Pemeriksaan
Bakteriologi
Makanan
Kelompok 4
Daffina Ramadhani Putri Aribowo (1221003)
Anggota :
Ezanabila Ardyapuri Faradania (1221013)
Suhu
Berdasarkan suhu optimum pertumbuhannya, dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
- Psikrofil yang mempunyai suhu optimum 5-15°C dengan kisaran suhu
pertumbuhan 5-20°C
- Mesofil yang mempunyai suhu optimum 20-40°C dengan kisaran suhu
pertumbuhan 10-45°C
- Termofil yang mempunyai suhu optimun pertumbuhan 45- 60°C dengan
kisaran suhu pertumbuhan 25- 80°C
Kelembapan Relatif
Kelembapan relatif (RH) lingkungan tempat penyimpanan
mempengaruhi aw dalam makanan. Pangan dengan aw rendah bila
ditaruh pada lingkungan yang kelembapannya tinggi akan mudah
menyerap air => nilai aw meningkat => mudah dirusak oleh bakteri
2. Pengasapan
Laju reaksi enzimatik
Yj
atau perubahan
mikroorganisme dan memperlambat respirasi
bahan pangan segar.
3. Fermentasi
Fermentasi adalah metode tradisional pengawetan makanan yang
umumnya melibatkan pengasaman produk dan sering dilakukan oleh
bakteri asam laktat. Fermentasi menciptakan kondisi lingkungan
dimana. mikroorganisme pembusuk tidak dapat hidup, sedangkan
mikroorganisme fermentasi berkembang dan tumbuh dengan baik.
4. Penggaraman/Pengasinan
Kandungan garam yang tinggi pada produk fermentasi garam
dapat menghambat pertumbuhan Yj
bakteri patogen, kecuali S.
aureus yang masih memungkinkan tumbuh pada beberapa produk
dengan kandungan garam yang cukup tinggi, yaitu dapat
mencapai 7-10%
5. Pengalengan/Pengemasan
Pengalengan merupakan salah satu cara modern pengolahan dan
pengawetan yang dikemas secara hermetis kemudian disterilkan.
Pengemasan dapat mencegah bahan makanan di dalamnya bebas dari
kontaminan mikroorganisme, serangga atau benda asing lainnya.
Karena dikemas secara hermetis, dapat mencegah perubahan kadar air
makanan yang tidak diinginkan, kemasan dapat mencegah penyerapan
oksigen, gas-gas lain, bau dan partikel- partikel radioaktif di atmosfer.
Makanan dalam kemasan dapat mencegah perubahan warna akibat
reaksi fotokimia cahaya.
Pemeriksaan Bakteriologi Pada
Sampel Makanan
Syarat Pemeriksaan Bakteriologis
Makanan
Pada uji bakteri Salmonella typhosa, satu tabung reaksi yang berisi
medium PW disiapkan. Selanjutnya 1 ml sampel dari pengenceran 10-1 diambil
dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dihomogenkan. Setelah itu,
diinkubasikan pada suhu 370C selama 1x24 jam dan dilakukan hal yang
sama untuk sampel minuman rasa melon pada pengenceran 10-2. Dilakukan
uji lanjutan untuk sampel makanan mie kering karena hasilnya positif, maka
1 ose sampel diambil dan digoreskan pada medium SSA secara aseptis dan
diinkubasikan pada suhu 370C selama 1x24 jam. Setelah itu, koloni hitam
zona kuning pada medium SSA yang telah terbentuk diamati.
Uji Staphylococcus aureus
Pada uji bakteri Staphylococcus aureus, satu tabung reaksi
yang berisi medium SCB disiapkan. Selanjutnya 1 ml sampel dari
pengenceran 10-1 diambil dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi dan dihomogenkan. Setelah itu, diinkubasikan pada suhu
370C selama 1x24 jam dan dilakukan hal yang sama untuk
sampel minuman rasa melon pada pengenceran 10-2.
Dilakukan uji lanjutan untuk sampel makanan mie kering
karena hasilnya positif, maka 1 ose sampel diambil dan
digoreskan pada medium Yj VJA secara aseptis dan
diinkubasikan pada suhu 370C selama 1x24 jam. Setelah itu,
koloni hitam zona kuning pada medium VJA yang telah
terbentuk diamati.
Uji MPN
.
Uji ALT kapang