(PERTUMBUHAN MIKROBA)
Capaian pembelajaran :
a. Nutrisi (Media)
b. Suhu
c. Atmosfir gas
d. Keasaman (pH)
4.1.1.NUTRISI (MEDIA)
Fototrotof
Kemotrof
4.1.1.1.Sterilisasi
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan untuk membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dan lain-
lain
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air
lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunakan autoklaf. Metode ini, merupakan cara
yang paling baik karena tekanan tinggi menyebabkan uap air panas dapat menembus
dinding sel hingga protein protoplasma sel terkoagulasi .Bahan dan alat yang
disterilkan HARUS yang tahan suhu dan tekanan tinggi autoclave.Suhu 120 C dan
tekanan 1,2 atm selama 30 menit menyebabkan endospora Bacillus
stearothermophillus rusak
Gambar 4.1. Autoklaf
• Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
/Laminar flow dengan disinari lampu UV
Gambar 4.2. Safety cabinet
a/Media umum merupakan media yang kandungan nutrisi di dalamnya sesuai untuk
pertumbuhan sebagian besar mikroba.Contoh : media nutrisi agar untuk pertumbuhan
bakteri, media Potato Dextrose Agar untuk pertumbuhan jamur
c/Media spesifik merupakan media yang komposisi nutrisinya hanya dapat ditumbuhi
mikroba tertentu.Contoh : media E. coli yang hanya spesifik untuk bakteri E. coli. Media
SSyang hanya spesifik untukbakteri Salmonella dan Shigella
Susunan bahan, baik bentuk alami (seperti taoge,kentang,daging,telur,wortel dan lain
sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organic maupun
anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba
dinamakan media.
a/Media padat
Jika dalam media ditambahkan antara 12-15 gram tepung agar-agar per 1000
ml media maka hal ini disebut media padat. Penambahan media padat ini tergantung
dari jenis mikroba yang diinokulasikan. Ada yang memerlukan kadar air tinggi,
sehingga jumlah tepung agar-agar yang ditambahkan sedikit tetapi ada pula yang
memerlukan kandungan air rendah sehingga penambahan tepung agar-agar menjadi
banyak. Media padat umumnya dipergunakan bakteri, khamir, jamur kadang-kadang
mikro algae.
b/Media cair
Jika di dalam media tidak ditambahkan zat pemadat biasanya media cair
dipergunakan untuk pembiakan mikro algae tetapi juga digunakan oleh bakteri dan
ragi.
Jika penambahan zat pemadat hanya sekitar 50% maka disebut semi padat atau
semi cair. Ini umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak
memerlukan kandungan air dan hidup anaerobik atau fakultatif.
Berdasarkan susunannya ;
• Kandungan nitrogen, baik yang berasal dari protein, asam amino dan senyawa
lain yang mengandung nitrogen.
Contoh:
Akuades 1 liter
Agar-agar 15 gram
Wortel 100gram
Akuades 200ml
a/Media alami, yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti
kentang,tepung,daging,telur,ikan,umbi-umbian dan sebagainya.
b/Media sintetis,yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia seperti media
untuk pertumbuhan dan perkembangan-biakan bakteri. Contoh, media bakteri
Clostridium terdiri dari
CaCO3 trace
c/Media semi sintetis yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan
alami dan sintetis misal :
• Kaldu nutrisi
Akuades 1 liter
4.1.2.SUHU
Karena semua proses pertumbuhan bergantung pada reaksi kimiawi dan karena laju
reaksi dipengaruhi oleh suhu maka pola pertumbuhan bakteri sangat dipengaruhi
sehingga suhu juga mempengaruhi laju pertumbuhan jumlah total pertumbuhan
mikroba. Keragaman suhu dapat juga mengubah proses-proses metabolik tertentu serta
morfologi sel. Setiap spesies bakteri tumbuh pada kisaran tertentu. Atas dasar ini maka
bakteri dapat diklasifikasikan sebagai psiklorofil yang tumbuh pada 0 samapi 30°C,
mesofil yang tumbuh pada suhu 25 sampau 40°C dan termofil yang tumbuh pada suhu
50°C atau lebih.
4.1.3.ATMOSFER GAS
Gas-gas utama yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri ialah oksigen dan karbon
dioksida. Bakteri memperlihatkan keragaman yang luas dalam hal respons terhadap
oksigen bebas dan atas dasr ini maka mudah sekali untuk membagi menjadi empat
kelompok : aerobik (organism yang membutuhkan oksigen), anaerobik (tumbuh tanpa
oksigen molekuler), anaerobik fakultatif (tumbuh pada keadaan aerobik dan
anaerobik), anaerobik mikroaerofilik (tumbuh terbaik bila ada sedikit oksigen
atmosfer). Pernyataan kelompok-kelompok bakteri ini akan diperlihatkan pada tabel
4.2. gambar 4.4 memperlihatkan secara diagramatik bagaimana keempat kelompok ini
dapat dibedakan menurut pola pertumbuhannya di dalam tabung-tabung reaksi yang
kurang lebih dua pertiganya diisi dengan medium agar. Beberapa bakteri tidak
hanya anaerobik tetapi juga sensitif terhadap oksigen, bila terkena oksigen maka akan
terbunuh. Lingkungan anaerobik dapat disediakan dengan metode-metode yang
diperlihatkan pada Gambar 4.4.
(Sumber :http://erickbio.wordpress.com)
Keterangan
1. Bakteri aerobik obligat berkumpul di bagian atas tabung reaksi untuk dapat menyerap
oksigen dengan maksimal.
2. Bakteri anaerob obligat berkumpul di bawah untuk menghindari oksigen.
3. Bakteri anaerob fakultatif berkumpul terutama di atas, karena respirasi aerobik yang
menguntungkan, namun tidak adanya oksigen tidak menghambat mereka sehingga dapat
ditemukan di sepanjang tabung.
4. Mikroaerofil berkumpul di bagian atas tabung reaksi tetapi tidak pada bagian atas. Mereka
membutuhkan oksigen, tetapi pada konsentrasi yang lebih rendah.
Mesofil 25-40°C
Termofil
(bebas pilih)
pH optimum pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri terletak antara 6,5 sampai 7,5.
Namun beberapa spesies dapat tumbuh dalam keadaan sangat asam atau sangat alkalis.
Kebanyakan spesies mempunyai nilai pH minimum dan maksimum antara 4-9.
Gambar 4.5 Jenis bakteri hidup pada pHoptimum
Bila bakteri dikulvitasi di dalam suatu medium yang mula-mula disesuaikan pH nya,
misalnya 7 maka mungkin sekali pH akan berubah sebagai akibat adanya senyawa-
senyawa asam atau basa yang dihasilkan selama pertumbuhannya. Pergeseran pH ini
dapat sedemikian besar sehingga menghambat pertumbuhan seterusnya mikroba itu.
Pergeseran pH dapat dicegah dengan menggunakan larutan penyangga di dalam
medium. Larutan penyangga adalah senyawa atau pasangan senyawa yang dapat
menahan perubahan pH. Suatu kombinasi garam-garam phospat KH2PO4 dan K2HPO4
digunakan secara luas dalam media bakteriologis untuk tujuan ini. Beberapa bahan
nutrisi medium seperti pepton yang mempunyai kapasitas penyangga. Perlu tidaknya
suatu medium diberi larutan penyangga tergantung pada maksud penggunanya dan
dibatasi oleh kapasitas penyangga yang dimiliki oleh senyawa-senyawa yang
digunakan.
Istilah pertumbuhan, umum digunakan untuk bakteri dan mikroba lain yang biasanya
mengacu pada perubahan di dalam hasil panen sel (pertambahan total massa sel) dan
bukan perubahan individu organisme.
Pertumbuhan bakteri adalah pembelahan biner melintang, satu sel membelah diri
menghasilkan dua sel jadi bila kita mulai dengan satu bakteri tunggal, maka populasi
bertambah secara geometrik :
1 ➔ 2 ➔ 22 ➔ 23 ➔ 24 ➔ 25 …….. 2n
Tidak semua spesies bakteri mempunyai waktu generasi yang sama. Dari suatu
percobaan dengan Escherichia coli dapat diketahui, bahwa bakteri ini tiap 20 menit
mengadakan pembelahan, jika faktor-faktor luar seperti media, pH, suhu tetap baik.
Kita dapat menghitung, berapa besar jumlah satu E.coli setelah dibiarkan berkembang
biak selama 24 jam, yaitu 272 ,atau lebih dari 4 x 1021 . Untunglah tidak semua bakteri
itu lestari. Kenyataan menunjukkan, bahwa sampai sekarang dunia kita belum penuh
dengan E.coli (suatu bakteri umum yang dijumpai dalam saluran pencernaan manusia
dan binatang lain).
Waktu generasi bakteri dapat ditentukan dengan menginokulasi suatu medium dengan
bakteri dalam jumlah yang diketahui, membiarkan bakteri tumbuh pada kondisi
optimum dan menentukan populasi pada interval waktu tertentu secara berkala. Data
percobaan yang dibutuhkan untuk menghitung waktu generasi adalah :
3. Interval waktu
Jika satu bakteri tunggal diinokulasikan pada suatu media dan memperbanyak diri
dengan laju konstan, maka dapat digambarkan data tersebut dengan dua cara yaitu
logaritma jumlah bakteri terhadap waktu, dan jumlah bakteri terhadap waktu.
Namun,ini tidak mewakili pola pertumbuhan yang normal, melainkan hanya
merupakan satu bagian terpilih dari kurva pertumbuhan normal, yaitu fase
pertumbuhan eksponensial atau logaritma(biasanya disebut fase log).
Gambar 4.7. Kurva pertumbuhan mikroba yang dinyatakan dalam empat fase,
masing-masing : lag,log/eksponensial,stationer,death/kematian
(sumber :http://hamstersalto.blogspot.com)
Di sini, populasi bertambah secara teratur menjadi dua kali lipat pada interval waktu
tertentu (waktu generasi) selama inkubasi ; fase pertumbuhan ini disebut juga
pertumbuhan seimbang. Di dalam kenyataannya, bila diinokulasikan sejumlah tertentu
sel pada suatu medium yang segar, lalu menentukan populasi bakteri tersebut pada
waktu-waktu tertentu pada periode inkubasi kurang lebih 24 jam, dan memetakan
logaritma jumlah sel terhadap waktu maka akan diperoleh suatu kurva. Dari sini dapat
dilihat bahwa ada suatu periode awal yang tampaknya tanpa pertumbuhan (fase lamban
atau lag phase), diikuti oleh suatu periode pertumbuhan yang cepat(kemudian
mendatar (fase statis atau stationary phase), akhirnya diikuti oleh suatu penurunan
populasi sel-sel hidup (fase kematian atau penurunan).
Diantara setiap fase ini ada suatu periode peralihan (bagian yang lengkung). Ini
menunjukkan lamanya waktu yang berlalu sebelum semua sel memasuki fase yang
baru.
Gambar 4.8. Fase log yang digunakan untuk menghitung jumlah dan waktu
generasi bakteri
Waktu generasi suatu bakteri dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ;
t
G= 𝑏
( )
3,3 log 𝐵
Dimana
G = waktu generasi
t = Selang waktu antara pengukuran jumlah sel di dalam populasi pada suatu
saat dalam fase log (b) dan kemudian lagi pada satu titik waktu kemudian (b).
B = populasi awal
log = log10
Biasanya istilah spora dipakai sebagai alat pekembang biakan yang terdapat pada
kapang alga, lumut, paku-pakuan. Tetapi istilah spora pada bakteri mempunyai arti
yang lain spora bakteri adalah bentuk bakteri yang sedang dalam usaha mengamankan
diri terhadap pengaruh buruk dari luar. Setelah keadaan baik lagi maka bungkus spora
akan pecah dan tumbuhlah bakteri sebagaimana biasanya.
Beberapa spesies dari basillus yang aerob dan beberapa spesies lain dari klostridium
yang anaerob dapat membentuk spora. Spora ini lazim disebut endospora, yaitu karena
spora terbentuk di dalam sel endrospora itu jauh lebih tahan terhadap pengaruh luar
yang buruk daripada bakteri biasa,yaitu bakteri dalam bentuk vegetatifnya. Bakteri
yang mampu membentuk endospora dapat tumbuh dan bereproduksi selama banyak
generasi sebagai sel vegetatifnya. Namun, pada beberapa tahapan di dalam
pertumbuhannya terjadi sintetis protoplasma baru di dalam sitoplasma vegetatifnya
yang dimaksudkan menjadi spora. Langkah-langkah utama di dalam proses dapat
digariskan sebagai berikut :
1. Penjajaran kembali bahan DNA menjadi filamen dan invaginasi membran sel
di dekat satu ujung sel untuk membentuk suatu struktur yang disebut bakal
spora.
2. Pembentukan sederetan lapisan yang menutupi bakal spora yaitu kortes spora
diikuti dengan selubung spora berlapis banyak.
Khamir atau yeast adalah kategori non-takson yang mencakup semua fungi ,cendawan
uniseluler yang berasal dari kingdom Zygomycota, Ascomycota, and Basidiomycota.
Khamir umumnya berkembang biak baik secara seksual maupun aseksual. Cara
aseksual yaitu dengan bertunas dan fisi (membelah menjadi dua setelah mitosis). Cara
seksual yaitu dengan fusi (penggabungan) dua sel dengan mating type (tipe
perkawinan) yang berbeda, zigot hasil fusi ini kemudian akan membentuk 4 hingga 8
spora yang kemudian menyebar (Purves dan Sadava, 2003).
Yang paling umum dari pertumbuhan vegetatif ragi adalah reproduksi aseksual oleh
tunas atau fisi. Di sini tunas kecil, atau anak sel, itu terbentuk pada sel induk. Inti sel
induk terpecah menjadi seorang putri inti dan bermigrasi ke dalam sel putri. Kuncup
terus tumbuh sampai memisahkan dari sel induk, membentuk sel baru. Kuncup dapat
berkembang pada bagian yang berbeda dari sel induk tergantung pada genus dari ragi.
Budding khamir dapat hidup dengan baik dua genom (diploid) atau satu (haploid).
Dalam kedua kasus, hal itu mereproduksi dengan membentuk tunas (sehingga 'tunas')
oleh mitosis.
Zoospora atau spora kembara adalah spora yang dapat bergerak didalam air dengan
menggunakan flagella. Jadi jamur penghasil zoospore biasanya hidup dilingkungan
yang lembab atau berair.
Endospora adalah spora yang dihasilkan oleh sel dan spora tetap tinggal didalam sel
tersebut, hingga kondisi memungkinkan untuk tumbuh.
Spora askus atau askospora adalah spora yang dihasilkan melalui perkawinan jamur
Ascomycota. Askospora terdapat didalam askus, biasanya berjumlah 8 spora. Spora
dari perkawinan kelompok jamur Basidiomycota disebut basidiospora. Basidiospora
terdapat didalam basidium,dan biasanya bejumlah empat spora.
Konidia adalah spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat melintang pada
ujung hifa atau dengan diferensiasi hingga terbentuk banyak konidia. Jika telah masak
konidia paling ujung dapat melepskan diri.
Bagian terbesar suatu kapang secara potensial mampu untuk tumbuh dan berkembang
biak. Inokulasi fragmen yang kecil sekali pada medium sudah cukup untuk memulai
individu baru. Hal ini diperoleh dengan menanamkan inokulum pada medium segar
dengan bantuan jarum tramsfer, suatu cara yang serupa dengan yang digunakan untuk
bakteri. Bedanya ialah bahwa jarum yang dipakai untuk kapang itu lebih kaku dan
ujung pipih agar dapat memotong misellium.
Secara alamiah cendawan berkembang biak dengan berbagai cara baik aseksual
dengan pembelahan, penguncupan atau pembentukan spora dapat pula secara seksual
dengan peleburan nukleus dari dua sel induknya.
SOAL