NIM;432419004
tugas
6. STERLISASI
1.FASE LAG/ADAPTASI.
Jika mikroba dipindahkan ke dalam suatu medium, mulamula akan mengalami fase
adaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. Lamanya fase adaptasi
1. Medium dan lingkungan pertumbuhan Jika medium dan lingkungan pertumbuhan sama
seperti medium dan lingkungan sebelumnya, mungkin tidak diperlukan waktu adaptasi. Tetapi
jika nutrient yang tersedia dan kondisi lingkungan yang baru berbeda dengan sebelumnya,
2. Jumlah inokulum Jumlah awal sel yang semakin tinggi akan mempercepat fase adaptasi.
Fase adaptasi mungkin berjalan lambat karena beberapa sebab, misalnya: (1) kultur
dipindahkan dari medium yang kaya nutrien ke medium yang kandungan nuriennya terbatas,
(2) mutan yang baru dipindahkan dari fase statis ke medium baru dengan komposisi sama seperti
sebelumnya.
Pada fase ini mikroba membelah dengan cepat dan konstan mengikuti kurva logaritmik.
Pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh medium tempat tumbuhnya seperti
pH dan kandungan nutrient, juga kondisi lingkungan termasuk suhu dan kelembaban udara. Pada
fase ini mikroba membutuhkan energi lebih banyak dari pada fase lainnya. Pada fase ini kultur
paling sensitif terhadap keadaan lingkungan. Akhir fase log, kecepatan pertumbuhan populasi
menurun dikarenakan :
2 Adanya hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapat menghambat pertumbuhan
mikroba.
3.FASE STATIONER.
Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama dengan
jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil karena sel tetap membelah
meskipun zat-zat nutrisi sudah habis. Karena kekurangan zat nutrisi, sel kemungkinan
mempunyai komposisi yang berbeda dengan sel yang tumbuh pada fase logaritmik. Pada fase ini
sel-sel lebih tahan terhadap keadaan ekstrim seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan-bahan
kimia.
4.FASE KEMATIAN.
Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian karena beberapa
sebab yaitu:
2 Energi cadangan di dalam sel habis. Kecepatan kematian bergantung pada kondisi
1. Nutrisi
2. Media
nutrisi
Nutrisi untuk bakteri : diperlukan untuk pertumbuhan dan fungsinya yang normal.
Autotrof
heterotrof
Fotoautotrof
kemoautotrof
Kebutuhan belerang (sulfur) dan fosfor untuk bakteri berasal dari senyawa sulfur
besi, seng, tembaga dan kobalt untuk pertumbuhan yang normal. Jumlah yang
substansi yang disebut media Media dapat dibuat dari bahan alam seperti toge, kentang,
wortel, daging, telur, susu ataupun dari bahan buatan yaitu senyawa kimia organik
ataupun anorganik
Syarat Media :
Bentuk media ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadat seperti agar,
1. Media cair (kaldu cair), tidak ditambahkan zat pemadat, dipergunakan untuk bakteri
atau ragi
2. Media padat : menggunakan agar, merupakan media umum yang dipergunakan untuk
3.Media semi padat atau semi cair: penambahan zat padat 50%, dipergunakan untuk
Susunan Media
Mengandung air, protein, asam amino, energi dan vitamin dapat berbentuk :
1. Media alami : disusun oleh bahan alami, kentang, daging, susu, telur dll
3. Media semi sintetis, media yang disusun berdasarkan campuarn bahan alami dan bahan
sintetis
Kondisi Fisik
A. SUHU
proses pertumbuhan tergantung pada reaksi kimiawi dan laju reaksi kimia
dipengaruhi oleh suhu. Sehingga pertumbuhan bakteri sangat dipengaruhi oleh suhu.
atau lebih
OKSIGEN
Gas utama yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri ialah oksigen dan karbon
yaitu :
3. Anaerobik fakultatif yaitu bakteri yang dapat tumbuh pada keadaan aerob maupun
anaerob
4. Mikroaerofilik yaitu bakteri yang tumbuh baik bila ada oksigen bebas dalam jumlah
kecil
pH
7,5, Tetapi ada beberapa bakteri yang dapat tumbuh pada pH rendah, atau tumbuh pada
optimum untuk pertumbuhan bakteri Pada kondisi lain, yaitu pada konsentrasi garam
tinggi dikenal bakteri halofilik yaitu bakteri yang dapat hidup pada air asin di laut.
a. Media Padat
Media yang digunakan untuk kultur/pertumbuhan bakteri atau mempelajari koloni bakteri
dalam bentuk padat, dapat diletakan di petri disk ataupun tabung. Media dapat berbentuk padat
b. Media cair
dikultur pada media padat. Media ini tidak dapat digunakan untuk mempelajari koloni. Contoh
b. Media Transport
Media transport adalah media yang digunakan untuk membawa spesimen dari suatu
tempat ke tempat lain, agar mikroba yang ada di dalamnya (akan diperiksa), tetap terjaga
kehidupannya sehingga memudahkan untuk mendiagnosis atau untuk keperluan lain. Macam-
macam media transport di antaranya Stuart, Amies, Carry and Blair, alkali pepton dan lain-lain.
Penggunaan masing-masing media adalah sebagai berikut:
1. Media Stuart merupakan media yang digunakan untuk media transport terutama kuman perut
(gram negatif). Misal spesimen yang berasal dari feses.
2. Media Amies merupakan modifikasi dari media stuart, dapat untuk spesimen dari sekret atau
luka, bagus untuk membawa spesimen dengan kecurigaan gonorrhea
3. Media Carry and Blair merupakan media dengan konsistensi semi solid, memiliki pH 7,2± 0,2
dengan standar pembuatan media, merupakan transport umum
c. Media Diperkaya
Media diperkaya/media kaya adalah media yang ditambahkan zat-zat organik yang diperoleh
dari makhluk hidup misal darah, telur dan lain-lain. Media ini dipergunakan untuk pertumbuhan
bakteri yang tidak dapat tumbuh pada media sederhana misal Gonococcus, Streptococcus dan
Pneumococcus.
d. Media Selektif
Media pembiakan selektif mendukung pertumbuhan mikroorganisme jenis tertentu dan
menghambat pertumbuhan flora campuran lain. Selektifitas ini diperoleh dengan menambahkan
bahan kimia, pewarna, atau antibiotik pada media. Contoh media ini adalah:
1. Grup A Selective Strep Agar dengan 5% darah domba.
2. Media Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose (TCBS) merupakan media selektif untuk bakteri
Vibrio colera.
3. Media Salmonella & Shigella Agar (SSA), media ini digunakan untuk menyeleksi bakteri
Salmonella dan Shigella
e. Media Diferensial
Sedangkan media diferensial adalah media yang mengandung unsur yang memungkinkan untuk
mengidentifikasi mikroorganisme jenis tertentu dari kultur murni atau campuran. Identifikasi ini
biasanya berdasarkan penampakan dari mikroorganisme, seperti warna koloni atau adanya
presipitat. Contoh media ini adalah :
1. Media Mac Conkey : pada media ini dapat dibedakan bakteri yang memfermentasikan laktosa
dan yang tidak memfermentasikan laktosa
2. Media Klinger Iron Agar (KIA): pada media ini dapat diketahui bakteri yang
memfermentasikan laktosa dan glukosa serta pembentukan H2S
3. Triple Sugar Iron Agar (Agar TSI) yang digunakan untuk mengidentifikasi organisme
intestinal gram negatif berdasarkan kemampuannya untuk memfermentasikan dektrosa, laktosa,
dan sukrosa, serta menghasilkan sulfida (Zimbro et al. 2009).
f. Media Kombinasi
Media jenis ini dapat berupa media yang tidak diperkaya, seperti Trypticase Soy Agar, maupun
media yang diperkaya, misalnya Trypticase Soy Agar dengan 5% darah domba.
sterilisasi
Proses sterilisasi sendiri bukan istilah yang benar-benar asing, bahkan bagi orang awam
sekalipun. Paling tidak pernah sekali bersinggungan dengan istilah ini, baik itu saat sedang
melakukan pemeriksaan medis atau mendengar istilah ini saat di bangku pendidikan. Sterilisasi
sendiri punya peran penting terutama dalam mikrobiologi, berikut ulasan selengkapnya.
Pengertian sterilisasi
Pengertian sterilisasi ini pada umumnya diartikan sebagai proses pemanasan yang mana
dilakukan untuk mematikan segala bentuk organisme. Satu benda dikatakan steril jika dipandang
dari sudut pandang mikrobiologi ini berarti benda tersebut sudah bebas dari mikroorganisme
hidup yang tidak diinginkan. Inilah pengertian sterilisasi secara singkat.
Benda atau substansi tertentu hanya dapat disebut steril atau tidak steril, tidak pernah
terjadi dalam proses sterilisasi terjadi kondisi setengah steril atau hampir steril. Pengertian
sterilisasi jadi jelas di sini, di mana proses ini berarti membunuh semua jasad renik yang ada,
hingga pada akhirnya tidak ada lagi jasad-jasad renik pada medium atau substansi tertentu yang
dapat berkembang biak.
Pada bidang mikrobiologi khususnya, sterilisasi ini memiliki peranannya sendiri. Peranan ini
adalah untuk mencegah terjadinya pencemaran organisme luar, termasuk mempertahankan
kondisi substansi yang aseptis. Sementara sterilisasi memiliki peran di bidang lain, seperti
pembuatan makanan dan obat-obatan. Sterilisasi ini punya peran untuk menjamin tidak
terjadinya pencemaran atau kontaminasi oleh mikroorganisme.