Anda di halaman 1dari 2

PERTANYAAN

Kelompok 1 (lisa)

Pertanyaan saya berkaitan denganakurasi presisi, untuk tujuan penanganan atau observasi suatu
penyakit manakagh yang lebih baik metode dengan akurasi tinggi atau presisi tinggi ?

Menurut kami untuk tujuan pemeriksaan berupa penanganana atau observasi penyakit disarankan
menggunakan metode dengan tingkat presisi yang tinggi. Presisi itu kan didefinisikan seberapa dekat
suatu hasil pemeriksaan bila dilakukan berulang dengan sampel yang sama.

Misalnya pada penderita hiperkolesterolemia degan kadar kolesterol 400 mg/dL dalam pengobatan
selama satu bulan, kemudian kolesterolnya diperiksaan lagi hasinya 365 mg/dL dan impresisinya 20
mg/dl. Untuk menyatakan dua pemeriksaan berbeda bermakna atau tidak, maka perbedaannya harus
lebih dari 3 SD( 99% batas kepercayaan ) pada kasus diatas perbedaannya adalah 400 - 365 = 35 mg/dL
sebenarnya harus = 3 x 20 = 60mg/dL jadi karena 35 masih dibawah 60 maka perbedaan ini tidak
bermakna atau pengobatan belum nampak hasil.

Kelompok 2 (fira)

Pertanyaan untuk kita dri klp 2 ttg sensi sama spesi

Untuk pemeriksaan ag/ab metode rapid test, mana yang bgus, apakah sensi atau spesinya

Kelompok 3 (lisa)

pada pemaparan pemateri dijelaskan bahwa akurasj dan presisi merupakan 2 hal yg penting terhadap
validasi pem. lab. namun tingkat akurasi dan presisi bisa saja mendapatkan hasil yg tidak sesuai dgn
sebenarnya. pertnyaan sy bagaimana cara seorang laboratorium dapat meminimalisir kesalahan
berulang pada akurasi dan presisi

jawab:

kesalahan sistematik dan acak

kelompok 4 (dira)

salah satu aturan westgard yang disebut tadi ada 1-3S dimana aturan ini menunjukkan adanya random
error. Bagaimana cara mengatasi bila dalam prosdure QC yang kita lakukan didapatkan hasil control
yang terkena hukum westgard 1-3S?
Kelompok 6 (dira)

Apakah sudah ketentuan yang ada bahwa untuk akurasi adalah sistemic error dan sedangkan pada
presisi adalah random error.. Jika tidak, maka bagaimana cara kita mengetahui pada akurasi
pemeriksaan ini termasuk kedalam sistemic error. Begitupun untuk presisi terkait random erorrnya.

Kelompok 7 (dira)

Pada bagian yang kedua, apakah dari hasil peringatan 2SD - 3SD selalu karena kesalahan prosedur
pemeriksaan? Atau bisa dari tahap pra analitik dan pasca analitik? jika misalkan tidak ditemukan
kesalahan pada prosedur pemeriksaan, apa tahap yang dilakukan selanjutnya untuk mengetahui dimana
terjadi kesalahan?

Kelompok 8 (kk fira)

sensitivitas dan spesifitas digunakan untuk uji diagnostik suatu penyakit. tiap pemeriksaan memiliki
tingkat sensitivitas dan spesifitas yang berbeda². apa perbedaan pemeriksaan yg membutuhkan
sensitivitas atau spesifitas tinggi? serta contoh pemeriksaannya

uji diagnostik yg digunakan untuk uji skrining penyakit, lebih yg memiliki sensivitas yg tinggi. uji skrining
diperisyaratkan pada orang² yg berada dalam kondisi sehat untuk mengambil sampel penyakit tanpa
gejala sebagai bentuk pencegahan. seperti pemeriksaan gula darah puasa untuk diabetes dan tes
mamografi untuk kanker payudara

sedangkan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dalam menentukan keakuratan diagnosis penyakit
diperlukan uji yang memiliki spesifitas yang tinggi. seperti pada pemeriksaan malaria yaitu menggunakan
pemeriksaan mikroskop apusan darah tipis dan apusan darah tebal

Kelompok 9 (lisa)

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa presisi disajikan dalam bentuk impresisi, yg dimana impresisi ini
sebagai tolak ukur kesesalahan acak suatu pemeriksaan laboratorium. Pertanyaannya bisa dijelaskan
lebih detil seperti apa yang dimaksud dengan impresisi dan apakah manfaat impresisi itu sendiri bagi
laboratorium kesehatan?

Pengertian impresisi dan Manfaat

Anda mungkin juga menyukai