Anda di halaman 1dari 4

NAMA KELOMPOK

Elvira Ramadhani 2043050021


Lukman Arta Pratama 2043050024
Sahda Sabilah Luhtansa 2043057015
Yuni Christina Angelika 20430400004
Kelompok:1
Keracunan makanan pada bahan pokok

Riview Jurnal
international
JUDUL KERACUNAN MAKANAN OLEH MIKROBA
JURNAL Techno Science Journal
Volume 2, Issue2, 2020
pp. 47-60
TAHUN 2020
PENULIS Johnly Alfreds Rorong) Wiesje Fenny Wilar)

Pengantar Kasus keracunan makanan sering terjadi diberbagai


lingkungan karena tidak terjamin kebersihan. Alat dan
bahan yang digunakan tidak higienis, paparan debu jalanan
karena lalulintas yang padat. Mikroorganisme yang
tersebar luas di alam menyebabkan produk pangan yang
tidak steril. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan
pangan dapat mengakibatkan perubahan fisik dan kimia
yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan menjadi
tidak layak dikonsumsi. Keracunan makanan dapat
disebabkan oleh kapang, khamir dan bakteri, dari ketiga
mikroba tersebut, kerusakan makanan didominasi oleh
bakteri. Sehubungan dengan mengglobalnya wabah
Pandemi Covid-19, harus diperhatikan hidup bersih dan
sehat, termasuk dalam penyiapan makanan sebagai
antisipasi dari bahaya keracunan oleh mikroba. Perlu
diperhatikan juga protokol kesehatan; cuci tangan,
gunakan masker, jaga jarak, hindari kerumunan, jaga imun
dan jaga iman. Pengawetan pangan merupakan usaha
untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme pada bahan
pangan. Untuk dapat tumbuh dan berfungsi secara normal,
mikroorganisme membutuhkan sumber energi, sumber
nitrogen, vitamin, mineral dan faktor pertumbuhan
lainnya, sehingga makanan menjadi rusak atau mengalami
keracunan makanan
Metode penelitian Metode penulisan adalah metode deskriptif yaitu
penelusuran pustaka/studi literatur melalui berbagai media
yaitu pengumpulan berbagai buku dan jurnal yang
berhubungan dengan pembahasan serta melakukan
download dari internet. Penyuluhan kepada responden
dalam bentuk ceramah terbuka dan diskusi/sharing materi
yang membahahas tentang keracunan makanan oleh
mikroba, aspek penyebab, cara pencegahan dan bahaya
yang ditimpulkan akibat keracunan makanan.
Hasil penelitian  Bakteri Menguntungkan Sejauh ini kita selalu
beranggapan jika bakteri itu merupakan penyebab
penyakit yang sangat berbahaya. Disamping dapat
menyebabkan penyakit, bakteri juga dapat
dimanfaatkan untuk kehidupan. Bakteri
Escherichia coli berperan untuk pembusukan
makanan, Rhizobium leguminosarum berfungsi
mengikat nitrogen, Lactobacillus bulgaricus
bermanfaat untuk pembuatan Yogurt, Acetobacter
Xilinum bermanfaat untuk pembuatan nata de
coco, Lactobacillus casei bermanfaat untuk
pembuatan keju, Methanobecterium bermanfaat
pembuatan biogas dan Streptomyces griceus
bermanfaat untuk pembuatan antibiotik
Streptomisin
Bakteri Penyebab Keracunan Makanan kemasan Jenis-
jenis bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan makanan
kemasan adalah sebagai berikut:
 a.Bakteri Termofilik Bakteri termofilik, seperti
Bacillus stearothermophilus menyebabkan busuk
asam (flat sour) pada makanan kemasan berasam
rendah dan B. coagulans pada makanan kemasan
asam. Bakteri termofil lainnya, yaitu Clostridium
thermosaccha-rolyticum menyebabkan
penggembungan kemasan karena memproduksi
CO2 dan H2. Kebusukan sulfida disebabkan oleh
Clostridium nigridicans.
Kerusakan Bahan Pangan
 Susu dan Produk Olahanya Susu merupakan salah
satu bahan pangan yang sangat mudah rusak,
karena merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan bak teri. Tanda-tanda kerusakan pada
susu adalah adanya perubahan rasa susu menjadi
asam, disebabkan oleh pertumbuhan bakteri
pembentuk asam, terutama bakteri asam laktat dan
bakteri e. coli. S
 Ikan dan Produk Olahannya Kerusakan pada ikan
dan produk-produk ikan terutama disebabkan oleh
pertumbuhan bakteri pembusuk. Tanda-tanda
kerusakan pada ikan karena mikroba adalah:
Adanya bau busuk karena gas amonia, sulfida atau
senyawa busuk lainnya, perubahan bau busuk
(anyir) ini lebih cepat terjadi pada ikan laut
dibandingkan dengan ikan air tawar. terbentuknya
lendir pada permukaan ikan, adanya perubahan
warna, yaitu kulit dan daging ikan menjadi kusam
atau pucat, adanya perubahan daging ikan menjadi
tidak kenyal lagi.
Kesimpulan Keracunan makanan kemasan dapat disebabkan oleh
kapang, khamir dan bakteri didominasi oleh bakteri.
Makanan dengan pH>4.6 disebut makanan berasam
rendah, dan di bawah pH 4.6 disebut makanan asam.
Semakin rendah pH makanan, pemanasan yang diperlukan
semakin ringan. Kebusukan karena bakteri seringkali
menghasilkan kondisi kemasan yang abnormal. Penyebab
kebusukan makanan kemasan adalah incipient spoilage
(proses membiarkan terlalu lama makanan yang sudah
dikemas sebelum disterilisi), kontaminasi setelah proses
(karena kebocoran selama pendi-nginan dengan air atau
penanganan setelah sterilisasi), pemanasan yang tidak
cukup (ketidakcukupan panas pada titik terdingin), dan
kebusukan termofilik (ketidakcukupan pendinginan
dan/atau suhu penyimpanan di atas normal)

Riview Jurnal
National
JUDUL IDENTIFIKASI BAKTERI AEROB PADA MAKANAN JAJANAN
JAGUNG BAKAR DI PINGGIRAN JALAN RING ROAD MANADO
JURNAL Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015
TAHUN 2015
PENULIS Andreano Ch. Porotu’o , Velma Buntuan, Fredine Rares
METODE Penelitian ini bersifat deskriptif prospektif yaitu untuk mengidentifikasi
PENELITIAN bakteri aerob pada makanan jajanan jagung bakar sebanyak 20 sampel,
yang terdiri dari 10 jagung tidak dioleskan bumbu penyedap dan 10 jagung
dioleskan bumbu penyedap di pinggiran jalan Ring Road Manado Periode
Desember 2014 sampai dengan Januari 2015.
Sampel diambil secara acak (random sampling method). Pengambilan
hapusan pada sampel jagung bakar dilakukan dengan cara usapan dengan
lidi kapas steril yang telah diteteskan NaCl Fisiologis. Kemudian dilakukan
penanaman pada media BGLB 2%. Setelah itu dipindahkan ke media
Nutrient Agar, Mac Conkey Agar dan SS Agar. Kemudian simpan dalam
inkubator dengan suhu 37o C selama 24-48 jam.Setelah terjadi
pertumbuhan bakteri dengan membentuk koloni, maka selanjutnya
dilakukan pewarnaan gram dan uji biokimia untuk mengidentifikasi
bakteri.
HASIL Telah dilakukan penelitian bakteriologis pada 20 sampel makanan
PENELITIAN jajanan jagung bakar, yaitu 10 jagung bakar tidak dioleskan bumbu
penyedap dan 10 jagung bakar dioleskan bumbu penyedap, yang diambil
dengan teknik random sampling method dari 10 penjual di pinggiran jalan
Ring Road Manado. Penelitian dilakukan di laboratorium Mikrobiologi FK
UNSRAT dalam periode Desember 2014 – Januari 2015.
 Distribusi sampel
Distribusi sampel berdasarkan pertumbuhan bakteri pada media BGLB 2%,
Nutrient Agar, Mac Conkey Agar, dan Salmonella-Shigella Agar. Dari 20
sampel makanan jajanan jagung bakar yang diteliti, pertumbuhan bakteri
terjadi pada BGLB 2% sebanyak 18 sampel, Nutrient Agar sebanyak 18
sampel, Mac Conkey Agar sebanyak 18 sampel, dan SalmonellaShigella
Agar sebanyak 18 sampel. Dari 20 sampel, pertumbuhan bakteri terjadi
pada BGLB 2% sebanyak 18 sampel, Nutrient Agar sebanyak 18 sampel,
Mac Conkey Agar sebanyak 18 sampel, dan SS Agar sebanyak 18 sampel.
 Hasil Pewarnaan Gram
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado terhadap 18 sampel
makanan jajanan jagung bakar, dimana 9 sampel jagung bakar tidak
dioleskan bumbu penyedap ditemukan 1 sampel bakteri gram positif, 2
sampel bakteri gram negatif, dan 6 sampel bakteri gram positif dan negatif,
kemudian 9 sampel jagung bakar dioleskan bumbu penyedap ditemukan 1
sampel bakteri gram positif, 3 sampel bakteri gram negatif, dan 5 sampel
bakteri gram positif dan negatif.
 Distribusi Pertumbuhan Bakteri
Pemeriksaan makanan jajanan jagung bakar dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UNSRAT Manado terdapat 18 sampel.
Tabel 5 menunjukkan hasil biakan bakteri pada 9 jagung bakar tidak
dioleskan bumbu penyedap dimana bakteri Bacillus subtilis sebesar 5
sampel (31,25%), Enterobacter agglomerans sebesar 4 sampel (25%),
Serratia rubidaea sebesar 2 sampel (12,5%), Lactobacillus sp. sebesar 2
sampel (12,5%), Kokus gram negatif sebesar 2 sampel (12,5%), dan
Enterobacter cloacae sebesar 1 sampel (6,25%).

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian identifikasi bakteri aerob pada makanan


jajanan jagung bakar di pinggiran jalan Ring Road Manado, maka dapat
disimpulkan bahwa jumlah bakteri yang ditemukan dari 20 sampel
makanan jajanan jagung bakar, ditemukan 18 sampel terjadi pertumbuhan
dan 2 sampel tidak terjadi pertumbuhan. Dari 18 sampel makanan jajanan
jagung bakar, ditemukan 6 jenis bakteri pada 9 sampel jagung bakar tidak
dioleskan bumbu penyedap, yaitu Bacillus subtilis, Enterobacter
agglomerans, Serratia rubidaea, Lactobacillus sp., Kokus gram negatif, dan
Enterobacter cloacae dan 7 jenis bakteri pada 9 sampel jagung bakar
dioleskan bumbu penyedap, yaitu Bacillus subtilis, Enterobacter
agglomerans, Serratia rubidaea, Lactobacillus sp., Enterobacter cloacae,
Streptococcus sp., dan Pseudomonas sp. Hal ini menandakan bahwa
pengolahannya tidak higienis

Anda mungkin juga menyukai