1. Patologi Anatomi
2. Patologi Forensik
3. Patologi Klinik
Definisi: Ilmu yang mempelajari perubahan yang terjadi pada cairan tubuh yang
disebabkan oleh penyakit (cairan: darah, urine, CSF)
b. menegakkan diagnosis
Data laboratorium
a. kualitatif
hasilnya positif atau negatif: tes kehamilan, HbsAg serum pos, darah samar
tinja neg
b. kuantitatif
ada nilai kadarnya: kreatinin serum : 1,9 mg/dl, SGOT: 72 IU/l
c. semikuantitatif
contoh : glukosa urine : pos 3 (+++), tes Widal, titer O : 1/320
Contoh :
nilai rujukan untuk kreatinin serum 0,6 1,3 mg/dl
Bagaimana dengan nilai 1,2 mg/dl? Normal ?
Kalau sebelum sakit nilai kreatinin serum 0,6 mg/dl maka pada saat sakit kreatinin
meningkat 2 X ( 1,2 mg/dl ) atau klirens kreatinin ( GFR ) kira-kira 60 ml/mn,
fungsi ginjal tinggal 50%
Nilai rujukan klirens kreatinin ( GFR ) = 120 ml/mn/1,73 m2
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 3
interpretasi : perbedaan tidak bermakna, artinya tidak ada penurunan
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 4
Presisi / impresisi
Presisi ( precision )
Beda hasil jika pemeriksaan diulang pada bahan yang sama
Sifat kualitatif : presisi baik, lebih baik , jelek, lebih jelek
Impresisi ( imprecision )
Deviasi standar ( SD ) dari pemeriksaan ulang pada bahan yang sama
Sifat kuantitatif : nilai impresisi dinyatakan dalam SD atau CV
Akurasi / Inakurasi
Akurasi ( accuracy ) :
Beda antara hasil pemeriksaan dengan nilai benar ( true value )
Sifat kualitatif : akurasi baik, lebih baik, jelek, lebih jelek
Inakurasi ( inaccuracy ) : sifat kuantitatif
Rerata penentuan nilai benar x 100%
nilai benar
Contoh :
Hasil pemeriksaan ulang kadar glukosa pada serum yang sudah diketahui
kadarnya = 100 mg/dl ( true value )
112 mg/dl 114 rerata ( mean ) = 112,8 mg/dl
110 107 SD = 3,425 mg/dl
115 111 CV = 3,036 %
112 113
120 114
impresisi SD = 3,425 atau CV = 3,036 %
inakurasi (112.8 100 / 100) X 100 = 12.8%
Detektabilitas :
Kemampuan tes untuk mendeteksi kadar yang terendah
Batas deteksi ( detection limit ) = nilai hasil yang paling kecil yang masih dapat
dibedakan dengan blanko
Sensitivitas
Kemampuan untuk mendeteksi perbedaan kadar untuk setiap peningkatan
pembacaan
Spesifisitas analitik :
Kemampuan tes untuk tidak dipengaruhi oleh bahan lain selain bahan yang
diperiksa
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 5
B. Keandalan diagnostik
1. sensitivitas diagnostik
2. spesifisitas diagnostik
3. nilai ramal positif
4. nilai ramal negatif
5. efisiensi
Contoh : pemeriksaan Glukosa urine untuk diagnosis penyakit Diabetes Melitus
Dari 100 penderita dengan diagnosis pasti DM ---- Positif 80 ( TP )
Negatif 20 ( FN )
Dari 100 orang yang pasti bukan DM ------------ Positif 5 orang ( FP )
Negatif 95 orang ( TN )
TP 80
Sensitivitas Diagnostik = ------------ X 100% = ----------- X 100% = 80%
TP + FN 80 + 20
TN 95
Spesifisitas Diagnostik = ----------- X 100% = ------------- X 100% = 95%
TN + FN 95 + 5
TP 80
Nilai Ramal Positif = ------------ X 100% = ------------ X 100% = 94%
TP + FP 80 + 5
TN 95
Nilai Ramal Negatif = ------------ X 100% = ------------ X 100% = 82,6%
TN + FN 95 + 20
TP + TN 80 + 95
Efisiensi = --------------------------- 100% = ----------------- X 100% = 87,5%
TP + FP + TN + FN 80+5+95+20
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 6
Pemilihan jenis tes
Jenis / metode tes yang digunakan di klinik harus memiliki
keandalan analitik
keandalan diagnostik cukup tinggi
Pengembangan jenis dan metodologi tes laboratorium
penelitian di ilmu kedokteran laboratorium / patologi klinik
penemuan tes baru yang memiliki keandalan analitik / diagnostik yang lebih tinggi
Mutu hasil laboratorium
kemampuan laboratorium dalam mempertahankan secara terusmenerus :
presisi dan akurasi yang baik untuk semua tes yang dihasilkan
Meminimalkan kesalahan
Kesalahan pra analitik dan pasca analitik sulit untuk dilacak ( di deteksi )
Cara meminimalkan kesalahan :
sistem barcode
transportasi dengan pneumatic tube
LIS / HIS ( komputerisasi
perbaikan managemen
komunikasi antara klinisi dan laboratorium
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 7
Cara meminimalkan kesalahan :
sistem barcode
otomatisasi
mutu SDM
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 8
INTERAKSI SINAR DAN BENDA
SINAR
Frekuensi adalah jumlah getaran per detik. Frekuensi berbanding terbalik dengan
panjang gelombang.
Berbicara tentang benda berarti berbicara tentang atom. Atom terdiri dari proton dan
elektron.
e
e p e
Eksitasi adalah perpindahan elektron dari lingkaran energi yang rendah ke lingkaran
energi yang tinggi.
FOTOMETER SEDERHANA
.......
.......
1 2 3 4 5 6
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 9
Fotometer sederhana terdiri dari:
Bila sinar monokromatis dijatuhkan pada suatu larutan maka jumlah sinar yang
diserap akan berbanding lurus dengan kadar larutan tersebut.
Rumus Beer:
C1 = A1
C2 A2
C= kadar
A= absorban
Hukum Lambert
Bila sinar monokromatis dijatuhkan pada suatu larutan, maka bila kadar larutan
tersebut meningkat secara linier maka sinar yang diteruskan akan menurun secara
logaritmis
A= absorban
T= transmitan
A= 2 - log T (%)
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 10
Keterangan:
Berbanding lurus (linier proportion) berarti bila kadar A meningkat 2x maka sinar
yang diserap akan meningkat 2x
T 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 %
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 11
Membutuhkan energi yang besar agar warnanya putih (100 watt). Bila
voltase kurang warna lampu akan menjadi merah.
Tidak dapat dipakai apabila membutuhkan panjang gelombang < 100 nm.
b. Lampu Halogen
Merupakan lampu Tungsten/pijar yang diisi dengan halogen (halogen
merupakan kelompok unsur golongan VII: F, Cl, Br, I, At).
Tujuan: supaya tetap kuat/ tidak mudah putus.
Nominal voltase bisa ditingkatkan tanpa memutus filamen sehingga sinar
makin putihmengarah ke sinar UV (320 nm). Bila lampu sudah tua maka
warna sinar UV akan berkurang
Contoh lampu halogen dalam kehidupan sehari-hari: lampu mobil.
c. Lampu Fluorosens
Tidak memakai filamen, memakai katode dan anode sehingga terjadi
loncatan elektron yang membuat fluoresensi ke dinding tabung.
Fotometer yang menggunakan lampu fluorosen memakai HIDROGEN
(H3) yang disebut DEUTERIUM.
Deuterium merupakan isotop dari hidrogen. (NB: Isotop adalah unsur yang
sama dengan nomor atom yang berbedajumlah proton berbeda)
Keuntungan:
Sifat sinarnya kontinyu
Mengandung sinar UV (100nm)
Kelemahan:
Tidak mempunyai sinar dengan panjang gelombang yang besar (>575 nm)
d. Lampu merkuri (Hg)
Warna putih keunguan
Sifat sinarnya: sinar discrete (putus-putus)
415 575 nm
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 12
2. Lensa
Sifat lensa:
3. Monokromator
Tujuan: mengeluarkan berkas sinar dengan suatu panjang gelombang (band
pass/ band with)
Monokromator yang paling kuno adalah spectroscope
Monokromator terbuat dari prisma, sifat prisma adalah menguraikan sinar
Me
Ji
Ku
Hi
Bi
Ni
U
1. Prisma diputar
2. Sumber cahaya diputar
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 13
Band width adalah berkas sinar dengan range panjang gelombang tertentu.
Semakin spesifik semakin kecil lubang, energinya juga semakin kecil. Bila lebar
maka panjang gelombang semakin besar.
Fotometer yang menggunakan monokromator spektroskop disebut
spektrofotometer.
FILTER FOTOMETER
Bila memakai filter sebagai monokromator
Filter yang sederhana adalah kaca berwarna. Apabila gelas merah disinari cahaya
putih keluar warna merah tetapi band pass lebar bisa mencapai 100 nm (antara
600-700 nm). Untuk menyempitkan band pass kaca ditumpuk/ dibuat kombinasi.
Namun energi menjadi berkurang olehkarena banyak yang diserap, dan timbul
panas. Band passnya dapat dicapai hingga 50 nm.
Interference Filter
Dibuat sedemikian rupa sehingga tidak panas karena yang bisa menembus
hanya yang diperlukan saja. Namun masih terdapat kebocoran.
Band pass lebih sempit (10 nm)
Harga tergantung daya tahan/ keawetannya
Untuk pemeriksaan rutin ada 4 filter, sesuai kebutuhan.
4. KUVET (CUVET)
Tabung yang ditembus sinar monokromatik. Dahulu cuvet berbentuk bulat.
a. Dipantulkan
Ini terjadi oleh karena indeks bias, tergantung bahan
Bila indeks bias tinggi maka banyak sinar yang
dibelokkan. Dari indeks bias tinggi ke rendah maka makin
banyak yang dipantulkansinar semakin berkurang
(transmitans )
Dibiaskan
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 14
100% 98%
Bila diisi bahan dengan indeks bias tinggi seperti air, maka yang hilang akan
semakin berkurang. Jadi untuk mendapatkan kembali transmitans yang tinggi diberi
air.
Pada kuvet segi empat sinar datang tegak lurus, sehingga tidak dipantulkan dan
tidak dibiaskan (sedikit dibiaskan). Secara teoritis tidak terjadi pengurangan.
tampak atas
100% 99%
Kuvet ini sudah diberi tanda pada tempatnya sehingga tidak dapat diputar. Kuvet ini
tidak dapat berputar pada tempatnya.
Bahan kuvet dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai indeks bias yang rendah.
Contohnya pyrex. Saat ini ada bahan yang terbuat dari plastik yang lebih murah
namun mudah tergores sehingga dapat mengacaukan sinar. Pada alat otomatis
dipakai kuvet disposible. Kuvet dapat dipakai sampai waktu tertentu, misalnya 2 x
pakai. Agar kuvet tidak tergores saat dibersihkan maka dibuat kuvet yang bernama
flow through cuvet yang mempunyai lubang sehingga tidak perlu diangkat. Kuvet
ini hanya perlu diisi air, dipompa, dicuci dan air dibuang. Pencucian dilakukan
dengan menggunakan deterjen khusus untuk menghilangkan protein dan lemak.
Contoh pencuci yang bagus adalah pencuci kacamata yang menggunakan
gelombang suara (ultrasound) sehingga kotoran-kotoran terlepas, tanpa
menyebabkan goresan. Alat ini bernama SONICATOR.
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 15
Hukum Beer-Lambert:
Absorban berbanding lurus dengan diameter (panjang diameter dalam) larutan yang
ditembus.
1x 2x
Absorbtivity:
Light path:
Mempunyai standar yaitu 10 mm (1cm). Pada alat otomatis light pathnya dikecilkan.
Absorban terletak antara 0 - . Namun untuk mengukur yang paling baik adalah
diantara 0,1 - 1,0. Bila cairan tidak dapat diencerkan lagi maka dapat dibantu
dengan memperlebar light path.
5. DETEKTOR
Alat untuk merubah sinar yang keluar dari kuvet menjadi arus litrik (fotodetektor).
Dahulu dipakai fotodetektor dari fotovoltaic, yakni logam tertentu yang merubah sinar
menjadi listrik.
Kelemahan: tidak linier (jumlah sinar tidak linier dengan arus litrik yang dihasilkan)
Konduktif=konduktor yaitu bahan yang dapat menghantarkan arus listrik. Untuk itu
memerlukan sumber listrik sebagai penghantar.
Jenis-jenis fotokonduktif:
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 16
6. METER
A=0, T= 100%
A=, T=0%
Agar hasilnya lebih teliti maka jarum diperpanjang, namun kelemahannya lebih
berat sehingga jarum dapat jatuh sendiri. Cara mengatasi kelemahan ini adalah
dengan menggunakan cermin yang dipantulkan sinar, tanpa memakai jarum.
Cara ini dilakukan oleh Goldman Junior. Kelemahan lain memakai jarum adalah
adanya kesalahan paralaks dan memakan tempat. Untuk mengatasi ini Goldman
membuat bulatan persis di angka. Cara yang paling canggih adalah
menggunakan digital.
KURVA SERAPAN
Pada Double beam photometer dapat dicari panjang gel MAX dan OPTIMAL
A max
optimal bilirubin
creatinin picrate
Hb
Keterangan gambar:
Larutan kreatinin dalam HCl + As.pikrat menjadi kreatinin pikrat ---> di scan untuk
mendapatkan panjang gelombangnya dengan absorbannya. Caranya dinolkan dulu
kemudian discan.
Didapatkan panjang gelombang dengan absorban maksimal kreatinin pada 480 nm.
Pada panjang gelombang ini absorban Hb dan Bilirubin juga maksimal sehingga
akan timbul pengaruh bilirubin dan Hb terhadap absorban kreatinin-pikrat pada
panjang gelombang ini, oleh karena itu pada pasien dengan ikterus dan trombosis
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 17
intravaskular bisa timbul gangguan absorban kreatinin-pikrat. Oleh karena itu dicari
panjang gelombang dimana pengaruh bahan-bahan lain kecil yang disebut dengan
panjang gelombang OPTIMAL.
Apabila kita tetap memilih memakai panjang gelombang maksimal maka hasil yang
keluar adalah serapan resultante (penjumlahan ketiga bahan tadi).
Panjang gelombang
Lancip landai
INTERFERENCE
BLANKO
Blanko adalah larutan yang mengandung semua bahan kecuali bahan yang ada
pada sampel atau standar kecuali bahan yang akan diperiksa.
Misalkan bahan yang akan kita periksa adalah kreatinin serum, maka blanko berisi
bahan kecuali kreatinin.
Tujuan:
Blanko ada 2 yaitu blanko standar (reagen) dan blanko sampel (serum)
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 18
STANDAR
Standar dapat dibuat, sebagai contoh; standar glukosa dapat dibuat dengan
menggunakan labu ukur, diisi dari corong hingga batasnya. Harus diketahui syarat-
syaratnya.
serum
Langkah-langkah:
1. Fotometer dinyalakan
2. Absorban dinolkan, transmitan 100%, jadi kuvet dikosongkan atau diberi air
untuk menghindari pantulan-pantulan
3. Dibaca blanko standar/reagen
Isinya: reagen + HCl (tanpa kreatinin)biasanya 0,02
4. Dinolkan lagi
5. Dibaca standarnya
Absorben standar = Bacaan standar Bacaan blanko standar
Contoh: standar = 0,23
Blanko standar = 0,02
Absorben standar = 0,23 0,02 = 0,21
6. Dinolkan kembali
7. Dibaca absorban blanko sampel
8. Dinolkan kembali
9. Dibaca absorban sampel
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 19
Kalibrator ini misalnya diisi dengan albumin, kreatinin dengan kadar yang diketahui.
Komposisinya hampir sama dengan serum sebenarnya. Kalibrator ini dapat dipakai
untuk semua pemeriksaan
SAMPEL
Blanko serum/sampel
Kreatinin bereaksi pada suasana basa terbentuk kreatinin pikrat. Blanko sampel
menjadi serum yang berisi tanpa kreatinin pikrat oleh karena tidak diberi NaOH. Jadi
isinya hanya kreatinin + as.pikrat (bukan kreatinin pikrat) + NaOH sedikit.
Bila pembacaan blanko <0,1 boleh dinolkan (dianggap langsung nol), bila >0,1
harus dibaca.
Contoh: kepekaan glukosa adalah 20-300 mg/dl, bila <20 mg/dl atau >300 mg/dl
pembacaan tidak linier lagi
Linieritas: kemampuan untuk membentuk suatu hubungan yang lurus. Linier berarti
antara yang dibaca dengan nilai sesungguhnya sama.
0 Hukum Beer
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 mg/dl
Agar kreatinin yang >6 mg/dl memenuhi Hukum Beer maka dilakukan
PENGENCERAN
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 20
Contoh: alat pemeriksaan kadar glukosa
tidak liner
Tidak linier
0 20 300
Bila nilai pada glukometer <20 mg/dl tidak perlu ditentukan nilai sebenarnya, cukup
ditulis <20 mg/dl.
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 21
Kurva Bimodal
Menunjukkan terdapat 2 populasi, ada populasi dengan kontrol yang rendah dan
yang lebih tinggi. Pada kurva ini biasanya diambil mediannya.
1. Variasi biologis
2. Variasi analitik
Setiap laboratorium sebaiknya membuat nilai rujukan sendiri. Misalnya nilai rujukan
kolesterol serum : 100-240 mg/dl.
Bila presisinya lebih baik maka rentangnya lebih sempit = 120 220 mg/dl
Bila berbeda akurasi maka nilainya bisa bergeser ke kiri maupun ke kanan misalnya
80 220 mg/dl atau 120 260 mg/dl.
Variasi biologis dapat membuat rentang bisa melebar maupun menyempit. Variasi
biologis setiap tes berbeda bisa intra individual maupun inter individu. Misalnya
kreatinin dipengaruhi oleh massa otot
Ingat: nilai rujukan bukan untuk menyatakan seseorang sehat atau tidak tetapi untuk
membuat suatu nilai rujukan saja.
OUTLIER
Contoh: cholesterol pada 100 orang yang diperiksa didapatkan mean= 100, SD =5.
Maka nilai Mean 3SD = 85 115. Bila hanya ada 98 orang yang berada dalam
rentang ini maka 2 orang tersebut dibuang, lalu dicari kembali mean 3SD dan
seterusnya.
KURVA STANDAR
Tujuan dibuatnya kurva standar adalah untuk mengetahui hubungan kadar dan
pembacaan yang linier.
Dalam membuat kurva standar minimal harus mempunyai 5 kadar yang akan
diperiksa (bila lebih makin baik).
Kadar yang dibuat harus mencakup kadar normal (nilai rujukan). Misalnya kreatinin
serum nilai rujukan 0,6-1,3 mg/dl
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 22
Standar kreatinin yang dibuat untuk diperiksa adalah:
1 mg/dl 6 mg/dl
2 mg/dl 7 mg/dl
3 mg/dl 8 mg/dl
4 mg/dl 9 mg/dl
5 mg/dl 10 mg/dl
Sewaktu ditimbang 1 gram kreatinin pengencernya atau diluentnya HCl 0,1 N. Untuk
membuatnya menjadi 10 mg/dl caranya:
Kadarnya bila 1 gr kreatinin dilarutkan dalam 1000 ml = 100 mg/dl
0,5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 mg/dl
Dahulu untuk membuat kurva standar menggunakan penggaris khusus yang terbuat
dari timah dan dapat dibengkokkan.
Bila kurva dari awal sudah tidak terbentuk memenuhi Hukum Beer, maka hal yang
dapat dilakukan adalah:
JENIS-JENIS PIPET
1. Pipet manual
2. Pipet otomatik
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 23
Pipet manual terdiri dari:
1. TD (To Delivere): dihisap kemudian dikeluarkan, ada cairan yang tidak keluar
(menempel di dinding)
2. TC (To Contain): seluruh isinya harus keluar (tidak boleh menempel di
dinding)
Pipet Otomatis
Bersifat TC, dapat dipakai bahan silikon (siliconized) sehingga tidak ada bahan yang
menempel di tip. Tip tidak boleh dipakai ulang (harus disposibel) sebab bila dipakai
ulang atau dicuci silikon bisa hilang dan cairan menempel sehingga hasilnya akan
tidak sesuai dengan ukuran sebenarnya
Proses kalibrasi dilakukan oleh pabrik. Cara kalibrasi kedua pipet tersebut berbeda
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 24
1 2 3 4 1).Becker 2).Erlenmeyer flask 3).Florence flask
13 14 15 16
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 25
DOUBLE BEAM PHOTOMETER
..
Bisa diputar
Bisa diputar
Tujuan: membagi agar sinar monokromatis mempunyai intensitas yang sama saat
keluar.
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 26
REFLEKTANT PHOTOMETER
Reflektan fotometer digunakan untuk memeriksa bahan yang tidak tembus cahaya.
Contoh; bila kertas merah kita sinari dengan sinar merah maka semua sinar merah
akan dipantulkan.
Ket:
Contoh tes yang menggunakan reflektant fotometer adalah Tes Urine (Urisis),
Vitrous.
TURBIDIMETER
Alat untuk mengukur kekeruhan yang disebabkan oleh partikel-partikel yang tidak
larut.
Kekeruhan dapat berupa suspensi maupun emulsi. Serum yang keruh terjadi oleh
karena sel-sel darah merah. Plasma yang keruh oleh karena Chylomicron.
Emulgator adalah zat yang dapat membuat bahan melayang. Pada plasma
emulgator adalah lipoprotein.
Pada turbidimeter cahaya yang mengenai partikel tidak diserap tetapi dipantulkan
(scatter).
scatter
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 27
Umumnya menggunakan sinar merah ( > 600 nm). Cara pengukuran sama dengan
TRANSMITTANCE namun hukum Beer tidak berlaku. Turbidimeter ini biasa dipakai
untuk mikrobiologi, unit kekeruhan Mc Farland untuk menentukan jumlah kuman
dengan menggunakan standar BaSO4.
NEPHELOMETRI
Mengukur kadar partikel. Pada turbidimeter sinar yang diterima akan menurun
apabila kadar meningkat. Pada nefelometri sinar yang diterima akan meningkat
apabila kadar meningkat.
Laser Nephelometer
Sinar koheren dengan intensitas yang tinggi lebih sensitif, meskipun partikelnya
besar seperti Ig M dapat ditembus.
Sinar scatter yang ditangkap ada yang menggunakan sudut 30 dan 90 derajat. Saat
ini menggunakan LED (Light Emiting Diode) mengeluarkan sinar monokromatis lalu
diamplifikasi. Laser tidak menggunakan monokromator
Umumnya menggunakan sinar merah ( > 600 nm) agar tidak timbul eksitasi
sehingga seluruh sinar yang keluar dipantulkan.
Laser nephelometer lebih sensitif daripada turbidimeter oleh karena sinar lebih kuat.
FLUOROMETRI
Fluorosensi: bila sinar dengan pendek akan disimpan molekul lalu memancarkan
sinar dengan lebih panjang.
365 nm 405 nm
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 28
Hanya beberapa bahan yang bersifat berfluoresensi, misalnya; Fluoresin, Calcein
(Fluorosin Thyosianate). Bahan yang akan diperiksa sebaiknya bersifat fluorosensi.
Bila bukan bahan yang bersifat fluorosensi bahan tersebut direaksikan dengan
bahan yang berfluorosensi.
Pada fluorometer ada 2 monokromator yaitu pada sinar datang dan sinar yang
difluorosensikan.
305 nm
monokromator
405 nm
monokromator
Pada fluorometri sinar datang dan sinar yang difluorosensikan sudah diketahui.
Makin tinggi kadar yang diperiksa maka sinar yang difluorosensikan akan makin
tinggi.
NB: fosforesensi: sinar yang dikeluarkan bisa sama dengan sinar datang (hanya
menyimpan sementara).
FLAME FOTOMETER
EMISION FLAME
PHOTOMETER
Keterangan
Setiap bahan mempunyai sifat yang berbeda. Atom logam mempunyai eksitasi yang
berbeda. Pada fotometer serapan bila energi cahaya mengenai suatu bahan akan
timbul eksitasi bila cahaya diabsorbsi. Pada logam setelah sinar diserap/diabsorbsi
maka akan kembali ke ground state (awal) dengan melepaskan cahaya atau sinar
spesifik. Prinsip inilah yang dipakai oleh Flame fotometer. Flame fotometer jarang
dipakai namun dijadikan metode referen untuk pemeriksaan Na+ dan K+. Bila atom
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 29
logam mengabsorbsi energi, akan memancarkan emisi energi tersebut 10-15% saat
kembali ke ground state.
Kebutuhan energi untuk bereksitasi pada setiap logam berbeda, misalnya Na, K dan
Li bisa dibakar dengan LPG pada suhu 1500oC (propana bisa mencapai 2000oC).
Kalsium membutuhkan suhu >3000oC (bisa menggunakan gas acetylen/karbit)
Gas bakar yang digunakan adalah metana, butana, propana (LPG: propana +
butana)
Monokromator
Makin tinggi kadar maka sinar monokromatis yang digunakan akan meningkat
(simpangan meter akan meningkat).
Api bisa diatur sehingga warna yang dipilih monokromator bersifat konstan.
Bila logam diberi energi akan mengemisi 10-15% energi saat kembali ke ground
state, 85-90% energi diabsorbsi. Maka alat AAS ini prinsipnya adalah memakai
energi yang diabsorbsi tersebut.
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 30
Prinsip pemeriksaan: dengan adanya penyerapan maka sinar yang diteruskan
berkurang, sinar yang diteruskan inilah yang diukur. Bila kadar meningkat maka
sinar yang diteruskan akan menurun.
Gas yang digunakan adalah Nitrous dan Acethylen. Pemeriksaan ini sering diminta
oleh bagian psikiatri karena secara klinis logam-logam pada plasma dan serum
dapat menyebabkan autisme.
KROMATOGRAFI
Krom=warnaberdasarkan warna.
Jenis-jenis kromatografi:
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 31
Kolom kromatografi
Saat ini dapat digunakan untuk kuantitasi (menghitung jumlah). Kromatografi yang
paling kuno adalah Planar Chromatography, dan yang dikenal paling baik adalah
Thin layer Chromatography (TLC).
Resolusi: jika resolusi kurang maka akan bertumpuk-tumpuk, tidak terpisah dengan
sempurna.
Banyak dipakai di balai POM untuk mengetahui pemakaian obat bius (mis:morfin).
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 32
Untuk menentukan kadar dapat dilakukan dengan cara:
1. Eluasi
Setelah diberi warna, dikeringkan, kemudian dipotong-potong (digunting) lalu
dilarutkan kembali. Volumenya harus diketahui. Lalu dibaca dengan
fotometer.
2. Densitometer
Prinsip sama dengan reflektanmeter. Jika diberi sinar ada yang
diserap/absorban dan reflectan
Column Chromatography
ELEKTROFORESIS
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 33
wick
buffer
+ -
Bahan bermuatan pada serum adalah protein : albumin, globulin, enzim. Yang paling
banyak adalah albumin dan globulin.
Muatan protein tergantung pH, muatan (-) pada pH tinggi, muatan (+) pada pH
rendah.
Protein mempunyai titik isoelektris yaitu pH dimana muatan protein sama (tidak
bermuatan). Misalnya albumin pada pH 4-5. Pada titik isoelektris protein mudah
mengendap.
Aki (Accu) memiliki tegangan (V) dan kuat arus/Ampere (I), untuk mendapatkan
resolusi yang baik harus diatur volt dan ampere pada waktu tertentu.
Kuantitasi:
Hasil diwarnai proses misalnya selulosa asetat kemudian dicelup dalam asam
asetat glasial. Selulosa asetat akan larut, komponen protein tinggal (masih
transparan) kemudian diperiksa secara densitometer.
Pada kertas saring seperti kromatografi dilakukan dengan cara elusi (digunting)
kemudian dicelupkan dan diukur dengan fotometer. Bila resolusi tidak bagus maka
dapat timbul overlaping.
NB: Hemolisat adalah sel darah merah dipisah dari plasma dengan cara disentrifus
kemudian dicuci dengan larutan fisiologis (NaCl 0,9 %). Sel darah merah kemudian
dilisis dengan air sehingga yang tinggal adalah Hb + membran sel (debris) kemudian
disentrifus kembali. Supernatan berupa Hb tinggal diatas (Hb A1,HbA2, HbS, HbH,
dsb). Kemudian diwarnai dengan SUDAN BLACK (berwarna hitam).
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 34
IMUNOELEKTROFORESIS
Untuk bahan-bahan protein yang sangat kecil. Dibuat parit yang diisi dengan
antibodi pada serum protein lalu diinkubasi. Di dalam gel terjadi immunodifusi
(immunodiffusion). Terbentuk Ag-Ab complex yang menyebabkan timbulnya
presipitasi. Tampak protein yang lengkap (endapan putih).
Immunodiffusion
Petri dish Ag Ab
Berisi 0,5 cm agar. Ag dan Ab akan betemu membentuk Ag-Ab complex sehingga
terbentuk presipitat. Bila agar jernih maka presipitat berwarna putih.
Cara lainnya:
Dibuat sumur/parit
NB: cara membuat antibodi yakni serum manusia disuntik ke binatang, terbentuk
semua Antibodi serum pada binatang, kemudian darah binatang diambil, plasmanya
atau dimurnikan
Untuk timbulnya presipitasi perlu waktu 24 jam. Pemeriksaan bersifat kualitatif/ tidak
dapat dikuantitasikan.
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 35
Radial Immunodiffusion
Dibuat Antigen dengan kadar berbeda pada agar yang sudah mengandung antibodi.
Akan timbul zona presipitasi. Pemeriksaan ini bersifat kuantitatif.
Diukur diameter, kemudian dibuat kurva presipitasi sebab kadar sudah diketahui.
Ag
Ag Ab
Dilakukan elektroforesis
+ --
Contoh:
1 2 3 4 5 T1 T2 T3 T4 T5
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 36
Keterangan:
1 2 3 4 5 T1 T2 T3 T4 T5
presipitat
1 2 3 4 5 6 mg/dl
wick
pH 6 buffer pH 8
+ -
ELEKTROKIMIA
Dasar-dasar:
Proton mempunyai massa, elektron tidak mempunyai massa. Asam + Basa akan
membentuk garam. Garam di dalam larutan akan terurai. Misalnya CuSO4, NaNO3
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 37
Oksidan: bisa menerima elektron
katode - + anode
Cu++ SO4- -
Metode :
Dibuat gelas elektroda yang merupakan bahan yang dapat ditembus bahan-bahan
tertentu. Misalnya gelas silika yang khusus untuk masing2 ion (Na+, Cl-, H+).Prinsip
inilah yang dipakai oleh ISE (Ion Selective Electrode). Yang dihitung adalah
aktivitasnya (jumlah yang dilihat dalam larutan).
Pemeriksaan pH
- +
pH (glass) reference
Diukur beda potensial yang akan menunjukkan pH. Makin tinggi kadar H+ maka
simpangan akan semakin panjang.
Pemeriksaan pCO2
pCO2 merupakan tekanan parsial CO2 dalam larutan. Didalam plasma berbentuk
larutan CO2 (35-45 mmHg=seimbang dengan nafas). Sumber CO2 adalah hasil
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 38
metabolisme sempurna dari seluruh sel tubuh. Elektrode CO2 merupakan elektrode
pH yang diberi bungkus hanya bisa ditembus oleh CO2 lalu diberi HCO3- sehingga
akan merubah pH.
H2CO3 hanya 1/800 dari CO2 oleh karena adanya enzim CA sehingga bisa
diabaikan. NB; CA berada di dalam sel.
Reaksi menjadi
- +
pH (glass) reference
HCO3-
CO2
Semakin tinggi tekanan CO2 berarti semakin tinggi banyak CO2 menembus
membran sehingga terbentuk asam.
Bila CO2 meningkat reaksi akan bergeser ke kanan (dan sebaliknya). Bila H+
meningkat reaksi akan bergeser ke kiri dan sebaliknya.
Untuk CO2 dan O2 juga dilakukan hal demikian. Pada CO2 gas dalam tangki 30 dan
60 mmHg. Ini pada alat kovensional.
Sekarang standar seluruhnya dalam satu ampul (BGA dan pH). Sekarang sudah
memakai POCT. Flame fotometer memakai 1 standar oleh karena sudah linier.
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 39
AUTOANALYZER
Tujuan:
Full aotumatic: mulai dari sentrifugasi lalu dipilah untuk pemeriksaan kimia klinik,
hematologi dst.
Discrete: setiap pasien untuk memeriksa semua parameter misalnya SGOT, urea,
dsb, lebih lambat
Pencucian: harus menghindari carry over yaitu sisa bahan yang diperiksa
sebelumnya. Pada autoanalizer ada beberapa metode pencucian yaitu:
Mengganti air
Menyemprotkan udara (terutama yang discrete)
Reagen
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 40
Oleh karena banyaknya syarat air, dipilih yang demineralized water, air tanpa
mineral, ion-ion dihilangkan semuanya.
Dulu reagen dipakai dari kemasan murni, sekarang sudah tersedia dari pabrik
sehingga tidak perlu pengenceran menghindari kesalahan manusia
Pemakaian refrigrator sehingga reagen lebih stabil (kondisi terjaga), dan
dengan refrigator alat juga stand by (siap) 24 jam
NB:
Pada laboratorium:
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 41
Kontrol dilakukan setiap hari yang berasal dari bahan reaksi. Periksa range mean
2SD. Kontrol tidak boleh dipakai sebagai standar, namun bila kontrol dengan range
yang sempit boleh digunakan (misanya 100-101). Kontrol yang diperiksa dengan
metode definitif boleh digunakan sebagai standar.
Di IRD kontrol harus dilakukan tiap 6 jam, bila ragu dengan hasil kontrol dapat
diulangi lagi
Pertanyaan:
Jawaban:
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 42
PEMANTAPAN MUTU LABORATORIUM
IQC
EQA
Pra analitik:
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 43
Cara menangani kesalahan pra analitik:
Pasca Analitik:
Seluruh proses mulai dari pra hingga pasca analitik merupakan tanggung jawab
laboratorium.
Analitik:
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 44
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
Presisi metode 2 lebih baik daripada metode 1 sebab impresisi metode 1 lebih besar
daripada metode 2.
SERUM KONTROL
Bahan yang digunakan sebagai kontrol dengan ciri stabil dan berasal dari bahan
asli/murni (bukan buatan). Bisa berupa darah, urine, dsb.
Ada nilainya: misalnya glukosa 100-105----> 102,5 mg/dl
Presisi
Di Indonesia CV<5% dianggap baik. Kia bisa membandingkan presisi metode satu
dengan metode lainnya, mis: metode heksokinase buatan Roche dengan pabrik
lainnya.
Akurasi
Beda yang terjadi antara suatu pemeriksaan pada satu sampel dengan nilai
sebenarnya.
Inakurasi
Persentase beda dari nilai rata-rata hasil pemeriksaan yang berulang-ulang pada
sampel yang sama dengan nilai sebenarnya.
Misalnya: metode 1 = 100, true value= 102, maka inakurasi = 100-102/102
= -1.96%. Metode 2 = 110, true value= 102, maka inakurasi = 110-102/102 =
+7,84%
Akurasi metode 1 lebih baik daripada metode 2 oleh karena metode 1 mendekati
nilai sebenarnya.
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 45
Presisi jelek
Presisi baik, akurasi kurang
Presisi baik, akurasi baik
Bila presisi jelek pasti akurasi jelek. Bila presisi baik belum tentu akurasi baik. Oleh
karena itu presisi harus lebih dahulu diutamakan.
b. Between run
Setelah selesai run pertama alat dimatikan kemudian selanjutnya pada jam
kedua dilakukan run kedua. Kemudian dimatikan lagi dst. Misalnya 100 px,
run 1 sebanyak 20 px, run 2 20 px dst hingga run 5.
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 46
c. Between day
Impresisi dan presisi dari hari kehari
10/2/2009
11/2/2009
12/2/2009
Yang mempunyai presisi paling baik adalah WITHIN RUN sebab pada within run
tidak banyak terjadi perubahan. Pada beetwen day banyak terjadi perubahanseperti:
suhu, kelembaban, voltase, pekerja, reagen dsb.
Untuk manajemen yang paling baik dipakai adalah presisi dan impresisi BETWEEN
DAY demi pasien dan laboratorium itu sendiri. Alasannya: untuk mencari kesalahan
carilah yang paling besar (bias paling banyak).
Presisi dan impresisi juga dipengaruhi oleh antar laboratorium. Hasilnya lebih jelek
oleh karena: perbedaan metode, pekerja, alat, reagen, standar, waktu dsb.
1. Replikat
Diulang pada sampel yang sama. Level/kadar dalam satu nilai
Rumus CV = SD x 100%
(x)2
SD= N1
Dst
Rumus
d2
SD=
2n
I II d d2
105 109 -4 16
40 38 +2 4
300 310 -10 100
80 87 -7 49
Dst Dst d2
Kerugian duplikat: tidak bisa mendapatkan nilai CV oleh karena tidak mempunyai
(mean), sebab sampel yang diulangi berbeda.
1. Penelitian
Impresisi harus sekecil mungkin: konsekuensinya biaya mahal, alat canggih
dan tenaga yang handal. Sebab bila impresisi kecil bobot penelitian lebih
tinggi. Misal: efek obat SGOT, bila CV 20% sulit membedakan antara yang
diberi obat dan tidak diberi obat.
2. Rumus TONKS (TONKS FORMULA)
CV max = (range nilai rujukan normal) x 100%
range normal
Contoh: kolesterol: 120-240 mg/dl, nilai range normal= 120-240= 120 mg/dl
= (120 + 240)/2 = 180 mg/dl
CV max = (120) x 100 % = 16,7%
180
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 48
Contoh lain: Na+ = 135-145, mean = 140, range = 10
CV max = 1,78%
CV max rumus Tonk ini tidak dipakai secara langsung karena nilai normal
bervariasi sekali (terlalu besar atau terlalu kecil).
3. Kepentingan klinik
Di indonesia dipakai CV < 5%.
Misal pemeriksaan Anemia def Fe: Hb=6 mg/dl, lalu diterapi, 2 minggu kemudian
diperiksa Hb dst.
NB:
AKURASI
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 49
NB: Bahan kontrol: bahan sungguh (serum, urine,CSF) yang
sebenarnya/sungguhan yang bersifat stabil (bisa disimpan lama). Bisa stabil
karena disimpan dalam bentuk beku kering (freeze dry).
Serum kontrol bisa dibuat oleh pabrik maupun dibuat sendiri.
Cara membuat sendiri:
Dikumpulkan sisa-sisa serum, dikumpulkan dalam tabung erlemenyer
pada suhu -20oC hingga banyak ( 1 L) kemudian di toing atau
dikeluarkan supaya cair. Tujuan pada suhu tersebut agar tidak rusak
oleh bakteri dan suhu panas
Serum dibersihkan dari debris dan bakteri (disaring dengan kertas
saring) dengan cara dipompa
Serum diberi antibiotika kemudian dimasukkan dalam becker glass lalu
dibagi dalam botol-botol kecil (5 ml). Ini dinamakan pool sera
TRUE VALUE
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 50
Suatu nilai yang didapat dengan metode definitif.
Metode definitif adalah metode dengan impresisi dan inakurasi
nolmetode bebas dari kesalahan. Bila diulang-ulang hasilnya sama.
Misalnya definitif value untuk pemeriksaan calcium adalah Isotop
Dilution Mass Spectrophotometry
2. Reference value
Nilai yang didapat dari metode reference. (ini berbeda dengan konsep
nilai rujukan sebelumnya).
Metode reference: metode dengan nilai impresisi dan inakurasi
mendekati nol
Misalnya: metode penentuan glukosa serum adalah hexokinase. Untuk
kalsium dengan metode AAS.
3. Concensus value
Nilai konsensus yang paling baik berasal dari pemantapan mutu
eksternal. Bisa berasal dari bermacam-macam metode maupun satu
metode. Konsensus bisa berubah-ubah. Nilai konsensus yang paling
rendah berasal dari pabrik penghasil serum kontrol sebab pabrik
mendapatkan nilainya dengan external quality control namun jumlah
peserta lebih sedikit.
B. Recovery
Jarang digunakan dalam laboratorium klinik karena memerlukan
bahan asli (kadar bahan murni)
Banyak digunakan di farmasi untuk mendapatkan kadar obat dalam
darah
Tujuannya: untuk menguji adanya Interference baik chemical
maupun spectral.
Contoh: mencari kadar glukosa dalam serum dengan metode A
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 51
dibagi 2
aquadest
x mg/dl 100 ml
100 ml
1
2
3
4
5
.
.
20
1 =80 mg/dl 2= 87 mg/dl
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 52
Tidak semua bahan apat dijadikan larutan, oleh karena itu metode recovery
tidak digunakan. Misalnya Cholesterol larut dengan lipoprotein (sulit larut
dalam air), bilirubin terikat protein.
C. Metode Regresi-Korelasi
Korelasi: menghubungkan 2 hal yang mempunyai hubungan. Misalnya
tekanan darah dengan stroke, ureum dan kreatinin. Keduanya mempunyai
sebab yang sama. Korelasi bisa jelek dan baik
I II
-
-
-
Metode Metode
reference kita
I idealnya
Menunjukkan akurasi
Menunjukkan presisi
II
II
Pada hal yang tidak berhubungan dapat diuji apakah signifikan atau tidak.
Bila tidak signifikan berarti suatu kebetulan.
P< 0,05: 5 salah dari 100
P<0,01: 1 salah dari 100
Dalam menghubungkan metode 1 dan 2 (data 1 dan 2) dapat dihubungkan
dengan garis menggunakan rumus. Idealnya garis berasal dari titik nol dan
membentuk sudut 450
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 53
I y=x
450
II
I Y= ax + b
a= slope, idealnya nilainya =1 (tan = q/p)
b= intercept (perpotongan garis x dan y): idealnya 0
q
p
II
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 54
Sxy tidak terlalu penting oleh karena menunjukkan gabungan presisi metode
reference dan metode kita
Kondisi metode kita harus tidak berbeda signifikan dengan metode
reference.
Jumlah px yang diperiksa minimal 30
Korelasi mempunyai nilai p. Bila nilai p tidak signifikan maka tidak ada
korelasi meskipun nilai a dan b tidak signifikan. Nilai p signifikan <0,05
NB:
Uncorelated data = pasien berbeda diperiksa
Corelated data = pasien langsung diperiksa 2 x
450
II
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 55
PEMANTAPAN MUTU LABORATORIUM (LABORATORY QUALITY ASSURANCE )
Persiapan pelaksanaan :
1. menyediakan serum kontrol (unassayed) yang sama atau satu Batch ( satu Lot )
untuk jangka waktu satu tahun
300 + 20 + 50 = 370 botol
2. mengambil sampel 20 botol secara acak ( random ) dari kumpulan 370 botol
3. kertas grafik, untuk pembuatan kartu kontrol ( control chart )
Pelaksanaan :
1. menganalisis 20 serum kontrol ( unassayed ), untuk parameter yang akan
dikontrol, satu botol setiap hari
2. menghitung rerata (mean) dan deviasi standar (SD) untuk masing-masing
parameter
3. membuat kartu kontrol ( Levey Jenning ) untuk semua parameter yang
dikontrol
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 56
Kartu kontrol
Kartu kontrol
Laboratorium
Patologi Klinik
RSU.Dr.Soetomo
Surabaya
Bulan :
mean + 2SD =
mean + 3SD =
mean - 2SD =
mean - 3SD =
8
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Serum kontrol
- berasal dari binatang ( sapi,babi ):
lebih aman dari infeksi virus hepatitis, HIV
beberapa konstituen berbeda dengan manusia (protein tertentu----> hormon,
isoenzim )
- berasal dari manusia:
konstituen sesuai dengan penentuan rutin
tidak aman dari dari infeksi virus hepatiis,HIV
Bentuk Serum control
- serum cair :
lebih murah
bebas dari kesalahan rekonstitusi
kurang stabil untuk daerah tropis
- serum beku kering ( lyophylized sera ):
lebih stabil
ada risiko terjadiya kesalahan rekonstitusi
harus ada petunjuk jelas tentang cara rekonstitusi dan penanganan serum
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 57
Jenis serum kontrol yang tersedia di pasar :
1. serum kontrol yang belum dianalisis ( unassayed sera )
2. serum kontrol yang sudah dianalisis ( assayed sera )
- mempunyai nilai kadar untuk bahan-bahan yang larut di dalamnya
- kadar bahan dinyatakan dalam rentang ( range ) : mean 2SD
- kadar hasil analisis beberapa laboratorium
- merupakan nilai konsensus
- tidak digunakan untuk program pemantapan intralaboratorium
- digunakan untuk menilai akurasi
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 58
KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN " THIRD CONTROL SERA "
1. memberikan penilaian yang benar tentang mutu reagen, standar, alat
2. tidak terpengaruh oleh macam reagen, standar, kit, atau alat
3. tidak dirancang untuk optimalisasi metode atau alat tertentu
4. seperti menangani serum pasien
Cara penilaian
1. membandingkan hasil peserta dengan hasil laboratorium rujukan( reference
laboratory )
- sulit mencari laboratorium dengan kategori rujukan
- jika jumlah laboratorium rujukan sedikit, kesalahan dari satu laboratorium
sangat berpengaruhi pada hasil
2. membandingkan hasil peserta dengan nilai rata-rata seluruh laboratorium
peserta ( nilai konsensus )
- kesalahan lab. peserta tidak terlalu berpengaruh
- nilai konsensus tidak dapat menggambarkan hasil optimal dari sebagian
kecil peserta
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 59
13 Agustus 2006 : --
14 Agustus 2006 : 105 mg/dl
15 Agustus 2006 : 103 mg/dl
Perhitungan statistik hasil pemeriksaan 20 serum kontrol untuk GLUKOSA
nilai rerata ( mean ) = 99,6 mg/dl
deviasi standar ( SD ) = 5,2 mg/dl
masukkan angka diatas ke dalam grafik kartu kontrol Levey-Jennings control chart)
Kartu kontrol Levey Jening
parameter satuan metode alat reagen rerata SD
120
Kartu kontrol
Laboratorium 115
Patologi Klinik
RSU.Dr.Soetomo 110
Surabaya
105
95
mean + 2SD =
109,6 90
mean + 3SD =
114,9 85
mean - 2SD =
88,8 80
mean - 3SD = 18
83,6 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 60
parameter satuan metode alat reagen rerata SD
120
0
100 0
0
September
2006 95 0
0
mean + 2SD = 90 0
109,6
mean + 3SD = 85
114,9
mean - 2SD =
88,8 80
mean - 3SD = 20
83,6 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
melacak penyimpangan :
terkendali presisi jelek
mean
21
melacak penyimpangan :
perubahan akurasi
mean
22
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 61
melacak penyimpangan :
mean
23
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 62
3. melakukan lima aturan (rules) untuk menyatakan hasil pemeriksaan dapat
diterima atau ditolak
Aturan kontrol atau control rule
suatu kriteria penetapan apakah hasil pemeriksaan laboratorium, terkendali atau
keluar kendali
Simbol aturan kontrol : A L
A = jumlah serum kontrol atau singkatan statistik
L = batas kendali ( control limits )
contoh : 13s menggunakan satu serum kontrol
menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan serum
kontrol melampaui mean 3SD keluar kendali
Logic - diagram
Control
data
No
In control
12s Report results
No
Yes
No No No No
13s 22s R4s 41s 101s
Yes Yes Yes Yes Yes
28
+3s
0
+2s
+1s
mean
-1s
-2s
-3s
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
29
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 63
contoh aturan kontrol 13s
+3s
+2s
+1s
mean
-1s
-2s
-3s
O
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
30
+3s
O O
+2s
+1s
mean
-1s
-2s
-3s
O
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
31
+3s
O O
o
+2s
+1s
o
mean
-1s
-2s
o
-3s
O
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
32
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 64
contoh aturan kontrol 41s
+3s
O O
o
+2s
+1s
o
mean
-1s o
o
-2s
o o
o
-3s
O
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
33
+3s
o
+2s
o o o o
+1s o
o o o o
mean
-1s
-2s
-3s
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
34
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 65
Biaya :
1. ditanggung oleh peserta ( biaya keikutsertaan )
2. ditanggung oleh pengelola ( pemerintah, perusahaan )
Keikutsertaan :
1. sukarela ( voluntary )
ada program pendidikan dan latihan bagi yang hasilnya kurang baik
2. wajib ( compulsory )
biasanya dengan sangsi bagi laboratorium yang hasilnya kurang baik
Pelaksanaan :
cara yang populer adalah cara SURVEI :
laboratorium peserta
laboratorium peserta
laboratorium peserta
laboratorium peserta
spesimen/kontrol serum laboratorium peserta
laboratorium peserta
laboratorium peserta
Kelemahan cara survei :
1. Bahan kontrol yang dibagikan mungkin berbeda secara biologis dengan
serum yang biasa digunakan, hal ini akan mempengaruhi presisi
2. Ada risiko kerusakan serum pada saat pengiriman
3. Kemungkinan penanganan yang berbeda dengan cara yang rutin ( ditangani
secara khusus ----> idealnya penanganan harus sama dengan penanganan
serum pasien )
4. Saling konsultasi antar laboratorium tentang hasil pemeriksaan
5. Adanya keraguan tentang kebenaran nilai konsensus atau nilai dari laboratorium
rujukan sebagai pembanding dengan laboratorium peserta
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 66
- makin sering makin baik
- berkisar antara 2 sampai 12 X /tahun
47
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 67
VARIAN INDEX SCORE
Menggunakan VI untuk memberi angka pada peserta
Bila VI < 50 maka VIS = 0 ( paling dekat nilai konsensus,
angka paling bagus )
Bila VI > 400 maka angka tetap 400 ( angka maksimal )
(ada angka maksimal untuk menghidari masuknya nilai-nilai ekstrem yang
disebabkan oleh kesalahan penulisan dll. )
Catatan kuliah Kimia Klinik PPDS I Patologi Klinik Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo
Surabaya (typed by Ferdy) 68