticus, dan sejumlah
jenis Salmonela yang berlainan.
2. Salmonella
Reservoir utama bagi Salmonella ialah saluran pencernaan banyak hewan, meliputi
burung, hewan ternak, reptilia, dan manusia. Orang menjadi terinfeksi karena
kemasukan makanan atau minuman yang terkontaminasi. Sudah barang tentu air
menjadi tercemar karena masuknya kotoran dari hewan apa saja yang
mengekskresi Salmonella. Infeksi melalui makanan terjadi karena masuknya daging
yang terkontaminasi atau melewati tangan sebagai perantara dalam
pemindahan Salmonella dari sumber yang terinfeksi.
3. Clostridium perfringens
Organisme ini memproduksi berbagai ragam eksotoksin. Membentuk spora apabila
berada di dalam usus, dan hanya pada waktu pembentukan endospora dalam usus
itulah toksin peracunan makanan diproduksi. Sumber yang paling sering ialah daging
atau produk-produk daging. Masuknya masakan daging semacam itu mengakibatkan
rasa sakit perut dan diare yang akut sesudah masa inkubasi 8 sampai 24 jam.
4. Vibrio parahaemolyticus
Kerang-kerangan merupakan sumber infeksi saluran pencernaan jika dimasak mentah
atau sedikit dimasak. Belum diketahui dengan tepat bagaimana diare yang
dihubungkan dengan organisme ini dapat terjadi, tetapi kegawatan infeksi ini dapat
dirasakan dengan memikirkan kenyataan bahwa laju kematian karena
infeksi V. Parahaemolytikus dapat mendekati 7 atau 8 persen.
5. Langkah pengendalian
Jadi, makanan sekali-kali jangan dibiarkan berada pada suhu kamar yang akanme
mungkinkan mikroorganisme yang mengontaminasi berkembangbiak.
6. Peracunan Makanan
Peracunan makanan tidak disebabkan oleh menelan organisme hidup melainkan
dengan kemasukan toksin atau substansi beracun yang beracun yang disekresikan ke
dalam makanan. Dalam hali yang terakhir, organisme ini mungkin mati setelah
pembentukan toksin dalam makanan, tetapi apabila toksin itu sendiri dimusnahkan,
peracunan makanan yang hebat dapat terjadi dari memakanan makanan itu.
Organisme yang menyebabkan peracunan makanan mencakup S. aureus, C. botulium,
dan B. cereus. Peracunan makanan disebabkan oleh elaborasi eksotoksin oleh bakteri
selama pertumbuhannya dalam makanan yang terkontaminasi. Tipe paracunan
makanan yang agak berbeda, kadang-kadang disebut infeksi makanan, disebabkan
oleh efek racun sel bakteri yang ditelan (Volk, 1990).
Banyak bakteri saprofitik yang hidup pada bahan makanan dan dapat merusak serta
meracuni bahan makanan tersebut. Akibat aktivitas tersebut, tidak sedikit kerugian
yang ditimbulkannya. Berikut ini beberapa contoh bakteri perusak bahan makanan,
yaitu: Pseudomonas cocovenenans penghasil asam bongkrek pada tempe
bongkrek. Clostridium botulinum penghasil toksin pada makanan dan minuman
kaleng. Erwinia, Bacillus dan Clostridium bersifat pektolitik yang menyebabkan busuk
air atau busuk lunak (soft rot) pada sayuran dan buah- buahan dan juga dapat
menyebabkan hilangnya kemampuan membentuk gel pada sari buah. Alcaligens
viscolactis dan Enterobacter aerogenes menyebabkan pelendiran pada
susu. Lactobacillus plantarum menyebabkan pelendiran pada produk buah- buahan,
sayuran, cider, sauerkraut, dan bir (Budiyanto, 2002).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil.
2. Klasifikasi mikroorganisme dalam bidang pangan yaitu : Bakteri basil dan koki gram
negatif, Bakteri basil gram negatif, anaerobik fakultatif, Bakteri basil gram negatif
anaerobik, Bakteri basil dan kokobasil gram negatif, Bakteri gram positif, Bakteri basil
gram positif tidak berspora, Bakteri pembentuk spora, dan Bakteri dengan sel
bercabang/bertunas (Budiyanto, 2002).
3. Mikroorganisme memiliki banyak peranan dalam kehidupan, baik peranan yang
menguntungkan maupun peranan yang merugikan.
4. Peranan mikroorganisme yang menguntungkan adalah pengawetan makanan dengan
mikroorganisme, contohnya bakteri yang menguntungkan kita adalah Enterobacter
aerogenes, Erwinia herbicola, Leuconostoc plantarum sangat berperan dalam
pembuatan sauerkraut (kubis fermentasi).
5. Peranan mikroorganisme yang merugikan adalah dengan menimbulkan penyakit dan
infeksi makanan. Organisme penting yang menimbulkan infeksi makanan
meliputi C. Perfringens, Vibrio parahaemolyticus, dan sejumlah jenis Salmonela yang
berlainan. Dan Organisme yang menyebabkan peracunan makanan mencakup S.
aureus, C. botulium, dan B. cereus.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan antara lain:
1. Perlu perhatian yang lebih lagi dalam menjaga kebersihan makanan yang kita makan,
mengingat begitu sentral dan akibat apabila makanan tersebut terdapat banyak
mikroba yang dapat menyebabkan efek infeksi dan keracunan makanan dalam tubuh
kita. makanan sekali-kali jangan dibiarkan berada pada suhu kamar yang akanme
mungkinkan mikroorganisme yang mengontaminasi berkembangbiak.
2. Perlunya penelitian-penelitian lebih lanjut tentang kehidupan mikroorganisme yang
bermanfaat dalam bidang menfermentasikan makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, Moch Agus Kresno. 2002. Mikrobiologi Terapan. Malang. Penerbit : Universitas
Muhammadiyah Malang.
Volk, Wesley A dan Wheeler, Margaret F. 1990. Basic Microbilogy fifth edition. Jakarta.
Penrbit Erlangga. (diterjemahkan oleh Soenartono Adisoemarto. 1990. Mikrobiologi
Dasar edisi kelima jilid 2).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Kepada-Nya kita memuji dan
bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon
perlindungan dari keburukan diri dan syaitonyang selalu menghembuskan kebatilan pada
diri kita. Dengan rahmat dan pertolongan-Nya, Alhamdulillah makalah yang berjudul
“Aplikasi Mikroorganisme di Bidang Makanan” ini dapat di selesaikan dengan baik. Kami
menyadari sepenuh hati bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah
ini. Kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi kami dalam
pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan itu semua menjadikan cambuk bagi
kami agar lebih meningkatkan kualitas bacaan ini di masa yang akan datang.
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Mikroorganisme
B. Klasifikasi Mikroorganisme Dalam Bidang Pangan
C. Peran Positif Bakteri Dalam Bidang Pangan
D. Peran Negatif Bakteri Dalam Bidang Pangan
DAFTAR PUSTAKA