Anda di halaman 1dari 29

FISIOLOGI BAKTERI

I. Komponen Bakteri
Komponen dasar sel bakteri berupa air, protein, asam nukleat, polisakarida,
lemak, garam mineral, dan metabolit penting lainnya.
A. Berdasarkan konsistensi komponen bakteri terdiri dari :
1. Bahan cair  berupa air
• vegetatif : 75 – 80%  air bebas (free water)
• spora : 60 – 70%  air terikat (bound water)  fungsi: pelarut,
fenomena osmotik, dan lain-lain
2. Bahan padat : 1,34 – 13,86%
P : 10 – 45%  asam nukleat, fosfolipid, koenzim
N : 1,8 – 55%
C : 45 – 55%
Mineral : K, Na, Mg, Ca, Fe, S, Cl
B. Bahan Organik

1. Protein : 50% dari banyaknya komponen bakteri, variasi setara dengan


umur bakteri. Terdiri dari :
• nukleoprotein
• asam amino yang hampir selalu ada : arginin, histidin, lisin
• asam amino yang tidak pernah ada : dijodotirosin, tiroksin

2. Karbohidrat : 10 – 20% dari banyaknya komponen bakteri, berupa :


• starch, glikogen, macam-macam polisakharida
• karbohidrat yang bebas/terikat protein/lemak
• lapisan permukaan sel
• polimer tinggi  spesifik serologik  antigenik
3. Lemak : 1 – 40% dari banyaknya komponen bakteri, berupa granula lemak.
• Lemak yang bebas/terikat karbohidrat/protein
• umumnya ester gliserol untuk mengekstraksi : asam lemak bebas,
fosfolipid, lemak netral, waxes
•- BTA (basil tahan asam) : 40%
Nutrisi Bakteri

Nutrisi merupakan aspek yang menyangkut fisiologi yang disepakati sebagai


suplai yang dibutuhkan sel untuk tumbuh seperti sintesa protoplasma, untuk
menyediakan energi. Bahan-bahan yang diserap masuk ke dalam sel , akan
dipakai oleh sel bakteri melalui proses metabolism.

7 golongan nutrien yang dibutuhkan oleh bakteri :

1. Air
Air menjadi sumber O2 bagi bahan organik sel dan juga merupakan
pelarut nutrien sehingga dapat diserap oleh sel, serta dapat menyerap
panas yang dihasilkan selama metabolisme berlangsung.
2. Sumber energi dan donor elektron

Berdasarkan cara mendapatkan energi, mikroorganisme dibagi


menjadi :
a. Fototrof : Mikroorganisme yang mendapat energi dari sinar matahari melalui
proses fotosintesis
b. Khemotrof : Mikroorganisme yang mendapat energi dari reaksi oksidasi
bahan kimia

Berdasarkan semua sumber elektron, mikroorganisme dibagi menjadi :

a. Lipotrof : mikroorganisme yang menggunakan donor elektron


anorganik. Contoh : Hidrogen, Amonia, H2S, Fe2+.
b. Organotrof : mikroorganisme yang menggunakan donor elektron organik
3. Sumber karbon (C)

Kebutuhan mikroorganisme akan karbon (C) dibagi menjadi 2 golongan,


yaitu :
a. Autotrof : mikroorganisme yang menggunakan CO2 sebagai sumber
kabon
b. Heterotrof : mikroorganisme yang menggunakan karbon organik sebagai
sumber karbon

4. Sumber nitrogen (N)

Nitrogen (N) dapat diserap dalam bentuk organik/anorganik. Nitrogen (N)


diperlukan dalam jumlah yang besar, kira-kira 10-15% dari berat kering
bakteri. Yang berguna untuk sintesa asam amino.
5. Sumber akseptor elektron

Di dalam bio energi, akseptor elektron sangat diperlukan, jika akseptor


elektron tidak ada, maka proses akan terhambat.
Akseptor elektron terdiri dari :
- O2
- Nitrat, Nitrit
- Organik : Fe3+
- Senyawa organik
Berdasarkan kebutuhan O2 sebagai akseptor elektron, mikroorganisme dibagi
menjadi :
1. Aerob obligat, yaitu, bakteri yang tidak dapat tumbuh tanpa pasokan oksigen
yang berlimpah.

Examples of obligate aerobes are :


• Mycobacterium tuberculosis, the causative agent of tuberculosis
• Micrococcus luteus, a gram-positive bacterium that colonizes the skin.
• Neisseria meningitidis, the causative agent of severe bacterial meningitis
• N. gonorrhoeae, the causative agent of sexually transmitted gonorrhea,
2. Anaerob obligat, golongan bakteri yang mati dengan adanya oksigen.

Examples of anaerob obligate are :

• Bacteroidetes, mewakili sebagian besar mikroba di usus manusia

• Clostridium spp, gram positif, berbentuk batang. Kemampuan mereka


untuk membentuk endospora memungkinkan mereka untuk bertahan hidup
dalam lingkungan yang beroksigen.
3. Anaerob fakultatif adalah organisme yang berkembang dengan adanya
oksigen tetapi juga tumbuh tanpa adanya oksigen dengan mengandalkan
fermentasi atau respirasi anaerob.

Examples of anaerob facultative are :

Staphylococci dan Enterobacteriaceae


Stafilokokus ditemukan di kulit dan saluran pernapasan bagian atas.
Enterobacteriaceae ditemukan terutama di usus dan saluran pernapasan
bagian atas tetapi kadang-kadang dapat menyebar ke saluran kemih, di mana
mereka mampu menyebabkan infeksi.
4. Anaerob aerotolerant adalah golongan bakteri yang tidak menggunakan
oksigen karena memiliki metabolisme fermentasi, tetapi tidak dirugikan oleh
keberadaan oksigen seperti halnya anaerob obligat.
Examples of aerotolerant anaerobes are :

Lactobacilli and Streptococci, both found in the oral microbiota.

5. Mikroaerofil. Tingkat oksigen harus tepat untuk pertumbuhan, tidak terlalu


banyak dan tidak terlalu sedikit. Mikroaerofil ini adalah bakteri yang
membutuhkan tingkat minimum oksigen untuk pertumbuhan, sekitar 1% -10%

Examples of microaerophyle are :


Campylobacter jejuni
6. Mineral

Mineral yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dapat


digolongkan :
• Makronutrien : mineral yang dibutuhkan dalam jumlah relatif besar.
Contoh : K, Mg, Ca, Na, Fe

• Mikronutrien : mineral yang dibutuhkan dalam jumlah relatif sedikit.


Contoh : Zn, Cu, Mn, Mo

Mikronutrien dibutuhkan sebagai kofaktor dari bermacam-macam enzim.


7. Faktor pertumbuhan

Merupakan senyawa-senyawa organik yang sangat dibutuhkan oleh


mikroorganisme dan tidak dapat disintesa oleh sel, dibutuhkan dalam
jumlah sedikit. Contoh : Asam amino, purin/pirimidin, vitamin.

Kebutuhan akan faktor-faktor tumbuh yang pasti sulit diketahui, oleh karena
itu dalam pembuatan medium untuk bakteri digunakan PEPTON dan
ekstrak khamir yang merupakan sumber faktor tumbuh yang relatif lengkap
dan murah.
FAKTOR LINGKUNGAN /
FISIK YANG
MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN BAKTERI
1. Suhu/temperatur
Suhu rendah dapat
memperlambat metabolisme dan
aktifitas sel. Sedangkan suhu
tinggi, sampai batas tertentu akan
mempercepat aktifitas sel dan bila
di naikkan terus akan terjadi
denaturasi enzim/protein dan
bagian sel.
• Kenaikan suhu sebenarnya memperlambat pertumbuhan, dan suhu yang cukup
tinggi bisa bersifat mematikan.
• Suhu tinggi mengubah sifat enzim (denaturasi enzim), serta transportasi dan protein
lainnya.
• Suhu juga berpengaruh signifikan terhadap membran mikroba. Pada suhu yang
sangat rendah, membran mengeras. Pada suhu tinggi, lapisan ganda lipid meleleh
dan hancur. Jadi, ketika organisme berada di atas atau di bawah suhu optimumnya,
fungsi dan struktur sel akan terpengaruh.
Berdasarkan suhu pertumbuhan bakteri dibagi :

A. Mesofil adalah mikroorganisme yang tumbuh pada suhu sedang.


 Suhu pertumbuhan optimalnya sekitar 20ºC hingga 45ºC
 Suhu minimal 15ºC hingga 20ºC dan maksimal sekitar 45ºC.
 Banyak terdapat di tanah, air, hewan dan manusia
 Hampir semua patogen manusia adalah mesofil, karena suhu tubuh manusia
yang cukup konstan pada 37ºC.
Contoh : E.coli
B. Psikrofil atau Psikrotolerans, yaitu mikroba yang tumbuh di lingkungan
dingin
 Tumbuh pada suhu 0ºC atau lebih tinggi dan biasanya memiliki suhu
maksimum sekitar 35ºC.
 Psikrofil yang tumbuh dengan baik pada suhu 0ºC dan memiliki suhu
pertumbuhan optimal 15ºC; maksimumnya sekitar 20ºC disebut
Psikrofilik Obligat (banyak terdapat pada habitat yang kontsan selalu
dingin dan cepat mati jika dihangatkan sebentar pada suhu kamar).
 Psikrofil yang tumbuh pada suhu optimum 25ºC- 30ºC dan suhu
maksimum 35ºC disebut Psikrofil Fakultatif (penyebab busuknya
makanan)
C. Termofil dan Hipertermofil Mikroba yang tumbuh paling baik pada suhu
tinggi.
 Termofil tumbuh pada suhu antara 45ºC dan 85ºC, suhu optimalnya antara 55ºC
dan 65ºC. Sebagian besar adalah anggota Bakteri atau Archaea, termasuk

 beberapa protista
Hipertermofil fotosintesis
memiliki dan jamur. optimal antara 85ºC dan sekitar 113ºC.
suhu pertumbuhan
Mereka biasanya tidak tumbuh di bawah 55ºC.
2. Pengaruh pH (keasaman)

• Tiap jasad renik mempunyai pH pertumbuhan minimum, optimum, dan


maximum.
• Keasaman pada tingkat tertentu dapat menyebabkan koagulasi protein dan
mempengaruhi aktivitas enzim.
• Peningkatan suhu dapat menaikkan disosiasi asam-asam suatu larutan pH
nya netral (22ºC) jika diinkubasi pada 37ºC (akan menjadi asam dan bersifat
lethal terhadap mikroorganisme). Demikian pula larutan yang netral pada
suhu 100º C akan menjadi lebih basa pada suhu kamar.
Pembagian Mikroorganisme berdasarkan pH (keasaman) :
• Asidofil memiliki pertumbuhan optimum antara pH 0 dan 5,5
• Neutrofil, antara pH 5,5 dan 8,0
• Alkalifil (alkalofil), antara pH 8,0 dan 11,5.
3. Tekanan osmosis

• Tekanan osmosis protoplasma sel biasanya lebih besar dari pada tekanan
osmosis medium, sehingga ada tendensi absorpsi air masuk e dalam sel.
• Jika sel mikroorganisme dimasukkan dalam larutan hypertonis, maka terjadi
plasmolysis (sel mengkerut) oleh karena sel-sel akan kehilangan air.
• Jika sel-sel tersebut dimasukkan dalam larutan hypotonis maka air akan masuk
sehingga sel dapat pecah (lisis).
Berdasarkan tekanan osmosis bakteri dibagi menjadi :

a. Osmofil : mikroorganisme yang memerlukan medium dengan kadar gula


yang tinggi
b. Osmotoleran : mikroorganisme mampu tumbuh pada tekanan osmosis yang
tinggi
c. Halofil : mikroorganisme yang mampu tumbuh pada medium dengan kadar
garam tinggi
4. Tekanan hidrostatik

Barofil atau Piezofil : bakteri yang mampu tumbuh pada habitat yang
mempunyai tekanan hidrostatik yang tinggi
Contoh : bakteri di bagian dalam (Photobacterium, Shewanella, Colwellia)
Tiap 10 meter tekanan hidrosatatik samudera akan bertambah 1 atm, jadi pada
kedalaman 2000 meter tekanannya lebih kurang 200 atm.
5. Radiasi
Sinar radiasi yang bersifat germisida: Infra red, Ultra violet, Sinar
X /, sinar rontgen, Sinar matahari

Pengaruh radiasi terhadap mikroorganisme :


 Menghasilkan mutan, sinar-sinar radiasi akan diserap oleh asam inti/DNA
dan akan memutus ikatan-ikatan kimiawi

 Pengaruh lethal (kematian) tergantung dari dosis penyinaran dan panjang


gelombang.

Anda mungkin juga menyukai