PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan adalah merupakan pertambahan secara teratur semua komponen sel suatu
organisme. Pembelahan sel adalah hasil dari pembelahan sel. Pada jasad bersel tunggal
Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan menghasilkan pertambahan jumlah sel bakteri
itu sendiri. Pada jasad bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel tidak menghasilkan
populasi.Pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme dapat diukur dengan dua cara yaitu
langsung dapat dilakukan dengan metode total count, turbidikmetrik, berat kering,
lingkungan. Yang tergolong faktor –faktor abiotik antara lain, suhu, derajat keasaman
(PH), kelembapan, cahaya, sumber nutrisi, zat kimia, dan tekanan osmosis.
Berdasarkan uraian teori singkat pada latar belakang di atas, maka penulis bermaksud
Pertumbuhan Mikroba”
1
B. Rumusan Masalah
2. Apa PH meter bisa digunakan untuk mengukur pengaruh faktor linkungan terhadap
pertumbuhan mikroorganisme?
3. Apa TDS meter bisa digunakan untuk mengukur pengaruh faktor linkungan terhadap
pertumbuhan mikroorganisme?
C. Tujuan
2. Apa PH meter bisa digunakan untuk mengukur pengaruh faktor linkungan terhadap
pertumbuhan mikroorganisme?
3. Apa PH meter bisa digunakan untuk mengukur pengaruh faktor linkungan terhadap
pertumbuhan mikroorganisme?
4. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan untuk megukur pertumbuhan
mikroorganisme.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sarcina ventriculi. Bakteri yang bersifat asidofil misalnya Thiobacillus. Jamur
umumnya dapat hidup pada kisaran pH rendah. Apabila mikroorganisme ditanam
pada media dengan pH 5 maka pertumbuhan didominasi oleh jamur, tetapi apabila
pH media 8 maka pertumbuhan didominasi oleh bakteri.
Berdasarkan pH-nya mikroba/ mikroorganisme dapat dikelompokkan menjadi
3 yaitu(a) mikroba asidofil, adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH
2,0-5,0, (b) mikroba mesofil (neutrofil), adalah kelompok mikroba yang dapat
hidup pada pH 5,5-8,0, dan (c) mikroba alkalifil, adalah kelompok mikroba yang
dapat hidup pada pH 8,4-9,5.
3) Kelembapan (Aktifitas air)
Mikroorganisme memerlukan air untuk hidup dan berkembang biak, oleh
karena itu pertumbuhan sel mikroorganisme di dalam suatu makanan sangat
dipengaruhi oleh jumlah air. Air merupakan bagian terbesar dari komponen sel
(70 -80 %), air juga dibutuhkan sebagai reaktan dalam berbagai reaksi biokimia.
Tidak semua air yang terdapat dalam bahan pangan dapat digunakan oleh
mikroorganisme .beberapa keadaan dimana air tidak digunakan oleh
mikroorganisme yaitu :
a. Adanya solut dan ion dapat mengikat air di dalam larutan ,
misalnya adanya gula atau garam pada konsentrasi tinggi akan
mengikat air dari bahan pangan, bahkan dapat mengikat air dari
dalam sel mikroorganisme jika konsentrtasi solut diluar sel lebih
tinggi dari pada di dalam sel.
b. Koloid hidrofilik (gel) dapat mengikat air , dimana sebanyak 3-4 %
agar di dalam medium dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
c. Air dalam bentuk kristal es tidak digunakan oleh mikroorganisme.
4) Cahaya
Cahaya umumnyadapat merusak mikroba yang tidak mempunyai pigmen
sinar inframerah. Sinar x (0,005-1,0 Ao), sinar ultra violet (4000-2950Ao), dan
4
sinar radiasi lain dapat membunuh mikroba. Apabila tingkat iradiasi yang diterima
sel mikroba rendah, maka dapat menyebabkan terjadinya mutasi pada mikroba.
5) Nutrisi
Semua mikroorganisme memerlukan makanan yang akan menjadi sumber
energi dan menyediakan unsu-unsur kimia dasar untuk pertumbuhan sel. Unsur-
unsur dasar tersebut adalah karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor,
magnesium, zat besi , dan sejumlah kecil logam lainnya.
a. Eneregi, biasanya diperoleh dari substansi mengandungkarbon
b. Nitrogen untuk sintesa protein
c. Sumber enersi
d. Vitamin dan mineral yang berkaitan dengan faktor pertumbuhan
Ada dua jenis nutrisi dasar, organisme dapat bersifat heterotrofik atau
autotrofik.
a. Nutrisi heterotrofik
Mikroorganisme yang tumbuh pada makanan umumnya bersifat
heterotrof yaitu menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi dan karbon
walaupun komponen organik lainnya yang mengandung karbon mungkin
juga dapat digunakan. Kebanyakan organisme heterotrof menggunakan
komponen organik yang mengandung nitrogen sebagai sumber Nutrisi, tetapi
beberapa dapat pula menggunakan sumber nitrogen anorganik.
Streptopkoki, stapilokoki dan berbagai organisme heterotrof lainnya,
mungkin membutuhkan beberapa sumber nitrogen organik lainnya dalam
bentuk asam amino purin dan pirimidin serta faktor-faktor pertumbuhan
seperti vitamin E, Thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), asam
nikotinat (niasin) piridoksin (B6), asam pantotenat dan kobalamin (vitamin
B12) dibutuhkan oleh organisme yang tergolong pemilih dan sukar tumbuh.
b. Nutrisi autotrofik
Organisem autotrofik merip dengan tumbuhan, karena mereka mampu
mempergunakan substansi anorganik sederhana sebagai makanannya. Ada
banyak bakteri yang bersifat autotrofik
Sehingga hanya sedikit substansi yang tidak mengalami biodegradasi,
dalam arti tidak dapat dipecah oleh suatu spesies bakteri. Beberapa bakteri
5
dapat hidup dalam beton dan lainnya lagi dapat hidup dalam desinfekstan
seperti asam karbol (”carbolic acid”).
Bakteri autotrofik memperoleh energi dengan dua cara:
a) Bakteri kemosintetik seperti baktri nitrifikasi memperoleh energi dengan
mengoksidasi senyawa anorganik. Spesiesn nitrosomonas mengubah garam
amonium menjadi nitrit dan spesies nitro bakter mengubah nitrit menjadi
nitrat.
b) Bakteri fotosintetik memiliki pigmen yang erat kaitannya dengan klorofil
yang dijumpai pada tumbuhan dan oleh karenanya dapat mempergunakan
energi matahari. Energi ini digunakan untuk mensintesis substansi organik
komplek dari senyawa sederhana seperti air dan karbondioksida
6) Zat Kimia
Telah diketahui banyak zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme atau membunuh mikroorganisme yang telah ada. Bahan kimia
yng bersifat bakteriostatik atau fungstatik adalah bahan- bahan kimia yang
dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri atau kapang (fungi),
sedang bakterisidal dan fungisidal adalah bahan-bahan kimia yang dapat
membunuh bakteri atau kapang.
Berbagai logam asam, halogen, alkohol, fenol, deterjen dan antibiotika
mempunyai efek antimikroba yang dipergunakan dalam industri pengolahan
bahan pangan dalam desinfeksi dan sanitasi alat-alat pengolahan dan ruangan-
ruangan pabrik atau kadang-kadang sebagai bahan ayng ditambahkan dalam
bahan pangan sebagai zat pengawet. Kerja dari bahan-bahan kimia antimikroba
ini dapat bersifat khas yaitu hanya efektif pada jenis-jenis mikroorganisme
tertentu. Sebagai contoh antibiotika jenis penisilin dan tetrasiklin hanya dapat
membunuh bakteri tetapi tidak membunuh khamir tau kapang.
Beberapa bahan yang besifat spektrum luas seperti hipoklorit dapat
mematikan lebih banyak jenis mikroorganisme. Efektivitas dari setiap bahan
antimikroba ini tergantung pada jumlah yang digunakan, waktu penggunaan
dadn faktor-faktor lingkungan lainnyua seperti pH.
6
B. PH meter
PH meter adalah jenis alat ukur untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan
suatu cairan. Skala pH /scale mulai dari 0 ke 14.0 dengan nilai tengah, 7.0 berarti netral.
Suatu cairan atau larutan dengan suatu pH dibawah 7.0 digolongkan asam. Sementara
suatu larutan diatas pH 7.0 disebut basa (alkaline.)
Jenis PH meter yang sering digunakan adalah Ph meter elekrtonik/ elektroda. Disebut PH
meter elektroda karena didalam alat tersebut terdapat elektroda khusus yang berfungsi untuk
mengukur pH bahan-bahan semi padat , elektroda (probe pengukur) terhubung sebuah alat
elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH. Probe atau Elektroda merupakan bagian
penting dari pH meter, Elektroda adalah batang seperti struktur biasanya terbuat dari kaca. Pada
bagian bawah elektroda ada bohlam, bohlam merupakan bagian sensitif dari probe yang berisi
sensor. Jangan pernah menyentuh bola dengan tangan dan bersihkan dengan bantuan kertas
tisu dengan tangan sangat lembut. Untuk mengukur pH larutan, probe dicelupkan ke dalam
larutan. Probe dipasang di lengan dikenal sebagai probe lengan
Cara pengoperasian pH meter:
1. Nyalakan dan biarkan alat itu mengalami pemanasan; waktu yang diperlukan sangat
pendek jika rangkaian itu bertipe zat padat. Sementara itu pastikan bahwa larutan-
larutan buffer yang diperlukan untuk kalibrasi pH-meter telah tersedia. Ini paling
mudah dilakukan dengan melarutkan sebiji “ Tablet buffer” (ini dapat diperoleh dari
banyak pemasok pH-meter dari toko suplai laboratorium) kedalam volume tertentu air
suling.
2. Jika alat itu dilengkapi dengan tombol pengendali temperatur yang tidak automatis,
baca temperatur larutan-larutan dan setel pengendali pada temperatur itu; jika terdapat
pengendali automatis, maka benamkan pengindera temperatur kedalam larutan buffer
standar pertama yang ditaruh dalam sebuah piala kecil yang telah dibilas dengan
sedikit larutan itu.
7
3. Celupkan gabungan elektrode ke dalam piala itu juga, dan jika ada setel saklar
selector alat itu untuk pembacaan pH.
4. Sesuaikan tombol pengendali “Set
Buffer” sampai pembacaan alat ukur itu cocok dengan pH larutan buffer itu.
5. Ambil gabungan elektrode itu (dan alat raba temperatur jika digunakan) bilas dalam
air suling, dan kemudian celupkan dalam larutan buffer kedua yang ditaruh dalam
piala kecil. Jika pembacaan alat ukur itu tidak tepat dengan pH larutan ini, ubahlah
tombol pengendali, “Slop”, sampai diperoleh pembacaan yang diminta.
6. Ambil elektrode gabungan itu, bilas dalam air suling, taruh lagi dalam larutan buffer
yang pertama dan pastikan bahwa pembacaaan alat menunjukkan nilai pH yang
benar; jika tidak, ulang prosedur kalibrasi ini.
7. Jika kalibrasi itu memuaskan, bilas elektrode dan lain-lain, dengan air suling, dan
masukan ke dalam larutan uji yang ditaruh dalam piala kecil. Baca pH larutan itu.
8. Ambil elektrode dan lain-lain itu, bilas dalam air suling, dan biarkan tercelup dalam
air suling.
C. TDS Meter
TDS berasal dari kata Total Dissolve Solid, yaitu definisinya adalah ukuran zat yang
terlarut dalam air baik zat organic maupun anorganik. Bisa jadi dalam air ada zat terlarut
seperti garam, logam TDS Meter adalah alat untuk mengukur zat terlarut yang digambarkan
dalam satuan Part Per Million ataupun PPM.
Sedangkan TDS Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur partikel padatan yang
terlarut pada air minum yang tidak dapat dilihat oleh kasat mata. Partikel yang mungkin
terlarut dalam air minum adalah kandungan besi logam (besi, alumunium, tembaga, mangan,
seng dan lain lainnya). Selain itu partikel padatan tersebut, mungkin juga terlarut partikel non
8
padatan seperti mikro organisme. Partikel padatan maupun non padatan yang terlarut pada air
akan tampilkan pada angka digital displaynya. Fungsi TDS Meter ini adalah untuk mengukur
kualitas cairan yang digunakan pada pengairan, pemeliharaan air aquarium, pembuatan air
mineral, air reverse osmosis, air aki, air limbah, air sadah, budidaya hidroponik, koloid perak,
proses kimia, Air destilasi air pada kolam renang, dan juga untuk mengetahui air minum
mana yang aman dikonsumsi tubuh serta biasa juga untuk mengetahui kualitas air murni.
1. Buka tutup bawah dari TDS meter, tutup bawah TDS meter ini juga merupakan batas
paling atas dari posisi TDS ketika dicelupkan ke air. Atau dengan kata lain, TDS
meter tidak boleh dicelupkan ke air melebihi garis tutup TDS meter.
2. Tekan tombol ON/ OFF sampai TDS menunjukkan angka 000 atau 0000 (TDS Ec
meter).
3. Celupkan TdS meter sampai batas (lihat nomer 1 diatas).
4. Baca nilai pengukurannya.
5. Untuk mempertahankan nilai penunjukkan TDS meter ketika TDS meter diangkat
diangkat dari air, tekan tombol hold.
6. Selesai
per satuan isi kultur) ataupun destilasi sel (berat kering dari sel-sel persatuan isi kultur).
Dua parameter ini tidak selalu sama karena berat kering sel rata-rata bervariasi pada tahap
berlainan dalam pertumbuhan kultur, kedua parameter tersebut juga tidak bermakna sama
sel adalah kuantitas yang lebih bermakna, sedangkan dalam penelitian mengenai
mengetahui mutu bahan pangan dan menghitung proses pengawetan yang akan diterapkan
9
pada bahan pangan tersebut. Beberapa dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur
Perhitungan massa sel secara langsung atau tidak langsung sering digunakan untuk
mengukur pertumbuhan sel selama proses fermentasi, dimana komposisi substrat atau
Untuk menentukan massa sel mikroba dalam suatu populasi, dilakukan dengan cara
konsentrasi (jumlah sel/ ml) dan densitasnya (mg/ml), dihitung adanya peningkatan
seiring dengan waktu. Pada kultur pertumbuhan mikroba dapat ditentukan laju
pertumbuhan dan waktu penuh.Metode penentuan massa sel dapat dibedakan menjadi dua
Pada metode ini sampel ditaruh di suatu ruang hitung (seperti hemasitometer)
dan jumlah sel dapat ditentukan secara langsung dengan bantuan mikroskop
(Hadioetomo, 1993).
diketahui volumenya, maka jumlah sel yang dapat dihitung. Akan tetapi cara tersebut
memiliki keterbatasan, yaitu tidak dapat membedakan sel hidup atau mati dan tidak
dapat digunakan pada jumlah sel yang sangat sedikit (kurang dari 102 sel/ml)
(Purwoko, 2007).
Kelemahan lainnya ialah sulitnya menghitung sel yang berukuran sangat kecil
lensa objektif celup minyak. Hal ini dibatasi dengan cara mencernai sel sehingga
menjadi lebih mudah dilihat. Kelemahan lain lagi ialah kadang-kadang cenderung
10
bergerombol sehingga sukar membedakan sel-sel individu. Cara mengatasinya ialah
gumpalan seperti dinatrium etilanadiamina tetra asetat dan tween-80 sebanyak 0,1%.
Keuntungan metode ini ialah pelaksanaannya cepat dan tidak memerlukan banyak
2) Metode Turbidimetrik
Bila kita harus memeriksa kosentrasi sel jumlah besar biakan, maka metode
cawan bukanlah pilihan yang baik karena tidak hanya memakan waktu tetapi juga
memerlukan media dan pecah-belah dalam jumlah besar. Untuk kasus demikian
tersedia metode yang lebih cepat dan praktis, yaitu pengukuran kekeruhan biakan
Secara rutin jumlah sel bakteri dapat dihitung dengan cara menghitung
kekeruhan (turbiditas) kultur. Semakin keruh suatu kultur, semakin banyak jumlah
sel. Prinsip dasar metode turbidimeter adalah jika cahaya mengenai sel, maka
sebagian cahaya diserap dan sebagian cahaya diteruskan. Jumlah cahaya yang diserap
propisional (sebanding lurus dengan jumlah sel bakteri). Ataupun jumlah cahaya yang
diteruskan berbanding terbalik dengan jumlah sel bakteri. Semakin banyak jumlah sel,
semakin sedikit cahaya yang diteruskan. Metode ini memiliki kelemahan tidak dapat
Cara yang paling cepat mengukur jumlah sel adalah metode berat kering.
Metode tersebut relatif mudah dilakukan, yaitu kultur disaringan atau disentrifugasi,
kemudian bagian yang disaring atau yang mengendap hasil sentrifugasi dikeringkan.
Pada metode ini juga tidak dapat membedakan sel yang hidup dan mati. Akan tetapi
keterbatasan itu tidak mengurangi manfaat metode tersebut dalam hal mengukur
11
efesiensi fermentasi, karena pertumbuhan diukur dengan satuan berat, sehingga dapat
(orifice) dengan bantuan aliran listrik. Elektroda yang ditempatkan pada dua sisi
orifice mengukur tekanan listrik (ditandi dengan naiknya tekanan) pada saat bakteri
melalui orifice. Pada saat inilah sel terhitung. Keuntungan metode ini adalah hasil bisa
diperoleh dengan lebih cepat dan lebih akurat, serta dapat menghitung sel dengan
ukuran besar. Kerugiannya metode ini tidak bisa digunakan untuk menghitung bakteri
karena adanya gangguan derbit, filamen, dan sebagainya, serta tidak dapat
Metode ini merupakan metode perhitungan jumlah sel tampak (visible) dan di
dasarkan pada asumsi bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah dan
memproduksi satu koloni tunggal. Satuan perhitungan yang dipakai adalah CFU
(colony forming unit) dengan cara membuat seri pengenceran sampel dan
menumbuhkan sampel pada media padat. Pengukuran dilakukan pada plat dengan
jumlah koloni berkisar 25-250 atau 30-300. Keuntungan metode ini adalah sederhana,
mudah dan sensitif karena menggunakan colony counter sebagai alat hitung dapat
tanah. Kerugiannya adalah harus digunakan media yang sesuai dan perhitungannya
yang kurang akurat karena satu koloni tidak selalu berasal dari satu individu sel
(Pratiwi, 2008).
12
Pada metode ini sampel dialirkan pada suatu sistem filter membran dengan
yang sesuai dan jumlah koloni dihitung. Keuntungan metode ini adalah dapat
kembali pada media, sehingga di harapkan setiap sel tumbuh menjadi 1 koloni
beberapa saat berikutnya, biasanya 4-12 jam. Akan tetapi cara ini memiliki
keterbatasan, yaitu jumlah sel terhitung biasanya lebih dari sebenarnya (kemungkinan
besar 1 koloni dapat berasal dari 2 sel) dan tidak dapat di aplikasikan pada bakteri
yang tumbuh lambat. Pada metode tersebut yang perlu diperhatikan adalah jumlah sel
pengenceran di anggap gagal. Misalnya cawan yang dapat dihitung jumlah selnya
adalah yang mempunyai jumlah sel sekitar 2-4 untuk sampel pengenceran (10-x ), 20-
40 untuk sampel pengenceran (10(x+1)) dan 200-400 untuk sampel pengenceran (10-
) (Purwoko, 2007).
(x+2)
dalam media. Misalnya pengukuran produksi asam untuk menentukan jumlah vitamin
13
Metode ini umum digunakan untuk mengukur pertumbuhan fungi berfilamen.
Miselium fungi dipisahkan dari media dan dihitung sebagai berat kotor. Miselium
selanjutnya dicuci dan dikeringkan dengan alat pengering (desikator) dan ditimbang
beberapa kali hingga mencapai berat yang konstan yang dihitung sebagai berat sel
Menurut Pelezar and Chan (1986), juga menyatakan bahwa penentuan massa
sel berdasar jumlah partikel dengan menggambarkan sinar yang dilewatkan pada
suspensi sel. Jumlah sinar yang dihambat proporsional dengan massa sel yang ada,
semakin banyak massa sel yang ada dalam susupensi maka sinar yang dihamburkan
akan semakin banyak. Sejumlah sinar tersebut akan mencapai suatu alat (sejenis
detector), dimana alat tersebut akan dihubungkan dengan skala pembacaan untuk
absorbansi. Semakin banyak jumlah sinar yang tertangkap oleh detector maka nilai
absorbansi yang terbaca akan semakin besar. Intensitas cahaya yang ditransmisikan
dan diabsorbansi oleh larutan dapat ditentukan dengan hukum Lambert-Beer . Rasio
intensitas yang diteruskan (I) dengan intensitas cahaya mula-mula (I 0) disebut persen
transmitansi (%T). Semakin keruh suatu suspensi maka semakin kecil %T. secara
Dimana :
A : absorbansi
a : tetapan absorbivitas
c : konsentrasi larutan
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba ada dua yaitu, faktor abiotik
dan biotik. Faktor biotik terdiri atar interaksi dalam satu populasi mikroba dan
2. PH meter adalah jenis alat untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan suatu
3. TDS Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur partikel padatan yang terlarut pada
air minum yang tidak dapat dilihat oleh kasat mata. Pengukuran ada tidaknya atau banyak
sedikitnya kandungan zat/ partikel dalam larutan bisa menunjukkan ada tidaknya
pertumbuhan mikroorganisme.
4. Metode pengukuran mikroba dapat dilakukan dengan dua cara yaitu perhitungan
total count, dan berat kering. Perhitungan tidak langsung yaitu viable count.
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan dalam makalah ini gunakanlah makalah ini sebagai sumber
bacaan untuk menambah wawasan/pemahaman dan bisa menjadi bahan pembelajaran bagi
pengukuran mikroba.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://zonabawah.blogspot.com/2011/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://adnanhidayat32.blogspot.com/2012/03/perhitungan-jumlah
bakteri.htmlhttp://pertumbuhanmikrobiologi.blogspot.co.id/
http://awaluddinihsan.blogspot.co.id/2014/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none_21.html
16