reproduksi bakteri
NIRMAWATI ANGRIA
DEFINISI PERTUMBUHAN
Tipe
Pertumbuhan
Ciri khas reproduksi bakteri adalah Pembelahan Biner ( dari satu sel
bakteri dihasilkan dua sel anakan yang sama besar)
Interval waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri atau populasi
menjadi berjumlah dua kali lipat disebut Waktu Generasi.
Tidak semua spesies bakteri memiliki waktu generasi yang sama. Mayoritas
berkisar 1 – 3 jam. Contoh : E.coli butuh waktu singkat 15-20 menit ,
sedangkan M.tuberculosis memiliki waktu generasi sekitar 20 jam.
Waktu generasi tergantung Nutrisi di dalam media pertumbuhan serta sesuai
dengan kondisi fisik yang mendukung pertumbuhan.
Faktor-faktor pertumbuhan MO : Faktor fisik dan faktor kimia
Tahap Pembelahan Biner
3
Fase Pertumbuhan Bakteri
Kurva Fase Pertumbuhan Bakteri
1. Suhu
a. Suhu pertumbuhan bakteri
Kisaran suhu pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu
optimum, dan suhu maksimum.
Suhu minimum adalah suhu terendah tetapi bakteri masih dapat
hidup.
Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk pertumbuhan
bakteri.
Suhu maksimum adalah suhu tertinggi untuk kehidupan bakteri.
Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhannya, bakteri dapat
dikelompokkan menjadi bakteri psikrofil (kriofil), mesofil, dan
termofil.
Psikrofil adalah kelompok bakteri yang dapat tumbuh pada
suhu 0-30ºC dengan suhu optimum sekitar 15ºC.
Mesofil adalah kelompok bakteri pada umumnya, mempunyai
suhu minimum 15ºC suhu optimum 25-37ºC dan suhu
maksimum 45-55ºC.
termofil adl tahan hidup pada suhu tinggi, bakteri ini mempunyai
membran sel yang mengandung lipida jenuh, sehingga titik didihnya
tinggi, dapat memproduksi protein termasuk enzim yang tidak
terdenaturasi pada suhu tinggi. Kelompok ini mempunyai suhu
minimum 40ºC, optimum pada suhu 55-60 ºC dan suhu maksimum
untuk pertumbuhannya 75 ºC.
Bakteri termofil obligat adl bakteri yang tidak tumbuh dibawah suhu
30ºC dan mempunyai suhu pertumbuhan optimum pada 60ºC
bakteri termofil fakultatif adalah bakteri termofil yang dapat tumbuh
dibawah suhu 30 ºC
Bakteri yang hidup di dalam tanah dan air, umumnya bersifat mesofil, tetapi
ada juga yang dapat hidup diatas 50ºC (termotoleran). Contoh bakteri
termotoleran adalah Methylococcus capsulatus.
Contoh bakteri termofil adalah Bacillus, Clostridium, Sulfolobus, dan bakteri
pereduksi sulfat/sulfur.
Bakteri yang hidup di laut (fototrof) dan bakteri besi(Gallionella) termasuk
bakteri psikrofil.
b. Suhu tinggi
Apabila bakteri dihadapkan pada suhu tinggi diatas suhu maksimum, akan
memberikan beberapa macam reaksi.
(1) Titik kematian thermal adalah suhu yang dapat mematikan spesies
bakteri dalam waktu 10 menit pada kondisi tertentu.
(2) Waktu kematian thermal adalah waktu yang diperlukan untuk
membunuh suatu spesies bakteri pada suatu suhu yang tetap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi titik kematian thermal ialah waktu,
suhu, kelembaban, spora, umur bakteri, pH dan komposisi medium.
Contoh waktu kematian thermal (TDT/ thermal death time) untuk
beberapa jenis bakteri adalah:
Escherichia coli, dlm waktu 20-30 menit suhu 57ºC
Staphylococcus aureus waktu 19 menit 60ºC
Spora Bacilus subtilis 20-50menit 100 ºC
Spora Clostridium botulinum 100-330 menit100 ºC
c. Suhu rendah
Apabila bakteri dihadapkan pada suhu rendah dapat menyebabkan
gangguan metabolisme. akibatnya adalah
(1) Cold shock , adalah penurunan suhu yang tiba-tiba menyebabkan
kematian bakteri, terutama pada bakteri muda atau pada fase logaritmik,
(2) Pembekuan (freezing), adalah rusaknya sel dengan adanya kristal es
di dalam air intraseluler
(3) Lyofilisasi , adalah proses pendinginan dibawah titik beku dalam
keadaan vakum secara bertingkat.
2. Kandungan air (pengeringan)
Setiap bakteri memerlukan kandungan air bebas tertentu
untuk hidupnya.
Bakteri umumnya memerlukan kelembaban tinggi.
Contohnya bacillus dan laktobacillus
3. Tekanan osmose
Tekanan osmose sangat erat hubungannya dengan kandungan air.
Apabila bakteri diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya akan
mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari
dinding sel akibat mengkerutnya sitoplasma.
Apabila diletakkan pada larutan hipotonis, maka sel bakteri akan
mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel karena cairan masuk ke
dalam sel, sel membengkak dan akhirnya pecah.
Berdasarkan tekanan osmose :
(1) bakteriosmofil, adalah bakteri yang dapat tumbuh pada kadar
gula tinggi,
(2) bakteri halofil, adalah bakteri yang dapat tumbuh pada kadar
garam halogen yang tinggi,
(3) bakteri halodurik, adalah kelompok bakteri yang dapat tahan
(tidak mati) tetapi tidak dapat tumbuh pada kadar garam
tinggi,kadar garamnya dapat mencapai 30 %.
4. pH
a. Kadar ion hidrogen (pH)
bakteri umumnya menyukai pH netral (pH 7). Beberapa
bakteri dapat hidup pada pH tinggi (medium alkalin).
Contohnya adalah bakteri nitrat, rhizobia, actinomycetes,
dan bakteri pengguna urea. Hanya beberapa bakteri yang
bersifat toleran terhadap keasaman, misalnya Lactobacilli,
Acetobacter, dan Sarcina ventriculi.
b. Berdasarkan pH-nya bakteri dapat dikelompokkan menjadi 3
yaitu
(a) bakteri asidofil adalah kelompok bakteri yang dapat hidup
pada pH 2,0-5,0
(b) bakteri mesofil (neutrofil) adalah kelompok bakteri yang
dapat hidup pada pH 5,5-8,0
(c) bakteri alkalifil, adalah kelompok bakteri yang dapat hidup
pada pH 8,4-9,5. Contoh pH minimum, optimum, dan
maksimum untuk beberapa jenis bakteri adalah sebagai
berikut :
Nama Bakteri pH
1. Nutrisi
Nutrisi merupakan substansi yang diperlukan untuk biosintesis dan pembetukan
energy.
Nutrisi dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Makroelemen, yaitu elemen-elemen nutrisi yang diperlukan dalam jumlah
banyak (gram),yang meliputi karbon,Oksigen, Nitrogen, Sulfur,Fosfor,
Kalium, Magnesium, Kalsium, Besi.
b. Mikroelemen, yaitu elemen-elemen nutrisi yang diperlukan dalam jumlah
sedikit (mg hingga ppm), yang meliputi mangan, Zinc, Kobalt,
Molibdenum, Nikel dan tembaga.
2. Media Kultur
1. Nutrisi
Protein, peptida dan asam amino.
2. Energi
Karbohidrat yang paling banyak digunakan adalah glukosa,
laktosa, manosa, sukrosa, dan maltosa.
3. Logam dan Mineral
- Komponen makro : Na, K, Cl, Ca, Mg, Fe
- Komponen mikro : Zn, Mn
4. Buffer
Contohnya : phospat,citrat, acetat
5. Indikator
Penamabahan indikator merupakan cara efektif untuk mendeteksi fermentasi
karbohidrat. Contohnya : BTB (Brom Timol Blue), phenol red
6. Bahan selektif
Berupa bahan kimia atau antibiotik ditambahkan pada media bertujuan untuk
menekan pertumbuhan Bakteri yang diinginkan tumbuh.
7. Gelling Agent
agar untuk media diproses sehingga dihasilkan agar yang toksisitasnya rendah,
jernih, dan kemampuan difusinya rendah
8. Komponen-komponen lain
misalnya darah untuk mendeteksi adanya enzim hemolitik.
Jenis-Jenis media
Berdasarkan Bentuk
Media
Berdasarkan Struktur
Pembagian media
media
Berdasarkan sifat dan
fungsinya
Media Berdasarkan Bentuknya
1. Media Buatan
media yang dibuat atau diracik sendiri sesuai dengan resep yang sudah ada
sesuai kebutuhan.
2. Media Rehidrat
Media yang sudah dibuat oleh perusahaan atau pabrik tertentu. Sifatnya
hygroskopis, peka terhadap kelembapan, panas dancahaya ).
Media Berdasarkan Strukturnya
STERILISASI
• Tyndallisasi
Mendidihkan medium dengan uap selama beberapa menit, kemudian
didiamkan selama 1 hari, kemudian didihkan lagi hingga 3 kali
ulangan.
• Autoclaving
Menggunakan Autoclave (Tangki Sterilisasi), selama 15-20 menit
pada suhu 121 0C, tekanan 1 atm/ cm2 (15 lb/ inchi2).
• Filtrasi
Menggunakan saringan porselain atau tanah diatom dengan pore
tertentu.
2. Sterilisasi Alat
Sterilisasi Kering menggunakan oven pada temperatur 160-170
0C selama 2-3 jam.
Autoclave
Cara pembuatan media
3. Mengatur pH aquadest
Gunakan kertas pH untuk mengatur ph aquadest. Jika pH masih dibawah ketentuan
atau cenderung ke asam, maka tambahkan dengan KOH tetes demi tetes sehingga
mencapai pH yang diinginkan (netral). Demikian pula bila diatas ketentuan
cenderung basa, maka harus ditambahkan HCL tetes demi tetes hingga netral.
4. Melarutkan bahan
bahan yang ditimbang dimasukkan kedalam erlenmeyer, sisa bahan yang menempel
pada cawan yang digunakan menimbang dibilas dengan aquadest sebanyak 3 kali,
kemuadian tambahkan aquadest dengan pH yang telah diatur sebelumnya sampai
pada garis standar, lalu aduk sampai homogen.
Tidak semua larutan mudah larut, maka gunakan waterbath atau magnetik stirer.
5. Menstrilkan Bahan
Media yang telah homogen dalam erlenmeyer disumbat dengan kapas , kemudian
masukkan dalam autoclave untuk disterilkan selama 15 menit suhu 121 C
6. Menuang ke dalam petridisk/tabung
Setelah disterilkan , tuang media ke dalam petridisik atau tabung (sesuai dengan
kebutuhan).
untuk petridisk tuangkan media 15-20 ml
untuk tabung tuangkan media 5 – 10 ml ( klo dibutuhkan agar miring maka tabung
segera dimiringkan setelah penuangan, jika dibutuhkan agar tegak simpan secara
tegak lurus pada saat penuangan )
7. Menyimpan Media
Setelah penuangan simpan diamkanlah (dinginkan sampai memadat) agar dalam
posisinya masing-masing. Setelah padat selanjutnya simpan dalam lemari es
sampai siap digunakan.
Metode tuang
Metode Swab
“
TERIMAKASIH
”
nirmawatiangria@gmail.com