Anda di halaman 1dari 52

PERTUMBUHAN dan

reproduksi bakteri

NIRMAWATI ANGRIA
DEFINISI PERTUMBUHAN

 Pertumbuhan adalah pertambahan teratur semua komponen sel


suatu organisme
 Perbanyakan Bakteri (Multiplikasi) adalah pertambahan jumlah
organisme yang membentuk populasi.

Pertumbuhan Bakteri menunjukkan


peningkatan jumlah Bakteri dan bukan
peningkatan ukuran sel individu.
Pembelahan inti tanpa diikuti
pembelahan sel sehingga dihasilkan
peningkatan ukuran sel

Tipe
Pertumbuhan

Pembelahan inti yang diikuti


pemebelahan sel sehingga dihasilkan
peningkatan jumlah sel serta
perbesaran ukuran sel diikuti
pembelahan membentuk dua
progeny yang kurang lebih
berukuran sama
Pembelahan Biner

 Ciri khas reproduksi bakteri adalah Pembelahan Biner ( dari satu sel
bakteri dihasilkan dua sel anakan yang sama besar)
 Interval waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri atau populasi
menjadi berjumlah dua kali lipat disebut Waktu Generasi.
 Tidak semua spesies bakteri memiliki waktu generasi yang sama. Mayoritas
berkisar 1 – 3 jam. Contoh : E.coli butuh waktu singkat 15-20 menit ,
sedangkan M.tuberculosis memiliki waktu generasi sekitar 20 jam.
 Waktu generasi tergantung Nutrisi di dalam media pertumbuhan serta sesuai
dengan kondisi fisik yang mendukung pertumbuhan.
 Faktor-faktor pertumbuhan MO : Faktor fisik dan faktor kimia
Tahap Pembelahan Biner

1. Fase Pertama = sitoplasma dibelah oleh sekat yang tumbuh


tegak lurus pada arah melintang
2. Fase Kedua = Sekat diikuti dengan pembentukan dinding sel
yang melintang
3. Fase Terakhir = Terjadi pemisahan oleh kedua sel
1

3
Fase Pertumbuhan Bakteri
Kurva Fase Pertumbuhan Bakteri

Lag Eksponensial Stasioner Kematian


Fase adaptasi/ fase penyesuaian Bakteri pada
suatu lingkungan baru.
Ciri Fase lag a/ tdk adanya peningkatan jumlah
sel, yang ada hanyalah peningkatan ukuran sel.
1. Fase Lag Lama Fase Lag tergantung pada kondisi dan
jumlahawal MO dan Media Pertumbuhan.

Bakteri tumbuh dan membelah pada kecepatan


2. Fase maksimum, tergantung pada media
Eksponensial mikrorganisme, sifat media, dan kondisi
(Log) pertumbuhan.
3. Fase Pertumbuhan Bakteri berhenti dan terjadi
Stasioner keseimbangan antara jumlah sel yang
membelah dengan jumlah sel yang mati

Jumlah sel yang mati meningkat


4. Fase
disebabkan ketidaktersediaan nutrisi dan
Kematian
akumulasi produk buangan yang toksik
Faktor-Faktor
Pertumbuhan Bakteri

 Aktivitas bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor


lingkungannya. Perubahan lingkungan dapat mengakibatkan
perubahan sifat morfologi dan fisiologi bakteri.
 Beberapa bakteri sangat resisten terhadap perubahan faktor
lingkungan.
 Bakteri tersebut dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan
kondisi baru tersebut.
 Faktor lingkungan meliputi faktor-faktor abiotik (fisika dan
kimia), dan faktor biotik.
FAKTOR FISIK

1. Suhu
a. Suhu pertumbuhan bakteri
 Kisaran suhu pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu
optimum, dan suhu maksimum.
 Suhu minimum adalah suhu terendah tetapi bakteri masih dapat
hidup.
 Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk pertumbuhan
bakteri.
 Suhu maksimum adalah suhu tertinggi untuk kehidupan bakteri.
Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhannya, bakteri dapat
dikelompokkan menjadi bakteri psikrofil (kriofil), mesofil, dan
termofil.
 Psikrofil adalah kelompok bakteri yang dapat tumbuh pada
suhu 0-30ºC dengan suhu optimum sekitar 15ºC.
 Mesofil adalah kelompok bakteri pada umumnya, mempunyai
suhu minimum 15ºC suhu optimum 25-37ºC dan suhu
maksimum 45-55ºC.
 termofil adl tahan hidup pada suhu tinggi, bakteri ini mempunyai
membran sel yang mengandung lipida jenuh, sehingga titik didihnya
tinggi, dapat memproduksi protein termasuk enzim yang tidak
terdenaturasi pada suhu tinggi. Kelompok ini mempunyai suhu
minimum 40ºC, optimum pada suhu 55-60 ºC dan suhu maksimum
untuk pertumbuhannya 75 ºC.
 Bakteri termofil obligat adl bakteri yang tidak tumbuh dibawah suhu
30ºC dan mempunyai suhu pertumbuhan optimum pada 60ºC
 bakteri termofil fakultatif adalah bakteri termofil yang dapat tumbuh
dibawah suhu 30 ºC
 Bakteri yang hidup di dalam tanah dan air, umumnya bersifat mesofil, tetapi
ada juga yang dapat hidup diatas 50ºC (termotoleran). Contoh bakteri
termotoleran adalah Methylococcus capsulatus.
 Contoh bakteri termofil adalah Bacillus, Clostridium, Sulfolobus, dan bakteri
pereduksi sulfat/sulfur.
 Bakteri yang hidup di laut (fototrof) dan bakteri besi(Gallionella) termasuk
bakteri psikrofil.
b. Suhu tinggi
 Apabila bakteri dihadapkan pada suhu tinggi diatas suhu maksimum, akan
memberikan beberapa macam reaksi.
(1) Titik kematian thermal adalah suhu yang dapat mematikan spesies
bakteri dalam waktu 10 menit pada kondisi tertentu.
(2) Waktu kematian thermal adalah waktu yang diperlukan untuk
membunuh suatu spesies bakteri pada suatu suhu yang tetap.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi titik kematian thermal ialah waktu,
suhu, kelembaban, spora, umur bakteri, pH dan komposisi medium.
Contoh waktu kematian thermal (TDT/ thermal death time) untuk
beberapa jenis bakteri adalah:
 Escherichia coli, dlm waktu 20-30 menit suhu 57ºC
 Staphylococcus aureus waktu 19 menit 60ºC
 Spora Bacilus subtilis 20-50menit 100 ºC
 Spora Clostridium botulinum 100-330 menit100 ºC
c. Suhu rendah
 Apabila bakteri dihadapkan pada suhu rendah dapat menyebabkan
gangguan metabolisme. akibatnya adalah
(1) Cold shock , adalah penurunan suhu yang tiba-tiba menyebabkan
kematian bakteri, terutama pada bakteri muda atau pada fase logaritmik,
(2) Pembekuan (freezing), adalah rusaknya sel dengan adanya kristal es
di dalam air intraseluler
(3) Lyofilisasi , adalah proses pendinginan dibawah titik beku dalam
keadaan vakum secara bertingkat.
2. Kandungan air (pengeringan)
 Setiap bakteri memerlukan kandungan air bebas tertentu
untuk hidupnya.
 Bakteri umumnya memerlukan kelembaban tinggi.
 Contohnya bacillus dan laktobacillus
3. Tekanan osmose
 Tekanan osmose sangat erat hubungannya dengan kandungan air.
Apabila bakteri diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya akan
mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari
dinding sel akibat mengkerutnya sitoplasma.
 Apabila diletakkan pada larutan hipotonis, maka sel bakteri akan
mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel karena cairan masuk ke
dalam sel, sel membengkak dan akhirnya pecah.
 Berdasarkan tekanan osmose :
(1) bakteriosmofil, adalah bakteri yang dapat tumbuh pada kadar
gula tinggi,
(2) bakteri halofil, adalah bakteri yang dapat tumbuh pada kadar
garam halogen yang tinggi,
(3) bakteri halodurik, adalah kelompok bakteri yang dapat tahan
(tidak mati) tetapi tidak dapat tumbuh pada kadar garam
tinggi,kadar garamnya dapat mencapai 30 %.
4. pH
a. Kadar ion hidrogen (pH)
bakteri umumnya menyukai pH netral (pH 7). Beberapa
bakteri dapat hidup pada pH tinggi (medium alkalin).
Contohnya adalah bakteri nitrat, rhizobia, actinomycetes,
dan bakteri pengguna urea. Hanya beberapa bakteri yang
bersifat toleran terhadap keasaman, misalnya Lactobacilli,
Acetobacter, dan Sarcina ventriculi.
b. Berdasarkan pH-nya bakteri dapat dikelompokkan menjadi 3
yaitu
(a) bakteri asidofil adalah kelompok bakteri yang dapat hidup
pada pH 2,0-5,0
(b) bakteri mesofil (neutrofil) adalah kelompok bakteri yang
dapat hidup pada pH 5,5-8,0
(c) bakteri alkalifil, adalah kelompok bakteri yang dapat hidup
pada pH 8,4-9,5. Contoh pH minimum, optimum, dan
maksimum untuk beberapa jenis bakteri adalah sebagai
berikut :
Nama Bakteri pH

minimum optimum maksimum


Escherichia coli 4,4 6,0-7,0 9,0
Proteus vulgaris 4,4 6,0-7,0 8,4
Enterobacter aerogenes 4,4 6,0-7,0 9,0
Pseudomonas aeruginosa 5,6 6,6-7,0 8,0
Clostridium sporogenes 5,0-5,8 6,0-7,6 8,5-9,0
Nitrosomonas spp 7,0-7,6 8,0-8,8 9,4
Nitrobacter spp 6,6 7,6-8,6 10,0
Thiobacillus 1,0 2,0-2,8 4,0-6,0
Thiooxidans 4,0-4,6 5,8-6,6 6,8
Lactobacillus acidophilus
5. Oksigen
a. Mikroorgisme aerob, a/ MO membutuhkan
oksigen untuk bernapas
b. Mikrooraganisme anaerob a/ MO tidak
memerlukan oksigen untuk bernapas
Bakteri aerob dan anaerob dapat diidentifikasi dengan menumbuhkan bakteri tersebut
pada kultur cair.
1. Bakteri obligat aerob berkumpul di bagian permukaan atas tabung agar dapat
memperoleh oksigen secara maksimal
2. Bakteri obligat anaerob berkumpul di dasar tabung untuk menghindari oksigen
3. Bakteri fakultatif sebagian besar berkumpul di atas tabung, karena harus
melakukan respirasi aerob
4. Bakteri aerotoleran tidak dipengaruhi oleh oksigen , bakteri ini tersebar
diseruluh tabung.
6. Radiasi
 Sumber utama radiasi di bumi adalah sinar matahari yang
mencakup cahaya tampak, radiasi UV, inar inframerah dan
gelombang radio.
 Radiasi yang berbahaya untuk MO adalah radiasi pengionisasi yaitu
radiasi dari panjang gelombang yang sangat pendek dan berenergi
tinggi yang dapat menyebabkan atom kehilangan elektron, karena
dapat mengakibatkan mutasi yang mengarah kekematian MO.
FAKTOR KIMIA

1. Nutrisi
 Nutrisi merupakan substansi yang diperlukan untuk biosintesis dan pembetukan
energy.
 Nutrisi dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Makroelemen, yaitu elemen-elemen nutrisi yang diperlukan dalam jumlah
banyak (gram),yang meliputi karbon,Oksigen, Nitrogen, Sulfur,Fosfor,
Kalium, Magnesium, Kalsium, Besi.
b. Mikroelemen, yaitu elemen-elemen nutrisi yang diperlukan dalam jumlah
sedikit (mg hingga ppm), yang meliputi mangan, Zinc, Kobalt,
Molibdenum, Nikel dan tembaga.
2. Media Kultur

 Media adalah Suatu campuran bahan yang mengandung nutrisi untuk


pembiakan atau pertumbuhan, mempertahankan dan menyeleksi
bakteri yang dibiakkan secara in vitro (diluar tubuh )sehingga dapat
diketahui jenis bakteri.

 Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba,isolasi , memperbanyak


jumlah,menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitunganjumlah mikroba,
dimana dalam proses pembuatannyaharus distrilisasi dan menerapkan
metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media
Komponen-Komponen Media

1. Nutrisi
Protein, peptida dan asam amino.
2. Energi
Karbohidrat yang paling banyak digunakan adalah glukosa,
laktosa, manosa, sukrosa, dan maltosa.
3. Logam dan Mineral
- Komponen makro : Na, K, Cl, Ca, Mg, Fe
- Komponen mikro : Zn, Mn
4. Buffer
Contohnya : phospat,citrat, acetat
5. Indikator
Penamabahan indikator merupakan cara efektif untuk mendeteksi fermentasi
karbohidrat. Contohnya : BTB (Brom Timol Blue), phenol red
6. Bahan selektif
Berupa bahan kimia atau antibiotik ditambahkan pada media bertujuan untuk
menekan pertumbuhan Bakteri yang diinginkan tumbuh.
7. Gelling Agent
agar untuk media diproses sehingga dihasilkan agar yang toksisitasnya rendah,
jernih, dan kemampuan difusinya rendah
8. Komponen-komponen lain
misalnya darah untuk mendeteksi adanya enzim hemolitik.
Jenis-Jenis media

Berdasarkan Bentuk
Media

Berdasarkan Struktur
Pembagian media
media
Berdasarkan sifat dan
fungsinya
Media Berdasarkan Bentuknya

1. Media Buatan
media yang dibuat atau diracik sendiri sesuai dengan resep yang sudah ada
sesuai kebutuhan.
2. Media Rehidrat
Media yang sudah dibuat oleh perusahaan atau pabrik tertentu. Sifatnya
hygroskopis, peka terhadap kelembapan, panas dancahaya ).
Media Berdasarkan Strukturnya

1 Media padat (Solid)


Media yang berbentuk padat, Umumnya ditambahkan 12-15 gr tepung agar per
1000 ml media tergantung jenis bakteri. Digunakan untuk pembiakan bakteri dan
jamur.
2. Media Cair ( Liquid )
Media yang berbentuk cair biasanya dinamakan broth, umumnya tdk
ditambahkan zat pemadat, digunakan untuk pembiakan bakteri dan jamur.
3. Media Semi solid
Media yang berbentuk setengah padat dan setengah cair , kepadatannnya kecil
atau sedikit mangental. Media ditambahkan zat pemadat hanya 50 % atau
kurang, umunya diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang memerlukan
kandungan air dan hidup anaerob.
Media berdasarkan sifat dan fungsinya

1. Media Umum (Basic Medium )


Media yang secara rutin selalu tersedia dilaboratorium karena bahan dasar yang
disukai oleh bakteri. Contoh : NA (Nutrient Agar ), PDA (Potato Dextrosa Agar)
2. Media Transportasi (Transport Medium)
Media yang digunakan untuk pengiriman specimen dari suatu tempat ke tempat
lain, yang berisi nutrisi dan berfungsi untuk mempertahankan kehidupan bakteri.
Contoh : Cary & Blair medium.
3. Media Pengaya ( Enrichment Medium )
Media berbentuk cair yang digunakan berisi bahan kimia yang dapat
menghambat beberapa flora normal dan memungkinkan pertumbuhan bakteri
patogen yang mungkin terdapat dalam jumlah kecil dalam specimen, sehingga
bakteri mudah tumbuh dengan baik dan diperbanyak. Contoh : BHIB
4. Media Differential (Diffrential Medium )
Media yang mempunyai beberapa kandungan kimiawi yang memberikan ciri
khusus pada bakteri yang berbeda melalui penampilan/gambaran koloni yang
berbeda dengan kultur. Contoh :TSIA/ KIA dll.
5. Media Selektif ( Selective Medium)
Media yang secara selektif menumbuhkan bakteri satu atau lebih jenis mikroba
tertentutetapi akan menghambat atau mematikan jenis lainnya yang tidak
diharapkan. Contoh : Mac conkey, EMBA SSA
6. Media Penguji ( Tested Medium )
Media untuk pengujian senyawa atau benda tertentu dengan bantuan mikroba,
disamping tersusun oleh senyawa dasar untuk kepentingan pertumbuhan juga
ditambahkan sejumlah senyawa yang akan diuji. Contoh : MR-VP, MIO, CA
7. Media Perhitungan ( Counter Medium )
Media yang digunakan untuk menghitung jumlah kuman pada suatu bahan
media dapat berbentuk media umum, se lektif atau diferential. Contoh : LB,
BGLBB
8. Media test kepekaan
Media yang digunakan untuk test kepekaan antibiotik. Contoh MHA
9. Media perbenihan jamur
media yang bersifat asam yang digunakan untuk isolasi jamur. Contoh : SDA
Contoh Media
Tahap-Tahap Dalam Pembuatan Media

1. Menyediakan alat dan bahan


2. Menimbang bahan (media yang kan digunakan)
3. Mengatur pH aquadest
4. Melarutkan
5. Sterilisasi bahan
6. Menuang ke dalam petridisk dan tabung
7. Menyimpan media
Kesalahan yang dapat terjadi pada
pembuatan media

1. Kualitas aquadest yang jelek


2. Wadah yang tercemar
3. Terlalu panas pada proses pembuatan
4. Terlalu lama disimpan pada suhu 50 C
5. pH tidak sesuai
6. Cara melarutkan yang tidak sempurna
7. Kesalahan penyimpanan media/bahan baku
PERSIAPAN PEMBIAKAN BAKTERI

STERILISASI

Sterilisasi merupakan proses mematikan semua Bakteri yang hidup.


Dalam proses pembiakan bakteri, sterilisasi mutlak diperlukan untuk
menghindari kontaminasi bakteri non-target atau Bakteri lain (jamur
atau virus)

Secara Umum meliputi :


1. Sterilisasi Alat
2. Sterilisasi media
1. Sterilisasi Media
Meliputi :

• Tyndallisasi
Mendidihkan medium dengan uap selama beberapa menit, kemudian
didiamkan selama 1 hari, kemudian didihkan lagi hingga 3 kali
ulangan.

• Autoclaving
Menggunakan Autoclave (Tangki Sterilisasi), selama 15-20 menit
pada suhu 121 0C, tekanan 1 atm/ cm2 (15 lb/ inchi2).

• Filtrasi
Menggunakan saringan porselain atau tanah diatom dengan pore
tertentu.

2. Sterilisasi Alat
Sterilisasi Kering menggunakan oven pada temperatur 160-170
0C selama 2-3 jam.
Autoclave
Cara pembuatan media

1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Menimbang bahan, penimbangan bahan yang akan dilakukan sesuaidengan
kebutuhan /volume yang akan dibuat.
mis: pada botol tertera 65 gr dalam 1 liter (1000 ml), sementara yang akan
dibuat 50 ml dalam 10 tabung sehingga bahan yang akan ditimbang sebanyak :
x gram = gr x Volume
1000
= 65.50
1000
= 3,25 gr

3. Mengatur pH aquadest
Gunakan kertas pH untuk mengatur ph aquadest. Jika pH masih dibawah ketentuan
atau cenderung ke asam, maka tambahkan dengan KOH tetes demi tetes sehingga
mencapai pH yang diinginkan (netral). Demikian pula bila diatas ketentuan
cenderung basa, maka harus ditambahkan HCL tetes demi tetes hingga netral.
4. Melarutkan bahan
bahan yang ditimbang dimasukkan kedalam erlenmeyer, sisa bahan yang menempel
pada cawan yang digunakan menimbang dibilas dengan aquadest sebanyak 3 kali,
kemuadian tambahkan aquadest dengan pH yang telah diatur sebelumnya sampai
pada garis standar, lalu aduk sampai homogen.
Tidak semua larutan mudah larut, maka gunakan waterbath atau magnetik stirer.
5. Menstrilkan Bahan
Media yang telah homogen dalam erlenmeyer disumbat dengan kapas , kemudian
masukkan dalam autoclave untuk disterilkan selama 15 menit suhu 121 C
6. Menuang ke dalam petridisk/tabung
Setelah disterilkan , tuang media ke dalam petridisik atau tabung (sesuai dengan
kebutuhan).
untuk petridisk tuangkan media 15-20 ml
untuk tabung tuangkan media 5 – 10 ml ( klo dibutuhkan agar miring maka tabung
segera dimiringkan setelah penuangan, jika dibutuhkan agar tegak simpan secara
tegak lurus pada saat penuangan )
7. Menyimpan Media
Setelah penuangan simpan diamkanlah (dinginkan sampai memadat) agar dalam
posisinya masing-masing. Setelah padat selanjutnya simpan dalam lemari es
sampai siap digunakan.
Metode tuang
Metode Swab

TERIMAKASIH

nirmawatiangria@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai