Kondisi penyimpanan
Bacillus sp. Clostridium
2) Biji-bijian & produk olahannya
Yang baru dipanen : Micrococcus, Bacillus dll
Produk olahan :
Misalnya : roti A.niger, B.subtilis
A.niger
Candida
4) Daging
(sumber pencemaran : penyembelihan,
pengulitan, penanganan, pengolahan, dll)
M.O pencemar : Pseudomonas, Mucor
Gambar kiri : Campylabacter jejuni perbesaran
melalui mikroskop cahaya
Gambar kanan:Campylabacter jejuni perbesaran via
mikroskopelektron
Clostridium botulinum
Penyebaran : Bakteri ini biasanya terdapat
pada daging semur atau masakan yang
berkuah kental, makanan kaleng,. terutama
bila mangkuk atau piring yang digunakan
tidak steril atau bisa juga karena Anda terlalu
lama mendinginkan makanan
Aktivitas air (aw) : banyaknya air bebas dalam bahan makanan yang
dapat digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Pertumbuhan
dan metabolisme mikroba sangat tergantung adanya air.
Kerusakan bahan pangan yang disebabkan oleh mikroba ini meliputi
proses kimiawi, enzimatis maupun mikrobiologis.
aw ditentukan oleh banyaknya air bebas dalam bahan makanan. Air
tipe lainnya tidak membantu terjadinya proses kerusakan tersebut.
Kisaran nilai aw = 0 – 1. Nilai aw bahan pangan = 0,6 - 1.
Hubungan antara kadar air dengan aw
Kadar air yang sama belum tentu memberikan nilai aw yang sama,
bila bahan pangannya berbeda.
1.c. Potensial Oksidasi-Reduksi (Eh)
Penyinaran
Pendinginan
Pembekuan
Pengeringan
Sterilisasi
Penggaraman
Pengasapan
Pengawetan dg bahan kimia : kalsium propionat, natrium
benzoat, sulfur oksida, asam sorbat
pengasaman
Sterilisasi bahan pangan
1. Bakteri enteropatogenik
2. Bakteri patogen non enterogenik/non intestinal
BAKTERI
ENTEROPATOGENIK
Bakteri patogen yang berasal dari saluran pencernaan
mamalia dan manusia
Meliputi :
1. Salmonella : penyebab diare, demam tifoid dan
para tifoid
2. Shigella : penyebab disentri
3. E. coli : penyebab diare pd bayi
4. Vibrio cholerae : kolera
5. V. parahaemolyticus ; diare
E. Coli
Adalah flora normal pada usus
Bersifat oppurtunis patogen bila hidup di luar usus
menyebabkan infeksi saluran kemih, infeksi luka
Strain tertentu menimbulkan diare terutama pada
bayi
Sifat E.coli fakultatif anaerob, suhu inkubasi
44,5o C, bersifat motil, mampu memfermentasi
laktosa.
BAKTERI PATOGEN NON
INTESTINAL
Bakteri patogen yang ditularkan melalui makanan
dan udara
Sering terdapat pada saluran pernafasan manusia
Jika mengkontaminasi kulit hewan atau manusia
dapat menimbulkan luka pada kulit
meliputi :
1. Streptococcus pyogenes : penyebab ISPA
2. Corynebacterium diphteriae : ISPA
3. Staphilococcus aureus : muntah, diare
4. Clostridium botulinum : toksik pada cerebral
(neurotoksik) spora tidak tahan panas
Cara pencegahan keracunan
makanan
1. Pencegahan keracunan B.cereus
Pemanasan bertekanan pada makanan,
pemanggangan dan penggorengan
Pemanasan di bawah suhu 100oC spora masih hidup
2. Pencegahan botulisme
Spora tahan panas dan toksinnya tidak tahan panas
Pemanasan makanan baik yang diawetkan atau tidak
membunuh spora dan inaktivasi toksin
3. Pencegahan keracunan oleh Staphilococcus
Enterotoksin tahan panas dan tidak berubah meskipun
dididihkan selama 30 menit.
Toksin terbentuk jika makanan dibiarkan selama 8-10
jam pada suhu kamar
Dalam suhu dingin/beku toksin stabil hingga beberapa
bulan
Tindakan pencegahan menyimpan makanan yang
mudah busuk (dalam keadaan segar) pada suhu di bawah
0oC, makanan yang dipanaskan kembali tidak boleh
disimpan lebih dari 2 jam.
Faktor-faktor yang memicu pertumbuhan mikrobia
patogen pada makanan adalah :