Anda di halaman 1dari 12

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP


PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

OLEH

NAMA : RAHMADINA ABDULLAH

NIM : 754840119025

KELOMPOK : VI (ENAM)

PRODI DIII FARMASI


JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu berhubungan dengan
berbagai macam mikroorganisme yang dapat menginfeksi dan
membahayakan atau merusak inang. Akan tetapi, agar dapat memahami lebih
banyak masalah dalam mendiagnosis dan pencegahan infeksi, maka perlu
diketahui bahwa mikroorganisme yang telah menemukan tempat yang tetap
pada bagian-bagian tubuh manusia disebut flora normal kita (M. Natsir Djie,
2003).
Salah satu ciri dari makhluk hidup khususnya mikrorganisme adalah
mampu melakukan pertumbuhan. Pertumbuhan merupakan bertambahnya
ukuran panjang atau massa suatu organisme. Makhluk hidup lain seperti
manusia, hewan. Sedangkan pada mikroorganisme bersel satu
pertumbuhannya lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu
pertambahan  jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin besar atau subtansi
atau massa mikroba dalam koloni tersebut semakin banyak,
pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai pertambahan jumlah sel mikroba
itu sendiri.
Pertumbuhan bagi suatu mikroba merupakan penambahan secara
teratur semua komponen sel suatu mikroba. Pembelahan sel adalah hasil
pertumbuhan sel. Pada mikroba bersel tunggal (uniseluler), pembelahan atau
perbanyakan sel merupakan pertambahan jumlah individu. Pada mikroba
bersel banyak (multiseluler) pembelahan sel tidak menghasilkan pertambahan
jumlah individunya, tetapi hanya merupakan pembentukan jaringan atau
bertambah besarnya suatu mikroba (Suharjono, 2006).
Setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang mencukupi serta
kondisi lingkungan yangn  mendukung demi proses pertumbuhan tersebut,
termasuk juga bakteri. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Aktifitas mikroorganisme umumnya sangat
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, antara lain faktor fisik, misalnya
suhu, pH, tekanan osmosis, kandungan oksigen, dan lain-lain. faktor kimia,
misalnya logam-logam beracun dan zat toksin.
Mikroorganisme seperti bakteri memiliki dinding sel yang kaku yang
dapat mempertahankan perubahan tekanan osmosik, sehingga biasanya
tidak menunjukkan perubahan bentuk ataupun ukuran yang menyolok bila
terjadi plasmolisis atau plasmoptisis berdasarkan latar belakang tersebut,
maka di lakukan praktiku pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan
bakteri.
Setiap mikroba mempunyai tempat tumbuhnya atau berkembangnya
yaitu disebut dengan media pertumbuhan. Media berfungsi untuk
menumbuhkan mikroba, isolasi, dan memperbanyak jumlah, menguji sifat-
sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba, dimana proses
pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk
menghindari kontaminasi pada media (Sumarsih, 2003).
B. Tujuan Praktikum
1. Melakukan pembuktian pengaruh pemanasan terhadap pertumbuhan
kuman.
2. Melakukan pembuktian pengaruh proses sterilisasi dan desinfeksi terhadap
pertumbuhan kuman.
C. Prinsip Praktikum
Penentuan pengaruh pemanasan terhadap pertumbuhan kuman dan
pengaruh sterilisasi dan desinfeksi terhadap pertumbuhan kuman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mikoroorganisme
Mikroba ialah jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik
untuk bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hampir di semua tempat
di permukaan bumi. Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang
sangat dingin hingga lingkungan yang relatif panas, dari ligkungan yang asam
hingga basa. Berdasarkan peranannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu mikroba menguntungkan dan mikroba merugikan (Noverita, 2009).
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perubahan faktor lingkungan dapat
mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi. Hal ini dikarenakan,
mikroba selain menyediakan nutrient yang sesuai untuk kultivasinya, juga
diperlukan faktor lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan mikroba
secara optimum. Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya,
tetapi menunjukkan respon yang menunjukkan respon yang berbeda-beda.
Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe mikroba diperlukan suatu kombinasi
nutrient serta faktor lingkungan yang sesuai (Pelezar, 2000).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
dapat dibedakan menjadi faktor fisik dan faktor kimia. Faktor fisik meliputi
suhu, pH, tekanan osmotik dan cahaya atau radiasi. Faktor kimia meliputi
karbon, oksigen dan faktor-faktor pertumbuhan organik, termasuk nutrisi yang
terdapat dalam media pertumbuhan (Pratiwi, 2008).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
diantaranya adalah:
1. Suhu
Pada umumnya mikroorganisme dapat tumbuh optimal pada suhu tubuh
manusia, tetapi ada sebagian bakteri yang dapat tumbuh pada kondisi
cukup ekstrim, misalnya pada suhu panas atau dingin.
2. pH
pH optimal untuk pertumbuhan bakteri adalah sekita pH netral yaitu 6,5
– 7,4. Pada umumnya bakteri tidak akan tumbuh pada pH terlalu asam
atau basa. Sehingga ketahanan terhadap pH ini yang dapat dimanfaatkan
untuk mengawetkan bahan makanan, misalnya dengan teknik
fermentasi, dimana makanan dibuat fermentasi.
3. Oksigen
Oksigen merupakan unsur yang sangat penting untuk pertumbuhan
mikroba aerob.
4. Tekanan osmotik
Tekanan osmotik yang tinggi dapat menyebabkan air keluar dari dalam
sel bakteri, akibatnya bakteri dapat mati atau terhambat
pertumbuhannya. Teknik ini dapat digunakan untuk mengawetkan
makanan dengan cara penambahan garam sehingga tekanan osmotik
cairan akan naik.
5. Unsur kimia
Untuk pertumbuhannya bakteri membutuhkan unsur-unsur kimia seperti
C, H, N, S, dan P. selain itu juga membutuhkan unsur mikro seperti, Zn,
Fe, danCu.
C. Pertumbuhan Mikroba
Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel
suatu jasad. Pembelahan sel adalah hasil dari pertumbuhan sel. Pada
jasad bersel tunggal (uniseluler), pembelahan atau perbanyakan sel merupakan
pertambahan jumlah individu. Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan
menghasilkan pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri. Jasad bersel
banyak (multiseluler) pembelahan sel tidak menghasilkan pertambahan
jumlah individunya, tetapi hanya merupakan pembentukan jaringan atau
bertambah besar jasadnya. Pertumbuhan mikrobia harus dibedakan antara pert
umbuhan masing- masing individu sel dan pertumbuhan kelompok sel atau
pertumbuhan populasi (Suharjono, 2006).
Umumnya bakteri membutuhkan air (Avalaible Water) yang lebih
banyak dari kapang dan ragi. Sebagian besar dari bakteri dapat tumbuh
dengan baik pada aw mendekati 1,00. Ini berarti bakteri dapat tumbuh dengan
baik dalam konsentrasi gula dan garam yang rendah kecuali bakteri-bakteri
yang memiliki toleransi terhadap konsentrasi gula dan garam yang tinggi.
Media untuk sebagian besar bakteri mengandung gula tidak lebih dari 1% dan
garam tidak lebih dari 0,85% (Larutan garam fisiologis). Konsentrasi gula
3%-4% dan garam 1-2% dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis
bakteri (Waluyo, 2005).

 
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Bunsen
2. Cawan petri
3. Gelas ukur
4. Inkubator
5. Jarum ose
6. Penggaris
7. Pinset
8. Spatula
b. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Aquadest steril
3. Kertas saring steril
4. Limbah minyak/oi
5. Suspensi bakteri (Isolat)
B. Posedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dituang 30 ml aquadest steril ke dalam cawan petri.
3. Dituang 10 ml minyak/oli ke dalam cawan petri “tuangkan 10 ml
minyak/oli ke dalam cawan petri yang sudah berisi aquadest”.
4. Dipindahkan suspensi bakteri ke kertas saring “sebelum pemindahan
bakteri, gesekkan jarum ose ke tutup cawan petri untuk menurunkan suhu
pada jarum ose”.
5. Dipindahkan suspensi bakteri ke kertas saring “sebaiknya jarum ose
disterilkan sebelum maupun sesudah digunakan”.
6. Diletakkan kertas saring yang sudah tersuspensi dengan bakteri tadi, yang
sudah berisi campuran antara minyak/oli dan aquadest.
7. Diletakkan kertas saring di tengah cawan petri.
8. Diberi label pada cawan petri.
9. Dibungkus cawan petri menggunakan kertas bekas.
10. Diinkubasi pada suhu 26-270 C selama 1-2 hari.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
FAKTOR LINGKUNGAN
SUHU PH LOGAM BERAT
NO NAMA ISOLAT
4-50 C pH 3 50 ppm
370 C pH 5 75 ppm
1. ISOLAT MEDIS
450 C pH 7 100 ppm

550 C pH 8

B. Pembahasan
Kehidupan mikroorganisme pada umumnya sangat tergantung pada
faktor ingkungan. Faktor lingkungan itu meliputi faktor abiotik dan faktor luar
seperti suhu, pH, tekanan osmotik, dan lain-lain. Sedangkan faktor biotik dari
mikroorganisme itu sendiri (Anonim, 2014).
Mikroorganisme mempunyai kemampuan yang besar untuk
beradaptasi terhadap lingkungan barunya, sehingga mikroorganisme tersebut
akan bertahan hidup dalam keadaan lingkungan yang berbeda (Subandi,
2010).
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan mikroba
antara lain faktor suhu yaitu sebagian besar bakteri tumbuh optimal pada suhu
tubuh optimal pada suhu tubuh manusia, faktor tekanan osmotic yaitu bakteri
memperoleh semua nutrisi dan cairan disekitarnya, faktor kimia yaitu unsure
penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme antara lain
(Karbon, Nitrogen, Sulfur, Fosfor, dan unsur Keumit misalnya Cu, zn, dan
Fe), faktor pH yaitu derajat keasaman suatu larutan, dan faktor oksigen yaitu
mikroorganisme yang menggunakan oksigen menghasilkan lebih banyak
energy dari nutrient yang diperoleh dari pada mikroba yang menggunakan
aksigen (Maksum Radji, 2011).
Pada praktikum kali ini, kita melakukan praktikum tentang pengaruh
lingkungan terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Langkah pertama yang
kita lakukan yaitu Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Langkah
kedua yaitu dituang 30 ml aquadest steril ke dalam cawan petri. Selanjutnya
dituang 10 ml minyak/oli ke dalam cawan petri “tuangkan 10 ml minyak/oli
ke dalam cawan petri yang sudah berisi aquadest”. Setelah itu, dipindahkan
suspensi bakteri ke kertas saring “sebelum pemindahan bakteri, gesekkan
jarum ose ke tutup cawan petri untuk menurunkan suhu pada jarum ose”.
Langkah ketiga yaitu dipindahkan suspensi bakteri ke kertas saring
“sebaiknya jarum ose disterilkan sebelum maupun sesudah digunakan”. Dan
diletakkan kertas saring yang sudah tersuspensi dengan bakteri tadi, yang
sudah berisi campuran antara minyak/oli dan aquadest. Langkah keempat
yaitu diletakkan kertas saring di tengah cawan petri. Kemudian diberi label
pada cawan petri. Langkah selanjutnya yaitu dibungkus cawan petri
menggunakan kertas bekas. Setelah itu, diinkubasi pada suhu 26-27 0 C selama
1-2 hari.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan mikroba
antara lain faktor suhu yaitu sebagian besar bakteri tumbuh optimal pada suhu
tubuh optimal pada suhu tubuh manusia, faktor tekanan osmotic yaitu bakteri
memperoleh semua nutrisi dan cairan disekitarnya, faktor kimia yaitu unsure
penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme antara lain
(Karbon, Nitrogen, Sulfur, Fosfor, dan unsur Keumit misalnya Cu, zn, dan
Fe), faktor pH yaitu derajat keasaman suatu larutan, dan faktor oksigen yaitu
mikroorganisme yang menggunakan oksigen menghasilkan lebih banyak
energy dari nutrient yang diperoleh dari pada mikroba yang menggunakan
aksigen.
B. Saran
Sebaiknya praktikkan hadir semua pada saat pengamatan lanjutan,
agar praktikkan dapat mengetahui dan memahami penjelasan yang berkaitan
dengan kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Farmasi. Universitas


Muslim Indonesia. Makassar.

Radji Maksum, 2011. Mikrobiologi. Penerbit Buku Kedokteran. EGC.

Natsir Djide, M, Drs., 2003. Bakteriologi. Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin:


Makassar.

Noverita, Dinnah F dan Ernawati S., 2009. Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri
Jamur Endofit dari Daun dan Rimpang Zingiber Ottensi. Jurnal Farmasi
Indonesia, Vol.4, No.4.

Pelczar M. J dan Chan E C S., 2000. Pembiakan Mikroba. UI Press, Jakarta.

Pratiwi dan Sylvia T., 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga, Jakarta.

Subandi, 2010. Mikrobiologi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Suharjono, 2006. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi.


Gramedia, Jakarta..

Waluyo A. K., 2005. Mikrobiologi Dasar. ITB, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai