Anda di halaman 1dari 14

MEDIA

Farida Juliantina Rachmawaty

Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan definisi media media


2. Menjelaskan syarat suatu media untuk pertumbuhan mikroba
3. Menjelaskan mengenai macam-macam media dan kegunaann
3.1. Pendahuluan
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang digunakan untuk
membiakkan mikroba. Media terdapat bermacam-macam yang dapat digunakan untuk isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba maupun untuk transport
specimen dari suatu tempat ke tempat pemeriksaan mikrobiologi. Mikroorganisme memanfaatkan
nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dalam
pemeriksaan mikrobiologi, media menjadi suatu hal yang penting agar mikroba yang dapat hidup dan
menentukan bahwa mikroba yang diperiksa adalah benar-benar mikroba yang dicari atau yang
diharapkan.
Upaya pembiakan mikroorganisme memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai agar bakteri dapat
berkembang dengan baik. Dalam pertumbuhannya, mikroorganisme memerlukan bahan-bahan
organik dan ion-ion pendukung sebagai sumber energi dan katalis (Morse & Meitzner, 2010). Faktor-
faktor yang penting bagi proses pembiakan mikroorganisme yaitu nutrisi, oksigen dan gas lain,
kelembaban, pH media, suhu, serta kontaminan. Media yang baik untuk pembiakan mikroorganisme
harus mengandung unsur-unsur seperti karbon, nitrogen, fosfat inorganic, sulfur, logam, air, dan
mineral (Zimbro et al. 2009).

3.2.Persyaratan Media
Untuk dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroba yang diharapkan, media memiliki
persyaratan. Persyaratan tersebut meliputi:

a. Susunan makanan

Unsur-unsur yang diperlukan dalam media meliputi air, sumber karbon, sumber nitrogen,
vitamin, mineral dan gas. Bakteri peka terhadap kekeringan sehingga perlu air yang cukup
sehingga kondisi tetap selalu lembab. Untuk sumberkarbon dapat digunakan senyawa karbon
sederhana seperti CO2, CH4 atau senyawa karbon kompleks seperti gula (misal: glukosa,
laktosa, sukrosa dan lain sebagainya). Senyawa Nitrogen dapat berasal dari senyawa nitrogen
sederhana seperti NH3 atau nitrogen yang lebih kompleks seperti pepton dan asam amino.
Mineral yang sering dibutuhkan dalam media adalah K, Mg, Na, Zn, P, S dan Cl. Beberapa
bakteri membutuhkan vitamin K (misal : Bacteriodes melanogenicus) dan juga gas
(misal:Gonococcus membutuhkan CO2), namun ada juga bakteri tertentu justru mati jika ada
oksigen (bakteri anaerob).

b. Temperatur

Bakteri agar dapat tumbuh optimal membutuhkan suhu tertentu. Umumnya bakteri patogen
membutuhkan suhu sekitar 37oC sesuai dengan suhu tubuh manusia walaupun ada juga bakteri
yang membutuhkan suhu tinggi seperti Camphylobacter (42oC).

c. Tekanan osmose

Secara umum untuk pertumbuhannya, bakteri membutuhkan media isotonik. Apabila


media bersifat hipotonik maka bakteri akan mengalami plasmoptysis dan apabila bersifat
hipertonik, bakteri akan mengalami plasmolysis.
d. Derajat keasaman (pH)

Sebagian besar bakteri membutuhkan pH sekitar netral. Namun beberapa bakteri butuh
perlakuan khusus sebagai contoh bakteri Vibrio yang membutuhkan pH alkali sekitar 8-10
untuk dapat tumbuh optimal.

e. Sterilitas

Sterilitas merupakan hal yang mutlak dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan


mikrobiologi, karena bakteri yang diharapkan tumbuh adalah bakteri penyebab. Jika media
yang digunakan tidak steril maka tidak dapat dibedakan apakah yang tumbuh merupakan
bakteri yang dibutuhkan atau hanya sekedar bakteri kontaminan.
3.3. Macam-macam Media berdasar sifat fisiknya
a. Media Padat

 Media yang digunakan untuk kultur/pertumbuhan bakteri atau mempelajari
koloni bakteri dalam bentuk padat, dapat diletakan di petri disk ataupun tabung.
Media dapat berbentuk padat datar, padat tegak maupun padat miring.

Gambar 10. Contoh media padat

b. Media cair


 Media dalam wujud cair yang digunakan untuk perbenihan/memperkaya
sebelum dikultur pada media padat. Media ini tidak dapat digunakan untuk
mempelajari koloni. Contoh media cair: media kaldu, alkali pepton, 7H9 dan
lain-lain.
Gambar 11. Contoh media cair

c. Media semisolid (setengah padat)


Untuk mengetahui pertumbuhan mikroba atau mengetahui motilitas bakteri.

Gambar 12. Contoh media semisolid

3.4 Macam-macam Media berdasar Kegunaannya


Ada banyak macam. Macam-macam media berdasarkan kegunaan atau tujuannya. yaitu media
untuk pembiakan secara umum, media yang diperkaya, media pembiakan selektif, media pembiakan
diferensiasi, serta media kombinasi selektif dan diferensiasi. Penjabaran media tersebut sebagai
berikut:

 a. Media Umum
 Media umum merupakan media padat yang mengandung bahan-bahan semi
alamiah, digunakan untuk pembiakan secara umum mengandung unsur-unsur untuk
pertumbuhan mikroorganisme secara umum tanpa mengandung unsur penghambat
tertentu. Dapat digunakan untuk menumbuhkan bakteri dan jamur.

b. Media Transport
Media transport adalah media yang digunakan untuk membawa spesimen dari suatu tempat ke
tempat lain, agar mikroba yang ada di dalamnya (akan diperiksa), tetap terjaga kehidupannya
sehingga memudahkan untuk mendiagnosis atau untuk keperluan lain. Macam-macam media
transport di antaranya Stuart, Amies, Carry and Blair, alkali pepton dan lain-lain. Penggunaan
masing-masing media adalah sebagai berikut:


 1. Media Stuart merupakan media yang digunakan untuk media transport
terutama kuman perut (gram negatif). Misal spesimen yang berasal dari feses.

 2. Media Amies merupakan modifikasi dari media stuart, dapat untuk
spesimen dari sekret atau luka, bagus untuk membawa spesimen dengan
kecurigaan gonorrhea

 3. Media Carry and Blair merupakan media dengan konsistensi semi solid,
memiliki pH 7,2± 0,2 dengan standar pembuatan media, merupakan transport
umum

 4. Media Alkali pepton digunakan untuk kecurigaan bakteri vibrio

c. Media Diperkaya
Media diperkaya/media kaya adalah media yang ditambahkan zat-zat organik yang diperoleh dari
makhluk hidup misal darah, telur dan lain-lain. Media ini dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri
yang tidak dapat tumbuh pada media sederhana misal Gonococcus, Streptococcus dan
Pneumococcus.

d. Media Selektif
Media pembiakan selektif mendukung pertumbuhan mikroorganisme jenis tertentu dan menghambat
pertumbuhan flora campuran lain. Selektifitas ini diperoleh dengan menambahkan bahan kimia,
pewarna, atau antibiotik pada media. Contoh media ini adalah:


 1. Grup A Selective Strep Agar dengan 5% darah domba.

 2. Media Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose (TCBS) merupakan media
selektif untuk bakteri Vibrio colera.

 3. Media Salmonella & Shigella Agar (SSA), media ini digunakan untuk
menyeleksi bakteri Salmonella dan Shigella

e. Media Diferensial
Sedangkan media diferensial adalah media yang mengandung unsur yang memungkinkan untuk
mengidentifikasi mikroorganisme jenis tertentu dari kultur murni atau campuran. Identifikasi ini
biasanya berdasarkan penampakan dari mikroorganisme, seperti warna koloni atau adanya
presipitat. Contoh media ini adalah :


 1. Media Mac Conkey : pada media ini dapat dibedakan bakteri yang
memfermentasikan laktosa dan yang tidak memfermentasikan laktosa

 2. Media Klinger Iron Agar (KIA): pada media ini dapat diketahui bakteri yang
memfermentasikan laktosa dan glukosa serta pembentukan H2S

 3. Triple Sugar Iron Agar (Agar TSI) yang digunakan untuk mengidentifikasi
organisme intestinal gram negatif berdasarkan kemampuannya untuk
memfermentasikan dektrosa, laktosa, dan sukrosa, serta menghasilkan sulfida
(Zimbro et al. 2009).
f. Media Kombinasi
Media jenis ini dapat berupa media yang tidak diperkaya, seperti Trypticase Soy Agar, maupun
media yang diperkaya, misalnya Trypticase Soy Agar dengan 5% darah domba.
Media mikrobiologi adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang digunakan oleh
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut. Dengan memanfaatkan
nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil, mikroorganisme mampu menyusun komponen
sel dengan sendirinya. Terdapat berbagai jenis media pertumbuhan mikroorganisme yang disusun
sebagai media untuk mengisolasi mikroorganisme, melakukan identifikasi serta membuat kultur
murni. Mari mengenal jenis-jenis media mikrobiologi berikut ini.
Media basal
Media basal atau media dasar adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar membuat media
lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung pertumbuhan hampir semua jenis mikroba.
Beberapa contoh media basal antara lain nutrient broth, kaldu pepton, dan lain sebagainya.
Media diperkaya (enriched)
Media basal yang diperkaya dengan nutrisi ekstra dalam bentuk darah, serum, kuning telur dan
sebagainya. Umumnya, media diperkaya digunakan untuk bakteri dengan perhatian khusus.
Beberapa contohnya antara lain blood agar, chocolate agar, loeffler serum slope, dan lain
sebagainya. Penambahan nutrisi ini diatur dengan persentase terkontrol. Blood agar contohnya,
dipersiapkan dengan menambahkan 5-10% darah (dari volume agar) ke bahan dasar agar.
Media diferensial
Jenis media mikrobiologi yang satu ini merupakan media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang
berbeda, mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus yang memudahkan peneliti dalam
proses identifikasi. Media ini memiliki tambahan bahan kimia atau reagensia tertentu yang
merangsang pertumbuhan mikroba sehingga memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik.
Contoh-contoh media diferensial mulai dari media Triple Sugar Iron Agar (TSIA) dan media
Sulfit Indol Motility (SIM).
Media selektif
Bila tujuannya adalah untuk menumbuhkan salah satu jenis mikroba, maka media selektif adalah
media yang paling tepat untuk digunakan. Media ini memungkinkan satu jenis mikroba tumbuh
dengan pesat, sementara mikroba lainnya mengalami hambatan. Terdapat bahan-bahan inhibitor
yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba lain yang tidak diinginkan. Inhibitor ini dapat
berupa antibiotik, garam dan bahan kimia lainnya. Beberapa contohnya antara lain media
Salmonella Shigella Agar (SSA) dan Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS).
Media indikator
Sejumlah media didesain sedemikian rupa agar bakteri yang berbeda dapat dikenali dari warna
koloni mereka. Beragam pendekatan mulai dari penambahan pewarna hingga substrat
metabolisme digunakan agar bakteri dapat muncul dengan warna yang berbeda dalam satu koloni.
Media yang seperti ini dinamakan media indikator. Beberapa contoh media indikator yang
dikenal adalah Mannitol salt agar, Mac Conkey agar dan TCBS.
Media transport
Karena kebutuhan penelitian, spesimen mungkin butuh untuk dikirim dengan alat alat
laboratorium secepatnya setelah dikumpulkan untuk mencegah pertumbuhan organisme
pencemar atau bakteri komensal. Hal ini dapat dilakukan dengan mempersiapkan media transport.
Media ini bertujuan untuk mencegah spesimen mengalami kekeringan, mempertahankan rasio
bakteri patogen dan komensal serta menghambat pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan.
Beberapa media untuk transport memiliki konsistensi yang semi-padat. Terkadang, media juga
ditambahkan arang untuk menetralisir faktor penghambat pertumbuhan.
Media anaerob
Bakteri anaerob membutuhkan media khusus untuk bisa tumbuh karena mereka membutuhkan
jumlah oksigen yang rendah sehingga mampu mengurangi potensi nutrisi tambahan yang
teroksidasi. Media anaerob biasanya ditambahkan nutrisi tambahan seperti hemin dan vitamin K.
Umumnya, untuk mengurangi oksigen yang terlarut, medium akan direbus terlebih dahulu
kemudian disegel menggunakan parafin.

Itulah sejumlah jenis-jenis media mikrobiologi yang perlu kita ketahui. Setiap jenis media
memiliki tujuan dan perlakuan khusus tergantung dari jenis mikroba serta peruntukan sampel.
Dengan begitu, sampel dapat digunakan secara optimal.

Media pertumbuhan mikroba dapat berbentuk cair (broth),


padat (agar), atau semisolid. Umumnya media pertumbuhan
mikroba diperkaya dengan asam amino, trace element,
vitamin, sumber karbon, dan sumber nitrogen (Sri Murwani,
2015). Berikut adalah beberapa media pertumbuhan mikroba.

2.2.1 PCA
Plate Count Agar merupakan sebuah media pertumbuhan
mikroorganisme yang umum digunakan untuk menghitung
jumlah mikroba total. Plate Count Agar (PCA) merupakan
media padat dengan komposisi yang bervariasi, tetapi
umumnya mengandung : 0,5% trypton, 0,25 ekstrak ragi,
0,1% glukosa, 1,5% agar—gar. Plate Count Agar
mengandung nutrisi yang disediakan oleh trypton, vitamin
dari ekstrak ragi, dan glukosa sebagai energi bagi
mikroorganisme sehingga mendukung pertumbuhan mikroba
(Ratna, 1993). Pada media PCA, kapang, khamir dan bakteri
dapat tumbuh dan berkembang di media ini.
Kapang merupakan mikroba berasal dari kelompok fungi
berbentuk filamen, strukturnya terdiri dari benang-benang
halus yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa disebut miselium
yang dapat dilihat dengan mikroskop. Sedangkan bakteri
adalah mikroba bersel tunggal yang berkembang biak dengan
membelah diri dari satu sel menjadi dua sel. Bakteri
ditemukan hampir di seluruh tempat, terdapat bakteri yang
tidak berbahaya bagi kesehatan, namun terdapat juga yang
berbahaya.
Khamir adalah organisme bersel tunggal termasuk dalam
kelompok fungi. Terdapat khamir yang dapat menyebabkan
kerusakan pada pangan, namun sebaliknya terdapat khamir
yang dimanfaatkan untuk fermentasi makanan (Sri, 2016).
2.2.2 PDA
Potato dextrose agar (PDA) adalah salah satu media yang
baik digunakan untuk membiakkan mikroorganisme. Media
potato dextrose agar (PDA) berfungsi sebagai media
perkembangbiakan kapang dan khamir. Potato Dextrose Agar
memiliki komposisi yaitu 20% ekstrak kentang dan 2%
glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir
namun kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Karena
kapang dan khamir lebih suku tumbuh di media yang kaya
akan karbohidrat. (Kawuri, dkk. 2007)
Kapang merupakan mikroba berasal dari kelompok fungi
berbentuk filamen, strukturnya terdiri dari benang-benang
halus yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa disebut miselium
yang dapat dilihat dengan mikroskop. Sedangkan bakteri
adalah mikroba bersel tunggal yang berkembang biak dengan
membelah diri dari satu sel menjadi dua sel. Bakteri
ditemukan dimana-man, banyak bakteri yang tidak berbahaya
bagi kesehatan, namun terdapat juga yang berbahaya.
Khamir adalah organisme bersel tunggal termasuk dalam
kelompok fungi. Terdapat khamir yang dapat menyebabkan
kerusakan pada pangan, namun sebaliknya terdapat khamir
yang dimanfaatkan untuk fermentasi makanan (Sri, 2016).
2.2.3 OMEA
Malt Extract Agar adalah media yang digunakan untuk
mengisolasikan, menumbuhkan, dan enumerasi yeast (khamir)
dan mould (kapang). Malt Extract Agar mengandung maltosa
yang digunakan sebagai sumber energi. Dekstrin, polisakarida
turunan pati, dan gliserol berperan sebagai sumber karbon.
Pepton pada Malt Extract sebagai sumber nitrogen, sedangkan
agar sendiri merupakan agen pemadat. MEA dapat
menyokong pertumbuhan mould dan yeast, tetapi tidak untuk
bakteri (Paul, 2007).
Kapang merupakan mikroba berasal dari kelompok fungi
berbentuk filamen, strukturnya terdiri dari benang-benang
halus yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa disebut miselium
yang dapat dilihat dengan mikroskop. Sedangkan bakteri
adalah mikroba bersel tunggal yang berkembang biak dengan
membelah diri dari satu sel menjadi dua sel. Bakteri
ditemukan dimana-man, banyak bakteri yang tidak berbahaya
bagi kesehatan, namun terdapat juga yang berbahaya.
Khamir adalah organisme bersel tunggal termasuk dalam
kelompok fungi. Terdapat khamir yang dapat menyebabkan
kerusakan pada pangan, namun sebaliknya terdapat khamir
yang dimanfaatkan untuk fermentasi makanan (Sri, 2016).
2.2.4 NA-Ca
Na-Ca adalah media yang terdapat komposisi Nutrient
Agar dan kalsium. Nutrient agar adalah medium umum untuk
uji produk pangan. Nutrient agar digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak
selektif bersifat heterotrof kebanyakan berupa bakteri.
Nutrient agar merupakan media sederhana yang dibuat dari
ekstrak beef, pepton, dan agar. Komposisi dari nutrient agar
umumnya berupa ekstrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air
destilat 1.000 ml dan 15 g agar/L (Surinder, 2015).
Kalsium (Ca) merupakan unsur penting   yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh karena kalsium berfungsi dalam
metabolisme tubuh untuk pembentukan tulang dan gigi. Peran
kalsium adalah mengisi kepadatan (densitas) tulang. Kalsium
juga dibutuhkan antara lain untuk pembekuan darah, transmisi
saraf, stimulasi otot, stabilitas asam-basa (pH) darah, dan
mempertahankan keseimbangan air (Ide, 2013).
Na-Ca merupakan media pertumbuhan bagi bakteri asam
laktat. Bakteri asam laktat mempunyai peranan penting
hampir dalam seluruh proses fermentasi makanan dan
minuman. Bakteri asam laktat banyak berkembang atau
banyak digunakan pada produk pangan yang memiliki
kandungan kalsium tinggi, seperti produk susu yaitu yogurt,
keju, mentega dan lainnya. Oleh karena itu, media Na-Ca
yang memiliki kandungan kalsium, cocok menjadi media
pertumbuhan bakteri asam laktat (Hasrul, 2005).
2.2.5 Nutrient Broth
Nutrient broth adalah media untuk pertumbuhan
mikroorganisme yang tidak selektif, kebanyakan adalah
bakteri. Nutrient broth berbentuk cair dengan bahan dasar
ekstrak beef dan peptone. Prinsip fungsi dari nutrient broth
sama seperti Nutrient agar. Perbedaannya, Nutrient agar
dengan Nutrient Broth yaitu nutrient agar berbentuk padat,
sedangkan nutrient broth berbentuk cair (Ronald, 2010).
Bakteri yang tidak selektif merupakan mikroorganisme
yang paling umum ditumbuhkan di media nutrient broth.
Sedangkan bakteri adalah mikroba bersel tunggal yang
berkembang biak dengan membelah diri dari satu sel menjadi
dua sel. Bakteri ditemukan hampir di seluruh tempat, terdapat
bakteri yang tidak berbahaya bagi kesehatan, namun terdapat
juga yang berbahaya (Sri, 2016).
Sumber:

Atlas, Ronald M. 2010. Handbook of Microbiological Media.


CRC Press: United States.

Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur.


Binarupa Aksara: Jakarta.

Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam


Praktek. PT Gramedia: Jakarta.

Ide, Pangkalan. 2013. Agar Tulang Sehat. Elex Media


Komputindo: Surabaya.

Kawuri, R., Y. Ramona dan I. B. G. Darmayasa. 2007. Penuntun


Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Jurusan Biologi FMIPA
UNUD: Bukit Jimbaran.

Kumalaningsih, Sri. 2016. Rekayasa Komoditas Pengolahan


Pangan. Universitas Brawijaya Press: Malang.

Kumar, Surinder. 2015. Essensial of Microbiology. JP Medical:


London.

Murwani, Sri. 2015. Dasar-dasar Mikrobiologi Veteriner.


Universitas Brawijaya Press: Malang.

Nugroho, Endik Deni dan Dwi A. R. 2016. Penuntun Praktikum


Bioteknologi. Deepublish: Yogyakarta.

Sawarno, Bambang. 2010. Usaha Membuat Tempe dan Oncom.


Niaga Swadaya: Sidoarjo.
Soeparno, dkk. 2018. Dasar Teknologi Hewan Ternak. UGM
PRESS: Yogyakarta.

MACAM-MACAM MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA


Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi
dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Berikut ini beberapa
media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi.

 Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan,
dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam
mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan
nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang
dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah
presumptive test untuk koliform.
Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.

 EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)


Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk
memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa,
dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna
gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna.
Adanya eosin dan metilen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika
media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan
Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk
mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli.
Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri
coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan metilin bklue
sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang
tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang lebih cepat
meragikan sukrosa daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan
tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah
perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli
dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air.

 Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme
heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar.
Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa
dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji
bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml
dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C
selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.

 Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan
nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai berikut.
1.Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.
2.Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama.
3.Atur pH sampai 7,0.
4.Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.
5.Sterilisasi dengan autoklaf.

 MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)

MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape (1960) untuk
memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar
mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak
sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat
selektif, sehingga ada kemungkinan Pediococcus dan jenis Leuconostoc serta jenis bakteri lain
dapat tumbuh. MRS agar mengandung:
1.Protein dari kasein 10 g/L
2.Ekstrak daging 8,0 g/L
3.Ekstrak ragi 4,0 g/L
4.D (+) glukosa 20 g/L
5.Magnesium sulfat 0,2 g/L
6.Agar-agar 14 g/L
7.dipotassium hidrogen phosphate 2 g/L
8.Tween 80 1,0 g/L
9.Diamonium hidrogen sitrat 2 g/L
10.Natrium asetat 5 g/L
11.Mangan sulfat 0,04 g/L

MRSB merupakan media yang serupa dengan MRSA yang berbentuk cair/broth.

 Trypticase Soy Broth (TSB)


TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan bermacam
mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan
akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen.
Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi
nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme.
Dekstrosa adalah sumber energi dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan osmotik.
Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan pH.

 Plate Count Agar (PCA)


PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. PCA
dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar)
hingga membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu
121°C). Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di
dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan
substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.

 APDA
Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan yeast yang terdapat
dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan optimal pada media yang sesuai.
Adanya asam tartarat dan pH rendah maka pertumbuhan bakteri terhambat. APDA dibuat dengan
merebus kentang selama 1 jam/45 menit, agar dilelehkan dalam 500 ml air. Campurkan ekstrak
kentang dalam agar lalu ditambahkan glukosa dan diaduk rata. Pada APDA jadi ini juga ditambah
asam tartarat.

 Potato Dextrose Agar (PDA)


PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan
untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung
sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa
sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan
bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah
didestilasi. campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media
secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan
tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2.

 VRBA (Violet Red Bile Agar)


VRBA dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri Enterobactericeae. Agar VRBA
mengandung violet kristal yang bersifat basa, sedangkan sel mikroba bersifat asam. Bila kondisi
terlalu basa maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat dihitung jumlah bakteri E.coli. Bahan-bahan
yang dibutuhkan untuk membuat VRBA adalah yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu, glukosa,
neutral red, kristal violet, agar). Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan 1 liter air yang
telah didestilasi. Panaskan hingga mendidih sampai larut sempurna. Dinginkan hingga 50-60°C.
Pindahkan dalam tabung sesuai kebutuhan, pH akhir adalah 7,4. Campuran garam bile dan kristal
violet menghambat bakteri gram positif. Yeast ekstrak menyediakan vitamin B-kompleks yang
mendukung pertumbuhan bakteri. Laktosa merupakan sumber karbohidrat. Neutral red sebagai
indikator pH. Agar merupakan agen pemadat.

 PGYA
Media ini berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel khamir. Dengan adanya
dekstrosa yang terkandung dalam media ini, PGYA dapat digunakan untuk mengidentifikasi mikroba
terutama sel khamir. Untuk membuatnya, semua bahan dicampur dengan ditambah CaCO3 terlebih
dahulu sebanyak 0,5 g lalu dilarutkan dengan akuades. Kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer
dan disumbat dengan kapas lalu disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.

Anda mungkin juga menyukai