Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“Pertumbuhan Mikroba “

Dosen :
L.Sri Gede.Msi

Oleh :
ETI SUSIANI (P07124122014A)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PROGRAM STUDI SARJANA
TERAPAN KEBIDANAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu yang mendasari kegiatan


mikrobiologi itu berjalan lancar, seperti alat-alat laboratorium mikrobiologi yang harus
mendukung. Makhluk hidup yang ada dibumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup
yang ada dilhat oleh mata telanjang saja, tetapi juga ada mikroorganisme yang
berukuran kecil dan hanya dapat dilihat menggunakan teknik dan peralatan khusus
yaitu dengan alat laboratorium mikroskop atau dengan suatu medium untuk
pertumbuhannya.

Mikroorganisme berukuran kecil yang merupakan jasad hidup yang dapat


mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung,
yang dapat berperan sebagai kawan maupun lawan. Mikroorganisme dapat
berkembang biak secara alami atau dengan campuran tangan manusia.
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui
pertumbuhan menggunakan media.

Pertumbuhan sel dengan adanya suatu penambahan volume sel serta


bagian-bagian lainnya, dapat juga diartikan sebagai penambahan kuantitas isi dan
kandungan di dalam sel. Sedangkan pertumbuhan populasi merupakan akibat
pertumbuhan individu. Misalnya, dari satu sel menjadi dua, dari dua sel menjadi
empat, dari sempat sel menjadi delapan sel.Media berperan sebagai wadah atau
tempat zat hara yang digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis
sel, keperluan energi dalam metabolisme dan pergerakan.
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian dari pertumbuhan mikroba

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau


masa zat suatu organisme, misalnya makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika
bertambah tinggi, bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme bersel
satu pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan
jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin besar atau subtansi atau masssa mikroba
dalam koloni tersebut semakin banyak (Anonim, 2010:10).

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil


(biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.
Mikroorganisme ini bersifat uniselular meskipun beberapa protista bersel tunggal
masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat
mata telanjang. Contohnya seperti virus, bakteri, PPLO, alga dan jamur. Jadi, dapat
dikatakan pengertian dari pertumbuhan pada mikroba sebagai pertambahan jumlah
sel mikroba itu sendiri. Pertumbuhan merupakan suatu proses kehidupan yang
irreversible artinya tidak dapat dibalik kejadiannya. Sebagai hasil pertambahan
ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan
populasi mikroba (Iqbalali, 2008).

2. Fungsi dari media pertumbuhan mikroba

Media berfungsi sebagai tempat pembiakan, sumber makanan, dan


penyedia nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakan serta media juga berfungsi
untuk membiakkan, mengasingkan, mengirimkan dan meyimpan mikroorganisme
dalam waktu yang lama di laboratorium. Media juga dapat digunakan untuk
mempelajari sifat-sifat pertumbuhan mikroorganisme, serta sifat biokimiawi. Di dalam
laboratorium mikrobiologi kedokteran media juga dapat digunakan untuk pembuatan
antigen, toksin dan untuk pasasi kuman dengan tujuan perubahan virulensi (Anonim,
2010:9).
3. Syarat suatu pertumbuhan mikroba

Menurut Partono (1993) bahwasanya diperlukan syarat dalam suatu


pertumbuhan. Dimana mikroorganisme untuk pertumbuhannya memerlukan nutrisi
dan factor MIKROBIOLOGI | Pertumbuhan Mikroba 5 lingkungan untuk
kelangsungan hidupnya. Mikroorganisme memerlukan komponen komponen tertentu
untuk pertumbuhannya, yaitu :

1) Energi, mikroorganisme dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan


kebutuhan energinya, yaitu : mikroorganisme fototrof dan kemotrof.
Mikroorganisme fototrof menggunakan cahaya matahari sebagai sumber
energinya, sedangkan mikroorganisme kemotrof sumber energi berasal dari
oksidasi senyawa organik seperti glukosa atau senyawa anorganik seperti
H2S atau NaNO2.

2) Sumber karbon, berdasarkan kebutuhan karbonnya mikroorganisme dapat


dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu : mikroorganisme autotrof dan
heterotrof. Mikroorganisme autotrof adalah mikroorganisme yang
menggunakan karbon anorganik (CO2) sebagai sumber karbonnya,
sedangkan mikroorganisme heterotrof memerlukan sumber karbon organik,
misalnya glukosa.

3) Sumber nitrogen, mikroorganisme mengambil sumber N dalam bentuk gas


nitrogen, amonium,garam nitrat atau berupa N dari senyawa organic.

4) Elemen non metal, terutama sulfur dan fosfor.

5) Elemen metal, terdiri dari Ca2+ ,Zn2+ +, Na, Cu2+,, Mn2+ ,Mg2+, Fe2+
dalam bentuk garam-garam anorganik. Ion-ion ini berperan penting dalam
osmoregulasi, mengatur aktivitas enzim, dan transfer elektron.

6) Vitamin, penting dalam pertumbuhan sel dan diperlukan dalam jumlah


sedikit. Juga berperan sebagai koenzim.

7) Air, semua sel memerlukan air dalam mediumnya sebagai pelarut, sehingga
nutrien dengan berat molekul rendah dapat melewati membran sel.
4. Mikroba Berdasarkan suhu, mikroba dapat terbagi menjadi 3 kelompok,
yaitu :

1) Psikrofilik, yaitu mikroba yang hidup pada suhu rendah sampai


paling tinggi 250C. Contoh : Bakteri yang hidup di laut (Fototrof),
bakteri besi (Gallionella), Bacillus polymixa, Pseudomonas,
Micrococcus, Clostridium botulinum E.

2) Mesofilik, yaitu mikroba yang hidup pada suhu kamar sampai


paling tinggi 450C. Contoh : Methylococcus capsulatus,
Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, Rhizobium
leguminosarum, Rhodospirillum rubnum, Bacillus subtilis, L.
Bulgaricus, Clostridium butyricum, Bacillus mascerans, Clostridium
sporongenes.

3) Termofilik, yaitu mikroba yang hidup pada suhu tinggi. Pada


bakteri ada kecenderungan untuk membentuk spora pada suhu
tinggi. Contoh: Bacillus coagulans, Clostridium nigrificants,
Sulfolobus, Clostridium thermosaccharolyticum, Bacillus
stearothermophilus, bakteri pereduksi sulfat/sulfur.

5. Faktor Pertumbuhan mikroba

1. Faktor Fisik

Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme yaitu


temperatur, pH, tekanan osmotik, oksigen, dan cahaya atau radiasi.

a. Temperatur

Temperatur merupakan salah satu faktor yang penting di dalam


kehidupan.Temperatur menentukan aktivitas enzim yang terlibat dalam aktivitas
kimia.Peningkatan temperatur sebesar 10oC dapat meningkatkan aktivitas enzim
sebesar dua kali lipat. Beberapa jenis mikroba dapat hidup di daerah temperatur
yang luas sedang jenis lainnya pada daerah yang terbatas.Pada umumnya batas
daerah tempetur bagi kehidupan mikroba terletak di antara 0oC dan 90oC,
sehingga untuk masing-masing mikroba dikenal nilai temperatur minimum,
optimum dan maksimum.

Temperatur minimum suatu jenis mikroba ialah nilai paling rendah dimana
kegiatan mikroba masih berlangsung.Temperatur optimum adalah nilai yang
paling sesuai atau baik untuk kehidupan mikroba.Temperatur maksimum adalah
nilai tertinggi yang masih dapat digunakan untuk aktivitas mikroba tetapi pada
tingkatan kegiatan fisiologi yang paling minimal.

Ada spesies yng mati setelah mengalami pemanasan beberapa menit didalam
medium pada temperature 60oC; sebaliknya bakteri yang membentuk spora
seperti genus Bacillus dan genus Clostridium tetap hidup setelah dipanasi
dengan uap 100oC atau lebih selama 30 menit.Golongan bakteri yang dapat
hidup pada batas-batas temperature yang sempit, misalnya Gonococcus yang
hanya dapat hidup pada kisaran 30-40oC. Golongan mikroba yang memiliki
batas temperatur minimum dan maksimum tidak telalu besar, disebut
stenotermik, tetapi Escherichia coli tumbuh pada kisaran temperatur 8-46oC,
sehingga beda (rentang) antara temperatur minimum besar, inilah yang disebut
golongan euritermik. Bila mikroba dipiara dibawah temperatur minimum atau
sedikit diatas temperatur maksimum tidak segera mati, melainkan dalam
keadaan dormansi (tidur).

Berdasarkan daerah aktivitas temperatur, mikroba di bagi menjadi 3 golongan,


yaitu:

1) Mikroba psirkofilik (kryofilik) adalah golongan mikroba yang dapat


tumbuh pada daerah temperatur antara 0oC sampai 30oC, dengan
temperatur optimum 15C. kebanyakan golongan ini tumbuh d tempat-
tempat dingin, baik di daratan maupun di lautan.

2) Mikroba mesofilik adalah golongan mikroba yang mempunyai temperatur


optimum pertumbuhan antara 25oC-37oC minimum 15oC dan maksimum
di sekitar 55oC. umumnya hidup di dalam alat pencernaan, kadang-
kadang ada juga yang dapat hidup dengan baik pada temperatur 40oC
atau lebih.
3) Mikroba termofilik adalah golongan mikroba yang dapat tumbuh pada
daerah temperature tinngi, optimum 55oC-60oC, minmum 40oC,
sedangkan maksimum 75oC. golongan ini terutama terdapat di dalam
sumber-sumber air panas dan tempat-tempat lain yang bertemperatur
lebih tinggi dari 55oC.

b. pH

pH merupakan indikasi konsentrasi ion hidrogen, peningkatan konsentrasi ion


hidrogen dapat menyebabkan ionisasi gugus-gugus protein, amino dan karboksilat.
Hal ini dapat menyebabkan denaturasi protein yang mengganggu pertumbuhan sel.
Mikroba umumnya menyukai pH netral (pH 7).Beberapa bakteri dapat hidup pada
pH tinggi (medium alkalin).Contohnya adalah bakteri nitrat, rhizobia, actinomycetes,
dan bakteri pengguna urea.Hanya beberapa bakteri yang bersifat toleran terhadap
kemasaman, misalnya Lactobacilli, Acetobacter, dan Sarcina ventriculi.Bakteri yang
bersifat asidofil misalnya Thiobacillus.J amur umumnya dapat hidup pada kisaran pH
rendah.Apabila mikroba ditanam pada media dengan pH 5 maka pertumbuhan
dominasi oleh jamur, tetapi apabila pH media 8 maka pertumbuhan didominasi oleh
bakteri.

Berdasarkan pH-nya mikroba dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

1) Mikroba asidofil, adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 2,0-
5,0,

2) Mikroba mesofil (neutrofil), adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada
pH 5,5-8,0, dan

3) Mikroba alkalifil, adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 8,4-
9,5.

c. Tekanan osmotik

Osmosis merupakan perpindahan air melewati membran semipermeabel


karena ketidakseimbangan material terlarut dalam media. Dalam larutan hipotonik
air akan masuk ke dalam sel mikroorganisme, sedangkan dalam larutan hipertonik
air akan keluar dari dalam sel mikroorganisme sehingga membran plasma
mengkerut dan lepas dari dinding sel (plasmolisis), serta menyebabkan sel secara
metabolik tidak aktif.

Berdasarkan tekanan osmosis yang diperlukan dapat dikelompokkan menjadi:

1) Mikroba osmofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar gula
tinggi, contohnya adalah beberapa jenis khamir. Khamir osmofil
mampu tumbuh pada larutan gula dengan konsentrasi lebih dari 65 %
wt/wt (aw = 0,94).

2) Mikroba halofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar garam
halogen yang tinggi, contohnya adalah bakteri yang termasuk
Archaebacterium, misalnya Halobacterium. Bakteri halofil ada yang
mempunyai membran purple bilayer, dinding selnya terdiri dari murein,
sehingga tahan terhadap ion Natrium.

3) Mikrobahalodurik, adalah kelompok mikroba yang dapat tahan (tidak


mati) tetapi tidak dapat tumbuh pada kadar garam tinggi, kadar
garamnya dapat mencapai 30 %.

d. Oksigen

Berdasarkan kebutuhan oksigen, dikenal mikroorganisme yang bersifat aerob


dan anaerob. Mikroorganisme aerob memerlukan oksigen untuk bernapas,
sedangkan mikroorganisme anaerob tidak memerlukan oksigen untuk bernapas.
Adanya oksigen pada mikroorganisme anaerob justru akan menghambat
pertumbuhannya. Energi pada mikroorganisme anaerob dihasilkan dengan cara
fermentasi. Bakteri aerob dan anaerob dapat diidentifikasi dengan menumbuhakan
bakteri pada kultur cair.

Bakteri obligat aerob yaitu berkumpul dibagian permukaan atas tabung agar
dapat memperoleh oksigen secara maksimal. Bakteri obligat anaerob yaitu
berkumpul di dasar tabung untuk menghindari oksigen. Bakteri fakultatif yaitu
sebagian besar berkumpul di atas tabung karena harus melakukan respirasi
aerob.Mikroaerofil yaitu dengan berkumpul dibagian atas tabung tapi bukan bagian
permukaan, bakteri ini memerlukan oksigen dalam konsentrasi rendah. Bakteri
aerotoleran yaitu tidak dipengaruhi oleh oksigen,bakteri ini tersebar di seluruh
tabung.
e. Cahaya atau radiasi

Kebanyakan bakteri tidak dapat mengadakan fotosintesis, bahkan setiap


radiasi dapat berbahaya bagi kehidupannya. Sinar yang nampak oleh mata kita,
yaitu yang bergelombang antara 390 m μ sampai 760 m μ, tidak begitu berbahaya;
yang berbahaya ialah sinar yang lebih pendek gelombangnya, yaitu yang
bergelombang antara 240 m μ sampai 300 m μ. Lampu air rasa banyak
memancarkan sinar bergelombang pendek ini. Lebih dekat, pengaruhnya lebih
buruk. Dengan penyinaran pada jarak dekat sekali, bakteri bahkan dapat mati
seketika, sedang pada jarak yang agak jauh mungkin sekali hanya pembiakannya
sajalah yang terganggu. Spora-spora dan virus lebih dapat bertahan terhadap sinar
ultra-ungu. Sinar ultra-ungu biasa dipakai untuk mensterilkan udara, air, plasma
darah dan bermacam-macam bahan lainya.

2. Faktor Kimia

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba yaitu seperti


senyawa yang berupa desinfektan dan antibiotik. Zat-zat yang hanya menghambat
pembiakan bakteri dengan tidak sampai membunuhnya disebut zat antiseptik atau
zat baktetiostatik. Zat yang dapat membunuh bakteri disebut desinfektan, germisida
atau bakterisida.

a. Desinfektan

 Fenol Dan Senyawa-Senyawa Lain Yang Sejenis Larutan fenol 2 sampai


4% berguna bagi desinfektan.Kresol atau kreolin lebih baik khasiatnya
daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabun dengan
kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektan-desinfektan yang
lain.

 Formaldehida (CH2O) Suatu larutan formaldehida 40% biasa disebut


formalin.Desinfektan ini banyak sekali digunakan untuk membunuh bakteri,
virus, dan jamur.
 Alkohol Etanol murni itu kurang daya bunuhnya terhadap bakteri.Jika
dicampur dengan air murni, efeknya lebih baik.Alcohol 50 sampai 70%
banyak digunakan sebagai desinfektan.

 Yodium Yodium-tinktur, yaitu yodium yang dilarutkan dalam alcohol, banyak


digunakan orang untuk mendesinfeksikan luka-luka kecil.Larutan 2 sampai
5% biasa dipakai.

 Klor Dan Senyawa Klor Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum.

b. zat warna

Beberapa macam zat warna dapat menghambat pertumbuhan bakteri.Pada


umumnya bakteri gram positif iktu lebih peka terhadap pengaruh zat warna
daripada bakteri gram negative. Hijau berlian, hijau malakit, fuchsin basa,
kristal ungu sering dicampurkan kepada medium untuk mencegah
pertumbuhanbakteri gram positif. Kristal ungu juga dipakai untuk
mendesinfeksikan luka-luka pada kulit.

c. detergen

Sabun biasa itu tidak banyak khasiatnya sebagai obat pembunuh bakteri,
tetapi kalau dicampur dengan heksaklorofen daya bunuhnya menjadi besar
sekali.Sejak lama obat pencuci yang mengandung ion (detergen) banyak
digunakan sebagai pengganti sabun.Detergen bukan saja merupakan
bakteriostatik, melainkan juga merupakan bakterisida.Terutama bakteri yang
gram positif itu peka sekali terhadapnya.

d. Sulfonamida

Sejak 1937 banyak digunakan persenyawaan-persenyawaan yang


mengandung belerang sebagai penghambat pertumbuhan bakteri namun
tidak merusak jaringan manusia.Terutama bangsa kokus seperti
Streptococcus yang menyerang tenggorokan, Pneumococcus, Gonococcus,
dan Meningococcus sangat peka terhadap sulfonamida

e. Antibiotik

Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil, maupun
spiril, dikatakan mempunyai spektrum luas.Sebaliknya, suatu antibiotik yang
hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut antibiotik yang spektrumnya
sempit.Pinisilin hanya efektif untuk membrantas terutama jenis kokus, oleh
karena itu penisilin dikatakan mempunyai spektrum yang sempit.Tetrasiklin
efektif bagi kokus, basil dan jenis spiral tertentu, oleh karena itu tetrasiklin
dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebelum suatu antibiotik digunakan
untuk keperluan pengobatan, maka perlulah terlebih dahulu antibiotik itu diuji
efeknya terhadap spesies bakteri tertentu.

f. Garam – Garam Logam

Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah
yang kecil saja dapat membunuh bakteri.Kelemahannya adalah garam dari
logam berat ini mudah merusak kulit. Meskipun demikian orang masih bisa
menggunakan merkuroklorida (sublimat) sebagai desinfektan.

6. Pengukuran Pertumbuhan mikroba

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur atau menghitung jumlah
jasad renik, yaitu :

1. Perhitungan jumlah sel

A. Hitungan mikroskopik, dimana cara perhitungan mikroskopik dibagi


menjadi dua metode, yaitu :

1) Metode Petroff-Hausser Metode Petroff-Hausser dengan


menghitung mikroskopik dilakukan dengan pertolongan kotak-kotak
skala.

2) Metode breed Metode ini digunakan untuk menganalisis susu yang


mengandung bakteri dalam jumlah tinggi. Cara ini merupakan cara
cepat, yaitu menghitung bakteri langsung dengan menggunakan
mikroskop.

B. Hitungan cawan Apabila sel microbe yang masih hidup ditumbuhkan pada
medium, maka microbe tersebut akan berkembang biak dan membentuk
koloni yang dapat dilihat langsung, dan kemudian dihitung tanpa
menggunakan mikroskop.
C.MPN (Most Probable Number) Metode MPN dengan menggunakan
medium cair di dalam tabung reaksi. Perhitungan MPN berdasarkan pada
jumlah tabung reaksi yang positif, yakni ditumbuhi oleh microbe setelah
inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.

2. Perhitungan masa sel secara langsung

A. Cara volumetric dan geometric

Metode volumetric dan geometric yaitu pengukuran sel dilakukan terlebih


dahulu dengan menyaring mikroorganisme tersebut. Perhitungan massa sel secara
tidak langsung sering digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel selama proses
fermentasi, di mana komponen substrat atau bahan yang difermentasi dapat diamati
dan diukur.

Metode langsung hitungan mikroskopik dapat dilakukan dengan


haemositometer digunakan untuk mengukurpertumbuhan bakteri pada susu atau
vaksin dan hitungan cawan digunakan untuk mengukur pertumbuhan bakteri susu,
air, makanan, tanah. Hitungan mikroskopik menggunakan ruang penghitung
hemositometer mempunyai kelebihan cepat dalam pengerjaannya, tetapi
mempunyai beberapa kekurangannya yaitu tingkat kesalahan tinggi, sel mati bisa
terhitung dan sel ukurankecil sulit teramati.

3. Perhitungan massa sel secara tidak langsung

Perhitungan masa sel secara langsung maupun masa sel secara tidak
langsung. Perhitungan masa sel secara langsung maupun masa sel secara tidak
langsung jarang digunakan dalam menguji jumlah microba pada bahan, tetapi
juga sering digunakan untuk mengukur pertumbuhan sel selama proses
fermentasi. Dalam perhitungan masa sel secara langsung, jumlah
mikroorganisme dapat dihitung jika medium pertumbuhannya tidak mengganggu
pengukuran. Macam-macam perhitungan massa sel secara tidak langsung :

a. Analisis komponen sel (protein, ADN. ATP)

b. Analisis produk katabolisme (metabolit primer, metabolit sekunder, panas)

c. Analisis komsumsi nutrien (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino dan


mineral).
Metode tidak langsung melalui kekeruhan atau turbiditas dengan melihat
massa sel. Metode ini menggunakan alat yaitu spektrofotometer. Alat ini dapat
ditentukan nilai absorbansi atau kerapatan optik. Sebelumnya perlu dibuat kurva
baku untuk mengetahui jumlah sel. Kelebihannya cepat, mudah, tidak merusak
sample sedangkan kekurangannya sel hidup dan sel mati tidak terukur. Metode
tidak langsung melalui berat kering sel. Metode tidak langsung dapat dilihat
berdasarkan:

a) Berdasarkan kekeruhan, bila suspensi biakan cair & homogeny

b) Berdasarkan berat kering sel, bila suspensi biakan kental & tidak
homogeny

c) Berdasarkan kadar nitrogen, bila suspensi biakan kental & tidak


homogeny

d) Berdasarkan aktivitas biokimia, menggunakan uji mikrobiologis.

7. Keuntungan dan kerugian mikroba air, tanah dan udara bagi lingkungan

Menurut Anonim (2013:24) bahwa adanya peranan dalam member suatu


keuntungan dan kerugian dalam suatu mikroba bagi lingkungan yang ada. Hal ini
jelas terlihat bahwa semua mikroba tidaklah hanya yang negative saja peranannya.
Ternyata denga contoh dibawah ini ada yang bersifatpositif bagi lingkungan dan
kelangsungan hidupnya:

1. Mikroba Air

Kehadiran mikroba di dalam air dapat menguntungkan tetapi juga dapat


merugikan. Beberapa keuntungan mikroba dalam air antara lain :

a) Banyak plankton, baik fitoplankton ataupun zooplankton yang


merupakan makanan utama ikan, sehingga kehadirannya merupakan
tanda kesuburan perairan tersebut. Jenis-jenis mikroalgae misalnya
adalah: Chlorella, Hydrodyction, Pinnularia, Scenedesmus, Tubellaria.

b) Berperan sebagai jasad ”dekomposer”, artinya jasad tersebut


mempunyai kemampuan untuk mengurai atau merombak senyawa yang
berada dalam badan air. Sehingga kehadirannya dimanfaatkan dalam
pengolahan buangan di dalam air secara biologis.
c) Penghasil oksigen, karena pada umumnya mikroalgae mempunyai
klorofil, sehingga dapat melakukan fotosintesis. Di dalam air, kegiatan
fotosintesis akan menambah jumlah oksigen, sehingga nilai kelarutan
oksigen akan naik/ber-tambah, ini yang diperlukan oleh kehidupan di
dalam air.

4. Kehadiran senyawa hasil rombakan bakteri atau fungi dimanfaatkan oleh


jasad pemakai. Tanpa adanya jasad pemakai kemungkinan besar
akumulasi hasil uraian tersebut dapat mengakibatkan keracunan terhadap
jasad lain, khususnya ikan. Sedangkan kerugian adanya mikroba dalam air
antara lain :

a) Jika di dalam badan air terdapat mikroba penyebab penyakitakan


membahayakan, seperti: Salmonella (penyebab penyakit
tifus/paratifus), Shigella (penyebab penyakit disentri basiler), Vibrio
(penyebab penyakit kolera), Entamoeba (penyebab disentri amuba).

b) Dapat ditemukan mikroba penghasil toksin seperti : Clostridium yang


hidup anaerobik, yang hidup aerobik misalnya : Pseudomonas,
Salmonella, Staphyloccus, serta beberapa jenis mikroalgae seperti
Anabaena dan Microcystis

c) Sering didapatkan warna air bila disimpan cepat berubah. Ini


disebabkan oleh adanya bakteri besi misal Crenothrix yang mempunyai
kemampuan untuk mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri.

d) Di pemukiman baru yang asalnya persawahan, kalau air pompa


disimpan menjadi berbau disebabkan oleh adanya bakteri belerang
misal Thiobacillus yang mempunyai kemampuan mereduksi senyawa
sulfat menjadi H2S.

e) Dapat menyebabkan warna air berubah menjadi berwarna hijau, biru-


hijau atau warna-warna lain yang sesuai dengan warna yang dimiliki
oleh mikroalgae. Bahkan suatu proses yang sering terjadi pada danau
atau kolam yang besar yang seluruh permukaan airnya ditumbuhi
oleh algae yang sangat banyak dinamakan blooming. Biasanya jenis
mikroalgae yang berperan didalamnya adalah Anabaena flosaquae
dan Microcystis aerugynosa.

2. Mikroba Tanah

Tanah merupakan campuran yang terdiri bahan organik, anorganik, air,


udara yang semuanya tercampur. Secara langsung dan tidak langsung bahwa
buangan dari manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad hidup yang lain dibuang dan
dikubur dalam tanah.Populasi mikrobe di dalam tanah terbagi menjadi tiga
golongan besar yaitu : Golongan Autohtonus, Golongan Zimogenik dan Golongan
Transien.

3. Mikroba Udara

Flora mikrobe yang ada bersifat sementara dan beragam. Jumlah dan
tipe mikrobe yang mencemari udara ditentukan oleh sumber pencemaran di
dalam lingkungan, misalnya dari saluran pernafasan manusia disemprotkan
melalui batuk dan bersin. Kelompok mikrobe yang paling banyak ditemukan
sebagai jasad hidup yang tidak diharapkannya di udara, umumnya disenut jasad
kontaminan. Yang dinyatakan sebagai jasad kontaminan yaitu :

a. Bakteri : Bacillus, Stapbylococcus, Pseudomonas

b. Kapang : Aspegillus, Mucor, Rhizopus, Penicillium, Trichoderma

c. Khamir : Candida, Saccharomyces, Paecylomyces.


BAB III

PENUTUP
8. Kesimpulan

Berdasarkan data, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pertumbuhan pada mikroba sebagai pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri

2. Media berfungsi sebagai tempat pembiakan, sumber makanan, dan penyedia nutrisi bagi
mikroorganisme yang akan dibiakan serta media juga berfungsi untuk membiakkan,
mengasingkan, mengirimkan dan meyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di
laboratorium.

3. Syarat suatu pertumbuhan mikroba

1. Mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
mikoorganisme.

2. Mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroba.

3. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami mikroorganismyang


diinginkan, tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.

4. Kurva pertumbuhan mikroba meliputi fase lag, fase pertumbuhan, fase stasioner dan fase
kematian

5. Kultur pertumbuhan mikroba yang sering digunakan dalam mikrobiologi yaitu nutrien agar,
PDA, PCA, lactose broth, NB, Eosin Methylene Blue Agar , dan Trypticase Soy Broth.

6. Waktu generasi setiap mikroba berbeda dengan adanya cara penghitungan.

7. Perhitungan pada mikroba ada yang secara langsung dan tidak langsung

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba adalah ketersediaan oksigen, suplei


nutrient, Suhu, pH dan Kelembaban.
Daftar Rujukan

Anonim. 2008. Pertumbuhan yang terjadi Pada MikroorganismeI


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19661103199101 2-
YANTI_HAMDIYATI/Pertumbuhan_pada_mikroorganisme_I.pdf diakses tanggal 22 Oktober 2014

Anonim . 2010a. Media Pertumbuhan Mikroorganisme. http://mikrobiologipraktik.com/media-


pertumbuhan-mikroorganisme-2/ diakses tanggal 23 Oktober 2014

Anonim . 2010b. Pertumbuhan Mikroorganisme atau Pertumbuhan Pada Mikroba.


http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/MIKROBIOLOGI/document/Pertumbuha n diakses
tanggal 13 November 2014

Anonim . 2013. Mikroba Air.


http://www.indonesian-publichealth.com/2013/06/kualitasbakteriologis-air-bersih.html diakses
tanggal 13 November 2014

Dwijoseputro, 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Schlegel, H. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Partono, A. 1993. Pertumbuhan Bakteri. Bandung : Seminar Bioteknologi

Anda mungkin juga menyukai