Anda di halaman 1dari 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN BAKTERI

Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Bakteri sebagai makhluk
hidup juga akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Dalam pertumbuhan, bakteri
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini mempengaruhi tingkat keberhasilan bakteri
dapat tumbuh secara optimal ataupun tidak.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan bakteri dibagi ke dalam dua bagian, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik
merupakan faktor yang terdiri dari komponen tak hidup seperti nutrisi, suhu, dan pH. Faktor
biotik merupakan faktor yang disebabkan oleh interaksi dengan mahluk hidup.

1. FAKTOR ABIOTIK
Faktor abiotik yang mempengaruhi dalam pertumbuhan bakteri adalah sebagai berikut:
a. NUTRISI
Sama seperti makhluk hidup lain, bakteri membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhannya.
Nutrisi digunakan sebagai sumber energi dan biosintesis seluler. Nutrisi terdiri dari bahan kimia
dan unsur-unsur yang terdapat di lingkungan. Bakteri dapat tumbuh pada media inkultur yang
dirancang untuk memberikan semua nutrisi yang penting bagi pertumbuhan bakteri. Selain dari
media, jenis bakteri yang hidup bersimbiosis atau sebagai parasit mendapatkan nutrisi dari
inangnya.
Kebutuhan nutrisi bakteri terdiri atas unsur-unsur dalam sel yaitu C, H, O, N, S, P, K, Mg, Fe,
Ca, dan juga Mn, Zn, Co, Cu, dan Mo. Unsur-unsur ini ditemukan dalam bentuk air, ion
anorganik, mikromolekul, dan makromolekul untukmemenuhi kebutuhan struktural atau
fungsional dalam sel. Dalam media pertumbuhan bakteri, unsur-unsur ini ditambahkan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi, kecuali unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, contohnya
adalah Mn, Zn, Co, Cu, dan Mo. Unsur-unsur tersebut biasanya diukur dalam ppm dan telah
terdapat pada air atau media lainnya sebagai kontaminan sehingga tidak perlu ditambahkan lagi.
Untuk dapat tumbuh, bakteri harus memiliki sumber energi, sumber karbon dan nutrisi lain
yang diperlukan, serta faktor-faktor lain seperti suhu dan pH. Masing-masing bakteri
membutuhkan sumber energi dan sumber karbon dengan jumlah yang berbeda. Berat unsur
karbon merupakan setengah dari berat kering bakteri.Karbon yang diperlukan terdiri dari karbon

anorganik (karbondioksida) dan karbon organik (gula-gula dan karbohidrat).

Berdasarkan

sumber karbon dan sumber energi yang diperlukan, bakteri digolongkan menjadi :
1) Golongan Khemoheterotrof : Golongan bakteri yang memerlukan bahan-bahan organik
sebagai sumber karbon seperti protein, karbohidrat dan lipid dan mengoksidasi bahan
organik sebagai sumber energinya. Kebanyakan dari bakteri termasuk dari golongan ini
contohnya adalah bakteri Escherichia coli.

Sebagian kecil dari jenis Archaea juga

termasuk dalam khemoheterotrof.


2) Golongan Khemoautotrof : Golongan bakteri yang sebagian sumber karbonnya berasal
dari CO2 dan sumber energinya didapat dari oksidasi bahan anorganik. Contohnya
adalah bakteri sulfur Thiobacillus thiooxidans yang merubah sulfur menjadi sulfat dan
bakteri Nitrosomonas yang mengoksidasi amonium menjadi nitrat.
3) Golongan Fotoautotrof : Golongan bakteri yang memerlukan sumber karbon seluruhnya
dari CO2 dan menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi. Contohnya adalah
bakteri fotosintetik, salah satunya adalah dari golongan bakteri hijau Chlorobium.
4) Golongan Fotoheterotrof : Golongan bakteri yang memerlukan sumber karbon dari
bahan-bahan organik dan sumber energinya menggunakan sinar matahari. Contohnya
adalah golongan bakteri hijau dan ungu.
Nutrisi lain yang dibutuhkan beberapa bakterisebagai faktor pertumbuhan adalah sumber
nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik (kalium nitrat), dan nitrogen organik (protein
dan asam amino).Untuk menyusun bagian-bagian sel misalnya untuk menyintesis protein
diperlukan nitrogen dan sulfur (asam amino) sedangkan untuk menyintesis DNA dan RNA
diperlukan nitrogen dan fosfor (purin dan pirimidin).Beberapa jenis bakteri juga membutuhkan
vitamin untuk proses metabolik sebagai koenzim.
Terdapat bakteri yang mampu membuat (mensintesis) seluruh faktor pertumbuhan, yaitu
purin, pirimidin, asam amino, dan vitamin. Bakteri jenis ini menggunakan sumber karbonnya
dalam proses metabolisme.

Contohnya adalah Escherichia coli.

Sedangkan bakteri lain

membutuhkan tambahan satu atau lebih vitamin dan faktor pertumbuhan lainnya ke dalam
medium pertumbuhannya. Contoh bakteri ini adalah Lactobacillus.
Jika suatu bakteri kekurangan atau kelebihan suatu nutrisi dari yang dibutuhkannya, maka
dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri tersebut hingga pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian.
2

Unsur
Karbon
Oksigen

% berat
kering
50
20

Nitrogen

14

Hidrogen

Fosfat

Sulfur

Potassium

Magnesiu
m
Kalsium

0.5

Besi

0.2

0.5

Sumber

Fungsi

Senyawa organik, CO2


H2O, senyawa organik, CO2,
O2

Unsur pokok dalam sel.


Unsur dalam sel dan air,
O2 adalah elektron akseptor
pada respirasi aerob.
NH3, NO3, senyawa organik,
Unsur dari asam amino, asam
N2
nukleat nukleotida, dan
koenzim.
H2O, senyawa organik, H2
Unsur pokok dalam senyawa
organik dan air.
Fosfat anorganik (PO4)
Unsur dari asam nukleat,
nukleotida, fosfolipid
SO4, H2S, senyawa sulfur
Unsur dari sistein, metionin,
organic
glutathionin, beberapa
koenzim.
Garam potassium
Unsur pokok dalam kation
anorganik sel dan kofaktor
enzim tertentu.
Garam magnesium
Kation anorganik sel, kofaktor
reaksi enzim tertentu.
Garam kalsium
Kation anorganik sel, kofaktor
reaksi enzim tertentu, dan
komponen enospora.
Garam besi
Komponen sitokrom dan
kofaktor reaksi enzim.
Tabel 1.1. Unsur, sumber, dan fungsi dalam sel bakteri.

Tipe

Sumber energi untuk Sumber karbon untuk Contoh genus

Fotoautotrof
Fotoheterotrof
Kemoautotrof

pertumbuhan
Cahaya
Cahaya
Oksidasi
senyawa

Kemoheterotrof

anorganik
Oksidasi

pertumbuhan
CO2
Senyawa organik
CO2

senyawa Senyawa organik

Chromatium
Rhodopseudomonas
Thiobacillus
Escherichia

organik
Tabel 1.2. Tipe bakteri berdasarkan sumber energi dan sumber karbonnya.

Autotrof (Thiobacillus thiooxidans) suatu kemoautotrof


Sulfur bubuk
10 g
(NH4)2SO4
0,4 g
3

KH2PO4
4,0 g
CaCl2
0,25 g
MgSO4 . 7H2O
0,5 g
FeSo4
0,01 g
Air
1.000 ml
CO2
Tabel 1.3. Contoh nutrisi yang diperlukan bakteri Thiobacillus thiooxidans.
Heterotrof (Escherichia coli) suatu kemoheterotrof
NH4H2PO4
1g
Glukose
5g
NaCl
5g
MgSO4 . 7H2O
0,2 g
K2HPO4
1g
H2O
1.000 ml
Tabel 1.4. Contoh nutrisi yang diperlukan bakteri Escherichia coli.
b. SUHU
Faktor lain yang sangat mempengaruhi pertumbuhan adalah suhu. Suhu berpengaruh dalam
proses pertumbuhan karena pertumbuhan bergantung pada reaksi kimiawi. Reaksi kimiawi
inilah yang bekerja dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Kisaran suhu pertumbuhan dibagi
menjadi suhu minimum, suhu optimum, dan suhu maksimum. Suhu minimum adalah suhu
terendah tetapi mikrobia masih dapat hidup. Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk
pertumbuhan mikrobia. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi untuk kehidupan mikrobia.
Setiap bakteri mempunyai suhu optimum dimana mereka dapat tumbuh sangat cepat.
Berdasarkan suhu optimum pertumbuhannya, bakteri dibagi atas:
1) Bakteri Psikrofil, bakteri yang tumbuh pada suhu 0C - 30C.

Pada kelompok ini

mempunyai suhu optimum antara 15C-20C. Golongan bakteri ini dapat tumbuh di
tempat-tempat dingin, baik di daratan maupun di lautan.

Bakteri yang termasuk

kelompok ini adalah Bacillus Globisporus. Bakteri jenis ini umumnya hidup di air dingin
dan tanah, tak ada yang ditemukan di tubuh manusia, namun beberapa ditemukan dapat
mengganggu kinerja lemari es sehingga menyulitkan penyimpanan makanan dalam
lemari es.
2) Bakteri Mesofil, bakteri yang tumbuh pada suhu 25C - 40C, dengan suhu minimum
15C dan suhu maksimum 55C. Rata-rata bakteri tergabung dalam bakteri mesofil.
4

Bakteri jenis ini banyak ditemukan di dalam alat pencernaan.Termasuk pula bakteri
patogen pada manusia, yang tumbuh baik pada temperatur 37C.
Terdapat kelompok mesofilyang mempunyai rentang suhu yang besar yang dapat
mengadakan pembelahan sel, hanya membutuhkan waktu yang lama, kelompok ini
dinamakan psikrofil fakultatif atau disebut psikotrof. Karena di dalam laut suhu
umumnya dibawah 20C sehingga untuk menghilangkan polusi bahan organik
dibutuhkan aktivitas dari mikroorgansme psikrofil. Psikotrof

sangat

penting

dalam

pengolahan limbah secara biologis pada daerah dingin terutama pada musim dingin
terutama musim dingin. Dari hasil penelitian mikroorganisme yang dapat tumbuh pada
suhu di bawah 0C adaalah organisme dari laut. Fungi dan ganggang telah dapat diisolasi
dari daerah antartika.
3) Termofil, kelompok bakteri yang dapat tumbuh optimum antara suhu55C-60C, dengan
suhu minimum 40C dan maksimum 75C.Bakteri pada kelompok ini antara lain yang
tumbuh pada sumber air panas dan tempat yang bertemperatur lebih tinggi dari 55C.
Bakteri ini mempunyai membran sel yang mengandung lipida jenuh, sehingga titik
didihnya tinggi. Selain itu, dapat memproduksi protein termasuk enzim yang tidak
terdenaturasi pada suhu tinggi. Di dalam DNA-nya mengandung guanin dan sitosin
dalam jumlah yang relatif besar, sehingga molekul DNA tetap stabil pada suhu tinggi.
Terdapat pula jenis bakteri yang toleran pada suhu mencapai 110C, contohnya adalah
bakteri sulfur.Contoh bakteri termofil lainnya adalah Bacillus, Clostridium, dan
Sulfolobus.
Selain kelompok tersebut ada bakteri yang mampu hidup pada suhu dingin, kelompok ini
dinamakan psikrodurik dan yang tahan terhadap panas disebut termodurik. Mikroorganisme yang
hidup pada kondisi suhu tertentu disebut stemothermal. kebanyakan mikroorganisme termasuk
dalam kelompok eurythermal yaitu yang mampu hidup pada suhu antara 30C - 40C.

Gambar 1.1. Perbedaan bakteri menurut suhu pertumbuhannya.

Kelompok

Suhu Minimum

Suhu Optimum

Suhu Maksimum

Psikrofil

- 15 C.

10 C.

20 C.

Psikrotrof

- 1 C.

25 C.

35 C.

Mesofil

5 10 C.

30 37 C.

40 C.

Thermofil

40 C.

45 55 C.

60 80 C.

Thermotrof

15 C.

42 46 C.

50 C.

Tabel 1.4. Penggolongan bakteri menurut suhu

ORGANISME
SUHU (0C)
Protozoa
45 50
Ganggang Eukariot
56
Fungi
60
Bakteri Fotosintetik ( termasuk Cyanoacteri)
70 73
Bakteri
>99
Tabel 1.5. Perkiraan suhu mematikan pada mikroorganisme yang berbeda

Waktu merupakan faktor yang sangat penting dalam pengaruh suhu. Makin tinggi suhu
makin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk membunuh mikroorganisme dan makin besar

kemungkinan terjadinya kerusakan antar sel.Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan


kehidupan mikroorganisme terutama terhadap protein dan lemak.
Pengaruh suhu terhadap lemak dalam hal kehidupan mikroorganisme yaitu pada suhu rendah
pertumbuhan mikroorganisme akan diperlambat dan bila suhu tinggi mikroorganisme akan mati.
Pada suhu rendah, kemampuan membran akan menurun untuk menjaga keseimbangan dalam
transport sistem, sehingga bahan-bahan tidak dapat masuk ke dalam sel secara lancar.
Pada suhu tinggi membran yang terdiri atas lemak akan mencair, sehingga struktur integritas
membran akan hilang dan dapat terjadi kebocoran dari sel. Kemampuan setiap organisme
berlainan terhadap pengaruh suhu, semakin komplek susunan membran semakin peka terhadap
pengaruh suhu, membran internal pada sel eukariot lebih peka terhadap kenaikan suhu
dibandingkan dengan membran sitoplasmik. Sel eukariot tidak dapat tumbuh pada suhu diatas
60C. Sel prokariot yang tergantung pada sistem internal membran, seperti bakteri fotosintetik
tidak mampu hidup di atas suhu lebih tinggi dari 70-75C
Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan kehidupan mikroorganisme adalah protein. Protein
adalah struktur penting di dalam sel, protein merupakan komponen dari ribosom dan RNA.
Banyak dari protein berfungsi sebagai enzim yang mengkatalis bermacam-macam reaksi untuk
pertumbuhan sel. Meningkatnya suhu akan menyebabkan thermal denaturation yang akan
mengakibatkan hilangnya fungsi dari enzim, hilangnya fungsi enzim akan menyebabkan
berhentinya pertumbuhan. Suhu dapat mempercepat pertumbuhan dengan meningkatnya fungsi
enzim tapi dapat pula memperlambat fungsi enzim tergantung dari macam mikroorganismenya.
Meningkatnya suhu dapat meningkatkan aktifitas enzim sehingga dapat mempercepat
menghilangkan bahan tertentu dalam proses pengolahan limbah secara biologik, seperti
activated sludge.
c. KEBERADAAN OKSIGEN
Oksigen merupakan komponen universal sel dan selalu disediakan dalam jumlah besar oleh
H2O. Namun, pada bakteri tidak seluruhnya membutuhkan oksigen dalam kehidupannya, bahkan
oksigen dapat membunuh bakteri terntentu. Menurut keberadaan oksigennya, bakteri dapat
dibagi menjadi:

1) Aerob,

merupakan

kelompok

yang

membutuhkan

oksigen

dalam

pertumbuhannya.Bakteri ini tumbuh dengan respirasi aerob. Contohnya adalah bakteri


Mycobacterium tuberculosis.
2) Anaerob, merupakan kelompok yang hanya dapat tumbuh bila tidak ada oksigen.
Oksigen merupakan zat beracun yang dapat menghambat pertumbuhan dan menyebabkan
kematian pada bakteri jenis ini.Bakteri jenis ini dapat hidup dengan cara fermentasi dan
respirasi anaerob. Contohnya adalah Clostridium.
3) Anaerob fakultatif, merupakan kelompok yang dapat tumbuh pada keadaan aerob dan
anaerob.Dalam kondisi anaerob (tidak ada O2), bakteri ini tumbuh dengan fermentasi atau
respirasi anaerob, sedangkan saat kondisi aerob (terdapat O2) akan beralih dengan cara
respirasi aerobik. Contohnyaadalah Enterobacteriaceaedan Escherichia coli.
4) Mikroaerofilik, merupakan kelompok yang tumbuh optimum dalam keadaan oksgien
yang sedikit, jika dalam keadaan banyak oksigen bakteri ini mati. Kadar oksigen yang
dibutuhkan <5% kadar oksigen di atmosfer.

Contohnya adalah bakteri Spaerotilus

natans yang dapat hidup pada air tercemar dan bakteri patogen pada manusia dan hewan
yaitu Listeria dan Erysipelotrix.
5) Anaerob aerotolerant, merupakan kelompok bakteri yang tidak membutuhkan oksigen,
melakukan respirasi anaerob (fermentasi), namun tidak terpengaruh (dapat bertahan)
dengan adanya oksigen. Contohnya adalah bakteri Lactobacillus.
Oksigen dibutuhkan bakteri untuk reaksi enzimatik dan untuk sistem transport elektron.
Oksigen dapat bersifat racun apabila diberikan melebihi dari tekanan atmosfer. Racun ini
disebabkan reaksi enzimatis. Reaksi oksidasi asam amino akan membentuk toksik hidrogen
peroksidase.

Pada bakteri yang hidup membutuhkan oksigen, terdapat enzim untuk

menghancurkan racun tersebut.

Enzim

tersebut contohnya adalah enzim katalase dapat

menguraikan hidrogen peroksida. Selain itu, untuk bakteri yang hidup di udara, misalnya bakteri
asam laktat, terdapat enzim peroksidase yang mampu menguraikan hidrogen peroksidase
menjadi bahan organik yang tidak toksik.

Kelompok
Bakteri
Aerob Obligat
Mikroaerofil
Anaerob Obligat

Keadaan Lingkungan
Aerob
Anaerob
Tumbuh
Mati
Tumbuh
Mati
dalam level
rendah
Mati
Tumbuh
(Toksik)
Tumbuh
Tumbuh

Oksigen
Dibutuhkan (dalam respirasi aerob)
Dibutuhkan dalam jumlah dibawah 0.2 atm
Tidak membutuhkan

Fakultatif
Tidak membutuhkan dan digunakan saat ada.
Anaerob
(Fakultatif Aerob)
Aerotolerant
Tumbuh
Tumbuh
Tidak dibutuhkan dan tidak digunakan saat
Anaerob
ada.
Tabel 1.6. Pengaruh oksigen pada kelompok bakteri.

Kelompok Bakteri

Superoksida
dismutase

Katalase

Peroksida

Aerob Obligat danfakultatif


+
+
anaerob (contoh:Enterics)
Aerotolerant anaerobes
+
+
(contoh:Streptococci)
Anaerob Obligat
(contoh:Clostridia,
Methanogens, Bacteroides)
Tabel 1.7. Keberadaan Superoksida dismutase, katalase, dan peroksida pada kelompok bakteri.
d. pH
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri selanjutnya adalah pH. Faktor keasaman
dan kebasaan dari lingkungan menentukan kehidupan dari bakteri.
terhadap aktivitas enzim, juga terhadap denaturasi protein.

Nilai pH berpengaruh

Nilai pH sel mikroorganisme

dipengaruhi oleh pH lingkungan dimana mikroorganisme tersebut hidup. Nilai pH optimum


pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri terletak pada pH mendekati netral, yaitu antara 6,5 dan
7,5, sedangkan pH minimum dan maksimum untuk pertumbuhannya adalah 5-9. Pada pH
optimum, pertumbuhan bakteri akan semakin capat.
Dan bakteri dikelompokan menjadi tiga bagian, disesuaikan dengan rentang pH tempat
bakteri tersebut dapat berkembang, yaitu:
Asidofil memiliki nilai rentang pH1,0-5,5,
Neutrofil memiliki nilai rentang pHi 5,5 8,5, dan
9

Alkalofil memiliki nilai rentang pHi 8,5 11,5.


Pengaruh pH pada aktivitas mikroba untuk tahap pembentukan asam pada proses anaerobik
adalah pH pada kisaran 6,0 8,5. Sedangkan untuk pH optimum berkisar sebesar 5,0-6,5 Untuk
tahap metanogenesis, kisaran pH adalah antara 6,6 7,6.
Diatas batas pH tersebut, penguraian tetap berjalan dengan efisiensi yang berkurang.
Sedangkan dibawah batas tersebut, efisiensi akan menurun sangat cepat. Bakteri metanogen
merupakan bakteri yang sensitif terhadap pH.Kondisi asam akan menghambat pertumbuhan
bakteri metanogen. Jika suatu digester ada dalam keadaan setimbang, bakteri asetogen dan
metanogen dapat menggunakan asam-asam produk antar secepat laju pembentukan asam-asam
tersebut. Peningkatan konsentrasi asam menunjukkan bahwa bakteri pembentuk asam dengan
bakteri pembentuk metan tidak dalam keadaan seimbang.
Selain itu, terdapat bakteri yang mampu hidup dalam keadaan sangat masam atau basa.
Contohnya: Thiobacillus yang dapat hidup pada pH 1 atau kurang.
Thiobacillus thiooxidans yang dapat hidup pada pH 0,5 atau lebih besar dari 9,5.
Thiobacillus neapolitanus yang hidup di laut ampu hidup pada pH 3,0-8,5.
Nitrospina gracilis yang mengoksidasi nitrit menjadi nitrat dapat hidup hanya pada pH 7-8.
Patogen pada manusia Streptococcus pneumonia tumbuh pada pH antara 7-8,3.
Salmonella dan Shigella dapat hidup pada pH 4,5-9,5.

Gambar 1.2. Perbedaan bakteri menurut rentang pH


Bakteri
Thiobacillus thiooxidans
Acetobacter aceti

Kisaran pH untuk pertumbuhan


Minimum
Optimum
0.5
2.0-3.5
4.0-4.5
5.4-6.3

Maksimum
6.0
7.0-8.0
10

Staphylococcus aureus
4.2
7.0-7.5
9.3
Azotobacter spp
5.5
7.0-7.5
8.5
Chlobium limicola
6.0
6.8
7.0
Thermus aquaticus
6.0
7.5-7.8
9.5
Tabel 1.8. Contoh kisarah pH untuk pertumbuhan pada bakteri tertentu.
e. KELEMBABAN (KETERSEDIAAN AIR)
Air merupakan pelarut yang berperan penting untuk kehidupan bakteri. Hal ini disebabkan
bakteri hanya dapat mengambil makanan dari luar dalam bentuk larutan (holophytis). Semua
bakteri tumbuh baik pada media yang basah dan udara yang lembab. Dan tidak dapat tumbuh
pada media yang kering. Ketersediaan air untuk sel tergantung pada kehadirannya di atmosfer
(kelembaban relatif) atau kehadirannya dalam larutan atau zat. Kadar air bebas dalam larutan
(aw) merupakan nilai perbandinganantara tekanan uap air larutan dengan tekanan uap air murni,
atau 1/100 dari kelembaban relatif. Kadar air bebas dari H 2O murni adalah 1,0 (100% air).
Aktivitas air dipengaruhi oleh adanya zat terlarut seperti garam atau gula, yang dilarutkan dalam
air. Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut dari suatu zat, yang lebih rendah adalah aktivitas air
dan sebaliknya.
Mikroba mempunyai nilai kelembaban optimum dengan rentang a w 1,0-0,7. Pada umumnya,
pertumbuhan bakteri memerlukan kelembaban yang tinggi di atas 85%. Nilai a w untuk bakteri
terletak di antara 0.90-0,999 sedangkan untuk bakteri halofilik mendekati 0,75.
Halofilik merupakan mikroorganisme yang memerlukan beberapa NaCl untuk pertumbuhan.
NaCl (garam) merupakan atu-satunya zat terlarut umum di alam yang terjadi pada rentang
konsentrasi yang luas.

Halofilik ringan membutuhkan 1-6% garam, halofilik sedang

membutuhkan 6-15% garam, halofilik ekstrim membutuhkan 15-30% NaCl untuk pertumbuhan
yang ditemukan di antara Archaea. Bakteri yang mampu tumbuh pada konsentrasi garam yang
sedang, meskipun mereka tumbuh terbaik dalam ketiadaan NaCl, disebut halotoleran..
Osmophiles merupakan organisme yang mampu hidup di lingkungan yang tinggi gula.
Organisme yang hidup di lingkungan kering (dibuat kering karena kekurangan air) disebut
xerophiles.
Kebanyakan mikroba hanya dapat hidup beberapa jam tanpa kelembaban. Hanya organisme
pembentuk spora, konidia, artrospora, klamidiospora, dan kista yang punya mekanisme
pelindung dalam lingkungan yang kurang kelembabannya sehingga tahan hidup di dalam
11

keadaan kering untuk waktu yang lama. Pengeringan secara perlahan menyebabkan kerusakan
sel akibat pengaruh tekanan osmosa dan pengaruh lainnya dengan naiknya kadar zat
terlarut.Konsep menurunkan aktivitas air untuk mencegah pertumbuhan bakteri adalah dasar
untuk pengawetan makanan dengan mengeringkan (di bawah sinar matahari atau dengan
penguapan) atau dengan penambahan konsentrasi tinggi garam atau gula.

Gambar 1.3. Grafik pertumbuhan dengan kadar air bebas dalam larutan.
Bakteri
Minimum Aw untuk tumbuh
Pseudomonas
.91
Salmonella/E. coli
.91
Lactobacillus
.90
Bacillus
.90
Staphylococcus
.85
Halococcus
.75
Tabel 1.9. Batas minimum kadar air untuk beberapa jenis bakteri.
f. TEKANAN HIDROSTATIK
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang ada pada air yang bergantung pada kedalamannya.
Semakin dalam air, semakin besar tekanan hidrostatisnya. Tekanan ini mempengaruhi ketahanan
tubuh bakteri tepatnya pada kinerja enzim dan ketahanan membran tubuhnya.

Umumnya

tekanan 1 400 atm tidak mempengaruhi atau hanya sedikit mempengaruhi metabolisme dan
pertumbuhan bakteri.

Tekanan tinggi dapat menghambat atau menghentikan pertumbuhan


12

karena dapat menghambat sintesis RNA, DNA, dan protein. Selain itu, tekanan yang tinggi akan
menyebabkan meningkatnya beberapa reaksi kimia, pengecilan volume kolid organik enzim,
molekul, dan juga menaikkan viskositas cairan serda dissosiasi elektrolit. Tekanan di atas 7.500
kg/cm2 dapat menyebabkan denaturasi protein.
Sebagai contoh, pada laut dalam sekitar 7000m dibawah permukaan laut, hanya ada sedikit
bakteri yang tahan. Bakteri yang dapat hidup pada tekanan hidrostatis yang tinggi ini tapi tidak
tahan terhadap tekanan yang standar disebut barfilik.Contoh bakteri yang dapat hidup di dalam
tekanan tinggi adalah bakteri Spirillum.
g. TEKANAN OSMOSIS
Tekanan osmosis sangat erat hubungannya dengan kandungan air. Apabila mikrobia
diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya akan mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya
membran sitoplasma dari dinding sel akibat mengkerutnya sitoplasma, sehingga sel dapat mati
karena kehilangan kandungan airnya. Apabila diletakkan pada larutan hipotonis, maka sel
mikrobia akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel karena cairan masuk ke dalam sel, sel
membengkak dan akhirnya pecah. Oleh karena itu dalam mempertahankan hidupnya, sel bakteri
harus berada pada tingkat tekanan osmosis yang sesuai, walaupun sel bakteri memiliki daya
adaptasi, perbedaan tekanan osmosis dengan lingkungannya tidak boleh terlalu besar.
Berdasarkan tekanan osmosis yang diperlukan mikrobia dapat dikelompokkan menjadi:
1) Mikrobia Osmofil : tumbuh pada kadar gula tinggi, contoh beberapa jenis khamir,
mampu tumbuh pada larutan gula dengan konsentrasi lebih dari 65 % wt/wt (aw = 0,94).
2) Mikrobia Halodurik : tahan (tidak mati) tetapi tidak dapat tumbuh pada kadar garam
tinggi (30 %).
3) Mikrobia Halofil : dapat tumbuh pada kadar garam yang tinggi, contoh: bakteri yang
termasuk Archaebacterium, misalnya Halobacterium.
h. RADIASI
Energi radiasi, seperti sinar gamma dan ultraviolet dapat menyebabkan mutasi atau bahkan
membunuh organisme. Walau begitu beberapa mikroorganisme memiliki pigmen yang dapat
menyaring radiasi dan mencegah kerusakan DNA-nya. Beberapa yang lain memiliki enzim yang
dapat memperbaiki kerusakan DNA tertentu.
13

Bakteri tumbuh optimal pada tempat yang gelap. Cahaya memiliki daya merusak pada sel
mikroba yang tidak mempunyai pigmen fotosintesis. Jika energi radisasi diabsorpsi oleh sel
mikroba akan menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel. Ionisasi molekul tertentu dengan
protoplasma

dapat

menyebabkan

kematian,

perubahan

genetik,

dan

menghambat

pertumbuhan.Sinar X, sinar ultraviolet, dan sinar radiasi lainnya biasa digunakan untuk praktek
sterilisasi dan pengawetan bahan makanan sehingga dapat membunuh mikroba.
i. SENYAWA TOKSIK
Logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au, dan Pb pada kadar rendah dapat bersifat meracuni
(toksik) karena mempunyai daya oligodinamik, yaitu daya bunuh logam berat pada kadar rendah.
Beberapa kation seperti Li+ dan Zn2+ bersifat toksik terhadap bakteri, sehingga akibatnya
kegiatan enzim terhenti karena kation tersebut bersifat antagonis terhadap H +. Apabila nilai pH
dinaikkan, maka peracunan Li+ dan Zn2+ dapat dikurangi, sehingga antagonisme ini dapat
berbalik.
Ion-ion lain seperti ion sulfat, tartrat, klorida, nitrat, dan benzoat dapat mengurangi
pertumbuhan mikrobia tertentu dan sering digunakan dalam pengawetan makanan, senyawa lain
misalnya asam benzoat, asam asetat, dan asam sorbat.

2. FAKTOR BIOTIK
Di alam jarang sekali ditemukan mikroba yang hidup sebagai biakan murni, tetapi selalu
berada dalam asosiasi dengan jasad-jasad lain. Mikroba ini saling berinteraksi satu sama lain
antar satu populasi atau dengan populasi yang lain.
Apabila dua populasi yang berbeda berasosiasi, maka akan timbul berbagai macam interaksi.
Interaksi tersebut menimbulkan pengaruh positif, negatif, ataupun tidak ada pengaruh antar
populasi mikroba yang satu dengan yang lain. Nama masing-masing interaksi adalah sebagai
berikut:
a. Netralisme. Netralisme adalah hubungan antara dua populasi yang tidak saling
mempengaruhi. Hal ini dapat terjadi pada kepadatan populasi yang sangat rendah atau
secara fisik dipisahkan dalam mikro habitat, serta populasi yang keluar dari habitat
alamiahnya. Contohnya adalah interaksi antara mikroba pada keadaan mikroba tidak

14

aktif, misal dalam keadaan kering beku, atau fase istirahat (spora, kista). Pada keadaan
ini mikroba tidak saling mempengaruhi.
b. Komensalisme.

Hubungan hidup antara dua populasi terjadi apabila satu populasi

diuntungkan tetapi populasi lain tidak terpengaruh.

Contohnya adalah Bakteri

Flavobacterium brevis dapat menghasilkan ekskresi sistein. Sistein digunakan oleh


Legionella pneumophila untuk dapat tumbuh.
c. Sinergisme. Hubungan antara dua populasi yang saling diuntungkan tetapi tidak bersifat
obligat (sejati). Kedua populasi tersebut mampu bertahan secara independen, meskipun

masing-masing populasi saling diuntungkan dari hubungan tersebut. Contohnya adalah


Enterecoccus faecalis dan Eschericia coli dapat mengubah arginine menjadi putrescine
secara bersama-sama.

d. Mutualisme.

Hubungan hidup antara dua populasi mikroba yang keduanya saling

tergantung dan sama-sama mendapat keuntungan. Misalnya adalah mutualisme bakteri


Rhizobium dengan polong-polongan.Contoh lain adalahLichenes, yang merupakan
simbiosis antara Cyanobacteria dengan fungi heterotrof.

Cyanobacteria sebagai

produser yang dapat menggunakan energi cahaya untuk menghasilkan senyawa organik.
Senyawa organik dapat digunakan oleh fungi, dan fungi memberikan bentuk
perlindungan (selubung) dan transport nutrien/mineral serta membentuk faktor tumbuh
untuk algae Cyanobacteria.
e. Kompetisi. Hubungan negatif antara 2 populasi mikroba yang keduanya mengalami
kerugian. Peristiwa ini ditandai dengan menurunnya sel hidup dan pertumbuhannya.
Kompetisi terjadi pada 2 populasi mikroba yang menggunakan nutrient (makanan) yang
sama atau dalam keadaan nutrien terbatas. Contohnya adlah Tetrahymena pyriformis
dengan Azotobacter vinelandii dan Eschericia coli untuk memperebutkan glukosa.
15

f. Amensalisme. Satu bentuk asosiasi antar spesies mikroba yang menyebabkan salah satu
pihak dirugikan, pihak lain diuntungkan atau tidak terpengaruh apapun. Umumnya
merupakan cara untuk melindungi diri terhadap populasi mikroba lain. Misalnya dengan
menghasilkan senyawa asam, toksin, atau antibiotika.

Contohnya adalah kasus

amensalisme antara Lactobacillus casei dengan Streptococcus lactis yang mampu


memproduksi Nisin, bakteri Acetobacter yang mengubah etanol menjadi asam asetat,
Thiobacillus thiooxidans menghasilkan asam sulfat, dimana bahan-bahan tersebut dapat
menghambat pertumbuhan bakteri lain. Selain itu, bakteri amonifikasi menghasilkan
ammonium yang dapat menghambat populasi Nitrobacter.
g. Parasitisme. Parasitisme terjadi antara dua populasi, populasi satu diuntungkan (parasit)
dan populasi lain dirugikan (host / inang). Umumnya parasitisme terjadi karena keperluan
nutrisi dan bersifat spesifik. Ukuran parasit biasanya lebih kecil dari inangnya. Terjadinya
parasitisme memerlukan kontak secara fisik maupun metabolik serta waktu kontak yang
relatif lama. Contohnya

adalah

bakteri

Bdellovibrio yang

memparasit bakteri

Escherichia coli.
h. Predasi.

Interaksi antara dua populasi mikroorganisme, yang salah satu organisme

merupakan pemangsa bagi organisme yang lain. Umumnya ukuran pemangsa (predator)
berukuran lebih besar dibandingkan dengan mangsanya (prey), dan peristiwanya
berlangsung cepat.

Contohnya adalah Protozoa (predator) dengan bakteri (prey).

Protozoa Didinium nasutum (predator) dengan Paramaecium caudatum (prey).

16

17

Anda mungkin juga menyukai